BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Antara Aku, Dirimu, dan Dirinya : Cinta Di Sastra Jepang [Update Hari ini Bagian 21 (END) + OS]

1111214161729

Comments

  • edited June 2012
    wa~~~ seneng deh @touch ngoreksi.. makasih.. langsung diedit nih.. :)

    gw sampe lupa sama karakter Bi Asih.. whew..
  • @drizzle morning morning... Thx yo dah di summonn :D
    Pagi" dah di suguhin kisah yg menyenangkan :-*
  • eh eh itu kepotong ya???? ya ampun... >.<
  • yuhuuu... First honeymoon, hehehe...
    Sebenernya si dira denger ga sih pembicaraan dimas ama regi wkt mreka berantem?
  • @CoffeeBean
    pendukung DiDi dateng nih...:D
    pertanyaanmu bakal terjawab di bagian2 ke depan...hehe
  • @ drizzle iy sama2,cerita kamu bagus ;)
  • @afif18_raka94
    Wedew... jadi ge'er gua... *ngumpet di balik selimut*
  • thx... bagus.. tapi ga se-panas part yg sebelumnya... ntar sore lanjut lagi ya kak... hehe^^
  • wuhuuuuu. Nunggu tanggapan Dira ke Regi. Trims
  • Wiiihhh.... MANTAP !!!

    @drizzle update udah kayak resep dokter 3 X 1 hari hehehehe.... :D
  • drizzle wrote: »
    @afif18_raka94
    Wedew... jadi ge'er gua... *ngumpet di balik selimut*

    Ihhh braninya dari dalam selimut.doyan yah.hahaaaha
  • edited June 2012
    BAGIAN 19

    Aku Dimas. Malam ini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang di belakang punggungku yang dapat menenangkan hatiku yang sedang kacau ini, yang mau memaafkan aku yang bodoh ini, Dira. Aku tidak berani menghadapkan mukaku pada Dira yang menginap dan tidur satu kasur denganku malam ini.

    “Mas, kamu udah tidur?” Tanya Dira.

    “Belum” Jawabku singkat.

    “Kamu masih gak enak hati ya?” Tanya dia. Aku hanya diam saja.

    “Sekali lagi, maafin aku yang sudah membuatmu sakit hati beberapa waktu belakangan. Aku tahu kalau kamu merokok, Bi Asih ngeliat kamu jadi sering minum bir di kamar, dan anak-anak bilang kalau kamu jadi sering bolos di kampus. Buat semuanya, aku benar-benar minta maaf, mas” Kata Dira. Nada suaranya tercekat.

    Dari semua yang telah terjadi beberapa waktu terakhir, sebetulnya yang harus disalahkan adalah aku sendiri. Namun, aku menyangkal semuanya dan menyalahkan Regi yang mungkin aku anggap telah merebut Dira dariku. Aku negative thinking padanya, karena dia tidak pernah merebut Dira dariku. Dira belum pernah sekalipun menjadi milikku.

    Tapi kemarahanku adalah tepat ketika mendengar motif dibalik Regi berpacaran dengan Dira. Dia ingin menjauhkan Dira dariku untuk balas dendam yang pdahal seharusnya akulah yang balas dendam terhadapnya atas kelakukannya dulu. Sungguh cara licik yang dilakukan Regi terhadap hubunganku dan Dira yang menjadi kompleks ini.

    Dira memelukku dari belakang. Kepalanya menempel di kepalaku. Kurasakan Dira sedang berusaha menahan tangis di belakangku. Kuputar badanku sehingga berhadapan dengannya. Dia menutup wajahnya dengan lengan kirinya agar aku tidak bisa melihat wajahnya yang basah dengan air mata. Kusingkapkan tangannya. Kutatap wajahnya yang basah dengan air mata.

    “Dir, jujur. Aku sempat merasa kamu telah membuangku karena aku mengungkapkan perasaan terlarang ini padamu. Aku menyesal dan aku mengira kalau kamu tidak sama seperti aku yang menyukai sesama. Makanya, aku bilang ke kamu agar melupakan apa yang telah aku ucapkan, karena aku khawatir kalau kamu menjauhiku. Dan benar, kamu menjauhiku. Di situ, aku sudah tidak bisa konsentrasi dengan kuliahku dan skripsiku. Tapi, yang terjadi adalah kamu jadian dengan Regi. Saat aku akhirnya mengetahui kalau kedekatan kalian akhir-akhir adalah memang hubungan pacaran, aku sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Saat itu juga aku tidak bisa mengontrol diriku. Entah bagaimana, aku beranikan diri untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya yang kamu sebutkan tadi” Kataku. Aku berusaha menahan air mata yang menumpuk di pelupuk mataku agar bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan pada Dira.

    “Tapi aku sekarang sadar, Dir. Regi gak pernah mengambil kamu dariku dan kamu tidak pernah menjadi milikku. Kamu telah memberikan keputusan baik padaku dan pada Regi yang menunggu jawabanmu. Aku… Aku hanya tidak bisa menerima apa yang telah menjadi keputusanmu. Aku terlalu percaya diri dan berharap kamu menerimaku. Saat kamu jadian dengan Regi pun, aku menuduh Regi yang mengetahui kalau aku menyukaimu telah mencoba merebutmu dariku. Dari semua perkiraanku, ternyata yang terakhir adalah benar” Setetes air mata berhasil mengalir keluar dari mataku.

    “Tapi, lagi-lagi penyababnya adalah diriku. Aku telah membuatnya seperti ini karena dulu aku menyatakan perasaanku padanya. Dan… dan aku tidak menyangka kalau akhirnya… Akhirnya Regi yang pernah mempermalukanku di depan umum dan membeberkan semuanya tentangku ini… Menjadi sama denganku… Dan berbalik mengejar dan menyukaiku… Aku… Aku…” Aku sudah tidak bisa membendung air mata yang mendesak keluar ini. Akupun menangis “Maafkan aku, Dir”

    “Sudah, Mas. Sudah… kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri… Aku…Aku sudah memaafkanmu… dan… kamu sudah memaafkanku… Tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi” Kata Dira tercekat. Air matanya tampak mengalir deras dari sebelumnya.

    Kuusap air matanya dan kucium bibirnya yang basah. Aku segera menariknya kembali. Aku ragu kalau ini malah akan memperburuk keadaanku dengannya. Namun, Dira membalas ciumanku. Kami pun berpagutan satu sama lain. Saat ini, yang aku rasakan adalah ingin memeluk Dira erat-erat, menciumnya, dan tak ingin melepasnya untuk malam ini. Kutarik badan Dira lebih rapat pada diriku sehingga tubuh kami menempel satu sama lain. Kuangkat badanku sehingga berada di atasnya. Kuciumi lehernya. Kudengar Dira semakin mendesah, tubuhnya menggelinjang saat kuciumi lehernya. Aku beralih kembali ke bibirnya yang dibalas oleh Dira.

    “Dir, aku cinta banget sama kamu” Bisikku di telinga Dira. Tidak peduli kalau status Dira adalah pacar Regi.

    Walaupun kami masih berpakaian lengkap, kurasakan bagian kemaluan Dira semakin membesar dan mengganjal di selangkanganku dari tadi. Kami masih saling beriuman dan bagian bawah kami saling bergesekan dan menekan. Sensasi lain begitu meluap dari arah bawah dan menyebar ke seluruh tubuhku. Tangan Dira telah berada di bagian punggung dan pantatku yang dari tadi diremas dan dielusnya.

    Sesaat berikutnya, aku terhenti.

    “Dir, kita tidur saja. Kamu harus beristirahat. Aku tidak ingin kamu sakit lagi karena kurang istirahat” Kataku.

    “Iya. Kamu juga istirahat. Kamu sudah berkelahi dengan Regi dan penuh memar di tubuhmu” Kata Dira.

    Kami pun sepakat untuk menyudahi apa yang telah kami lakukan barusan. Aku mengecup Dira untuk terakhir kalinya malam ini dan kami pun tidur saling berpelukan.
    Aku Dira. Saat ini Dimas masih tertidur pulas di sampingku. Rupanya, kejadian kemarin menguras kesehatannya. Pagi ini, kulihat memarnya semakin terlihat, tapi untunglah, luka di bibirnya telah kering.

    Aku bangkit dari tempat tidur dan pergi menuju toilet. Kulihat mukaku sayu dan mataku sembab. Terlalu banyak mengeluarkan air mata pikirku. Aku mencuci muka agar sembab dan sayuku berkurang. Setelah itu, aku mengelap mukaku yang basah dengan handuk kecil yang dilipat tak jauh dari wastafel.

    Aku mencari Bi Asih untuk meminta izin membuatkan sarapan untuk Dimas. Kuputuskan, menu sarapan kali ini adalah teh manis, teluor mata sapi setengah matang, lalapan, dan nasi putih saja. Tidak enak kalau harus menggunakan banyak bahan makanan di rumah orang lain. Bi Asih membuatkan sayur lodeh.

    Sudah pukul tujuh. Kubangunkan Dimas yang masih tertidur pulas dengan sebuah kecupan di keningnya.

    “Mas, bangun ya. Aku sudah buatkan makan untukmu” Kataku
    “Kamu buat makanan untukku lagi?” Katanya “Aku gak mau keracunan di pagi hari” Katanya.

    Lagi-lagi berkata seperti itu. Kusingkapkan selimut yang membalut dirinya, kutrik paksa agar Dimas terbangun. Dia berjalan gontai menuju meja makan. Malas aku harus membawa makanan ke kamarnya.

    “Gimana? Makanannya enak?” Tanyaku.

    “Apaan! Lo Cuma bikin telor mata sapi begini. Telor itu udah dari sananya enak” Kata Dimas sewot.

    “Kamu bener ya. Udah bisa ngomong Lo-gua. Cepet banget bisanya” Kataku mengernyitkan dahinya sambil memegang garpu.

    “A, aku…” Dimas terdiam.

    “Hahaha… udah sih. Nyantai aja, bro” Kataku sebelum sesendok nasi putih melayang masuk ke mulut.

    Kami melanjutkan makan dengan hening. Sesekali sendok dan piring berbenturan membuat nada bising di antara kita. Beberapa kali mata kami bertemu dan diselingi tawa ringan dan senyuman. Sungguh tidak bisa dipercaya kalau kemarin kita menghadapi kejadian yang mengesalkan dan membinungkan. Tak terasa kuhabiskan dua buah telur mata sapi dari atas meja makan.

    “Mas, aku pulang ya” Kataku pada Dimas setelah memaksa Dimas untuk mandi dan istirahat tanpa harus pergi ke kampus hari ini.
    “Kamu… Gimana dengan Regi?” Tanya Dimas.

    “Sudahlah. Kamu tidak usah memikirkannya. Itu urusanku dan Regi. Walaupun begitu, dia masih pacarku” Kataku memberikan penekanan pada kalimat terakhir saat menalikan sepatu di depan rumahnya. Aku ingin meningatkan kepada Dimas kalau kita masih bukan apa-apa. Statusku masih pacar Regi. Dimas terdiam.

    Setelah berpamitan pada Dimas dan juga Bi Asih yang sedang menyiram tanaman di halaman, aku berjalan sepanjang perumahan Dimas. Kembali fikiranku tidak karuan, semua yang telah terjadi kemarin susul- menyusul berebutan ingin dibahas satu persatu. Aku masih tidak percaya kalau Regi pernah berbuat seperti itu pada Dimas, akupun tidak percaya motif di balik dia mendekatiku. Saking bingungnya, tidak terasa aku sudah berjalan tiga puluh menit dari rumah Dimas dan telah menyelesaikan tiga perempat perjalananku menuju kost-an. Merasa tanggung untuk naik angkot, aku melanjutkan perjalanan kembali.

    Sepuluh menit berikutnya, aku sudah berada di depan kost-an ketika aku melihat Ferdi sedang membeli nasi kuning di Bu Mirah.

    “Oi..!” Ferdi menyapaku. Kubalas dengan acungan tangan sambil tersenyum ringan.

    “Gak ada yang nyari urang pan?” Tanyaku.

    “Ada. Tadi malem si Regi dateng ke sini. Nyari kamu. Tapi, urang bilang ke dia kalau maneh gak balik malem ini. Emang ada apa sih?” Ferdi penasaran “Udah gitu, mukanya memar-memar dan bibirna masih keliatan ada bekas darah” Tambahnya.

    “Kepo, lo! Pengen tau… aja. Udah biarin aja dia” Kataku sambil berlalu menuju kamar.

    “Eh, dasar! Urang pan khawatir ada apa-apa… maneh berdua pan akrab banget kemaren-kemaren... trus tiba-tiba ada acaranya mukanya jadi memar-memar gitu, kan aneh” Katanya setelah menyusulku yang berjalan duluan.

    “Yah… Fer, kayak yang gua bilang. Lo gak perlu tau dulu, nanti aja. Toh lama-lama lo bakal tau sendiri apa dibalik ini semua” Kataku membuka. Aku terdiam saat hampir sampai ke depan kamar.

    “Sori, Dir, urang tadi mau bilang kalau si Regi nunggu maneh. Dia baru dateng tadi jam tujuhan” Kata Ferdi dengan bingung.

    Apa yang harus aku lakukan? Ini terlalu mendadak dan aku belum mepersiapkan apa yang harus aku katakan pada Regi mengenai masalah ini. Regi sedang terduduk sambil menundukkan kepala saat aku melihatnya barusan dan ketika menyadari kedatanganku, dia bangkit berdiri. Aku menarik nafas dan merogoh kunci kamar dari saku. Persiapan mental dadakan laksanakan!
    Selamat sore

    @AkselEE @LockerA @gr3yboy @bibay007 @AwanSiwon @dimasera @Touch @CoffeeBean @kiki_h_n @AoiSora @Aji_dharma @mybiside @Adam08 @johnacme @masAngga @adinu @rulli arto @lembuswana @Just_PJ @the_angel_of_hell @dheeotherside @CHE @Jesse84 @afif18_raka94
  • yeeehh udaahh update lagi :*
  • @lembuswana
    gw gk sabar pengen posting ini sampe tamat...heuheu

    @afif18_raka94
    Ei~ gw kan emang msh tidur tadi pas posting... wajar dong bilang masuk selimut~ kkk :D

    Sendirinya yg ngeres nih...hehe

    @Adam08
    ditunggu saja..:)
  • @drizzle hehehe. Doyan bobok siang yah?hati2 entar di bobo.in orang lohh.
    Kalau nggak sabar yah posting lagi donk.kita lebih nggak sabar :'(. Putuss aja dira sama regi"pleassee" hehehe.
Sign In or Register to comment.