It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bola matanya kembali menatap Yoshi yang tetap tertidur di sampingnya.
Kepalanya tenggelam diantara kedua lututnya, kedua tangannya memerangkap tubuh mungilnya sedikit mencoba meredam suara tangisan yang memecahkan kesunyian.
Perlahan isakan absurd tak bisa ia bendung diantara kebisingan hewan hewan kecil diluar sana.
Kedua mata yang bersembunyi pada kelopaknya pun terbuka, menampilkan manik hitam bak elang yang memantau mangsa
pada kejauhan, Yoshi mengerjapkan matanya.
Ia terbangyn karna mendengar suara isakan kecil seperti tangisan
seseorang, kepalanya memutar mencari asal sumber tangisan lirih tersebut.
Ia menemukan Rasya yang kini sedang duduk diatas kasurnya dengan posisi tangan yang sedang memeluk tubuhnya sendiri, keplanya yang terkulai
lemas tersebut kian menunduk
semkain dalam.
Yoshi yang tak tega melihat sahabat sekaligus orang yang ia
sayangi tersebut menangis dalam
keadaaan kacau seperti itu.
Perlahan tubuhnya beringsut mendekat dan mendekap sosok
rapuh dan kecil itu dalam sebuah
pelukan hangat, tangannya mengusap lembut surai hitam yang kini layu menutupi setengah
wajah kecilnya.
Rasya tersentak saat merasakan
kehangatan yang kini meliputi seluruh bagian tubuhnya, kepalanya mendongak dan menemukan Yoshi yang kini sedang memeluknya dengan erat.
Kedua tangannya yang sebelumnya memeluk erat tubuhnya sendiri perlahan menautkannya pada helaian kain
baju tanpa lengan yang melapisi
tubuh milik Yoshi.
Rasya meremas kain baju pada dada kiri Yoshi dengan kuat, bibirnya bergetar membisikkan
gumaman yang tidak jelas.
"Tenanglah"
Yoshi membisikkan kata kata yang mampu menenangkan Rasya yang kini sedang kacau.
Jemari Rasya kembali mengeratkan genggamannya pada baju Yoshi.
"Jangan pergi.. Jangan "
**
masih banyak kekurangan di tiap karakternya, maaf kalau ga sesuai ya.. (_ , _") *nunduk
Gpp..lucu gemesin cengeng begitu... #pelukrasya
Btw kalimat ini...
Perlahan isakan absurd tak bisa ia bendung diantara kebisingan hewan hewan kecil diluar sana.
Errr....
isakan absurd??
kebisingan hewan-hewan kecil?? tikus? hamster? marmut?
seranggga maksudmu?
)
Rasya masih memeluk tubuh Yoshi erat, jemarinya menelusuri
lekukan tubuh sahabat dekatnya.
Rasya semakin menenggelamkan
kepalanya pada dada bidang Yoshi, seakan ia tak mau kehilangan sosok yang ia cintai ini.
Hembusan nafas hangat yang menguar dari bibir Yoshi tepat
mengenai tengkuknya yang sedikit terekspos tak tertutupi oleh kerah bajunya yang sedikit
terbuka.
Rasya menutup kedua matanya
merasakan hembusan hangat itu
mengenai titik paling sensitif dari bagian tubuhnya, ia mengerang pelan dan semakin kuat menautkan jemarinya pada helaian baju yang membungkus
tubuh Yoshi.
Bulu kuduk Yoshi meremang ketika telinganya mendengar suara erangan Rasya, perlahan jemarinya mengelus tubuh berkulit putih itu dengan lembut.
"Emmh.."
Rasya mengerang, wajahnya terangkat mendongkak menatap wajah Yoshi.
Jemari Yoshi membelai pipi kiri Rasya, matanya melihat setetes
air mata yang menggenang di pelupuk mata sayunya. Ia mengusap sudut mata Yoshi dengan punggung tangannya.
Kedua mata sayu itu menutup menikmati sentuhan hangat yang menjalar pada pipi kirinya, jemari tangannya menggenggam tangan
yang masih setia menangkup sisi
wajahnya.
"Hangat.."
Ucap Rasya pelan, bibirnya melengkungkan sebuah senyuman tipis, Yoshi. Matanya terpaku pada bibir mungil itu.
Bibir merah yang seakan menggodanya untuk mendekat dan mencium bibir ranum itu.
Melumatnya hingga membuat sang pemiliknya mendesahkan namanya.
**
putih hangat. Kedua tangan Rasya melingkar erat di leher Yoshi.
Mata sayunya memandang rona merah yang menghiasi wajah manis Rasya, tangan kiri Rasya meremas pelan helaian hitam sang sahabat yang jatuh di atas wajahnya.
"Boleh kah?"
Bisik Yoshi pelan, bibirnya menghantarkan hembusan nafas yang terasa panas menjalari seluruh wajah orang di bawahnya.
Rasya mendesah lirih ketika tak sengaja tangan putih Yoshi menyenggol benjolan besar yang menggembung di dalam celananya.
"Emhh.."
Rasya menganggukan kepalanya
menyetuhui permintaan sang sahabat tersayangnya.
Yoshi yang seolah mendapat angin segar dengan jawaban polos temannya pun dengan tidak sabar menarik pelapis baju terakhir yang membungkus tubuh sahabat kentalnya itu dengan cepat.
Matanya memandang nafsu pada kedua tonjolan kecil berwarna coklat pada dada Rasya, Yoshi menundukkan kepalanya lalu lidahnya menjilat puting kecil itu.
"Ahhh.. Mmhh"
Rasya melantunkan iramanya dalam kenikmatan yang di berikan oleh Yoshi. Kedua matanya terpejam erat, ia mengigit bibir bawahnya saat gigi putih itu menggigit putingnya keras.
Tanpa Rasya sadari jemari Yoshi mulai berani menyentuh bagian tubuhnya yang lain, ia meremas gundukan yang menyembul dia antara kedua pahanya.
"Akkhh!"
Rasya menjerit kecil ketika remasan pada bagian vitalnya semakin keras.
"Sepertinya ada yang bangun ya"
Ucap Yoshi di sertai dengan senyuman usilnya. Rasya cemberut dan memukul bahu sahabatnya dengan pelan.
"Mesum.."
@Agova, Arigatou. Salam kenal juga ya. Cerita ini masih banyak kekurangannya dan alurnya juga masih berantakan hehe..
Mengingat betapa lembut hembusan nafasnya serta halusnya sentuhan ringan yang ia bagi dalam sebuah pelukan atau usapan sayang.
Ia yang memberi ku limpahan kasih sayang tanpa batas, ia yang menawari seteguk kesejukkan di kala perih menoreh jiwa.
Tetapi, terkadang kenyamanan dan kebahagiaan itu tak pernah selamanya bertahan lama.
**