It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gue punya temen yang kaya fajar gitu, kalo ngeliat bibirnya merah, kumisnya tipis lembut, ah ga nahan pengen gue lumat !
tapi sayangnya gue masih terlalu sayang sama dia sebagai temen, jadi gue ga tega buat memperkosa dia, dan dia ga terlalu bikin gue sange, cuma gue akuin emang cakep banget
syang bnged klo si fajar jdi kya agam, ga bikin pnsran lagi..
mudah2an otaknya agam agy normal...#sujud2
pnsran siapa yg bkal jdi pcrnya agam..hehe
Sayah ngerti, si Agam teh masih dalam usia exploring yah? Coba sana coba sini.
Sayah suka dengan brotherly love yang terjadi antara Agam dan Gilang. Simpel dan manis gitu.
Jangan dibuat jadi cerita inses ya kang author..
Lanjutkan kang!
Bagus!
@CoffeeBean : Sepertinya sih sama Ipung, Fajar udah Agam tolak.
@darkrealm : Siap....Lanjut ya ke part 20.
@ardjoena : Ngga semua orang mau nerima keberadaan gay, tapi yang penting kita harus tunjukkan sikap yang baik. Jadi orang menilai bukan dari sisi gay nya, tapi dari sisi kebaikkannya.
@FendyAdjie_ : Iya nih...kebentur waktu, jadi ngga bisa langsung banyak upload nya.
@Adam08 : Hills nya salah tulis, tapi kalau 900 nya betul, cuma 900perak aja dendanya. Ada di KUHP kalau ngga salah.
@kiki_h_n : lanjut Ki....
@sigma : Muuaaah...Lop u to
@bi_men : Nah di part 20, siapa coba yang diisengin Agam....Hehehehe....
@joenior68 : Siap...mau dilanjut lagi.
@Henry_13 : Gilangnya masih kecil, belum genap 17 tahun, jadi ngga boleh pacaran.
Indah memang fujoshi, makanya girang banget kalau dengar cerita Agam yang berbau mesum. Semakin Agam mesum ala yaoi, dia semakin cinta.
@Zhan : Lanjut ya ke part 20.
@the_angel_of_hell : Hehehe....lanjut ya ke part 20. kali ini ada lagi yang dibuat iseng Agam.
Agam @bi_ngung harus ngajarin seperti apa ?
@joeb : Lanjut ya ke part 20, seperti biasa Agam bikin ulah lagi.
@secretrahasia : Pilih-pilih siapa yang mau dijerumuskan. Hehehehe...
@gambling : sy mah kangen sama soto ayam depan sekolah, abis makan soto ayam, ngerokok di dalem warungnya si arip. supaya ngga ketahuan guru kalau lewat.
@semua : Iya..iya...ni mau di upload lagi part 20 nya. Udah jangan mojok lagi ya. Hehehehehe...
@bocahnakal96 : siap laksanakan....
@arieat : Mau di lanjut ke part 20 ya...
@touch : Makasih ya...Bentar lagi mau di upload part 20 nya.
@alexwhite : Kalau disisi situnya lumayan baik, tapi sisi lainnya, duh...bandel banget.
@Dhika_smg : Part 20 menceritakan sedikit tentang Fajar dan Agam, lanjut ya bacanya...
@badut : Part 20 udah ada sedikit kemajuan. Lanjut ya...
@hardyanuar1 : Terimakasih ya udah mau baca cerita ini. sekarang lanjut ke part 20...
@yuzz : Absen di BF sebelum pulang kantor....Hehehe
@sandy.buruan : Liat prof pic nya @sigma, hampir mirip seperti itu, tapi badannya Fajar ngga muscle.
@jorse : Jangan sampai lah memperkosa teman, hanya nikmatnya beberapa menit, tapi kita bisa kehilangan teman yang sudah dibangung bertahun-tahun.
@woonma : Masih belum diceritakan pacarnya agam di part 20. cuma isengnya aja yang masih di ceritakan.
@radio_dept : Seolah-olah antiklimaks di part 19, karena Agam bilang seperti itu, tapi baca deh di part 20, hehehe.....
Weeiiitttt....Ngga mungkin lah Agam inses sama Gilang, dari awal juga Agam sudah bilang kan kalau dia sama sekali ngga tertarik dengan adiknya yang cakep itu. Tapi Agam sayang banget sama Gilang.
Finish....Hehehehe, saatnya upload part 20
Di Part 20, menceritakan keisengan Agam dan Indah, dan juga pernyataan Agam yang mengejutkan Mas Hilmi.
Di akhir part tentang Agam dan Fajar.
Lanjut ya ke part 20
Belum lama aku berada di depan wc lelaki, ada seorang lelaki yang baru keluar dari dalam wc. Pada saat dia melihatku, mukanya langsung pucat dan hendak melarikan diri dari hadapanku. Untungnya dengan sigap aku meraih tangannya.
“Ampun Kak…..Saya anak baik-baik, jangan perkosa saya.” Pinta Andri memelas.
“Ssstttt….Bisa diem ga sih ? Lagian takut banget di perkosa, paling cuma merem melek aja.” Aku masih mencengkram tangannya yang terasa dingin.
“Waaa…eh…an…”Andri terlihat lebih gugup. “Kenapa sih pake acara grogi segala ? Sekarang lebih baik anter gue ke kelas. Loe jalannya di depan gue.” Lanjutku. Kini aku memegang bahunya Andri dari belakang, dan mendorongnya menuju ke kelasku karena jam istirahat pertama telah selesai. Andri terlihat ragu untuk berjalan di depanku.
Pada saat aku sudah sampai depan kelas, terlihat teman-temanku sudah duduk di bangkunya masing-masing.
“Aman….Loe sekarang buruan masuk ke dalam kelas loe.” Perintahku sambil mendorong tubuhnya Andri.
“Eh..iy..iya Kak….”Jawab Andri. Kemudian dia berlalu dari hadapanku dan berlari menuju kelasnya.
Ketika aku masuk ke dalam kelas, Ibu Gina guru Sejarah sudah berada di dalam kelas. Aku pun mencoba bersikap ramah agar tidak kena semprot guru yang satu ini karena terlambat masuk ke dalam kelas.
“Maaf Bu, saya terlambat.”
“Kamu dari mana ?!” Tanya Bu Gina ketus.
“Tadi saya dari toilet Bu, perut saya agak sedikit bermasalah.” Aku langsung mendapatkan ide untuk berbohong.
“Oh, ya sudah duduk sana di bangkumu !” Perintah Bu Gina.
Aku pun berjalan menuju bangkuku dengan diiringin pandangan teman-teman sekelas. Kulihat Indah memandangku tajam ke arahku. Aku tidak berani memandangnya, kutundukkan wajahku.
Baru saja aku duduk, tiba-tiba Indah menarik kerjah bajuku dari belakang sambil berkata : “Mau kabur kemana lagi heh !!” Bisiknya dengan penuh penekanan.
“Ampun Dah…Loe jangan memperkosa gue dong.” Bisikku.
“Awas aja nanti siang, aku ngga akan segan-segan memperkosamu di depan kelas !” Walaupun Indah berbicara pelan, namun suasana kelas ini sangat hening, sehingga suaranya pun terdengar oleh Ibu Gina.
“DIAMMM !!! Kalian berdua, MAJU KE DEPAN !!” Bentak Ibu Gina.
“Loe sih Dah, berisik melulu, jadi aja Ibu Ginanya denger tuh.” Bisikku kepada Indah.
“Kamunya juga, bikin kesel aku !!!”
BRAAKKK !!!!
“MAJUUUU !!!!!” Untuk yang kedua kalinya Ibu Gina menyuruh kami maju ke depan kelas sambil memukul meja dengan tangannya. Tidak hanya aku yang terlonjak, semua teman-teman sekelasku sama sepertiku.
“Eh..Iy…Iya Bu…” Jawabku grogi. Dengan berat hati aku maju ke depan kelas yang diikuti Indah dari belakangku.
“APA YANG KALIAN RIBUTKAN ?!” Tanya Ibu Gina dengan wajah memerah.
“An…An….anu Bu….” Ucapku terbata-bata.
“ANU APA ?!” Tanya Ibu Gina kepada Indah.
“Mmm….An…anunya saya Bu, eh…maksud saya, dia mau memperkosa saya Bu..”Kataku masih terbata-bata.
“APA !!!!” Ibu Gina terlonjak kaget mendengar perkataanku.
“Eh…Bukan Bu, dia yang mau memperkosa saya.” Jawab Indah ketus.
“Tadi loe bilang mau memperkosa gue ? Dia tuh Bu yang mau memperkosa saya.”
“CUKUP !!!! Kalian semua ikut saya ke ruang BP !!!” Kata Ibu Gina sambil berlalu dari hadapan kami menuju ruang BP.
Aku dan Indah pun mengikuti Ibu Gina dari belakang dengan iringan suara gaduh teman-teman sekelasku. Selama berjalan menuju ruang BP, kami berdua saling sikut menyikut, dan terjadi perang kecil.
“Masuk!!!” Perintah Ibu Gina. Kami berdua pun masuk ke dalam ruang BP. Kulihat ada Ibu Harum guru BP tengah duduk di meja kerjanya. Ada juga seorang pesuruh sekolah yang sedang membersihkan kaca jendela ruangan ini.
“Ini ada apa Bu Gina ?” Tanya Ibu Harum keheranan. Aku dan Indah hanya berdiri sambil menundukkan kepala di depan Bu Harun.
“Ini loh Bu Harum, kedua anak ini mengganggu siswa-siswi lainnya yang sedang memperhatikan pelajaran saya. Saya mohon beri sanksi yang tegas kepada mereka berdua karena telah berbuat onar di dalam kelas.”
“Permasalahannya kenapa Bu Gina ?” Tanya ibu Harum.
“Saya juga bingung, katanya Agam mau diperkosa Indah, terus Indah bilang dia yang mau diperkosa Agam. Saya bingung menghadapi mereka berdua, selalu saja seperti ini. Lebih baik saya masuk lagi ke dalam kelas.” Ucap Ibu Gina sambil berlalu dari ruangan ini.
“Jadi permasalahan kalian yang sebenarnya itu seperti apa ?!” Tanya Ibu Harum tegas.
“Gini Bu, tadi waktu saya masuk, saya di ancam Indah akan di perkosa di depan kelas setelah pulang sekolah Bu, saya kan jadi takut Bu…” Ucapku dengan mimik memelas.
“Enak aja….Saya Bu yang akan di perkosa dia, sudah beberapa hari ini saya di ancam seperti itu !!” Potong Indah.
“DIAMMM !!!!” Bentak Bu Harum. “Satu-satu kalau bicara !!!” Lanjutnya.
“Bu Harum kalau ngga percaya, saya punya saksi anak kelas 1B, namanya Andri.” Aku langsung memotong pembicaraan Ibu Harum.
“Ujang, tolong panggilkan Andri di kelas 1B.” Perintah Ibu Harum kepada Ujang yang sedang membersihkan jendela.
“Iy…Iya Bu….” Ujang pun bergegas menuju kelas 1B untuk mencari siswa yang bernama Andri. Sambil menunggu Andri, Ibu Harum membiarkan aku dan Indah berdiri di hadapannya, tanpa ada pembicaraan lebih lanjut.
Selang beberapa saat, Ujang pun kembali beserta Andri yang mengekor dari belakang tubuhnya Ujang.
“I..Ibu me..memanggil saya ?” Tanya Andri grogi, terutama ketika melihat kami berdua sedang berada dalam satu ruangan yang sama.
“Iya Andri, Ibu ada perlu dengan kamu.” Jawab Ibu Harum lembut. “Ibu mau tanya, siapa diantar kedua orang ini yang mau memperkosa dan siapa yang akan diperkosa ?” Lanjut Ibu Harum masih dengan suara lembut.
“Mmm….Kak Agam dan Kak Indah yang mau memperkosa saya Bu….”Ujar Andri sambil tertunduk.
“APAAAA !!!!!” Kembali Ibu Harum terlonjak mendengar pernyataan Andri.” Jadi sebenarnya siapa yang mau diperkosa ??!!!” Bentak Ibu Harum yang bola matanya hampir keluar dari kelopak matanya.
“Saya…saya…Bu.” Ucapku yang disusul Andri. “Saya Bu yang mau di perkosa Kak Agam dan Kak Indah.” Indah pun ngga mau mengalah. “Bu, mana ada perempuan yang memperkosa laki, saya Bu yang mau diperkosa Agam dan Andri.”
“DIAAAAMMMMMMM!!!!!” Geram Bu Harum. Dadanya terlihat kembang kempis menahan emosi.”Sekarang jawab satu persatu. Siapa diantara kalian yang akan memperkosa ??!!!”
Aku menunjuk Indah dan Andri, sedangkan Indah menunjuku dan Andri, Andri pun tidak mau kalah, dia pun menunjukku dan Indah. Namun kami semua tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun.
“Aduh….Ibu jadi pusing….” Belum beres Ibu Harum menyelesaikan kalimatnya, kami bertiga sudah saling menuduh secara berbarengan :
“Indah dan Andri Bu, yang tega mau memperkosa..”
“Kak Agam dan Kak Indah Bu yang…”
“Ibu harus percaya sama saya, saya bu yang ak…”
“DIAAAMMMMMM !!!!! Kalian semua keluar dari ruangan saya SEKARANGGGGG !!!!!” Bentak Ibu Harum sambil mengacak-acak rambutnya. Kami bertiga pun secara tertib keluar dari ruangan ini. Setelah sampai di luar ruangan, Indah berkata : “Yess…..akhirnya kita ngga usah mengikuti pelajaran Sejarah.”
“Horeee….Kemana ya enaknya ?” Tanyaku.
“Haaa…..Jadi kalian cuma sandiwara aja ?” Tanya Andri kebingungan.
“Kalau ngga seperti ini, mana bisa kita bolos sekolah.” Kata Indah sambil merapihkan rambutnya yang panjang.
“Loe mau ikut nongkrong di kantin ngga ?” Tanyaku kepada Andri.
“Mmm…boleh deh Kak. Saya juga lagi males masuk ke dalam kelas.” Jawab Andri.
“Nah gitu dong….Anak cakep harus ikut Kakak ya…”Kata Indah sambil mengucek-ucek rambutnya Andri.
Kami bertiga pun bergegas menuju kantin sekolah. Setibanya di kantin sekolah, suasana sangat sepi sekali, tidak ada satu murid di sekolah ini yang berada di sini. Indah memesan 3 botol teh dingin.
“Dri…loe tuh saudaranya Fajar ya ?” Tanyaku kepada Andri yang duduk di sampingku. Sedangkan Indah duduk berhadapan dengan kami berdua.
“Eh kamu saudaranya Fajar ? Walaupun ngga mirip, tapi sama gantengnya.” Celetuk Indah.
“Iya Kak…Kok Mas Agam bisa tau ?” Tanya Andri.
“Gue tau dari Fajar, saudara apanya dengan Fajar ?”
“Ibunya Mas Fajar itu kakaknya Bapak saya Kak…..? Kata Fajar sambil meminum air teh kemasan.
“Berati kamu tau Mas Hilmi sekarang ada di mana ?” Tanyaku penasaran.
“Tau Kak….Tapi Mas Fajar bilang itu rahasia banget. Jadi saya ngga kasih tau siapa-siapa.” Ucap Andri.
“Eh…memangnya Mas Hilmi ada di mana Gam ?” Tanya Indah
“Namanya juga rahasia Dah…Gue ngga tau ada di mana Mas Hilminya sekarang.”
Tentu saja aku berbohong kepada Indah tentang Mas Hilmi yang siang ini akan menjalani sidang ke dua. Walaupun aku tidak bisa hadir dalam persidangan, tetapi aku harus menyempatkan diri untuk bertemu dengannya di kantor pengadilan Bandung seusai jam sekolah. Aku juga membawa sedikit cemilan dan beberapa bungkus rokok.
“Gam…Kok kamu selalu repot gitu setiap membesukku ?” Kata-kata pertama yang Mas Hilmi ucapkan ketika aku memberikan cemilan dan beberapa bungkus rokok. Seperti biasa Fajar duduk di ruang tunggu depan ruang tahanan tempat Mas Hilmi berada.
“Ngga repot kok Mas…Eh Mas, tadi gimana sidangnya ?” Tanyaku kepada Mas Hilmi.
“Tadi menghadirkan saksi dan pembacaan tuntutan dari Jaksa.” Ekspresi wajah Mas Hilmi kali ini berubah murung.
“Tuntutannya seperti apa Mas ?” Tanyaku.
“Jaksa menuntut 6 bulan penjara Gam….Kalau sampai selama itu, kepaksa aku harus memberitahu kedua orangtuaku.”
“Astaga…Lama banget Mas ? Terus pengacaranya bilang apa ?”
“Beliau menyuruhku bilang ke Hakim, keberatan dengan tuntutan seperti itu. Terus Hakimnya menyuruhku untuk membuat pledoi.”
“Pledoi itu apaan Mas ? Kok kayak nama makanan.” Tanyaku sambil mengaruk kepala.
“Pledoi itu semacam bantahan terhadap tuntutan. Nanti Pak Agung yang buat pledoi, aku yang membacakan pada hari selasa minggu depan.”
“Oooo…dikira nama makanan Mas, Heheheheh….”
“Kamu tuh ya….”Ujar Mas Hilmi sambil mengucek-ucek rambutku.
“Mas Hilmi, sini aku bisikkin…”
“Kenapa Gam ?” Mas Hilmi mendekatkan telinganya ke jeruji besi. Aku pun mendekat ke arah telinganya sambil berkata : “Saya suka banget sama Mas Hilmi.” Bisikku.
“Haaa…..Kamu ngga bercanda kan ?” Mas Hilmi terlonjak kaget mendengar kata-kataku barusan. Aku hanya menggelengkan kepalaku saja menandakan aku serius berbicara seperti itu.
“Duh….aku harus bilang seperti apa Gam ?” Mas Hilmi terlihat bingung.
“Memangnya saya minta jawaban apa ? Kan cuma bilang aja. Ngga boleh ya Mas ?” Tanyaku.
“Bukannya begitu Gam, tapi…” Aku langsung memotong kalimat Mas Hilmi : “Sudah lah…Mas Hilmi ngga usah bingung, saya ngga ada maksud apa-apa kok. Eh ada tapinya…”Kataku terputus.
“Apa tapinya Gam ?” Mas Hilmi masih terlihat bingung.
“Mmmmm…..Kalau sampai Zabeth bilang suka sama Mas Hilmi, Mas Hilmi harus bilang ke Zabeth kalau Mas Hilmi pacarnya Agam Pratama.” Bisikku kepada Mas Hilmi.
“Hehehehe….Kamu tuh ada-ada aja.” Kata Mas Hilmi sambil mengucek-ucek rambutku.
“Ini nih yang buat saya tambah suka sama Mas Hilmi, bukan salah saya kan ?” Bisikku kepadanya.
“Hehehehe….Iya, iya.” Jawab Mas Hilmi yang masih mengelus kepalaku.
“Eh Mas, Mas….Tau ngga ?” Tanyaku serius.
“Tau apaan Gam ?” Mas Hilmi kembali memasang wajah serius.
“Tapi Mas Hilmi janji dulu ngga akan marah sama saya.” Ucapku pelan.
“Apa sih yang bisa membuat aku marah sama kamu Gam….Aku janji ngga akan marah.” Ucap Mas Hilmi sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Benar ya, saya pegang janji Mas Hilmi.” Mas Hilmi hanya mengangguk tanda setuju. “Saya juga suka loh sama Fajar.” Bisikku
“Haaa….Fajar tau ngga kalau kamu suka sama dia ?” Kali ini Mas Hilmi lebih terlonjak dibanding tadi.
“Heheheheh….tau lah Mas, kalau saya suka sama seseorang, pasti langsung bilang kok.”
“Terus reaksi dia bagaimana ? Dia kan ngga sama seperti kamu Gam ?”
“Iya Mas, Fajar udah punya pacar, namanya Rina. Satu kelas denganku. Dia juga sama kayak Mas Hilmi waktu saya bilang suka sama dia, bingung mau ngomong apa.”
“Fajar kok ngga pernah cerita ya ?”
“Semalem kan Fajar nginep di rumah saya Mas, terus dia bilang gini, Gam, lakukan aja malam ini kalau kamu mau.”
“Waaaa….Terus kalian berbuat apa saja ?” Tanya Mas Hilmi terperangah.
“Sini Mas, aku bisikkin lagi….” Mas Hilmi kembali mendekatkan telinganya ke jeruji besi ini. “Sambil menindih badannya, aku bilang ke Fajar begini, Gue ngga mau lmembuat oe sama seperti gue. Gitu Mas….”
“Jadi kalian ngga sampai melakukan hubungan ?”
“Ngga lah Mas…Fajarnya kelihatan grogi banget. Kayaknya semaleman dia tidurnya gelisah Mas…”
“Pantes aja tadi dia kelihatan agak sedikit kusam mukanya.”
“Eh, tapi Mas Hilmi ngga marah kan sama saya ? Tadi kan udah janji….”
“Ngga lah Gam…Fajar kan sudah besar, dia sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri.”
“Kalian pasti lagi ngomongin aku ya…”Tiba-tiba Fajar menepuk bahuku dari belakang.
“Eh…Kaget gue, cuma sedikit kok ngomonginnya.”
“Hhhmmmm…Ngomongin tentang apa Gam ?” Tanya Fajar penasaran.
“Nanti gue ceritain di rumah ya…Jangan di sini, ngga enak banyak orang yang dengar.” Aku memang akan menceritakan kepada Fajar seluruh pembicaraan antara aku dan Mas Hilmi tanpa ada sedikitpun yang aku tutup-tutupi. Fajar hanya terperangah setelah mendengar ceritaku.
“Gam, kalau memang kamu suka diantar kami, pilih aku aja ya.” Pinta Fajar.
“Memangnya loe mau jadi pacar gue ?” Tanyaku.
“Beneran Gam, aku mau jadi pacar kamu. Tapi jangan deketin Mas Hilmi ya…”
“Kalau memang loe mau jadi pacar gue, sekarang coba buka baju dan celana loe.” Pintaku sambil tersenyum. Fajar langsung beranjak dari kursi dan mulai melepas kancing bajunya satu per satu. Setelah kancing bajunya terlepas seluruhnya, dia mulai melepaskan ikat pinggangnya.
Aku pun beranjak dari kasurku dan berjalan ke arah Fajar. Terlihat Fajar menghentikan aksinya. Setelah dekat dengannya, kemudian kupeluk tubuhnya. Dia hanya diam saja namun tangannya perlahan memeluk pinggangku. Aroma tubuhnya yang lembut membuat aku bergairah.
“Jar, gue kan udah bilang dari semalem, kalau gue ngga mau loe seperti gue. Paham kan.” Bisikku tepat di depan telinganya.
“Tapi Gam….” Aku langsung menutup mulutnya Fajar dengan telapak tanganku. “Loe ngga usah mikir yang macem-macem ya, gue ngga akan meminta Mas Hilmi jadi pacar gue.”
“Tadi kan kamu bilang, kalau kamu suka sama Mas Hilmi.” Ucap Fajar pelan.
“Suka bukan berartian Mas Hilmi harus jadi pacar gue kan ?” Aku coba untuk membuat Fajar paham.
“Gam…..Tapi untuk yang satu ini, aku boleh kan membuat kamu bahagia dengan cara aku menjadi pacarmu ?” Aku melepaskan pelukanku, kemudian membenahi kemejanya Fajar yang sudah terlepas seluruh kancingnya.
“Jar….tau ngga kalau gue itu sayang banget sama loe.”
“Justru itu Gam, aku mo..” Kembali aku tutup mulutnya dengan telapak tanganku. “Gue ngga mau membuat loe susah Jar, jadi lebih baik loe jadi temen deket gue aja ya.” Kali ini Fajar terlihat murung tanpa ada kata-kata yang bisa dia ucapkan.
“Jar…Jangan murung gitu dong…” Kataku sambil memberikan segelas air minum yang sudah disediakan oleh adikku di atas meja belajarku.
“Iya Gam, aku sama sekali ngga bisa membuat kamu bahagia ya ?” Ujar Fajar sambil menunduk.
“Deeeuuhhh….Gue perkosa juga ni orang.”
“Mau…mau…”Ucapnya bersemangat.
“Hahahahaha…..Loe tuh ya. Gue bahagia kalau loe tidur di rumah gue malam ini.”
“Iya Gam…malam ini aku tidur di sini, tapi besok pagi bangunnya jangan kesiangan ya, aku kan harus ambil tas dan baju seragam di kosku.” Fajar terlihat lebih bersemangat lagi.
“Besok gue bangunin subuh deh, yang penting loe temenin gue malam ini.” Fajar hanya mengangguk saja.
Sepanjang sore hingga malam hari, aku habiskan waktuku bersama Fajar menonton film action dan horror yang aku beli di Pasar Kembang beberapa hari yang lalu.
***
smga g terlalu paniang kayak sinetron tersanjung yg akhirny jadi tersandung.. heeeebe
smga g terlalu paniang kayak sinetron tersanjung yg akhirny jadi tersandung.. heeeebe