It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@omarov : Kayak gimana ya bentuknya....*jadi kepengen hehehehehe
Untuk strategi yang bakal dilakukan Agam, jangan pernah ditiru ya...Agak sedikit keji soalnya.
Ular terkenal sebagai makhluk yang anggun, menawan, licik, agresif, strategi, sabar, ulet, cepat dan tangkas. Untuk mendapatkan Ipung, aku harus mengikuti cara ular memburu mangsanya. Dengan cara yang anggun aku mulai melancarkan serangan demi serangan hingga dia tak berdaya dan mau berlutut dihadapanku.
“Gam….disini boleh ngerokok ngga ?”Tanya Ipung yang sedang duduk di atas kasur sambil menonton televisi.
“Ngerokok aja Pung, gue bawa asbak dulu ya. Eh loe mau minum kopi ngga ?” Tanyaku sambil membuka jendela kamar agar tidak terlalu sumpek kamarku terkena kepulan asap rokok.
“Boleh Gam…Makasih ya..”
Aku bergegas menuju dapur untuk membuat kopi dan mengambil asbak. Setelah kopi jadi, aku kembali menuju kamarku. Belum sempat aku membuka pintu kamarku, ayahku memanggilku.
“Jagoannya Papah sekarang udah mulai merokok ya ?”Tanya ayahku.
“Eh an..anu Pah. Temannya Agam kok yang merokok. Agam ngga suka merokok.”
“Yakin kamu ngga berbohong ?” Lanjut Ayahku sambil menyelidikiku dengan tatapan yang tajam.
“Agam ngga bohong kok kalau untuk yang satu ini.”
“Ya sudah kalau kamu ngga berbohong.” Ucap ayahku sambil berlalu dari hadapanku. Kemudian aku masuk ke dalam kamar. Ipung masih duduk di posisi semula.
“Kopinya gue taro di meja ya. Eh loe mau mandi dulu ngga ?” Tanyaku.
“Kamu duluan aja mandinya Gam.” Jawabnya dan mulai menyalakan rokok kretek filter.
Dengan sengaja, aku melepas baju dan celana seragam yang sedari siang belum sempat kuganti. Sekarang hanya tersisa celana dalam saja untuk menutupi kemaluanku. Aku ingin melihat reaksi dia ketika aku berdiri di depannya dengan kondisiku seperti ini.
Dia sepertinya tidak terpengaruh dengan konsidiku yang nyaris bugil. Matanya masih asik tertuju ke arah televisi yang menyiarkan film action. Setelah beberapa saat, aku berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku.
Tidak banyak waktu yang kubuang untuk membersihkan badanku, setelah segar aku keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk untuk menutupi kemaluanku. Aku membuka lemari bajuku untuk mengambil selembar handuk bersih yang kemudian aku berikan kepada Ipung.
“Gantian Pung….Loe sekarang mandi ya.”ucapku sambil memberikan handuk berwarna biru langit kepadanya. Ipung hanya mengangguk saja sambil menerima handuk yang kuberikan kepadanya. Kemudian dia beranjak dari kasurku dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah aku menggunakan kaos oblong tanpa lengan dan celana boxer yang sedikit longgar, aku menyiapkan kaos dan celana boxer untuk Ipung. Kupilih celana boxer yang longgar juga, dengan harapan aku bisa melihat isi dibalik celana ini.
Aroma sabun yang tercium hidungku membuat gairahku sedikit memuncak ketika Ipung baru saja keluar dari kamar mandi. Sama seperti di rumah Babeh, Ipung hanya berbalut handuk.
“Gam…pinjem kaos tidur ya.” Pinta Ipung.
“Itu udah gue siapin di atas meja.” Ucapku sambil menunjuk ke arah kaos dan celana boxer yang kutaro di atas meja belajarku.
Hal yang pertama Ipung lakukan adalah menggunakan celana boxer tanpa melepaskan lilitan handuknya. Aku hanya bisa melihat dari bagian belakang tubuhnya. Ketika celananya sudah sampai lutut, dia melepaskan handuknya sehingga terlihat dua gunung kembar yang sangat seksi sekali dan disela-selanya terdapat matahari terbit. Aku sedikit tercekak melihat kejadian barusan. Dua buah kentang yang siap dipanen hanya terlihat sedikit diantara celah-celah gunung kembar.
Dengan sigap aku segera mengambil bantal untuk menutupi wortelku yang tegak berdiri bagaikan tiang bendera.
“Pung…Loe kok ngga ngerokok cimeng ?” Tanyaku.
“Aku ngga punya barang. Rencananya besok aku mau beli di Kosambi.”
“Loe ngga takut ketangkep kalau bawa-bawa cimeng gitu ? Kan bisa masuk penjara Pung ?”
“Asal mainnya rapih sih, dijamin ngga akan ketahuan sama PR.”
“Apaan tuh PR ?”
“Polisi rahasia…Biasanya polisi itu suka pake plat mobil yang belakangnya bertuliskan PR.”
“Ooo gitu….tapi bisa aja mereka pakai motor atau mobil dengan plat yang biasa.”
“Seringnya sih seperti itu Gam…Makanya aku ngga berani terang-terangan beli cimengnya.”
“Eh Pung…loe udah punya pacar belum ?”
“Belum Gam….aku sama sekali ngga kepikiran ke arah situ.”
“Memangnya kenapa Pung ?”
“Emmmm…..aku lebih suka nyimeng atau ngeboat daripada harus ngurus perempuan. Dulu sih pernah sekali pacaran, tapi dianya banyak maunya, lagian cerewet banget. Lebih baik aku putus aja.” Ucapnya sambil menyalakan rokok kembali, dan kemudian duduk di ujung tempat tidur.
“Berarti loe pernah berhubungan intim sama perempuan ?” tanyaku mulai menjurus ke arah yang lebih sensual.
“Pastinya lah Gam….”Jawabnya singkat.
Ada sedikit kekecewaan yang kurasakan mendengar jawaban dari Ipung. Sepertinya dia memang tidak sama denganku yang menyukai sesama jenis. Tapi bukan Agam Pratama jika tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Malam ini akan menjadi malam yang menyiksa bathinku. Sepanjang malam, aku sangat sulit untuk memejamkan mataku karena pikiranku sangat cemar sekali. Ipung sudah terlelap dengan suara dengkuran yang nyaris tak terdengar. Posisi tidurnya terlentang dengan kedua tangan diletakkan diatas kepalanya.
Bisa saja malam ini aku langsung memperkosanya, namun hal itu hanya membuatku terpuaskan dalam waktu sesaat. Setelah itu dia akan pergi dari hadapanku. Aku harus bersabar seenggaknya untuk malam ini. Buat dia merasa nyaman berada di sampingku.
Sekarang aku akan mempersiapkan langkah selanjutnya. Membeli benda-benda yang bisa membuat Ipung terangsang. Tentunya aku tahu kemana harus kulajukan motorku setelah pulang sekolah. Yap….Jalan Cikapundung.
“Bang….mana majalah yang dijanjikan waktu itu ?” Tanyaku kepada penjual buku langgananku. Kulihat mukanya sedikit berbinar melihat kedatanganku.
“Eh si kasep…..eta kunaon bisa hejo-hejo kitu ?” Tanya pedagang buku ini sambil menunjuk ke arah pipiku yang masih terlihat bengkak dan berwarna kebiruan.
(Eh itu kenapa bisa biru-biru gitu ?)
“Biasa Bang…abis rebutan laki.”
“Euleuh siah….Pan pameget teh seueur atuh cep…naha kedah parebutan kitu ?”
(Waduh…..Kan lelaki itu banyak cep….Kenapa mesti rebutan begitu ?)
“Yang ini mah beda Bang….Eh, buruan ambil majalah pesenan gue sekalian yang ada perempuannya ya Bang. Gue juga mau beli.” Perintahku.
“Siap cep….” Pedagang buku ini dengan semangat bergegas menuju gerobaknya untuk mengambil majalah yang kuminta. Selang beberapa saat, dia kembali kearahku sambil membawa majalah yang dibungkus koran bekas.
“Ini Cep….Mamang punya 2 majalah pameget. Kalau yang ini mah ada istrinya.” Ucap pedagang itu sambil menunjuk 3 majalah yang dia bawa.
“Bang…punya pilem bokep ngga ?” Tanyaku.
“Mamang mah ngga punya kalau pilem bokep mah.” Jawabnya sambil mengerenyitkan dahinya.
“Ah…segala ngga ada !!! Gue ngga jadi beli aja kalau gitu…!!!”
“Duh si kasep mah meni pundungan gitu. Nih ya mamang kasih tau aja tempatnya, asal si kasep beli majalah mamang.” Ucapnya sedikit memelas.
“Dimana lokasinya bang ?” Tanyaku penasaran.
“Si kasep tinggal terus aja ke arah jalan Sudirman. Nanti pas depan kantor pos, suka ada orang yang bawa gembolan tas sambil pegang beberapa pilem. Tanya aja sama dia, pasti langsung dikasih.”
“Pilem yang normal ada ngga Bang ?”
“Ini teh yang normal menurut si kasep ?”
“Ya iya lah !!!! Yang ngga ada perempuannya.”
“Tah kalau itu, mamang kurang ngerti cep. Tapi si kasep coba aja tanya. Siapa tau aja ada.”
“Sippp lah kalau gitu. Ini berapa semuanya Bang ?”
“Biasa lah buat si kasep mah mamang ngga ambil untung banyak. Semuanya 200ribu.”
“Yee…itu mah sama aja mahal Bang. Gue cuma ada 175ribu, kalau abang mau, gue ambil semuanya. Kalau ngga, gue langsung pulang aja !!”
“Duh si kasep mah meni ngga kasihan sama si mamang teh. Tambahin atuh 10ribu buat beli baso.”
“Ok gue tambahin 10ribu sekarang. Tapi besok-besok kalau gue beli lagi mamang harus sediain apa yang gue mau.”
“Siap lah kalau itu mah. Memangnya si kasep mau minta apa lagi ?”
“Gue butuh obat penenang sama obat perangsang.”
“Duh itu mah susah atuh cep. Eh tapi kalau obat perangsang mah, mamang tau yang jualnya. Deket da dari sini mah. Tinggal lurus aja ke arah jalan Sudirman. Tapi bukanya cuma malam aja cep…”
“Ya udah, abang aja yang beli, besok gue datang kesini lagi ya. Awas loh kalau sampe ngga ada, gue ngga mau liat muka abang lagi.”
“Siap lah cep….” Ucapnya yang dengan senang hati menerima beberapa lembar uang dariku.
Kemudian kulajukan motorku menuju arah jalan Asia Afrika, setelah sampai depan kantor pos besar, kepelankan laju motorku untuk mencari orang yang tadi diberitahu ciri-cirinya oleh pedagang buku. Tidak sulit mencarinya, karena memang ada dua orang dengan ciri-ciri yang sama berdiri di trotoar depan gedung tua yang sudah tidak digunakan lagi. Kuhampiri orang tersebut untuk menanyakan barang apa yang dia jual.
“Bang….punya bokep ngga ?”Tanyaku tanpa basa basa yang basi.
“Ada de….mau yang barat, asia atau jepang ?” Tanyanya dengan logat khas Sumatera.
“Gue bisa liat dulu ngga cover depannya ?” tanyaku. Kemudian pedangang ini mengeluarkan beberapa cd dari tas yang terbuat dari bahan jeans berwarna biru terang.
“Tinggal pilih aja mau yang mana.” Ucapnya sambi menyodorkan beberapa cd dengan cover yang sangat sensual. Semua yang kulihat gambar perempuan yang sedang bersenggama dengan lelaki. Aku pilih cd yang covernya bergambar lelaki yang tampan.
“Berapa harganya bang ?” Tanyaku.
“Oh kalau itu harganya 20ribu per cd nya.”
“Mahal amat Bang, gue mau beli, tapi ngga mau segitu. 30 ribu dapat 2 ya ?”
“Yang lainnya ada lagi ngga yang mau dibeli de ?” Tanya pedagang tersebut, dan menurutku dia setuju dengan penawaranku.
“Gue cari bokep yang normal bang. Abang punya ngga ?”
“Maksudnya yang kayak gitu kan de ?” tanyanya bingung sambil menunjuk kearah tumpukan cd yang kupegang.
“Bukan yang ini, tapi yang ngga ada perempuannya. Bokep yang isinya laki semua.”
“Ooo…yang homo. Ada de, tapi harganya lebih mahal.”
“Hadeeuuuuh…..kenapa sih sok jual mahal gitu. Gue ngga jadi beli aja kalau segala macem dimahalin !!!” ucapku sambil memberikan seluruh cd yang ada di tanganku.
“Eh….jangan marah dulu dong de….Disamain aja deh harganya.”ucapnya sambil menahanku untuk tidak berlalu dari hadapannya. Kemudian dia mengeluarkan 2 cd dengan cover bergambar lelaki yang saling mencumbu.
“Ya udah…gue beli dua juga bokep normalnya. Jadi semuanya 60ribu ya bang. Ini semua sesuai kan dengan gambarnya ?”
“Dijamin lah de….Kalau ngga sesuai, ade bisa cara aku disini.”
“Ok Bang….”ucapku sambil memberikan uang 60ribu dan kemudian memasukkan cd yang telah kubeli.
Selama dalam perjalanan menuju rumahku, aku memikirkan dimana harus kubeli obat penenang. Atau lebih baik aku tanyakan kepada Rahmat. Semoga saja dia tau dimana aku harus membeli obat tersebut.
***
lanjut lagi kang... makin gak sabar euy....
ayo kang lanjut lagj..