Aquascaping: from beginner to advance hobbyist

dundileo

@shidow ketinggalan ditag, pls baca posting sebelum ini tentang FTS (= full tank shot).

WYATB

Cela? Mana berani mencela master?Lagian apa yg musti dicela?
Malah keliatan banget antara WYATB yg amatiran sama @dundileo yg profesional, hehe...
Aku dulu mulainya gak pake perhitungan dan perencanaan detail ala ilmu planologi. Kayu udah punya dari tank lama. Pas ngemol sama bf lewat en liat toko aquascape, langsung nyeletuk " love, aku pingin buat aquascape lagi kutaruh di meja". Setelah dpt ijin, langsung beli nano tank, filter (yg jg bisa difungsiin jd aerator), silica gravel en lampu sekaligus. @dundileo, aku lupa bro harga lampunya brp, total semuanya kalo gak salah sekitar 250 rb - 300rb. Berikutnya tuh tank duduk manis di atas meja 2 bulan lebih jd "tempat sampah" (aerator, lampu, semua kutaruh dalam tank- sering jg kertas2 gak begitu penting yg lagi males utk diberesin langsung kucemplungin sana, hehe). Bisa bayangin tank jd tempat sampah? hehe...
Baru setelah ada waktu, jalan ke pasar ikan hias. Apapun tanaman yg kuanggap bagus langsung kubeli, gak pake perhitungan dan perencanaan sebelumnya. Balik ke apt, langsung cuci gravel, taruh di tank, langsung tanam-tanam. 4 hari berikutnya baru balik ke pasar utk beli ikan (waktu itu beli cardinal and guppy).
Begitu asal mula cerita tank ku, hehe...
oya @dundileo, aku cari check valve gak ada di 3 outlet ace. Kalo pake CO2 tetra punya gak perlu lagi BC ya, hehe... Awas kau ya ngerjain aku.. Soalnya dulu (dulu kala pas tank pertama), beli di mol cmn dikasi tabung itu ama tabung spray yg ijo itu, aku dulu sempat nanya gak pqke counter kah, dijwb gak perlu - itu aja cukup. Ya udah akhirnya kubeli.
Mengenai saran bro dundi, utk nambahin batu ato riccia: apa ntar gak jadinya malah keliatan terlalu penuh bro, terutama kalo crypto-nya udah banyak runnernya. Kalo beli batu kok aku males bro, soalnya seperti yg aku bilang sblmnya, berasa gqk worth it aja beli batu aja kok mahal, hehe.. Kalo riccia-nya ntar aku cari, tapi gak gampang kayaknya cari di kota kecilku dibanding jkt bro.. Karena menurut mas2 yg jual di pasar, beberapa supply jg datang dari jkt.
ok bro @dundileo, thks banget atas kontribusinya di tritku ya, tetap update tankmu di sini ya (wajib), sekaligus jadi conselor volunter di sini, qiqiqiqi....

WYATB

Oya, kelupaan, mengenai suhu tinggi, kok aneh ya bro? Apa termometernya yg rusak, hehe... Jariku kalo ta celupin airnya dingin tuh. Sering2 nya jg pake ac semaleman. Apa lampunya yg terlalu dekat ya?

dundileo

@WYATB, master apaan, kung fu master kali ya? Kalau kita makin tau, maka akan makin spesifik keinginan kita, makin banyak pertimbangan untuk bisa bikin sesuatu yang sesuai dengan yang kita inginkan. Itulah gunanya belajar, baca2 jurnal orang, cari tau spesifikasi tanaman. Coba tanya sama Pak Guru kalau nggak percaya. Makanya loe baca2, terus celalah gw. Soal bubble counter itu gw nggak tau kalau loe sudah ada tabung dosisnya. Waktu itu gw tanya nggak loe jawab sih. Sori btw. :P

Riccia juga uji coba lho, itu harusnya tanaman medium-up light (dulu gw pernah nanam, dibiarkan ngapung aja tumbuh), tapi kalau pakai CO2 kenceng bisa pakai medium-low light katanya.. Kalo menurut gw cryptnya jangan nyebar ke depan Brur, di pinggir2 kayu aja tapi rimbun.

EDIT: nggak tau deh gw, di tempat gw juga tinggi. Perasaan dulu suhu normalnya 27-28, sekarang 29-30. Pemanasan global?

---

Perhatikan ketiga gambar di bawah ini. Gimana menurut loe, kalau botolnya diilangin, dikasih kayu, batu, gravel.. Dikasih ikan kecil2.. Sudah mirip kan?
#mencoba menghibur diri sendiri..
#plak..!
#najis..!
)



George Farmer pakai Aponogeton crispus red, A. boivianus, Crinum, dll.


Igor Varnic pakai tanaman panjangnya Cryptocoryne balansae, Crinum, dan stem plant doang.


Sementara gw (gambar paling atas) pakai botol frest*a.. )

raufan

WYATB wrote: »

@raufan: udah liaat pic tank ku? Gak bedaa jauh lho ama punyamu.. Ayo semangat bro, lakuin sesuai anjuran @dundileo. Smoga berhasil ya

Ukuran berapa aqua punya lo itu brow? Kayanya lebih besar lebih mudah ya,,lebih bisa kreatif

raufan

dundileo wrote: »

dundileo wrote: »

@alco,
IMHO = in my humble opinion
IMO = in my opinion
IME = in my experience
AFAIK = as far as i know
IDK = i don't know
FYI = for your information
ATM = at the moment
PITA = pain in the *ss
http://forums.tfhmagazine.com/articles_acronyms.php

@raufan, cryptocoryne nggak tumbuh di batu tapi di tanah. Yang di batu/kayu di gambar itu anubias, secara harga umumnya jauh lebih mahal daripada cryptocoryne, jauh lebih lambat tumbuhnya, lebih rentan, mending kalau belum punya jangan beli anubias dulu.
Loe juga bisa bikin yang indah kalau sudah tau caranya. Kuncinya kontrol terhadap parameter terutama cahaya Bro, keseimbangan. Kalau sudah dibersihin ntar share lagi ya. Moga2 berhasil deh. Punya @WYATB juga nano, tapi ditaruhnya dalam ruangan pakai low light, makanya nggak kena alga parah.

@shidow, nggak harus mahal Bro. Kalau boleh tau tank loe sekarang ukuran berapa, sudah pakai alat apa aja, isinya sekarang apa? Yang penting ada [1] lampu (low light aja, lebih gampang ngurusi scape-nya), [2] substrat yang subur (pakai tanah kebun biasa bisa banget), [3] pompa arus plus filternya yang isi kapas (untuk sirkulasi air dan menyaring kotoran) dan [4] tanaman (yang low light banyak yang murah). Bikin sendiri aja, kalau dibikinin orang lain pasti akan lebih mahal. Menyenangkan kok pelihara tanaman dan bikin scape itu. Coba tanya sama @WYATB kalau nggak percaya.

Ow ane fikir lampu low light itu bisa bikin tanaman busuk gt,, oke iya siap, ane hari ini mw cuci aqua neh,, praktekin yang gan @dundileo sarankan hehe doakan ye

raufan

dundileo wrote: »

@WYATB,
HOORAAAYYY...!!! The tank has CO2...!!! \:D/\:D/\:D/

KOMENG: Nah tuh ketemu bubble counternya. Suhu loe tinggi juga kayaknya ya. Selang kalau nggak dipasangi check valve ati2 kalau kaleng CO2nya dicopot air tanknya bisa ngucur ke luar dari selang. Spray bar memang termasuk paling bagus buat sirkulasi. Posisi anubias sudah ok sepertinya. Kalau runner crypt keluar lagi, pindahin ke sela2 yg sudah ada supaya rapat. Atau lebih bagus lagi, kasih pembatas (misalnya dari potongan2 penggaris mika tipis yang dipanasin jadi bisa dibentuk melengkung) yang ditancepin di sekeliling akar crypt supaya runnernya nggak menjalar ke mana2. Setelah beberapa hari keliatannya Egeria densa nggak mengalami tanda2 abnormal kecuali bagian bawahnya yang kurang cahaya, sepertinya sih cocok. Kalau misalnya mau tambah pupuk laterit, airnya disedot dulu sampai habis (masukin ember), tancepin lateritnya, balikin airnya. All in all, so far kayaknya tangan loe cukup bagus.

Depan kayu kasih batu2 sama riccia stone/ball dong.. Riccia bisa pakai med light asal pakai CO2. Alt BG, bisa dikasih plastik hitam yang diplester di bagian belakang luar kaca, supaya lebih stunning kalo BGnya gelap, imo.









Itu masih pake aerator atau murni CO2? Aerator dihidupkan pas lampunya mati aja. PERTANYAAN, WAJIB DIJAWAB: Lampu loe beli di mana, harga berapa?

Senang kan rasanya punya tank? <:-P

Itu yang bulet bulet tanaman apa ya?

raufan

@dundileo @WYATB Oiya gan mau nanya kalo dudukan lampu itu kira kira berapa ya,, haha coz aqua ane ga pake tutup uy

dundileo

@raufan, sip-sip! Tetap sabar dan semangka!!! Jangan menyerah sampai berhasil ya..!! :-bd

Lampu kalau untuk nano sekitar 15-20 watt rasanya cukup. Kalau tanaman yang high light memang akan kekurangan cahaya kalau pakai lampu low light, maka itu pilih tanaman yang memang bisa hidup dengan cahaya low light seperti cryptocoryne. Moss & pakis/fern juga bisa pakai low light, tapi butuh suhu rendah. Amannya main crypt dulu aja, lebih tahan banting. Sama tanaman2 lama loe dipakai juga untuk eksperimen, nanti diatur intensitas cahayanya dengan dinaik-turunkan posisi lampunya. Coba tanya @WYATB sebagai pemilik nano. @WYATB, tank loe dimensinya berapaxberapaxberapa cm??? Lampu berapa watt??? Beli lampu nano di mana??? *gw sudah tau tapi supaya loe jawab sendiri. )

Kalau gw, rumah lampu rencananya akan bikin sendiri dari papan/multipleks, soalnya susah cari jadi yang sesuai yang gw mau, nantinya dikasih reflektor dan dimount ke tembok pakai besi siku L. Gw pengennya agak tinggi masangnya, sekitar 30cm atau lebih (konsekuensinya wattnya harus lebih besar), karena gw pengennya open tank yang lega, bisa diliat2 dari atas, tanamannya yang stem bisa tumbuh ke luar air, kalau ada teratai bisa berbunga. Kalau untuk nano, pakai lampu meja belajar yang bisa disetel naik-turun atau lampu yang digantung di atas tank bisa kali ya. Tank tanpa tutup itu menurut gw lebih bagus, asal jangan piara ikan yang bisa loncat aja (SAE, hatchet fish, pencil fish, dll).

Tanaman bulat2 itu Riccia fluitans, semacam tanaman apung kecil2 tanpa akar. Bisa dipangkas dan dibentuk macam2 pakai kawat kasa/jaring2 yang bahannya ALUMUNIUM atau PLASTIK (supaya nggak karatan dan meracuni air - padahal alumunium karatan juga, tapi katanyaaa: aman). Butuh cahaya hi atau medium-cenderung hi. Kalau medium-low perlu CO2. Nanti2 aja piara riccia kalau tank loe sudah jalan, dan loe mau coba bikin CO2 dari air gula + ragi.

Sekali lagi: SEMANGKAAA..!!! :-bd

dundileo

Bro @raufan, tadinya kan gw saran tanahnya 3-4 genggam aja. Tapi setelah tank gw jalan 8 hari tanpa kena algae bloom (tanah gw tanpa diproses, sempat kena brown algae, tapi langsung disikat oleh ikan gw) dan setelah baca2 lagi, gw lebih konfiden untuk menyerahkan pada loe kalau mau pakai lapisan tanah kebun yang agak banyak, supaya bisa langsung untuk jangka panjang tanpa perlu dibongkar/ditambah pupuk lagi. Bagusnya disaring dan diproses dulu supaya ammonia/nitritnya nggak melonjak, seperti cara yang ada di halaman 12.

Untuk bantu nurunin ammonia/nitrit bisa dengan cara ganti 50% airnya tiap hari. Kalau ternyata mulai muncul algae ganti air dipersering dan jarak lampu untuk sementara dijauhkan dari tank, masa nyala lampu juga dipersingkat jadi kurang dari 8 jam per hari (misalnya max 4 jam on, 2 off, 4 on). Piara hewan pemakan algae yang sesuai dengan ukuran tank, mungkin keong nerita (tapi banyak telornya putih2 di mana2, nggak bakal menetas tapi menrut gw mengganggu pemandangan). Kalau ikan otocinclus dan udang agak rentan terhadap parameter yang belum stabil dan suhu air.

dundileo

@alco, hehehe.. Jangan bilang bagus dong, apalagi ini masih pakai botol bekas, belum dibikin scape. Bilang aja terlalu ribet, terlalu ruwet, terlalu apalah. Layoutnya kacau lah, nggak ada point of interest lah. Semakin dihina gw justru sebetulnya semakin senang karena dapat opini yang beda2, bisa jadi masukan.

raufan

@dundileo hasek dah ane jd makin semangat haha sip sip kalo sukses nanti ane post lagi foto nya,, (kalo ga post berarti gatot wkwkwk)

dundileo

@alco, memang kira2 begitulah intinya, sesuatu itu sedang dicari.
@raufan, ayo kamu bisa!

WYATB

@raufan: yes, you can bro
@dundileo: sesuatu banget ya, apaan sih? hehehe.. Btw tadi di mol sempat nemu lotus merah, merahnya tua cenderung ke ungu bro, harganya? 90 rb... Terus ada 1 lagi tanamannya kayak cambuk panjang gitu bentuknya, harganya 250 rb. Ampuun wis gak beli.. Hehe..

dundileo

@WYATB, tanaman2 Tropica bisa lebih bahkan harganya. Tropica itu perusahaan penjual aquatic plant yang kondang dari negara.. Denmark! Betapa ironis negara beriklim dingin bisa jadi pengekspor tanaman tropis ke seluruh dunia, sementara kita jadi konsumennya. Tropica menyeleksi varian yang bagus2 terus memperbanyak terus menjual. Thus ada java fern windelov (nama owner Tropica, cmiiw), ada Tropica waterlily, ada Crypt wendtii Tropica, dll. Cek http://www.tropica.com/en/home.aspx.

Yang seperti cambuk itu Crinum calamistratum, kali ya. Dia sebetulnya sejenis bakung (crinum), jadi berumbi (=batang semu). Kalau memang betul, kalau loe beli, waktu nanam jangan dipendam umbinya ke dalam substrat, nanti busuk.