It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Akhirnya @Chocolate010185, mengakui hehehehehe >-
i like this story so much
bisa dapatin semuaa
mauuuuuu
@omarovBaru : Di part 19 kayaknya ada adegan Agam dan Fajar. Hehehehe....
@kiki_h_n : Lanjut ya ki ke part 19.
@danze : Mas Hilmi cakep dewasa, garis mukanya tegas banget. Duh kemana ya dia sekarang.....
@gambling : Ampun suhu..... Agam ngga berani menampakkan batang hidungnya.
@Henry_13 : Ngga boleeehhhhhhh !!!! Hehehehhehe...
@sigma : Ceritanya sengaja dibuat loncat dari hari sabtu sore ke selasa siang.
Sini-sini kalau mau di buahi
@Zhan : Yang part ini ngga ada edukasinya sama sekali. banyak mesumnya (, Maafkan Agam yang selalu berbuat mesum.
@revian97 : Weeittt....Andri juga dia suka loh....Tapi sayangnya masih terlalu lugu.
@joeb : Kira-kira Agam sama siapa hayo...Tapi ngga jauh dari ketiganya kok. Antara Hilmi, Fajar atau Ipung.
@Adam08 : Kalau mukanya Hilmi lebih laki, tegas banget dan kulitnya coklat. Kalau Fajar ganteng putih. Menurut saya mah, lebih menarik Hilmi, tapi lebih cakep Fajar.
@badut : Maunya buat agak sedikit panjang, tapi kerjaan lagi agak banyak. Lanjut ya ke part 19.
@zea.mays : Pengen apanya dulu ? Hehehehhe...Ayo sebutkan.
@4ndh0 : Siap...skr mau di upload part 19.
@arieat : Fb nya chocolate010185@gmail.com, selalu ada di stamp saya kok.
@touch : Alur part 18 dan 19 masih datar, Part 20 sepertinya agak mulai naik.
@bocahnakal96 : Siap...Lanjut ya ke part 19
@Sagida : Siap....sebentar lagi ya...
@semua : Sudah di absenin kok.Hehehehe
@black2_gemini : Tuh kan...malah menuduh...Heheheheh
@chasper : Makasih ya udah komen, lanjut yuk ke part 19
@yunjaedaughter : Jangan sampe Agam dibuat belok sama Indah (
@alexwhite : Semua orang juga bisa mencapai apa yang dia mau. Yang penting usaha untuk mengejar....
@darkrealm : Siap.....Bentar lagi mau di posting.
Dear All Readers, Part ini masih berjalan di tempat. Belum ada perkembangan yang signifikan. Mulai part 20 dan selanjutnya akan ketahuan siapa yang menjadi pacar pertama Agam.
Keesokan harinya ketika aku pulang sekolah, pada saat aku sedang menuju parkiran motor, Fajar menyapaku dari belakang tubuhku.
“Gam…..Nanti sore kamu ada acara ngga ?” Tanya Fajar.
“Gue di rumah aja kok Jar. Memangnya kenapa ? Ada yang bisa gue bantu ?” Tanyaku dengan semangat.
“Aku boleh main ke rumahmu ngga ?”
“Main aja Jar, loe juga boleh kok nginep di rumah gue.”
“Ya udah, aku sekalian bawa baju seragam kalau gitu. Ntar malam aku nginep di rumah kamu.”
“Bener ya Jar…Gue tunggu loh di rumah, loe mau datang ke rumah gue jam berapa ?”
“Mmmmm….Jam 4 sore aku sudah sampai sana.” Ucap Fajar. Dia tidak pernah telat jika sudah membuat janji.
Sepanjang siang hari setelah aku sampai di rumahku, aku ditemani Gilang yang sedang membaca komik City Hunter. Aku tidak mengijinkan dia untuk membaca lebih dari 1 komik per hari, dan membacanya harus di kamarku. Hal itu kulakukan demi kebaikkan Gilang, dia harus banyak belajar, karena sebentar lagi akan menghadapi ujian tengah semester.
Dari mulai kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SMP, dia tidak pernah masuk dalam urutan 10 besar, sebagus-bagusnya berada pada urutan 13 pada saat kelas 2 SMP, dan setelah itu anjlok ke urutan 20. Tapi mau bagaimana pun, dia tetap adikku yang selalu harus kubimbing.
Aku perhatikan Gilang yang sedang serius membaca komik City Hunter yang kepalanya diletakkan di atas perutku. Terkadang dia tersenyum sendiri bahkan sampai tertawa. Sesekali kukucek rambutnya untuk memberinya kenyamanan.
“Bang Agam….Aku boleh baca satu komik lagi ya ?” Mukanya Gilang menghadap ke arahku. Komik City Hunter yang dia pegang rupanya telah selesai dibaca.
“Ngga boleh Dul….Kan peraturannya sehari cuma satu buku yang boleh loe baca. Loe harus banyak belajar, bentar lagi kan ujian tengah semester.”
“Boleh ya Bang…Satu buku lagi aja ? Nanti malam kan aku mau belajar Bang.” Rengek Gilang.
“Tapi janji ya nanti malam loe harus belajar. Ambil sendiri sana di rak buku” Ucapku.
“Asikkk….makasih ya Bang.” Gilang bangkit dari kasur dan berjalan menuju rak buku untuk mengambil komik City Hunter yang kususun di sana. Setelah itu, dia kembali lagi ke atas kasur, dan merebahkan dirinya sama dengan posisi sebelum dia beranjak. Karena similir angin yang menerpa wajahku, membuat mataku akhirnya tertutup.
“Bang Agam….” Sayup-sayup aku mendengar suara adikku memanggil namaku. Lambat laun mataku terbuka. Dia sedang berdiri di depan pintu. Kulihat Fajar sedang tersenyum ke arahku.
“Maaf ya Gam, mengganggu istirahatmu.” Kata Fajar sambil melangkah menuju meja belajar, kemudian duduk di atas kursi.
“Ngga apa-apa Jar, gue ketiduran kayaknya. Dul…Tolong ambilkan minum untuk Mas Fajar ya….” Aku bangkit dan duduk di ujung kasur.
“Iya Bang….” Gilang berlalu dari kamarku. Aku memperhatikan Fajar yang hanya mengenakan celana selutut dan kaos oblong berwarna hijau. Mengapa aku tidak pernah bosan memandang wajahnya yang menawan, ada sedikit bulu halus di atas bibirnya yang berwarna kemerahan. Rasanya pasti sangat lembut sekali.
“Kok liat aku seperti itu sih Gam ?” Tiba-tiba Fajar membuyarkan lamunanku.
“Eh…anu Jar, loe kok ganteng banget sih.” Spontan aku langsung berkata seperti itu dan langsung menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku.
“Kamu tuh ya….Kayak yang baru pertama kali melihatku saja. Aku kan sering banget main ke kelasmu.” Ujar Fajar yang mukanya agak sedikit memerah.
“Hehehehe….Iya ya.” Ucapku sambil menggaruk kepala walaupun tidak terasa gatal. “Eh tapi Jar, ada hal yang serius yang harus gue bicarakan,” Lanjutku dengan muka serius.
“Kenapa Gam ?,” Fajar terlihat serius menanggapi pembicaraanku yang terputus.
Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arahnya, kemudian aku berbisik di dekat telinganya. “Loe ganteng, seksi dan gue suka banget sama loe !” Aku langsung menuju ke dalam kamar mandi meninggalkan Fajar yang terlihat grogi pada saat aku mengucapkan kalimat tersebut.
“Gam !” Terdengar suara Fajar dari balik pintu kamar mandi.
“Agamnya lagi mandi.” Aku sedikit berteriak sambil melepaskan kaos oblong dan celana seragamku yang dari tadi siang belum aku ganti. Tidak ada kelanjutan suara Fajar, sehingga aku memutuskan untuk membersihkan badanku.
Pada saat aku keluar dari kamar mandi, Fajar terlihat sedang berbincang-bincang dengan adikku. Aku segera menggunakan celana boxer dan kaos oblong yang kuambil dari dalam lemari. Kudengar sepintas pembicaraan mereka berdua, topik yang sedang dibahas seputar komik City Hunter. Kulihat di atas meja belajarku, sudah ada 2 gelas air putih dan 2 toples makanan ringan.
“Dul….loe belajar sana. PR nya udah dikerjain belum ?” Perintahku kepada Gilang.
“Iya Bang, aku ngga punya PR lagi kok Bang….Mas Fajar, aku belajar dulu ya.” Pamit Gilang sambil beranjak dari atas kasur.
“Makasih ya Lang.” Ucap Fajar. Gilang tersenyum sambil berlalu dari kamarku. “Gam…adikmu nurut banget ya sama kamu.” Lanjut Fajar.
“Dari kecil seperti itu Jar, tapi kalau udah keluar galaknya, gue aja serem liatnya.”
“Haaa….memangnya kalau ngamuk kayak gimana Gam ?” Tanya Fajar kaget.
“Mojok di sudut kamar gue sambil cemberut. Kayak hantu Jar….”
“Kamu tuh ya…dikira ngamuknya sambil mukulin.”
“Itu kalau ngga gue tanggepin, pasti deh badan gue yang jadi sasaran. Namanya juga anak manja Jar, segalanya harus ditanggepin.”
“Kamu ngelawan ngga kalau dia mukulin gitu ?”
“Ya ngga lah Jar, gue ngga berani kalau ngelawan dia. Bisa-bisa high hills nyokap gue masuk ke dalam mulut gue.”
“Hehehehe….Berarti kamu lebih takut sama ibu kamu ya Gam ?”
“Iya Jar, gue yang selalu disalahin kok kalau Gilang sampai ngamuk gitu. Tapi emang gue suka isengin Gilang sampai ngamuk.”
“Kamu tuh ya, kerjaannya suka iseng aja. Saudaraku aja kamu isengin.” Ujar Fajar yang membuatku kaget.
“Haaaa…..Memangnya siapa saudara loe Jar ?” Tanyaku
“Beberapa hari lalu kamu pernah nyapa anak kelas 1 yang namanya Andri kan ?”
“Eh….itu saudara loe ? Pantes aja ganteng kayak loe.”
“Huss….Kalau mau iseng, sama pamannya aja yang duduk di kelas 3J, dia kan masih anak baru.” Ucap Fajar sambil tersenyum.
“Eh, reaksi si Andri gimana Jar ?” Tanyaku serius.
“Dia trauma Gam, ngga mau lagi datang ke kantin. Takut ketemu 2 orang sinting katanya.”
“Hahahahaha…..”Kami berdua pun tertawa.
“Eh Gam, besok aku mau ijin sekolah untuk ketemu Mas Hilmi di pengadilan Bandung. Aku agak serem waktu sidang pertama, jaksa membaca tuntutan hukuman maksimal 4 tahun penjara. Kalau dendanya sih ngga seberapa, cuma sembilan ratus rupiah saja.”
“Haaa….tuntutan pidananya lama banget Jar ? Besok kan agendanya menghadirkan saksi-saksi.”
“Iya Gam, kayaknya aku harus selalu mendampingi Mas Hilmi, dia butuh dukungan banget.”
“Jar, besok gue ikut ke pengadilan kalau gitu. Jam 10 kan udah ada di sana.”
“Ngga usah Gam, aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Besok setelah istirahat pertama, aku minta ijin pulang.”
“Tapi gue kan kang..” Aku langsung menutup mulutku untuk tidak melanjutkan omonganku.
“Kangen sama Mas Hilmi ? Iya ya Gam ?” Tanya Fajar sambil tersenyum.
“Ngga…ngga...!” Elakku. “Gue kan mau mendukung Mas Hilmi juga Jar….” Lanjutku.
“Gam….Kamu beneran suka sama aku ? Atau kamu suka sama Mas Hilmi ?” Kali ini Fajar bertanya dengan muka serius.
“Mmmmm….Duh gue bingung jawabnya Jar….” Jawabku. Fajar kemudian mendekatkan kursinya ke arahku yang terduduk di ujung kasur.
“Kalau kamu suka sama aku, tolong ajarin aku untuk menjadi sepertimu Gam.” Fajar terlihat lebih serius lagi.
“Haaa…..! Loe yakin mau gue ajarin ?” Fajar hanya menganggukkan kepalanya saja. “Kenapa loe mau jadi seperti gue ?” Tanyaku lebih lanjut.
“Kamu orangnya baik banget Gam, terutama sama aku dan Mas Hilmi. Apapun yang bisa membuat kamu bahagia, akan aku lakukan.” Ucap Fajar sambil meraih tanganku, kemudian dia genggam erat.
Tentu saja hal ini aku ceritakan kepada Indah keesokan harinya ketika jam istirahat pertama sedang berlangsung.
“Dah…loe mau dengerin ngga cerita gue ?” Tanyaku kepada Indah yang sedang duduk di depanku sambil melahap batagor.
“Cerita apa dulu ?” Indah balik bertanya.
“Semalem Fajar nginep lagi loh di rumah gue…” Kataku pongah.
“Ngga ah, aku ngga mau denger. Pasti ujung-unjungnya bilang, Agamnya udah tidur kok. Nanggung banget ceritanya !” Ujar Indah ketus.
“Kali ini beda banget Dah….Kemarin sore Fajar bilang begini, Gam, tolong ajarin aku untuk menjadi sepertimu. Gitu Dah….Penasaran kan ?” Aku masih berkata pongah dengan senyuman antagonis.
“Haaa…..!! Terus…Terus…..!!” Indah pun terpancing dengan kepongahanku.
“Gini ceritanya, waktu selesai acara makan malam bersama keluarga, gue langsung mengajak Fajar menonton film bokep yang ada perempuannya. Tapi ngga sampai selesai.”
“Dia terangsang ngga waktu liat film bokep yang ngga normal itu ?” Potong Indah bersemangat.
“Pastinya lah….celana boxernya berubah jadi tenda yang ditutup sama kedua tangannya.”
Indah melempar sendok yang dia genggam ke piring yang berisi batagor, kemudian dia menjerit takjub dengan memegang pipinya dengan menggunakan kedua telapak tangannya, sambil berkata “Waaaa…..Besar ngga punya Fajar ?”
“Husss…jangan keras-keras, nanti ada yang mau lagi. Gue kan repot kalau disuruh memperkosa orang di wc cowok.” Ucapku sambil memberikan isyarat satu jari telunjuk aku tempelkan di bibirku.
“Iya…Iya….Lanjut lagi ceritanya.”
“Gue potong tuh filmnya di tengah-tengah, setelah itu gue pasang film bokep normal. Terus gue bilang gini, Kalau yang ini cara bercinta antara lelaki dengan lelaki. Terus dia bilang gini, Kayaknya orang yang sedang di penetrasi kesakitan ya Gam ?. Kata Fajar sambil melihat orang yang sedang menjadi matahari terbit.”
“Terus dia terangsang ngga liat film itu ?”
“Kayaknya sih ngga Dah, tapi dia serius banget liat filmnya. Dia perhatikan setiap gerakan yang ada di film itu. Gue bisa tau karena dulu juga gue seperti itu, tapi bedanya gue bener-bener terangsang banget.”
“Terus kelanjutannya bagaimana Gam ?” Indah sama sekali tidak menghabiskan batagornya. Dia lebih senang memperhatikan aku bercerita.
“Setelah film selesai, Fajar membaringkan badannya di samping gue, terus dia letakkan telapak tangannya di atas paha gue. Tangannya agak sedikit gemetar dan terasa sangat dingin sekali.”
“Haaa….dia dulu yang mulai !” Teriak Indah. Aku langsung duduk di sampingnya agar pembicaraanku tidak terdengar oleh orang yang berlalu lalang di kantin sekolah.
“Setelah dia pegang paha gue, spontan gue langsung bereaksi, hasyrat seksual gue udah memuncak semenjak film bokep diputar Dah…..”
“Terus kamu apakan si Fajar ?!” Tanya Indah yang tangan kanannya dia lingkarkan di bahuku.
“Gue langsung menindih tubuhnya Fajar, tangannya gue cengkram di atas kepalanya. Deuuuhhh….seksi banget Dah, dia keliatan pasrah banget.”
“Haaa….Terus ! Terus !” Reaksi khasnya Indah, selalu penasaran yang berlebihan.
“Perlahan-lahan gue dekatkan muka gue ke arahnya, dia terlihat terpejam saat muka kami sudah berjarak kira-kira segini.” Ucapku sambil menunjukkan isyarat tangan dengan jempol dan jari telunjuk yang aku renggangkan.
“Waaa……” Indah menjerit, dan tidak sempat melanjutkan ucapannya karena mulutnya sudah aku tutup dengan menggunakan telapak tanganku.“Stttt….!!” Aku memberikan isyarat agar Indah tidak menjerit.
“Terus gimana lagi Gam !” Lanjut Indah setelah aku melepaskan telapak tanganku dari mulutnya.
“Terus gue berbisik tepat di depan telinganya.” Aku melepaskan rangkulan Indah,
“Terus ! Terus !”
“Sini gue bisikkin…..”Kataku sambil mendekat ke arah telinganya Indah.”Gue bilang gini ke Fajar, Gue ngga mau loe jadi seperti gue.” Ucapku pelan.
“Haaa…Ngga sampai kejadian kalau gitu ! JADI JUDULNYA NANGGUNG LAGI !!” Bentak Indah, Aku langsung berdiri dan berlari untuk menghidar amukkan Indah.
“AGAM PRATAMA !!!! JANGAN KABUR KAMU !!!” Teriak Indah yang tidak sempat mengejarku. Lebih baik aku bersembunyi di wc lelaki daripada harus dipermalukan Indah di depan siswa-siswi yang berada di area kantin sekolah.
***
Agam, aku tunggu aksimu selanjutnya..