It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
deka sm alvian itu sapa ya..? kl story baru enakan d trit baru..
********
03.30 am.
Mataku terbuka dan sepertinya
aku terbangun kembali, aku
mengangkat kepalaku dan melihat ada tangan yang menyangga kepalaku menjadi
bantal tidurku. Aku menatap
sosok tampan itu sedang tertidur damai garis wajahnya
menggambarkan sosoknya yang
begitu dingin dan tegas, rahang
kerasnya hidungnya yang mancung dan bibirnya aku
terpaku melihat benda kenyal
itu bibir merah nan segar. Aku
mengerjapkan mataku dan
menepuk pipiku pelan. Apa
yang sedang kupikirkan sih.
Aku memandangnya kembali
dan membenarkan selimutnya
yang berantakan. Aku bangkit
dari posisiku dan mencoba
untuk berdiri tapi ada tangan
yang menahan gerakanku.
"Mau kemana" ucapnya berat
tanpa membuka kedua matanya. Aku mengedipkan
mataku dan memiringkan
wajahku bingung.
"Kamu kok tau aku bangun?"
tanyaku.
"Aku merasakannya tanpa perlu
harus kau taukan" dia menggenggam tanganku erat
dan menarikku kembali untuk
berbaring tapi kali ini bersandarkan diatas dada bidangnya yang kokoh, aku yang kaget sempat akan mengelak tapi Deka menahan
kepalaku dan menempelkannya
diatas dadanya, aku bisa
mendengar detak jantungnya
dan juga deru nafasnya diatas
telingaku. Tubuhku tiba
tiba bergidik geli nafas hangatnya tepat mengenai belakang leherku juga. Tapi
aku hanya diam dan berusaha
menikmati kehangatan yang
disuguhkan olehnya.
@pria_apa_adanya, @Dhika_smg
@Marukochan
@Fazlan_Farizi, @wilhem, @Rez1
@pria_apa_adanya: adiknya indra
dannnnn...
@ElninoS: konfliknya nanti, seneng seneng dulu .. :DD
@semua: yohaaa \('o')/
********
04.30 am.
Alvian Pov.
Aku mendengar suara alarm
dari handphoneku, aku mengambilnya dan mematikan
nada alarmnya. Aku menguap
kecil dan menyibak selimut.
Aku bangun dan mencoba
berdiri, ku renggangkan seluruh
otot ditubuhku dan berjalan
keluar kamar. Kebiasaanku
memang selalu bangun pagi
dan menyiapkan makanan
untuk sarapan. Aku melangkah
menuju dapur dan mendekati
kompor, kunyalakan kompor
dan menaruh penggorengan
dan mulai mengiris cabe serta
bawang merah. Setelah bumbu
jadi aku masukan kedalam
penggorengan dan kutumis
beberapa menit aku masukan
nasi dan beberapa irisan daging
ayam serta wortel. Diluar dapur
aku mendengar suara langkah
kaki yang menuju kemari.
Aku memalingkan mukaku
kearah pintu dapur dan disana
aku melihat kakakku yang
berpenampilan semerawut
rambut acak acakkan dengan
muka mengantuk. Kakakku
melirik kearah ku sebentar
kemudian berjalan mendekatiku.
Grepp.
Di dia memelukku dari belakang. Tubuhku mematung
dan mulutku terkunci.
"Masak apa" ucapnya parau
dengan mata setengah terbuka.
"Na nasi goreng kak" aku
terbata bata. Hembus nafasnya
mengenai titik leher belakangku.
"Pantas baunya enak" kak Indra
menghirup wangi masakanku.
"Kakak melantur ya? Kebiasaan
kakak selalu aneh jika bangun
tidur" tanyaku. Aku tidak
merasa nyaman dengan posisi
kami saat ini meskipun kami
bersaudara kandung tetap saja
aku tak bisa membendung detak jantungku yang semakin
cepat karna tingkah kakak.
Kak Indra mengeratkan pelukannya padaku, dan menaruh dagunya dibahuku.
"Kak, lebih baik kakak mandi
saja dulu" aku menggeliat tak
nyaman.
"Jangan begitulah Van"
ucapnya mulai melantur lagi
sepertinya dia belum sadar
sepenuhnya.
"Van? Aku bukan.."
"Ehem" ada suara deheman seseoarang dibelakang kami,
ketika aku menoleh ternyata
Deka melihat posisi ku yang
sepertinya tak pantas untuk
dilihat olehnya. Deka melipat
kedua tangannya dan bersandar
diambang pintu dapur.
"Kalian intim sekali" ucapnya
tanpa ekspresi.
"Aa ini bu bukan aku yang"
aku tak bisa menyelesaikan
perkataanku karna Deka
berjalan mendekatiku dan
mengambil gelas yang penuh
dengan air kemudian menyiramkannya kewajah kak
Indra.
"Hmp hah" kak Indra melepaskan pelukannya dan
mulai tersadar.
"Orang melantur seperti dia
harusnya kau gunakan cara
ini untuk membangunkannya"
ucapnya dengan desisan pelan.
"Brengsek" umpat kak indra.
"Kenap lo siram muka gue
pake air hah" ucapnya tak
terima. Deka mengerinyitkan
kedua halisnya dan menatapnya
datar.
"Bahkan lo ga sadar dengan apa yang lo lakukan" tanyanya.
Aku hanya mampu memandang
tingkah mereka berdua dalam
diam aku tak mau ikut campur
karna menurutku percuma pasti
mereka tetap akan seperti itu.
Kak Indra menggeram kesal dan
mulai melangkah meninggalkan
dapur.
"Kak Indra" ucapku pelan dan
mencoba mengejarnya tapi
tangan Deka lebih cepat menarikku.
"Sudah, lebih baik kau siapkan
sarapan pagi dulu, aku bantu
menyiapkan piring"
aku menghela nafas berat
selalu saja seperti ini.
********
06.00 am.
Alvian Pov.
Saat ini kami bertiga sedang
berkumpul diruang makan
untuk sarapan pagi, diantara
kami tak ada yang bersuara
hanya suara dentingan sendok
dan garpu yang beradu dengan
piring. Suasana seperti ini
tidak nyaman sekali rasanya
aku tak biasa dengan keheningan seperti ini. Aku
melirik Deka dan Kak Indra
mereka berdua makan dengan
tenang kejadian pagi tadi
didapur tak membuat mereka
berseteru dimeja makan seolah
mereka sudah melupakan
kejadian itu. Aku mencoba
mencairkan suasana.
"Umm, kakak aku akan
pindah sekolah ditempat kakak"
ucapku memandang kakak
dengan antusias. Kak Indra
menghentikan acara makannya
sebentar dan menatapku.
"Benarkah? Apa ayah mau
mengizinkanmu sekolah ditempat yang sama denganku"
Kak Indra mengatakannya
dengan nada sinis.
"Itu.." aku tak bisa membalas
ucapannya.
"Aku juga akan sekolah ditempat yang sama denganmu
Ian" Deka berseru tanpa ditanya. Kak Indra menolehkan
kepalanya dan memandang Deka bingung.
"Siapa yang nyuruh lo masuk
di sekolah yang sama dengan
gue hah" indra bertanya dengan nada gusar.
"Paman yang bilang" ucap Deka
singkat tanpa memandang wajah kak Indra. Rahang kak Indra mengeras setelah mendengar Deka menyebut nama ayah.
"Gue disini karna memang
ditugaskan untuk menjaga
Alvian dan tentunya paman
tidak mau melihat anaknya
begitu dekat dengan orang
lain" deka melirik kearah kak Indra sebentar kemudian melanjutkan makannya. Aku
menundukkan kepalaku entah
kenapa nafsu makanku tiba
tiba hilang. Kak Indra hanya
terdiam dan memandangku
sebentar. Dia menaruh sendok
dan garpunya diatas piring.
"Maaf" dia bangkit berdiri dan
mengambil tasnya yang ada
disebelahnya. Aku mengejarnya
dan menahan pergelangan
tangannya.
"Kakak" aku menatapnya sendu.
"Ayah benar Ian, harusnya kamu tidak bersama kakak"
ucapnya lirih.
"Kakak yang membuat semuanya menjadi sulit" tambahnya lagi dengan suara
yang amat pelan.
"Ini bukan salah kakak tapi
salahku, ayah harusnya benci
denganku bukan kakak" aku
mengeratkan peganganku tapi
Kak indra melepaskannya.
"Maaf ya" kak Indra tesenyum
getir kemudian melangkah
keluar rumah aku mendengar
suara motor dan perlahan mulai
menghilang.
@Marukochan, @pria_apa_adanya
@ElninoS: evan ada, kenapa
bisa serumah? Bukannya di cerita sebelumnya emang udah ada mereka kan..
@semua: adalah, bakalan banyak
flashback ke masa lalu keluarga
mereka..