It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sekolah, 06.40 am.
Normal Pov.
********
"Kamu masuk kekelas gih"
"Oya udah jam segini aku
pergi dulu ya, bye" Evan pamit
pergi pada Indra, dan tersenyum kecil kearahnya.
"Bye" Indra membalas senyumannya dan melambaikan
tangannya.
"Woi Ndra, pagi pagi dah
mesra ja lo sama kelas tetangga haha" ucap salah
satu teman Indra.
"Ah apaan lo ngaco ja" indra
mengelak dari godaan teman
temannya. Teman temannya pun tertawa melihat tingkah
polah temannya yang saat ini
sedang salah tingkah.
"Mau pacaran juga gpp sob"
temannya indra meninju bahunya pelan. Indra meringis
kesakitan kemudian memiting
kepala temannya itu.
"Rasain nih, udah bel ini ayo
belajar" indra melepaskan
pitingannya dan memulai
pelajaran hari ini.
********
Evan Pov.
Aku melangkah masuk kedalam
kelas dan melambaikan tanganku kearah kelvin.
"Lama amat lo cuma mau
ngomong juga" ucap Kelvin.
"Haha napa? Kangen lo cuma
gue tinggal bentar?"
"PeDee" jawabnya, aku menaruh
tasku diatas meja dan duduk
dibangkuku.
"Eh, nanti lo pulang sendiri
ya gue mau ketempat biasa"
"Yehh, siapa juga yang minta
nebeng sama lo pulang"
"Kirain gitu" Kelvin cemberut.
"Haha gue balik bareng Indra
ko" aku tersenyum.
"So sweet, masih baru barunya
kali ya jadinya nempel mulu"
"Sirikk" aku menyentil hidung
mancungnya.
"Gue ga sirik yeh, cuma kasih
tau ja"
"Kasih tau apa?" tanyaku
bingung.
"Dalam hubungan itu ga selamanya indah tapi banyak
dukanya" ucapnya sok bijak.
"Ah gue masih adem adem ja
ko"
"Yehh liat ja nanti pasti ada
beberapa masalah yang mengganggu hubungan kalian"
"Itu sih lo yang mau" aku
meninju lengannya.
"Iya juga kali ya" ucapnya
enteng, aku manyun.
"Tuhkan lo berharap yang jelek
mulu sih"
"Hahaha, kaga deh becanda.
Semoga temen gue ini langgeng dan bahagia terus"
"Aminn" aku mengangkat
kedua tanganku tinggi tinggi.
"Maaf mas ga ada duit receh"
ucap Kelvin.
"Sialan" aku menjitak kepalanya
dan kami pun tertawa bersama
tapi seorang guru masuk dan
menegur kami untuk diam karna jam pelajaran akan
segera dimulai.
Indra evan alvian..
#shock
wah nanti indra bkl ke rumah evan ya? Ehm ada peristiwa apa ya?
********
13.00 pm.
Alvian Pov.
"Kak" aku memanggil Deka
yang sedang serius membaca
buku di tangannya.
"Hm" gumamnya.
"Antar aku"
"Kemana? Ke pemakaman kan
sudah tadi pagikan" ucapnya
tanpa mengalihkan pandangannya kearah buku yang dia baca.
"Bukan" ucapku setengah merengek.
"Lalu kemana?" Deka memutar
kedua matanya bosan.
"Kedanau" ujarku riang.
"Panas, aku malas keluar"
"Kita main basket lagi disana"
"Tidak" tolaknya tegas.
"Uhh" aku merengut sebal.
"Kalau begitu aku pergi
sendiri saja" aku mengambil
bola basket didalam keranjang.
"Tidak boleh!" Deka menurunkan bukunya dan
menatapku tajam.
"Kenapa?" aku menautkan
kedua alisku.
"Kau sendirian" dia berjalan
mendekatiku dan mengambil
bola yang kupegang.
"Yahh, aku mau main bola
basket kak. Please" ucapku
memohon. Tapi tetap saja
jawaban yang sama.
"Tidak" dia melempar bolanya
masuk kembali kedalam
keranjang bola. Aku menatapnya sengit kemudian
mendorong tubuhnya menjauh
dariku dan aku berjalan keluar
rumah. Bahkan dia tak mengejarku benar benar manusia tak berperasaan.
Rasa menyesal saja tidak
punya. Sekarang aku ada
dihalaman rumah dan diam
mematung seperti orang
bodoh. Hmm Kak Indra tumben
belum pulang sekolah jam
segini? Mungkin ada perlu atau
ada urusan. Aku menyetop
angkot dan masuk kedalam
angkutan mobil itu.
"Pak kearah jalan Sendanu ya"
"Iya dek" si supir angkot
menganggukkan kepalanya dan
menjalankan angkutannya ke
arah danau. Dua puluh menit
kemudian sampailah aku di
temapat tujuanku. Aku masuk
dan melihat sekeliling.
"Aku gak bawa bola sih jadi
ga tau mau ngapain" aku
menghela nafas kecil dan
melihat ada sebuah saung kecil
dipinggir danau. Aku mendekati
saung itu dan mengamati
bentuk saung unik ini.
Semuanya terbuat dari kayu
jati. Aku kira permanen beton.
Pikirku bodoh.
Aku masuk kedalam saung dan
bersandar pada sisi saung
yang menyuguhkan langsung
pemandangan seluruh danau.
"Wahh, disini indah sekali"
ucapku kagum. Aku mulai
menikmati sejuknya suasana
didalam saung ini perlahan
mataku mulai merasakan
kantuk yang luar biasa.
Lambat laun mata ini mulai
menutup dan semuanya menjadi gelap.
@Just_Pj, @semua, @Fazlan_Farizi
@Henry_13
kepingan 9,10, ada di page 30 dan ini kepingan kesebelas..
********
13.30 pm.
Kelvin Pov.
Tett Tett Tett.
Alarm sekolah berbunyi tanda
jam pelajaran usai, semua anak
anak didalam kelasku berhamburan keluar. Aku
melirik teman sebangkuku
Evan yang sedang membereskan
buku pelajaran dan alat tulisnya. Aku juga melakukan
hal yang sama.
"Van, lo mau kemana sama
Indra?" tanyaku.
"Ada deh" ucapnya sembari
tersenyum ganjil.
"Sekarang main rahasia rahasian
nih" aku jengkel juga melihat
kelakuannya yang seolah tak
menganggapku sebagai seorang
sahabatnya.
"Bukan. Tapi ini secret banget"
jawabnya dengan berbisik.
"Halah" aku menoyor kepalanya.
"Kalau gue bilang nanti yang
ada lo ngiler" dia terkekeh
pelan.
"Lo pikir gue bocah suka ileran"
ucapku tak terima. Aku
melipat kedua tanganku.
"Bukan bocah sih, tapi otaknya
yang masih bocah"
"Sialan" aku menjitak kepalanya
keras. Dia mengaduh sakit dan
mengusap kepalanya.
"Sakit Vin" Evan merengut.
"Bodo" ujarku ketus.
"Gue cuma ngajak Indra nginep
ja ko dirumah gue"
"HAH?!" teriakku kaget.
"Gila ampe banjir gitu tu mulut" Evan mengusap wajahnya yang terkena air
ludahku yang muncrat.
"Haha, sorry" aku mengaruk
kepalaku.
"Udah sampe tahap itu lo
pacaran ma dia? Hebat juga
si Indra" aku memasang pose
ala detektif.
"Ha? Tahap apaan?" ucapnya
dengan muka bodoh. Haha.
"Itu loh" aku membuat kode
yang tidak dimengerti Evan.
"He? Apa sih?" dia makin
bingung. Aku menepuk nepuk
keningku.
"Bercinta" ucapku enteng, Evan
membulatkan matanya. Dia
menepuk wajahku kuat.
"Aish. Sakit tau"
"Biar lo ngotak dikit kalau
ngomong" ucapnya sewot.
"Lah? Ngapain sewot? Kalau lo
ngajak dia nginep berarti kan
tahapannya dah jauh"
"Ya kagaklah, gue mau rawat
dia ja badannya panas tadi
pagi mukanya juga pucet"
"Oh" aku hanya ber'oh' ria saja.
"Tapi kalau soal tahapan yang
lebih jauh gue udah siap"
ucapnya dengan ekspresi yakin.
"Bwahahaha. Baguslah kemajuan
buat lo yang penakut"
"Huh" Evan mengambil tasnya
dan menyandangnya dibahu.
"Udah ya gue duluan" dia
melambaikan tangannya padaku.
"Ok, hati hati"
"Yo" Evan pun berlalu dan
meninggalkan aku seorang
diri didalam kelas yang sepi.
"Ah, gue kedanau ah dari pada
boring dirumah" aku menyandang tasku dan bergegas keluar kelas menuju
ke tempat parkir motor.
Aku mengeluarkan kunci dan
menghidupkan motorku dan
melajukan motorku dengan
kecepatan tinggi.
********
Kelvin Pov.
Aku melepas helmku dan
menaruhnya distang motor.
Aku merapihkan rambutku
yang semerawut. Aku melangkah menelusuri sekitaran
danau ini dan melangkah
mendekati pinggir danau.
"Huft, disini emang paling enak"
aku duduk dan melepas
sepatu dan menggulung celana
ku sebatas betis. Lalu ku
masukkan kedua kakiku ke
dalam air danau yang jernih.
Aku melepas jaket kulitku
dan menaruhnya sembarangan
diatas rumput. Mataku melihat
sekeliling danau dan melihat
ada sesuatu didalam saung
seperti sebuah kepala bulat tapi
sepertinya dia membenamkan
kepalanya kesisi saung. Aku
mrnyipitkan kedua tanganku
dan memakai kembali sepatu.
Setelah itu aku berjalan
mendekati sesosok seseorang
yang saat ini sedang berada
didalam saung itu. Aku melongokkan kepalaku kepintu
saung dan melirik kanan kiri.
Ah orang itu sedang bersandar
nyaman disisi saung ini.
Aku mendekatinya dan duduk
disebelahnya. Dari perawakan
badannya dia pendek lalu badannya putih rambut hitam
lebat dan wajahnya kecil atau
bisa dibilang imut untuk ukuran
laki laki, apa jangan jangan dia
perempuan? Tapi dadanya rata.
Aku menepuk kepalaku karna
memikirkan hal yang aneh
aneh. Aku menyibak rambut
disekitar keningnya dan mataku
membulat sempurna laki laki
ini kan yang melempariku
dengan bola tempo hari. Aku
memandangnya lekat entah
kenapa melihatnya tertidur
seperti ini mebuatku tersenyum,
tidurnya nyenyak sekali dan
terlihat polos. Aku mengusap
wajahnya pelan dari kening
kemudian menelusuri lekukan
hidung dan terhenti pada
bibir kenyal berwarna merah.
Aku mengusap bibir bawahnya
menggunakan ibu jariku dan
memiringkan wajahku. Entah
keberanian dari mana aku
mulai mendekati wajah polos
itu dan menutup kedua mataku
perlahan. Tetapi sebelum aku
berhasil menciumnya aku
mendengar suara erangan kecil
yang keluar dari bibir manis itu
dan kedua mata sayu itu
membuka perlahan dan menampilkan ekspresi kaget.
"Arrrghhh!"
@ElninoS, @pria_apa_adanya,
@Just_PJ, @Henry_13