It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
anda beruntung tebakan anda
benar haha
teliti juga ternyata..
Pokoknya kamu harus segera menyelesaikan cerita ini
Biar ak gak penasaran, makasihhhhhh
(ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘c)
narsis.com
********
Flashback..
"Sebagai kakak kamu tidak mampu menjaga adikmu sendiri, coba saja kamu mau
menjaga adikmu kejadian ini
mungkin tidak akan terjadi"
"Semua ini salahmu, ayah benar benar benci denganmu"
"Dia mengalami trauma setelah
melihat kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya"
"Mungkin Alvian merasa nyaman
dan merasa terlindungi dengan
adanya Indra disampingnya, emosinya pun jadi makin membaik setelah beberapa
minggu kejadian itu"
"Aku cinta kakak"
"Ayah kecewa denganmu Ndra,
setelah perginya ibumu kau malah menyeret adikmu masuk
kedunia yang salah"
"Alvian mau dibawa kemana yah?"
"Alvian akan ayah bawa dan tinggal bersama ayah, lebih baik kamu sendiri disini dan
mencobalah untuk belajar
mandiri"
"Ayah apa salahku yah"
"Ayah menyesal menganggapmu
sebagai seorang anak"
Flashback End.
Indra Pov.
Tin Tin Tin.
"Woi lo cari mati hah" teriakan
seseorang membuatku tersadar
kembali dari lamunanku ke
masa lalu, aku menghela nafas
kecil dan meminta maaf pada
seseorang pengendara mobil
tadi. Bodoh kenapa aku melamun saat sedang mengendarai motor, entah
kenapa jika mengingat semua
rentetan kejadian yang dulu
membuat hatiku sakit. Aku
hanya memandang kosong ke
arah jalan raya yang sepi.
Sesampainya disekolah aku
memparkirkan motorku dan
beranjak pergi menuju kelas
saat akan melewati ruangan
kelas yang sepi aku dikagetkan
oleh tepukan seseorang dibahu
ku. Aku menolehkan kepalaku
dan melihat sosok Evan yang
berdiri dibelakangku.
"Hai" ucapnya dengan senyuman hangatnya.
"Hai juga, tumben jam segini
kamu berangkat biasanya juga
telatkan" aku mengelus
rambutnya yang berantakan
akibat hembusan angin pagi.
"Hehe aku pengen berangkat
pagi ja sekalian pengen ketemu
kamu" Evan tertawa renyah,
melihat senyumannya yang
lepas sedikit mengurangi kesedihanku saat ini. Aku
membalas senyumannya dan
membenarkan letak tasku.
"Wajahmu pucat sekali Ndra?
Kamu sakit ya?" Evan mengelus
pipiku lembut dan menatapku
dengan kahawatir.
"Aku ga apa apa sayang" aku
mencoba menenangkannya
dengan senyumanku. Dia
memandangku tak percaya
kemudian dia menempelkan
punggung telapak tangannya
ke keningku.
"Tapi badanmu panas, kamu
sepertinya demam" dia
menatapku sayu kemudian dia
melepas jaket yang dia pakai
dan memberikannya padaku.
"Untukmu" ucapnya.
"Loh? Kamu bagaimana?"
"Aku ga apa apa, yang penting kamu. Aku ga mau kamu sakit"
Evan memaksaku menerima
jaketnya, aku mengambilnya
kemudian memakainya.
"Maaf agak sempit ya? Badanmu sih ketinggian ditambah badanmu besar" Evan
meninju dadaku pelan.
"Dasar" aku hanya tertawa dan
mengacak rambutnya.
"Tapi makasih ya jaketnya"
aku melirik kanan kiri takut
ada orang yang memergoki
kami. Kemudian aku
memeluknya dan mencium
bibirnya lembut. Evan
membalas pelukanku dan
menutup kedua matanya.
"I love u" ucapnya pelan.
"Me too" balasku.
@semua, @ElninoS, @Fazlan_Farizi, @Just_PJ
@yuzz: haghaghag..