It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tetangga di depan rumahku ini anaknya keterbelakangan mental kayak cerita uda, katanya sih waktu bayi umur sekitar 1 tahun kena step gitu, makanya saraf otaknya terganggu. suka lari kesana kemari, gak bisa lepas dari pengawasan orang tua. kadang aku mikirnya kalo orang tuanya sudah gak ada, apa sodaranya mau jagain dia.
Gue tergopoh-gopoh mengangkat piring kotor ke belakang ketika terdengar teriakan Pak Thomas. Ini orang lebay banget. Nyuci piring itu kan tidak bisa cepat-cepat. Serba salah, kalau ga bersih kena omel,.kalau lambat diomelin juga. Hadeh.
"Rekiiii!" Aku terkejut lagi ketika teriakan berkumandang di telingaku. Saking kagetnya, piring yang ku pegang terjatuh dan berpecahan di lantai.
"Apa sih pak? Teriak-teriak! Ini sedang saya cuci! Sabar napa???" Pak Thomas berdiri di depanku dengan pelipis bergerak-gerak.
"Kamu... kamu berani membentak saya? Sekarang juga kamu saya pecat!" Dia mengacakkan pinggang.
"Bapak mau pecat saya? Apa bapak yakin?" Ku tatap matanya dalam-dalam.
"Iya yakin! Hari ini juga kamu keluar dari sini!" Matanya melotot dengan wajah memerah.
"Baik! Masih banyak tempat kerja lain! Semoga anda selalu diberkahi, pak! Selamat siang!" Cukup sudah! Aku sudah muak. Peduli setan dengan semua ini. Aku melepaskan celemek dan melemparkannya ke mukanya.
"Saya tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah makan ini!" Teriakku dan mendorong tubuh besarnya.
"Kamu... kamu benar-benar kurang ajar! Pergi saja kau! Masih banyak orang yang antri untuk bekerja disini!" Makinya keras. Tidak peduli dengan orang yang begitu rame. Yang menatap insiden barusan.
"Masa' bodoh!" Balasku lagi. Aku segera ke ruang ganti. Membuka seragam kerjaku dan mengenakan pakaian santai. Aku sudah bertekad. Cukup sekali dua kali dia menghinaku. Aku juga punya harga diri. Akan aku buktikan, suatu saat, dikala aku sukses, akan aku hancurkan hidupnya.
Ketika aku hendak keluar, di depan pintu Pak Thomas sudah berdiri. Wajahnya terlihat murung.
"Kamu serius Ki mau berhenti kerja?" Tanyanya memandangku sedih. Pertanyaan bodoh apa itu? Kan dia sendiri yang memecat aku.
"Rasanya tidak perlu saya jawab! Terima kasih atas kebaikan dan kemurahan hati bapak selama ini!" Ujarku dan hendak berlalu dari hadapannya. Namun tiba-tiba dia memegang tanganku.
"Ki...!" Aku berbalik dan menatapnya, "Maafkan saya!" Lanjutnya.
"Sama-sama pak! Mungkin bukan disini rezeki saya! Selamat tinggal!" Aku menyentakkan tanganku dan tanpa peduli lagi aku meninggalkannya yang masih berdiri termangu.
Selama ini tidak ada yang protes atas tindakannya. Dia seenaknya saja membentak dan memaki-maki orang. Suka mengatur-atur dan suka mencari kesalahan karyawannya. Ini menurut aku karena didikan orang tuanya. Maminya terlalu memanjakannya. Usia sudah kepala tiga tapi cara berpikir masih seperti anak-anak. Sungguh menyebalkan.
Sekeluar dari rumah makan, aku jadi bingung. Mau kemana aku? Tiba-tiba saja aku merasa gamang. Bagaimana bisa aku menghidupi keluargaku kalau aku tidak bekerja? Wajah Wika langsung membayang. Demi kamu dek, kakak akan berusaha mencari pekerjaan lagi. Walau harus jadi pembantu sekalipun. Kakak hanya ingin membuatmu bahagia. Ku hapus air mata yang mulai merebak di mataku. Kulangkahkan kaki menyusuri jalan dengan panas matahari yang menyengat. Pukul satu siang, udara yang panas dan serasa membakar kulit. Aku berteduh sejenak di bawah batang pohon jalanan berdaun rimbun. Akh, aku harus kemana sekarang? Kepada siapa aku harus meminta pertolongan. Kepalaku berdenyut. Aku kembali berjalan, tidak peduli dengan panasnya sang surya, aku terus berjalan diantara mobil dan motor yang bersileweran.
Entah apa yang menggerakkanku, tiba-tiba saja kakiku berada di depan sebuah masjid. Aku termangu, ku akui, sudah begitu lama aku tidak bermunajat dan menginjakkan kaki di rumah Tuhan. Aku seperti sudah kehilangan keimananku. Apakah Tuhan menuntunku kesini untuk kembali ke jalannya? Aku hanya berdiri di gerbang masjid. Beberapa orang terlihat lalu lalang. Sibuk dengan urusan masing-masing.
Aku melepaskan sandalku dan melangkah memasuki tempat berwudhu. Ketika tanganku menyentuh sejuknya air, kesedihan menghunjam hatiku. Air mata bercucuran tanpa bisa aku cegah.
"Adik, kamu baik-baik saja?" Aku segera menepukkan air ke wajahku tanpa peduli dengan pertanyaan orang di sampingku. Aku membasuh mukaku dengan air, berusaha melebur air mata yang tadi merembes.
"Ga' apa-apa pak! Cuma kemasukan debu!" Aku tersenyum ke lelaki bersorban di sampingku. Dia membalas senyumku. Wajahnya sangat menenangkan dan seperti diliputi cahaya.
"Apapun masalah yang adik alami, adukan sama sang khalik. Semoga dia memudahkan hidup adik!" Ujarnya dan menepuk bahuku. Aku hanya tersenyum kecil ketika akhirnya dia berbalik dan keluar dari tempat berwudhu.
Selesai berwudhu, aku masuk ke dalam masjid. Hawa dingin, sejuk dan tenang sangat kentara di ruangan yang luas ini. Beberapa orang asyik bermunajat dan mengadukan semua permasalahan hidupnya kepada Tuhan.
Aku menunaikan shalat Dzuhur dengan khusuk. Bahkan setiap ayat yang dibaca yang ku tahu artinya membuatku merinding. Di saat seperti ini, aku hanya ingin di dekap oleh Allah. Ingin selalu dilindunginya.
Disujud terakhirku, doapun tercurah, " Ya Allah Ya Tuhan, dalam sempitnya hidupku, jangan jadikan aku lalai dan berpaling dari rahmatMu. Dalam setiap kesulitan yang aku alami, jangan jadikan aku orang yang berputus asa dari hidayahMu. Lapangkanlah hatiku Ya Allah, kuatkanlah imanku dalam menjalani kehidupan yang sangat berat ini. Aku tahu Ya Allah, Engkau tidak akan memberikan cobaan kepada hambaMu, melebihi kemampuan hambaMu itu. Mudahkanlah Ya Allah langkah-langkahku, limpahkanlah rahmad dan rizkimu, jadikanlah hamba sebagai manusia yang bisa bersyukur. Di balik kekuranganku, dibalik kemiskinanku, kayakanlah aku dengan kesabaran dan keikhlasan Ya Allah. Satu yang aku minta Ya Allah, selalu sehatkan hamba, agar hamba bisa menjaga dan melindungi adik hamba Ya Allah. Amin-amin Ya Rabbal Alamin. Kabulkanlah! Alfatiha!"
Lumayan lama aku bermunajat dan mohon pertolongan kepada Allah. Sekarang hanya keyakinan itu yang aku punya. Entah kenapa hati nuraniku berteriak, memintaku untuk mendoakan lelaki tua yang terkapar di rumahku. Tapi mulutku terlalu terkunci. Ketika desakan itu semakin kuat, aku segera berdiri dari dudukku, keluar secepat mungkin dari Masjid.
Di gerbang aku kembali melihat lelaki yang tadi menegurku di tempat berwudhu. Dia memandangku dengan raut muka sedih. Sesuatu yang membuatku mengerinyit. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Aku segera berlalu dari masjid, karena entah kenapa, wajah Wika membayang jelas dan hatiku merasa tidak tenang. Ada apakah gerangan yang terjadi?
@callme_DIAZ
@masbadudd
@permana21
@ramadhani_rizky
@jony94
@hananta
@trisastra
@mustaja84465148
@haha5
@masbaddud
@angelsndemonds
@waisamru
@enykim
@angga_rafael2
@nakshima
@aries18
@san1204
@abrakadabra
@Farrosmuh
@adam25
@bayumukti
@farizpratama7
@Rimasta
@rizky_27
@mustaja84465148
@eldurion
@Tsu_no_YanYan
@arieat
@rez_1
@YANS FILAN
@adinu
@Donxxx69
@fad31
@MikeAurellio
@brianbear_89
@Shishunki
@PohanRizky
@3ll0
@ruki
@agova
@jamesfernand084
@venussalacca
@Gabriel_Valiant
@putra_prima
@Qwertyy
@fansnya_dionwiyoko
@Sho_lee
@Beepe
@eka_januartan
@nakashima
@leviostorm
@kimo_chie
@Bonanza
@Dimz
@sasadara
@Agova
@agung_dlover
@greysakura
@bi_men
@asik69
@mahardhyka
@just_Pj
@SanChan
@sickk86
@Monic
@yeltz
@danielsastrawidjaya
@chibibmahu
@angga_Rafael
@AwanSiwon
@Dhika_smg
@arieat
@joenior68
@treezz
@Rivaldo_Nugroho
@an_d1ka
@Djohnzon1980
@darkrealm
@boljugg
@rey_drew9090
@kevin_ok26
@excargotenak
@Edmun_shreek
@The_jack19
@adhiyasa
@dundileo
@WYATB
@juki_cakep
@nes16
@tazbodhy
@woonma
@dua_ribu
@Daramdhan_3OH3
@anakmami
@blackorchid
@andyVanity
@mpranata013
@Brands
@tigerGAYa
@OlliE
@ananda1
@noveri_saja
@tjah_ja
@gyme_sant
@nest16
@anan_jaya
@trace_tri
@boy_filippo
@Zazu_faghag
@4ndh0
@yo_sap89
@nand4s1m4
@d_cetya
@Ray_Ryo
@icha_fujo
@inlove
@Zhar12
@Anjheh
@hehe_adadeh
@abiDoANk
@aicasukakonde
@amira_fujoshi
@anohito
@admmx01
@adam25
@touch
@meong_meong
@YSutrisno
@ardi_cukup
@angelsndemons
@admmx01
@joenior68
@Yudist
@langmuscle
@Kenwood
@adhilla
@yunjaedaughter
@odik07
@Monster26
@Cowoq_Calm
@21botty
@TULEP_ORIGIN
@iamalone89
@toby001
@raqucha
@BudiPamRah
@TULEP_ORIGIN
@radio_dept
@Splusr
@line
@kikyo
@Bintang96
@balaka
@haha5
@Cowoq_Calm
@Soni_Saja
@kikyo
@san1204
@andre_patiatama
@Dhika_smg
@rez_1
@rasya_s
@waterresistant2
@boy_filippo
@dimasalf
@Akukamukita
@Lenoil
@FransLeonardy_FL
@reenoreno
@zeva_21
@TigerGirlz
@alfa_centaury
@Imednasty
@doel7
@eizanki
@Fruitacinno
@ncholaees
@alvaredza
@ardi_cukup
@9gags
@Adityashidqi
@ReyhanZa
@zephyros
@ikmal_lapasila
@djiniel
@Naru_Sama
@idans_true
@OlliE
@YogaDwiAnggara
@Fuumareicchi
@babehnero
@dewa_ariez17
@abie_zayn
@putrasurya12
@CinTaPuCCiNo
@Yoshizawa
@arifinselalusial
@prasastama
@erickhidayat
@RezaYusuf
@sonyarenz
@yubdi
@trisastra
@Yohan_Pratama
@bayumukti
@Zarfan
@eswetod
@abyh
@R1an
@ABI_Manyu
@yuzz
@agung_dlover
@naru_sama
@Eka_januartan
@Sho_lee
@duna , @hiruma
Moga ntar tuhan memberikan kebahagian buat dia.
Gue sakit jiwa gara2 ndak di mention!
Yo wess lekk, gue jadi SR saja lagi... Pdhal sblmunya gue kan koment jg dimari,
berpelukan, mumpung ramadhan sudah di depan mata.
dendam bukan sifatku uda, kalo ngambekan iya