It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Deka Pov.
******
Gezz entah kenapa aku selalu
marah jika melihat kedekatan
mereka, memang bukan hakku
untuk melarang mereka berbicara atau sekedar ngobrol
berdua tapi aku tidak suka saja
dari cara Alvian menatap Indra
aku merasa perasaan Alvian yang dulu belum hilang juga
walaupun dia jarang bertemu
dengan Indra, menjauhnya Alvian dari hidupnya Indra justru membuat perasaannya
semakin lama semakin besar.
Apa yang harus aku katakan
pada paman jika itu semua
sampai terjadi aku terus saja
berpikir keras sehingga tak
sadar ada suara langkah kaki
yang mengikutiku dari belakang. Aku melirik sebentar
dan benar saja dugaanku.
"Ada apa?" ucapku dingin.
"Kak Deka, jangan bersikap
dinginlah sama kakak" ucapnya
dengan raut wajah polos.
"Kenapa?"
"Kasian kakak, dia selalu kesal
jika kak Deka menunjukkan
sikap seperti itu"
"Itu bukan urusanku" aku
melangkah pergi dan meninggalkannya menuju ruang
makan. Dia mengekoriku dari
belakang dan memegang ujung
kaosku. Aku menghela nafas
kecil dan menghentikan langkah
kakiku.
"Jangan marah, aku mohon"
ucapnya sendu.
"......" aku diam tanpa membalikkan badanku.
"Kak, Maaf" dia semakin erat
menarik ujung kaosku. Aku
mengurutkan dahiku pelan dengan tangan kiriku. Aku
membalikkan badanku menghadapnya. Aku mencondongkan tubuhku lebih
rendah agar sejajar dengan tubuhnya yang pendek dan kecil. Ku sibakkan rambutnya
yang menutupi setengah matanya.
"Ya, aku maafkan" aku tersenyum dan mengusap pipinya lembut, dia tersenyum
lebar dengan mata berbinar.
"Terima kasih" dia memelukku
erat .
@darkrealm, @Henry_13,
@Fazlan_Farizi
nih udah gue update chap 41,42,43 sekaligus.. Monggo
dibaca..
hm? Ga lupa ko sama kelvin,
mereka tetep berteman baik :DD
sendiri demi evan, itu yang buka hatinya evan.. Atau rasa tulusnya indra ke evan banyak
faktor sih..
Evan House, 05.30 am.
Evan Pov.
Pagi harinya......
Kringgggg Kringgggg Kringgg
Aku membuka kedua mataku
mendengar suara jam weker
dikamarku, aku duduk dan bersandar pada bantal empuk
menguap kecil dan melirik ke
arah jam weker. Hm ternyata
masih jam segini aku bangkit
dan mengambil handuk lalu
kulangkahkan kaki menuju arah
kamar mandi. Aku masuk dan
menyalakan shower setelah itu
aku buka seluruh pakaianku dan mulai menyegarkan diri
dengan air hangat. Aku
mengambil sabun dan mengoleskannya pada tubuhku
bibirku tak tinggal diam aku
bernyanyi dengan lagu yang
aku tau saja, setelah menyabuni
diri akupun mengambil shampo
dan menuangkannya di jari
kemudian ku tempelkan kerambut aku meremas kecil
rambutku dan memijat seperlunya saja kubilas
perlahan agar tak mengenai
mataku. Setelah segar akupun
mengambil handuk dan ku
lilitkan kepinggang aku
mengambil seragam sekolah
dan segera kupakai. Aku melangkah keluar dari kamar
dan pergi menuju dapur. Aku
menepuk kepalaku pelan aku
baru ingat mama kan pergi
kerumah paman. Aku menghela
nafas kecil dan terpaksa hari
ini harus memasak sarapan
sendiri. Setelah makan aku
kembali masuk kedalam
kamar dan mengambil handphone yang tergeletak
di atas meja. Ada satu pesan
masuk dari Indra. Kubuka pesan
masuk dan kulihat isi pesannya
indra akan menjemputku pergi
bersama kesekolah, aku
tersenyum kecil dan mengetik
balasan sms ku. Aku masukkan
handphoneku kedalam saku
dan mengambil tas serta jaketku. Aku berjalan menuruni
tangga dan melangkah keluar
rumah.
Tin Tin Tin. Suara klakson motor indra sepertinya dan
benar saja setelah aku
membuka pintu ternyata indra
sudah stand by di depan rumah.
"Sudah siap berangkat sekolah"
ucapnya dengan senyuman isengnya.
"Ok" aku naik keatas motornya
dan dia pun menghidupkan
motornya dan menolehkan
kepalanya kebelakang.
"Ada apa?" ucapku bingung.
"Pegangan" setelah indra
mengatakannya, dengan cepat
aku memeluknya dengan erat.
Tubuhku seolah terpental
kebelakang ketika indra dengan
tiba tiba menggas motornya
dan membawanya dengan
kecepatan tinggi membelah
jalanan pagi ini.
Sekolah, 06.30 am.
Evan Pov.
******
Sesampainya disekolah...
Aku turun dari atas motor dan
menunggu indra memparkirkan
motornya, aku diam menunggu
dan mataku tak sengaja
melihat sosok kelvin di dekat
gerbang sekolah. Aku ingin
menyapanya tapi aku ragu.
Kelvin melewatiku dan memparkirkan motornya setelah
itu pergi kekelas tanpa melihat
atau pun menyapaku. Aku
menghela nafas berat dan indra
menepuk pundakku dari belakang.
"Hey, tadi Kelvin kan?" ucapnya.
"Iya" ucapku lesu. Indra mencolek pipiku lalu melihatku
dengan tersenyum.
"Kita bicarakan nanti setelah
istirahat ya"
"Iya " aku menganggukkan
kepalaku dan kami pun berpisah masuk kedalam kelas kami masing masing. Ketika aku melangkah masuk kedalam kelas aku sudah melihat kelvin
duduk dibangkunya aku ragu
takut kelvin tak merasa nyaman
duduk sebangku lagi denganku.
Aku pun memberanikan diriku
mendekatinya dan mencoba
duduk disebelahnya. Aku
melihat kelvin memutar mutar
sebuah sapu tangan berwarna
biru yang terus saja dia pandangi. Aku berdehem kecil.
"Ehem" kelvin seolah tersadar
kemudian menoleh kearahku.
"Eh, Evan? Dari tadi disini ya?"
aku hanya menatapnya bingung
dia tak sadar dengan kehadiran
ku disini, aku hanya diam dan
tak menjawabnya.
"Ditanya malah diem" dia menoyor kepalaku dan kembali
memandang sapu tangan
ditangannya. Aku memandangnya sekilas.
"Lo masih marah Vin?" ucapku
padanya.
"Marah kenapa?" dia memandangku bingung.
"Soal" Kelvin menempelkan
jari telunjuknya ke bibirku
menyuruhku untuk diam.
"Ga usah lo bahas, gue udah
lupain semuanya ko dan gue
belajar untuk mencoba melepaskan lo" ucapnya pelan.
"Kelvin" ujarku lirih.
"Gue akan coba belajar
mengikhlaskan lo bersama
orang lain, ya termasuk indra"
"Tapi ada satu hal yang perlu
lo jelasin ke gue, kenapa lo
bisa deket sama indra? Kalian
kan ga akrab?" dia mengerutkan dahinya dan
mencoba berpikir.
"Nanti jam istirahat lo pasti tau ko alasan kenapa gue bisa deket dan ya pacaran sama dia" ucapku panjang lebar. Dia
hanya menganggukkan kepalanya dan kembali memandang sapu tangannya.
"Sapu tangan siapa sih?
Perasaan lo liatin terus dari tadi" kelvin mengerlingkan
matanya dan menatapku.
"Nanti jam istirahat juga lo
tau ko" ucapnya membalikkan
perkataanku barusan. Aku
meninju bahunya melihatnya
tertawa karna ekspresi
kesalku.
@Just_PJ, @Fazlan_Farizi,
@pria_apa_adanya, @Dhika_smg
yap ini lanjutannya dan tinggal beberapa chapter lagi akan tamat, good night all..
Jam Istirahat...
********
Aku menutup buku pelajaranku
dan membereskan semua
perlengkapan alat tulis kedalam
tas. Tiba tiba saja Kelvin menarik tanganku dan menarik
ku pergi keluar kelas.
"Aduh Vin, mau kemana sih?"
"Ini jam istirahat loh"
Kelvin melepaskan tanganku
dari genggamannya dan
menghadapkan tubuhnya padaku.
"Lo lupa ya sama omongan lo
tadi pagi" dia menatapku dengan melipatkan kedua
tangan kedada. Ak berpikir dan
mencoba mengingat apa yang
aku katakan tadi pagi pada
Kelvin.
"Ah, ya gue lupa" ucapku menggaruk belakang kepalaku
yang tidak gatal.
"Bego" Kelvin menjitak kepalaku.
"Yehh, gue kan lupa Bro" ujarku
tak terima dengan jitakannya.
"Bodo, masih muda tapi pikun"
"Ya udah gue sms Indra dulu
dia udah keluar kelas
apa belum" aku mengambil
handphoneku dan mengetik
pesan singkat selang beberapa
detik kemudian ada pesan masuk dari Indra.
"Dia bilang kita duluan ja
ketaman nanti dia kesana
15 menit lagi"
"Tu anak berasa artis saja"
"Yehh pacar gue tuh" ucapku
tak terima. Kelvin menatapku
kemudian melangkah pergi
meninggalkanku.
"Duh pundungan banget lo"
"Lo kalau udah punya pacar
lupa sama sahabat lo"
"Jiah jadi ceritanya ngambek
nih haha" aku tertawa pelan
kami melangkah menuju kearea
taman sekolah yang sepi. Kelvin
diam tak menanggapi ucapanku.
"....." Kelvin melangkah duluan
dan duduk di atas rumput
hijau. Aku mengekorinya dari
belakang dan duduk tepat
disampingnya. Aku meliriknya
sebentar dan membuang
pandanganku kearah taman.
Aku merasakan sentuhan hangat
pada tangan kananku. Aku
menundukkan kepalaku dan
melihat tangan kelvin
menggenggam tanganku
lembut.
"Kelvin?" tanyaku.
"Boleh gue meminta sesuatu"
ujarnya tanpa memandangku.
"Apa?" aku membalas
genggaman tangannya.
"Boleh ga gue cium lo, gue pengen tau ja perasaan gue
saat ini bagaimana sama lo"
Kelvin menatapku dalam dan
aku hanya terdiam sesaat.
"Gue butuh bukti apa bener
hati gue udah bisa melupakan
lo atau belum" aku hanya
menundukkan kepalaku.
"Siap ga siap mungkin gue
harus tetap terima kalau kita
memang hanya bisa menjadi
sahabat saja tapi ijinkan gue
untuk sekali ini ja mencium lo"
"Tapi" aku ragu.
"Please, sekali ini saja untukku"
bisiknya pada telingaku.
@Just_PJ: kan udah mau selese..
@Marukochan: okk..
@Fazlan_Farizi: nanti ada lanjutannya ko tapi beda cerita
masih tokoh yang sama ..
@darkrealm: iya om, cerita ini
kan udah mau selesai.. Nanti
ada cerita barunya..