BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

RUMAH KEBON WARU (END)

1555658606168

Comments

  • 21

    Aku merasakan ada sesuatu hal yang mendorongku untuk membuka mataku. Perlahan kubuka mataku yang terasa masih lengket. Fajar terlihat masih terlelap di sampingku dan menghadap ke arahku yang sedang terlentang.

    Pada saat aku melihat ke arah selangkanganku yang setiap pagi selalu membuat tenda pramuka, aku sangat terkejut. Salah satu tangannya Fajar masuk ke dalam celana boxerku dan menggenggam erat tiang pancang yang tegak menjulang.

    Perlahan-lahan kucoba untuk menggeser tangannya Fajar dari selangkanganku. Agak susah juga karena cengkramannya agak sedikit kuat. Tiba-tiba aku terlonjak “Aaarrrggghhh…”

    “Waaaa !!!” Fajar menjerit sambil mencengkram kemaluanku lebih kuat. Satu detik kemudian dia langsung menarik tangannya dari dalam celana boxerku.

    “Apa yang kamu lakukan Gam ?!” Tanya Fajar.

    “Eh…An,” Kataku terputus karena Fajar memotong kalimatku.

    “Kalau mau, bilang aja Gam, aku kan bisa siap-siap dulu !” Ujarnya ketus.

    “Duh…Kok jadi gue yang salah ya…” Ucapku sambil menggaruk kepalaku.

    “Kamu sih sukanya iseng ! Kenapa juga tanganku kamu masukkan ke dalam celanamu ?” Fajar terlihat cemberut dengan muka sedikit merah. Matanya dia arahkan ke tiang pancang yang masih berdiri tegak menantang.

    “Iya deh…gue ya salah. Maafin gue ya Jar. Loe mandi dulu sana, gue nyiapin sarapann dulu.” Kataku sambil beranjak dari kasur, kemudian membetulkan posisi kemaluanku yang selalu dilirik Fajar. Setelah itu aku berlalu dari kamarku menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untukku dan Fajar.

    Kubuatkan roti bakar dengan olesan mentega, telor dadar, dan teh manis untuk menemani sarapan pagi. Baru saja sarapan pagi selesai kubuat, Gilang terlihat baru keluar dari kamarnya dengan rambut yang sangat berantakan.

    “Bang Agam, rotinya buat siapa ?” Tanya Gilang dengan suara yang parau.

    “Buat gue sama Mas Fajar Dul….” Jawabku singkat.

    “Yang punya Bang Agam, buat aku aja ya…Bang Agam buat lagi yang baru.” Pinta Gilang. Dengan terpaksa aku memberikan roti bakar yang di dalamnya sudah kusisipkan telor dadar untuk Gilang. Kubuatkan lagi roti bakar dan telor dadar untuk sarapanku. Seteleh jadi, aku berjalan menuju kamarku.

    Fajar terlihat sudah segar dengan aroma sabun sedang duduk di ujung kasur sambil melihat siaran berita pagi. Aku meletakkan nampan yang berisi 2 cangkir teh dan 2 piring roti bakar.

    “Jar, sarapan dulu ya, gue mau mandi dulu.” Kataku sambil berjalan menuju kamar mandi.

    Pada saat aku selesai melakukan kegiatan rutin pagi hari di kamar mandi, aku keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggangku. Fajar sama sekali belum menyentuh sarapan yang aku siapkan.

    “Jar…kok belum dimakan sarapannya ?” Tanyaku sambil mengenakan baju dan celana seragam sekolah.

    “Nunggu kamu beres mandi Gam, sarapannya barengan aja.” Katanya sambil tersenyum kepadaku.

    “Ya udah kita sarapan sekarang yuk.” Ajakku setelah aku selesai mengenakan seragam sekolah.

    Setelah selesai menghabiskan sarapan pagi, aku mengantar Fajar menuju kosnya yang berada di jalan Aceh dengan menggunakan motorku. Selama dalam perjalanan yang lenggang, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya Fajar. Dia hanya melingkarkan tangannya di pinggangku dan kepalanya dia senderkan di punggungku. Dia hanya sekali berbicara pada saat menunjukkan lokasi kosnya.

    Sesampai di kosnya Fajar yang terlihat sederhana, aku parkirkan motorku di depan rumah bercat putih yang sudah berubah warna karena terkena sinar matahari. Aku diajak Fajar memasuki lorong yang berada di samping rumah ini. Kamarnya Fajar ada di belakang dan terpisah dari bangunan utama.

    Luas kamarnya hampir sama dengan kamarku, dan ada kamar mandi di dalam kamarnya. Namun kamarnya terlihat lebih sempit karena terdapat 2 kasur berukuran single yang diletakkan di atas dipan kayu. Di sini juga terdapat tv berukuran 14inc yang diletakkan di atas rak tv berwarna hitam. Aku langsung merebahkan diriku di atas kasur yang tertata rapih.

    “Jar, siapa yang suka beresin kamar ? Rapih banget.” Tanyaku

    “Biasanya Mas Hilmi yang rajin membereskan kamar, tetapi selama dia ditahan, aku yang harus beresin semuanya.” Fajar terlihat sedang membuka kemeja yang dia gunakan.

    “Jar…Loe ngga takut ganti baju di depan gue ?”Tanyaku sambil memperhatikan Fajar yang kini hanya tinggal celana panjangnya saja yang melekat pada tubuhnya.

    “Hehehehe….Pasti kamu horny ya liat aku seperti ini ?” Kata Fajar sambil melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya.

    “Loe tuh ya Jar, kayak ngga tau gue aja.” Ucapku. Fajar hanya tersenyum melihat ke arahku. Aku langsung terbelalak ketika Fajar menurunkan celana panjangnya di hadapanku. Kini dia hanya mengenakan celana dalam berwarna putih bersih yang jelas membuat darahku mengalir deras menuju otakku.

    “Kalau aku melepaskan celana dalamku sekarang, kamu akan memperkosaku ngga ?” Tanya Fajar sambil kedua tangannya dia letakkan di pinggul, dia siap-siap untuk menurunkan celana dalamnya.

    “Agamnya lagi ngga ada kok Jar, buka aja sekarang. Sabar….sabar….loe harus kuat ya Gam.” Ucapku sambil mengelus-elus dadaku sendiri.

    “Hahahaha….Kamu tuh ya bisa aja.” Ucap Fajar sambil membalikkan badannya. Kemudian dia menurunkan celana dalamnya. Setelah dia benar-benar telanjang, dia hanya memalingkan mukanya ke arahku.

    “Upppssss” ucapku sambil menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku. Menahan birahi yang sudah berada di ubun-ubun adalah ujian terberat dalam hidupku yang harus kujalani saat ini.

    Fajar hanya tersenyum melihatku dalam kondisi seperti ini. Kemudian dia memalingkan kembali wajahnya ke arah lemari baju sambil mencari celanda dalam dan baju seragam.

    Aku hanya bisa memperhatikan Fajar menggunakan baju dan celana seragam dari belakang tubuhnya. Setelah dia menggunakan seluruhnya, dia berjalan ke arahku.

    “Kamu pasti lagi birahi tinggi ya ?” Tanyanya. Aku hanya menganggukkan kepala saja karena jantungku berdetak sangat kencang.

    Fajar memegang pipiku dengan kedua telapak tangannya, kemudian “CUP”, dia mengecup keningku. Jiwaku berasa melayang entah kemana, sedangkan ragaku hanya bisa mematung akibat kecupan yang tidak pernah kuduga sebelumnya.

    “Berangkat sekarang yuk Gam….” Ucap Fajar sambil menarik tanganku. Aku hanya bisa mengikutinya dari belakang tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kuakui Fajar memang sangat berpengalaman dalam memainkan perasaan orang, karena dia sudah pernah berpacaran. Minimal sekali dengan Rina yang kuketahui.

    Sama seperti tadi dari rumahku menuju kosnya Fajar, di dalam perjalanan ke sekolah, kami tidak saling berkomunikasi. Fajar hanya memelukku dari belakang sampai tiba di parkiran sekolah. Kami pun berpisah dan berjalan menuju kelasnya masing-masing.

    Pada saat aku sudah berada di pintu kelasku, Indah muncul dari dalam kelas dan langsung menyeretku keluar.

    “Tadi aku liat kamu boncengan dengan Fajar, kok sekarang mesra banget ?” Tanya Indah berbisik di telingaku.

    “Semalem Fajar nginep lagi di rumah gue.” Jawabku lesu.

    “Tumben kamu ngga bersemangat begitu ? Ada masalah apa Gam ?” Indah berempati melihat kondisiku yang kurang bersemangat.

    “Nanti pas jam istirahat aja gue ceritain ya.” Jawabku singkat. Indah sangat penasaran dengan apa yang terjadi antara aku dan Fajar. Tanpa ada penambahan dan pengurangan aku ceritakan apa yang terjadi semenjak aku bangun tidur pagi ini sampai dengan aku tiba di parkiran motor, pada saat kami sedang duduk di taman depan kelasku dan jam istirahat sedang berlangsung.

    “Terus kenapa kamu murung begitu Gam ?” Tanya Indah dengan muka yang sangat serius.

    “Gue merasa diperkosa bathin Dah. Ternyata Fajar lebih kejam dibandingkan gue.” Jawabku dengan muka yang masih murung.

    “Kenapa ngga kamu perkosa balik aja Fajarnya ?”

    “Gue udah terikat janji Dah, mana berani gue melanggar janji gue sendiri.”

    “Iya juga ya, tapi kenapa Fajar tega banget ya sama kamu ?” Tangannya Indah mulai merangkul tubuhku.

    “Gue juga ngga ngerti Dah….Pokoknya hari ini gue ngga semangat.” Kataku sambil mengambil piring yang berada di hadapan Indah, kemudian menghabiskan batagor punyanya, karena punyaku sudah habis terlebih dahulu.

    “Gam….Kalau orang yang ngga semangat itu, makannya pasti banyak banget ya ?” Tanya Indah sambil memandang piringnya yang aku serobot isinya.

    “Mmm….Gue kan baru aja diperkosa, jadi butuh energi banyak untuk memulihkan tenaga gue.” Kilahku. Indah terlihat garuk-garuk kepala dan agak sedikit frustrasi menghadapiku.

    “Terus kamu maunya gimana sama Fajar ?” Tanya Indah masih terlihat berempati kepadaku.

    “Gue kayaknya harus bilang lebih tegas sama Fajar, supaya dia ngga memperkosa gue lagi kalau tidur di rumah gue.”

    “Kalau sama Mas Hilmi gimana Gam ?”

    “Mmmm…Kemarin sore Fajar bilang, kalau gue ngga boleh deketin Mas Hilmi.” Ucapku sambil memasukkan potongan batagor terakhir ke dalam mulutku.

    “Haaa….Terus bagaimana kalau begitu Gam ?”

    “Gue juga ngga tau Dah….Mening sore ini gue panggil Ipung aja ke rumah. Gue kan bisa siksa dia abis-abisan.”

    “Haaa….Si Ipung mau kamu siksa bagaimana ?” Tanya Indah bersemangat.

    “Gue pukulin aja sampai pingsan kali ya. Hehehhehe…”Ucapku sambil nyengir kuda.

    “Kamu tuh ya, kejam banget. Eh kalau sama Ipung kamu cinta ngga ?”

    “Mmmmm…..Kalau sama Ipung itu beda banget Dah, rasanya lebih ke arah nafsu untuk berbuat daripada rasa cinta. Tapi kalau sama Fajar gue jatuh cinta.”

    “Lah kalau sama Mas Hilmi apa dong ?”

    “Apa ya ? Mungkin tengah-tengah antara nafsu untuk berbuat dan cinta. Jadi menurut loe, gue harusnya bagaimana ?”

    “Duh, aku juga bingung kalau seperti itu. Mmmmm….Kalau sama Ipung aja bagaimana Gam ? Kan ngga ada resikonya ?”

    “Tapi Ipung juga sama kayak gue, dia cuma nafsu aja. Gue udah pernah tanya waktu itu.”

    “Kalau sama Andri gimana Gam ?”

    “Deeeuuuuhhh….Itu sama aja kayak gue harus berhubungan intim dengan adik gue. Ngga ah….”

    “Sama aku aja kalau gitu….Ntar aku kasih bonus kue lapis deh…” Ucap Indah.

    “Ngga ah, gue masih normal tau! Sembarangan aja buat orang belok ! Loe tuh bukan bantuin gue mikir, malah bikin gue tambah bingung.” Ucapku kesal.

    “Iya…iya…Sini aku peluk supaya kamu bisa lebih tenang.”Ucap Indah sambil mengeratkan pelukkannya.

    Kondisiku saat ini sedang dilema, jika aku berpacaran dengan Fajar, pasti Rina akan marah besar kepadaku. Tapi jika aku memilih Mas Hilmi untuk menjadi pacarku, pasti Fajar yang akan marah. Lebih baik siang ini aku mengajak Ipung untuk tidur di rumahku saja. Sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu dengannya. Aku harus menjemputnya di kos Rahmat setelah aku mengganti baju seragam sekolahku.

    Ketika aku tiba di kosnya Rahmat, kulihat Ipung membuka pintu kamar yang baru saja kuketuk. Aku tidak melihat Rahmat berada di dalam kamar ini.

    “Rahmat kemana Pung ?” Tanyaku kepada Ipung yang hanya mengenakan celana jeans saja.

    “Masuk Gam…Rahmat tadi pergi sama Zabeth, paling juga ke rumah si Babeh. Kamu dari mana Gam ?” Tanya Ipung yang sambil menutup pintu, setelah aku masuk ke dalam kamar. Aku langsung merebahkan diri di kasur.

    “Tadi langsung dari rumah kok Pung.” Jawabku. Ipung terlihat berjalan menuju kasur dan kemudian dia merebahkan dirinya di sampingku. “Loe gimana kabarnya Pung ? Kok sepertinya lagi ada masalah berat ?” Lanjutku. Kulihat ada sebersit masalah yang tercermin dari raut wajahnya Ipung.

    “Biasalah Gam….Masalah keluargaku. Minggu depan sepertinya aku mau cabut dari kota Bandung.” Ipung menghelai nafas panjang. Aku pun terkejut mendengar pernyataan Ipung.

    “Loe mau pindah kemana Pung ?” Tanyaku sesaat setelah badanku kumiringkan menghadap Ipung yang sedang terlentang.

    “Ibuku mengajak aku tinggal di Tasikmalaya Gam. Bapakku sepertinya sudah semakin gila sekarang.” Ucap Ipung sambil menggenggam erat telapak tangannya. Terlihat Ipung geram pada saat mengucapkan tentang kondisi ayahnya.

    “Semakin pelik ya Pung, gue bakalan sedih ngga bisa ketemu lagi dengan loe Pung…”Tanganku aku letakkan di atas perutnya Ipung. Ipung hanya mengucek-ucek rambutku.

    “Kamu kan bisa main ke Tasikmalaya Gam, lagian jaraknya ngga terlalu jauh kok dari Bandung.”

    “Iya juga ya…Eh Pung, malam ini loe mau ngga tidur di rumah gue ?” Aku elus perutnya yang rata. Ipung hanya tersenyum kepadaku tanda setuju.

    Seenggaknya aku bisa melupakan rasa dilemaku dengan berduaan bersama Ipung di kamarku. Seperti biasanya jika Ipung berada di rumahku, aku selalu menyiksanya dengan caraku sendiri. Tapi kali ini aku tidak sampai empat jam menyiksa bathinnya, karena Ipung mengancamku tidak akan memberikan pedang sakti miiliknya kepadaku lagi. Dan sudah bisa dipastikan, aku selalu menceritakan hal ini kepada Indah keesokan harinya ketika jam istirahat berlangsung.

    “Haaa….Ipung sekarang udah berani mengancam kamu Gam ?” Tanya Indah yang duduk di depanku, “Berani-beraninya dia !. Awas ajak kalau sampai ketemu denganku !” Lanjut Indah.

    “Memangnya si Ipung mau loe apain Dah ?” Tanyaku heran.

    “Mau aku jilat kupingnya sampai dia merem melek, setelah itu aku perkosa dia sampai dia pingsan.” Jawab Indah bersemangat sambil mengepalkan tangannya.

    “Deeuuhhh….Loe yang bakal diperkosa Ipung tau !”

    “Ahhhh…..Mau dong diperkosa Ipung....”Kata Indah sambil memegang pipinya dengan kedua telapak tangannya.

    “Gini nih kelakuan cewek hyper. Mau dilanjutin ngga ceritanya ?!” Tanyaku tegas.

    “Eh….Iya Gam, lanjut lagi ceritanya.” Indah mencondongkan tubuhnya ke arahku. Kedua tangannya yang terlipat, dia letakkan di atas meja.

    “Sekarang udah ada kemajuan Dah, Ipung udah mau pegang punya gue. Gue sampai melayang-layang Dah. Dengan lembut dia menstimulus dengan tangannya, sedangkan gue seperti biasa, ngga pernah lepas dari pedang saktinya itu dari mulutku.”

    “Terus Gam….” Indah tambah semangat mendengarkan ceritaku.

    “Dia selalu mengikuti irama gue, pada saat gue melakukannya dengan lembut, dia pun menstimulus dengan lembut, dan sebaliknya juga, pada saat powerku bertambah kencang, dia pun melakukan hal yang sama.”

    “Waaaa……Terus….Terus Gam ?” Bola matanya Indah serasa akan terlontar dari kelopak matanya.

    “Terus gue merasakan ada desakan dari dalam tubuh gue, dan kami keluarkan berbarengan Dah…”

    “Haaaa…….” Indah langsung beranjak dari kursinya. Biasanya dia langsung memeluk tubuhku, tapi kali dia berjalan ke arah berlawanan dengan tempatku.

    “Dah…Loe mau kemana ?” Kataku sambil beranjak dari kursi.

    “Aku mau ke WC Gam….Sepertinya ada sesuatu yang merembes melalui celana dalamku.” Jawab Indah sambil berlari ke arah WC wanita. Aku hanya melongo melihat Indah yang berlalu dari hadapanku. Ada beberapa siswa-siswi yang kebetulan mendengarkan ucapan Indah, namun mereka terlihat pura-pura tidak mendengar, karena jika ada yang berani melirik Indah, niscaya kumpulan silet akan terlontar dari mulutnya Indah dan langsung menancap di hati.

    ***
  • yeee :) tumben agak panjangan ceritanya :D
  • saya suka sekali same part ini! :-)
    mari kita mesum rame-rame!!
  • Haha.gni neh kalo baca crita si kang ote teh.ska ngakak olangan.parah euy pak hajiii..
    Ah,pokona mah,kang ote mah baongna juara lah.
  • kang.. ini si Indah beneran adaaa??????? hahaaa gak waras bgt ini cewekkk.. tapi gokilll...

    klo lwat merdekaaa..jgn lupa mampir ya kang.. hehehehe
  • bagus
    si fajar kayaknya cuma mainin si agam
    seru juga lihat si agam yg jadi korban
  • yeee :) tumben agak panjangan ceritanya :D
    @afif18_raka94 : Nah loh....hehehehe....
    sigma wrote: »
    saya suka sekali same part ini! :-)
    mari kita mesum rame-rame!!
    @sigma : Sini sini....kita mesum...
    *Kok jadi ketularan Agam ya....
  • astaga indaaaahhh bener2 dah.. bang @Chocolate010185 bisa aja kalo buat cerita bikin orang panas dingin.. geeeeeerr
  • yg merembes di celana dalam indah apa yaa..??
    Hahahaha =))
  • finally.. agam keluar bareng. mari bareng2 kita keluarkan #apadeh
  • Sendiri tersiksa batinku tak berdayaa...... ЂёђёђёЂёђёђё
  • kacau sie indah ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム =)) ╋╋ム ╋╋ム ╋╋ム
  • kurang mesum bang.. hehehe.. :D
  • kurang mesum bang.. hehehe.. :D
  • masih belum puas..
Sign In or Register to comment.