It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lanjutt.... hehehe....
menanti dg sabar kisah nya, semoga cepat di update bang....
Ayooo Lanjut lagi @holicmerahputih
mksdnyaaa.....???? :P
Dari awal aku dah yakin pasti ini ceritanya bagus, dan ternyata benar. Tapi baca dari synopsisnya, agak kecewa sih karna pada akhrnya Antoni mati. Over all, aku suka sama cerita ini. Penggunaan bahasanya pun bagus, gx terlalu berlbihan. Sukses deh buat penulisnya. Jangan lupa mention aku ya @holicmerahputih,,,
Ku mohon segera dilanjut ya,,,
hidup adalah pilihan...manusia ditakdirkaan memilih jalannya sendiri dengan segala resikonya
Antoni berjalan perlahan dan kosong di trotoar yang cukup ramai. Langit mendung disana seolah mengubah pagi menjadi malam! Ia membiarkan tubuhnya diguyur derasnya hujan yang membasahi sekujur tubuhnya. Orang-orang memperhatikannya prihatin namun ia tak memperdulikannya. Mereka semua sedang berteduh menikmati hangat dari dinginnya hujan. Tak ada yang ia pikirkan, hanya kata-kata Alif yang menghantui pikirannya. Cukup lama ia berjalan lemas tak karuan seperti itu. Alif adalah semangat hidupnya! Dan kini ia pergi meninggalkannya.
“Antoni!!”
Sebuah suara wanita terdengar sayup-sayup memanggil Antoni namun ia tak memperdulikannya. Suara itu terdengar dari dalam sebuah mobil yang mensejajari jalan dengan langkah Antoni di trotoar. Antoni menoleh sesaat. Kaca mobil terbuka sedikit memperlihatkan pengemudi yang sedang memanggil Antoni!
“Antoni tunggu!” suara itu terdengar kembali. Antoni berhenti sejenak dan menoleh kearah mobil berwarna cokelat mewah itu. Wanita itu ~Rani!~ turun dari mobilnya dan berlari-lari kecil menghampiri Antoni sambil memayungi kepalanya dengan tas untuk menghindari hujan.
“Antoni, kau baik-baik saja?” tanya Rani. Antoni menatapnya dingin. “Antoni? Kau tidak apa-apa? Kau tidak masuk sekolah tadi, aku khawatir kau…”
“Maaf Rani. Aku ingin sendirian… untuk saat ini.” Kata Antoni lesu tertunduk. Rani terdiam seolah mengetahui masalah Antoni sehingga ia prihatin kepadanya.
Ia menjatuhkan tasnya dan membiarkan dirinya diguyur hujan!
Perlahan ia mendekati Antoni, menatap sendu seolah ingin masuk kedalam hatinya! Ia memegang kedua pipi Antoni mencoba menghiburnya. Antoni masih tertunduk.
“Antoni, katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi? Baru kali ini aku melihatmu lemas seperti ini… Apa ini semua ada hubungannya dengan... Alif?” kata Rani sendu. Antoni dapat mendengar nada prihatin Rani diantara derasnya hujan mengguyur. Antoni mengangkat wajahnya dan menatap mata Rani. Hening untuk sesaat membiarkan Rani membaca Mata Antoni.
“Semuanya sudah berakhir Ran. Semuanya… Alif telah meninggalkanku…” kata Antoni lemah dan bernada getir. Rani menatap iba. Tapi Antoni dapat melihat ada sedikit kilatan kekecewaan dimata Rani! Entah untuk siapa…
Rani melingkarkan tangannya di tengkuk Antoni dan memeluknya untuk menghiburnya! Antoni membiarkannya meski tak membalas pelukannya. Terasa deru nafas Rani begitu hangat di telinga Antoni. Seperti kejadian dilapangan sekolah waktu itu! Saat hujan, sambil berpelukan…
Perlahan Antoni melepaskan pelukan Rani. “Terimakasih untuk semuanya, sekarang biarkan aku sendiri dulu!” Kata Antoni. Rani tak dapat berkata apa-apa. Ia ingin mencegah saat Antoni mulai membalikkan badan untuk pergi!
“Antoni…” panggil Rani berharap Antoni akan menoleh kebelakang.
Antoni menoleh, tapi hanya memberikan seulas senyum persahabatan saat ia beranjak pergi darinya.
Rani memanggil-manggil Antoni karena ia tak bisa mengejar langkahnya.
Dan kini, Rani berdiri terpaku di tengah hujan! Beberapa orang yang sedang berteduh memperhatikan adegan mereka di antara rintik hujan!
Rani kembali kedalam mobilnya dan menancap gas dengan pelan dan hati yang gundah. Pergi berlalu meninggalkan Antoni…
Sementara Antoni kembali berjalan tanpa tujuan sambil terus menerus memikirkan Alif! Tentang keputusannya yang membuatnya sakit hati! Tentang semua janji-janjinya! Itu semua palsu! Gombal!!
Saat lampu merah menyala, ia menyeberangi jalan. Rasanya begitu lama ia menyeberang jalan dengan beban pikiran yang ia bawa. Pikirannya masih terus mengingat-ngingat kenangannya bersama Alif yang serasa mencekik! Berjuta perandaian hadir dalam benak Antoni.
`Seandainya kami direstui, pasti semuanya takkan seperti ini….`
`Seandainya aku tak bertemu dengan Alif, mungkin aku takkan sesakit ini…`
`Seandainya ia mengejarku dan bilang bahwa semuanya hanya tipuan belaka…`
`Ya, kuharap ia menahanku untuk pergi saat itu dan bilang padaku bahwa ia masih cinta padaku. Kuharap ia memanggil namaku untuk menahanku pergi. Aku merindukan suaranya yang khas… namun semua terlambat…`
“Antoni…!!!”
`Ya, suara Alif terngiang-ngiang di benakku…`
“Antoni…!!!”
`Suara itu begitu nyata terdengar…`
“Antoni…tunggu!!!”
`Baiklah ini mulai menakutkan. Suara Alif mulai menghantui pikiranku…`
“Antoni!!! Hei !!! tunggu aku!”
Tunggu dulu, itu bukanlah suara dari pikirannya! Itu, benar-benar suara Alif!
Antoni tersadar dari lamunannya dan ia mencari-cari sosok Alif! Benar saja, matanya langsung tertuju pada seorang pemuda berjaket abu-abu basah diseberang sana! Ia memandangi Antoni dengan mata berbinar dan senyum terkembang di seberang sana.
Antoni langsung kaget dan sedikit haru. `Itu Alif! dia benar-benar mengejarku!` pekiknya. Wajahnya terlihat lelah berlari dan celananya kotor terkena cipratan air. Nafasnya ngos-ngosan namun senyumnya tersungging manis. `Alif benar-benar lari mengejarku!` Antoni terpukau!
Seketika Antoni sempat terdiam dan tidak percaya!
Namun semua kata-kata Alif didermaga tadi membuat Antoni merasakan sakit hatinya lagi! Terngiang semua kata-kata yang membuatnya terluka kepada sang Romeonya itu!! Antoni masih kesal dengan Alif!
`Untuk apa dia mengejarku?!` batin Antoni sinis! bukankah semuanya sudah berakhir, itu kan maunya??!
Antoni berbalik memunggungi Alif diseberang jalan!. Seketika rasa harunya berubah menjadi sebuah kebencian!
`Untuk apa mengejarku jika ia sudah mengatakan bahwa semuanya berakhir!?`
Lalu kemudian Antoni hendak pergi meninggalkan Alif tanpa menghiraukannya.
Senyum Alif berubah menjadi sebuah keheranan?! Melihat Antoni berbalik pergi tanpa menoleh lagi padanya! Alif tahu Antoni masih kecewa padanya!. Alif kemudian berinisiatif untuk mengejar Antoni untuk menejelaskan semuanya!
“Antoni, tunggu!!” Alif masih mengejar. Antoni tak peduli.
Alif menyeberangi jalanan!.
“Antoni, dengarkan aku dulu!!” Teriak Alif di tengah jalan ketika ia menyeberang!!
Lalu…
BRRRMMM!!!
Antoni melihat sebuah mobil dari arah berlawanan terlihat melaju kencang menerobos lampu merah! Mobil itu melaju ke arah… Alif menyeberang!!??
Antoni terkejut dan langsung berbalik ke belakang ke arah Alif! Alif tersenyum karena Antoni berbalik. Tapi… bukan karena Antoni berubah pikiran. melainkan ada hal lain yang membuat Antoni berbalik!
“ALIF!! AWAS!!!”
Alif bingung dengan tingkah Antoni. namun saat sebuah lampu mobil menyorot pandangannya, ia tersadar apa yang terjadi!! Dan…
CIIIIITTTT!!!
DUUAAAKKK!!!!
Untuk beberapa saat ia tak dapat menghindar dan… gelap…!
*****
Suara hati Alif…
“Tidak!!! Antoni!!!” Aku langsung menghampiri tubuh Antoni yang tertabrak mobil. Mobil yang menabrak Antoni langsung tancap gas dan tidak mau bertanggung jawab!!
Sialan!
Ya, Antoni baru saja menyelamatkan hidupku! Sedetik sebelum mobil itu menabrakku, Antoni berlari dan mendorong tubuhku kepinggiran agar aku tak tertabrak!
Tapi… mobil itu malah menabrak Antoni! seolah-olah, Antoni menggantikan posisiku di jalanan tadi! Oh Tuhan, ingin rasanya kukejar pelaku tabrak-lari itu dan kuhajar wajahnya!! Tapi mobil itu telah menjauh!! Sialan!!
“Antoni!!” Aku tertunduk disebelahnya dan mengangkat kepalanya. Matanya terpejam dan… kepalanya berdarah?!
Aku memeluk tubuhnya sambil terisak menangis. Darahnya menempel di jaketku dan telapak tanganku. Orang-orang mulai berkerumun. Polisi yang bertugas disekitar situ mulai ikut merubungi kami sekaligus menelepon ambulans untuk segera datang kemari! Hujan deras tak menghalangi tubuhku untuk memeluk tubuh Antoni!
“Antoni, kumohon sadarlah! Aku disini Antoni! Aku kembali untukmu!” kataku berbicara didepan wajah Antoni. Airmataku mengalir deras dan membasahi wajah antoni yang mulai berlumuran darah! Aku menguncang-guncangkan tubuh Antoni sambil memanggil-manggil namanya.
Perlahan, matanya mulai terbuka...
samar-samar…
*****
Suara Hati Antoni…
“Antoni…!!”
sebuah suara yang aku rindukan memanggil-manggil namaku. Perlahan kubuka mataku yang terasa berat. Kepalaku terasa sakit sekali saat aku membuka mataku. Kudapati Alif dihadapanku sedang menangis!
“hey, kenapa kau?” tanyaku lemah.
Alif terkejut saat aku tersadar. Ia menyunggingkan sedikit senyum. Airmatanya menetes diwajahku!
“Jangan membuatku cemas, sayang…” Kata Alif terisak getir. Aku tersenyum mencoba menghiburnya.
“Kau mengejarku?” kataku mempertanyakan kenapa tiba-tiba ia berubah pikiran untuk tetap mencintaiku dan mengejarku sampai sini!
Ia mengangguk kaku.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
“Karena kau adalah belahan jiwaku…” kata Alif. Aku tersenyum dan memegang pipinya dengan susah payah. Aku memperhatikan sekitar. Banyak orang mengerumuni kami.
“Kenapa ramai sekali?” Kataku kepada Alif.
“entahlah…” kata Alif menatapku diantara tangisnya. Nafasku mulai menipis terasa dalam rongga dadaku.
“Hei sudahlah, bukankan kau hari ini sudah banyak menangis? Hentikan sekejap tangismu jika kau lelah menangis!” kataku mencoba menghibur Alif. Alif tersenyum, begitupun aku.
“Alif... bukankah sekarang... hujan?” tanyaku lemah dan beku.
“Ya, mengapa?” katanya getir. Pelukannya terasa hangat dan erat di tubuhku!
“aku… tak bisa merasakan… dinginnya udara…!” kataku lemah. Alif hanya terdiam tak bisa menjawab. Aku menatap matanya yang terlihat takut dan khawatir.
Untuk sesaat, aku merasakan kepalaku terasa sakit seolah ada yang merobeknya!
Aku menyentuh pelan kepalaku dan kurasakan setruman rasa sakit disana! Saat aku menatap telapak tanganku yang kupakai untuk merasakan nyeri di kepalaku, aku tertegun… Sebuah noda merah?!
“Apakah ini darah?” tanyaku terkejut melihat warna merah kental di tanganku! Alif terdiam.
“Alif, kepalaku berdarah?!” Kataku lagi panik! Nyaris mengeluarkan airmata! Alif tak bisa berkata-kata lagi.
“Akh!!” Kurasakan nyeri lainnya di bagian tubuh yang lain! Dadaku sakit! Mungkinkah rusukku patah?!
“Antoni, bertahanlah!” Alif tampak cemas hingga matanya sembab akibat tangisannya!
Kurasakan kepala dan rusukku sakit! Aku ingin bangkit tapi sepertinya tubuhku mulai lumpuh! Kakiku terasa dingin dan... mati!
Aku menghela nafas… pasrah…
“Mungkin… ini sudah waktunya…” kataku lemah. Kakiku tak bisa digerakkan lagi!
“Tidak Antoni! bertahanlah, aku disini menemanimu…” kata Alif seolah tak ingin kehilanganku.
Aku tersenyum getir dan sakit!
“Apakah harus seperti ini dulu agar kau mau mengobati rasa sakit hatiku… akibat ucapanmu didermaga tadi pagi?” Kataku lemah. Alif terdiam.
“Maaf, aku hanya takut…” Kata Alif. Ia memejamkan matanya, merasa bersalah! Aku tersenyum getir.
“Bukankah dulu kau pernah memberanikan ku saat aku takut menghadapi lingkungan sekitar? Sekarang, jika kau merasa takut, jangan pernah menanggung rasa takut itu sendirian!
Karena, aku masih berdiri disampingmu…” Kataku menyemangati Alif. Alif terdiam menatapku lemah. Dan…
kurasakan nafasku terasa sesak! Alif, aku tak kuat lagi…
“Antoni… jangan tinggalkan aku! Aku tak ingin kehilanganmu! Kata-kataku didermaga tadi, itu hanya omong-kosong!” Kata Alif mengaku. Aku tersenyum untuk kesekian kalinya.
“Aku juga tak ingin kehilanganmu, sayang. Namun…”
kata-kataku terhenti.
“Maaf mas, anda harus pergi sementara dari sini…”
*****
Suara Hati Alif…
Seorang perawat Ambulans berambut cepak dan kurus, datang menarik lenganku. Namun aku tak menghiraukan kata-katanya. Aku menatap Antoni yang terlihat lelah. Aku menunggu kelanjutan ucapannya!
“Mas, tolong, biar kami yang menangani semua ini… ” kata perawat itu sedikit memaksa. Aku hanya menggeleng tak mau pergi! Airmataku kembali menetes. Perawat pria itu memanggil beberapa kawannya sementara perawat lainnya langsung mengeluarkan peralatan P3K dan selang oksigen pernafasan. Perawat itu menarikku bersama teman-temannya!
"Tidak, kumohon, jangan pisahkan kami!!!” kataku memohon saat para perawat itu menarikku. Pelukanku terlepas namun aku masih berusaha untuk tak melepaskan tanganku dari genggaman Antoni!
Beberapa perawat lain mulai memasang saluran pernafasan di hidung Antoni. Antoni menatapku lemah. Nafasnya tampak mulai hilang.
Airmatanya meleleh dipelupuk matanya yang mulai meredup!
“Pasien mulai kehilangan kesadaran…”
“Jantungnya tampak melemah!”
“Benturan di kepala dan rusuk pasien sepertinya fatal!”
“Kita tidak ada waktu lagi untuk membawanya kerumah sakit…”
“Mata pasien tampak tak bereaksi lagi terhadap cahaya…”
“Berikan nafas buatan!!”
“Cepat! Pasien membutuhkan ruang udara lebih luas, suruh orang-orang ini agar tak mengerubunginya!!”
Ramai suara kudengar saat para petugas Ambulans menangani Antoni yang terkapar lemah disana! Sementara orang-orang disekitarnya tampak berbisik-bisik prihatin tapi hanya bisa menonton!
“Tidak, kumohon, biarkan aku bersamanya!” Kataku menegaskan! Aku tak mau berpisah dengan Antoni!!
Perawat itu mulai berupaya menarikku menjauh dari Antoni!
“Pasien butuh ruang untuk bernafas, mas… biar kami yang menanganinya…” Kata perawat yang menarikku dengan nada yang lembut.
Perlahan, genggaman tangan kami mulai merenggang!
Perlahan mulai mengendur, hingga kami mempertahankannya dengan jemari kami yang mencoba untuk tetap terikat!
Namun karena licin terkena air hujan, pegangan kami pun terlepas!
Aku berteriak untuk dapat mendekati Antoni. Namun beberapa perawat dibantu polisi menghalangiku dengan membuat blokade!
“Yang tabah ya, mas…” Kata salah seorang polisi yang melihat tangisanku. Ia menahanku yang hendak berlari ketempat Antoni! dengan sabar, polisi itu hanya memberikan bahu untuk tempat bertumpuku menangis.
Aku hanya dapat berteriak memanggil-manggil nama Antoni lewat celah-celah pundak polisi yang menghalangi ku dan orang-orang yang berkerumun.
Perawat itu melepas pakaian Antoni dan mencoba memasang perban ditubuh dan kepalanya yang terus mengeluarkan darah!
Aku melihat Antoni menatapku lewat matanya yang seakan-akan mulai meredup! Perlahan mata itu mulai terpejam!
Aku mencoba berontak menembus blokade barisan polisi yang menghalangiku. Hujan deras dan genangannya membuat darah Antoni mengalir kemana-mana!
Tubuh lemah Antoni kini perlahan mulai memucat dingin…
*****
Suara Hati Antoni…
Kudengar suara Alif terdengar memanggil-manggil namaku. Remang-remang kulihat wajahnya begitu takut kehilanganku!
Dibalik bahu kokoh seorang polisi, Alif takut akan kehilanganku! Nafasku mulai menipis membuatku hingga sesak nafas!
Pandanganku mulai kabur dan tubuhku tak bisa lagi kugerakkan! Dan rasanya… dingin…!
Kurasakan beberapa perawat mulai menekan-nekan dadaku untuk memompa jantungku kembali!
Dan seperti sebuah lukisan yang terkena air, perlahan semuanya mulai hilang dan tampak pudar dari pandanganku…
dan…
gelap...
~Masihkah kau ingat saat aku bilang, harus ada yang mati untuk membuktikan siapa yang pantas jadi Apollo dan hyakinthos? Ya, mungkin akulah yang akan jadi Hyakinthos! Namun hatiku akan harum melebihi bunga hyacinth!
Akhirnya, waktuku yang telah ditetapkan-Nya, telah datang menjemputku! Aku penasaran seperti apa nanti aku akan dikenang oleh `mereka`?
Namun, satu-satunya orang yang akan kukenang hanyalah dirimu, Alif…
kematian ini mungkin akan terasa damai dan tenteram…
Namun…
Ijinkanlah aku hidup satu kali lagi, Tuhan! Akan ku perbaiki sisa hidupnya bersamaku dulu. Setidaknya, hanya untuk sesaat aku merasakan pelukannya tanpa dosa padaMu…. Biarkan cinta ini untuk sekali lagi tidak melukai perasaannya!
Sebuah mawar yang ia berikan padaku, jangan sampai harus ia yang menanggung durinya…
Tanpaku, keluarga dan teman-temannya akan memusuhi siapa dirinya… jangan biarkan ia sendiri! Jangan biarkan airmatanya menetes lagi! Aku mencintainya, Tuhan! Jangan biarkan lembaran hidupnya setelah ketiadaanku menjadi sebuah tragedi menyedihkan…
Maka jika seandainya aku dilahirkan kembali, mungkinkah aku bisa memperbaiki dosa yang kulakukan padaMu lewatnya untuk menjadi sebuah kisah cinta yang benar-benar padaMu?
Aku tahu tak ada yang abadi, begitupula jiwaku dan cintaku! Maka, abadikanlah cintaku padaMu lewatnya… karena kutahu hanya kaulah yang Maha Abadi…!
Hujan semakin lebat turun seakan menangis. Saat aku menghembuskan nafas terakhirku, disitulah aku menghembuskan nafasku yang baru… dalam dekapan dunia yang abadi…
________________________________________________________
Kau kan slalu tersimpan di hatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku cinta satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
Saat ku yakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
(The Virgin-cinta terlarang)
________________________________________________________
“ANTONIII!!!”
Alif langsung menerobos blokade polisi dan berlari kearah jasad Antoni yang hendak di tutupi dengan kain.
Hujan deras menjadi saksi perpisahan dua insan yang saling mencintai. Alif menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat jasad kekasihnya yang telah terbujur kaku. Mengekspresikan semua kekecewaannya pada Tuhan saat ia harus kehilangan Antoni!
Ya, Antoni telah tiada! Ia telah pergi meninggalkan dunianya. Tak henti-hentinya tangisan seorang Apollo saat kekasihnya tewas dan terbujur kaku sambil bersimbah darah.
Selamat jalan Antoni…
R.I.P Antoni Putra Hendrawan
*****
Alif huge Antoni in the last event..... ^_^
lanjutt.... hehehe....
。・゚゚・(>д<;)・゚゚・。
G gak terima (>﹏<)
Betul ga @holicmerahputih ??