It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dan mengucek mata ku mendengar suara berisik seperti
dentingan sendok dan piring.
Aku membuka kedua mata ku
dan melihat ada sebuah selimut
yang menghangatkan tubuh ku.
Yang aku tau tidak ada selimut
di atas tubuh ku saat tertidur
tadi.
Aku merapihkan selimut yang
menutupi tubuh ku dan berjalan ke arah dapur dimana
asal suara berisik itu berada.
Aku nyalakan lampu dan kaget
melihat Oshi yang diam diam
menghabiskan semua makanan
itu.
"Oshi? Kamu udah pulang?"
aku mengambil bangku dan
menyeretnya di samping Oshi.
Dia hanya diam tanpa menjawab pertanyaan ku, aku
mengusap mata ku yang masih
mengantuk.
"Kamu nungguin aku pulang
ya?" akhirnya dia bersuara
juga.
"Iya, kamu pulang jam berapa
sih? Terus kenapa makanan
yang udah dingin kamu
makan? Nanti kamu sakit
perut gimana" aku masih mengusap mata ku dan menguap kecil.
"........" dia diam, aku menatapnya heran.
"Kamu kenapa? Ada yang sakit
kah?" aku menyentuh keningnya menyamakan suhu
tubuhnya dengan tubuh ku.
"Tidak panas" saat aku akan
menurunkan tangan ku dari
keningnya dia menahan tangan
ku agar tetap berada disana.
"Kenapa?" aku menatapnya heran, dia menatap ku lalu
menggenggam tangan ku.
"Maaf aku sudah memarahi mu
tadi, tidak seharusnya aku
bersikap seperti anak kecil"
dia mengusap tangan ku
yang menangkupi pipi kirinya.
"Tidak apa apa, aku tau kamu
begitu pasti karna ada alasannya" aku tersenyum.
"Aku...."
"Sssttt.." aku menaruh jemari
ku menempel dengan bibirnya.
"Tidak perlu kamu bilang jika
memang itu tidak bisa, its ok
tidak masalah" dia menatap
ku lembut.
"Tapi tolong jangan pernah
menunjukkan perubahan sikap
mu yang seperti seminggu ini,
itu benar benar membuat ku
serba salah untuk berbicara
dengan mu"
"Maaf ya, membuat mu bingung
dengan sikap aneh ku
belakangan ini" dia terkekeh
kecil.
"Haha, no problem. Tapi kamu
jadi over protec sekali jika
aku sedang melakukan apa
pun itu" aku menatapnya
kesal.
"Oya? Aku saja tidak sadar
jika perubahan sikap ku
sampai seperti itu"
"Contohnya melarang ku
untuk bekerja di resto or
lebih baik aku tidak bekerja
dan lebih cocok mengurus
rumah, kau pikir ku ini
apa mu hah" aku memukul
dadanya pelan.
"Haha, kamu kan memang
cocok mengurus rumah.
Semenjak kamu disini tempat
ini jadi bersih dan rapih"
dia memandang sekeliling dan
melihat makanan yang hampir
habis sepenuhnya.
"Kamu juga jago masak,
makanan yang kamu buat
selalu enak, itu yang membuat
ku selalu menolak ajakan
teman teman ku untuk makan
di luar"
"Aku selalu betah di rumah
saat ada kamu disini Sya"
jelasnya panjang lebar.
"Kamu berlebihan Shi, kalau
kamu memang mau makan
diluar bersama teman teman
mu ya kamu pergi saja"
bisik ku pelan.
"Tidak, aku lebih baik
makan disini bersama sama
dengan mu" oshi tersenyum.
"Dan satu lagi karna besok
kamu mulai bekerja, aku yang
menjemput mu pulang dan
pergi" aku hanya membulatkan
kedua mata ku denagn kata
katanya. Dia hanya tertawa dan
mengusap perutnya.
"Kenyanggg..." dia berdiri dan
meninggalkan aku yang masih
terdiam.
@marukochan, @anan_jaya,
@omarovBaru
@darkrealm, @mahardhyka,
@pria_apa_adanya
tempat kost om, cuma agak
ribet kalau tulis kost..
Ke ketiknya rumah terus, ini
kost lumayan besar ko ada dapur sendiri and meja kecil
tapi ga ada ruang tamu sih
jadi kalau mau makan ya
nyatu ma kamar..
mrip flat dong
duduk ku dan berlari mengejar
Oshi.
"Oshi..."
"Ya?" dia membalikkan tubuhnya menghadap ku
menatapa mata ku.
"Kamu serius mau antar
jemput aku?" tanya ku sekali
lagi memastikan bahwa telinga
ku tidak tuli.
"Tentu saja, memang kenapa?"
"Hehehe" aku hanya tertawa
sembari berjalan melewatinya
yang menatap ku heran.
"Kenapa tertawa?"
"Gpp, bagus deh kalau kamu
maunya begitu. Lumayan kan
bisa irit ongkos hihi"
aku terkikik geli melihat mimik
wajahnya yang cemberut.
"Aku bukan sopir" tungkasnya.
"Kan kamu yang mau jadi
sopir dadakan ku toh?"
"Ya terserahlah, aku ngantuk
mau tidur" dia berjalan mendekati kasurnya merebahkan diri dan bersiap
untuk tidur.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam sebelas" jawabnya enteng.
"HAHH?!" teriak ku spontan,
dia terbangun seketika karna
kaget dengan teriakan ku.
"Kenapa sih?" serunya sewot.
"Aku belum makan malam"
aku memasang wajah kusut,
Oshi mendecakkan lidahnya.
"Kamu ga makan apa tadi?"
"Gak, aku kan nunggu kamu
biar bisa makan sama sama"
"Kamu gimana sih, kamu
harusnya makan duluan malah
nunggu aku pulang"
"Aku gak biasa makan sendirian
Shi, kan selalu di temani kamu"
aku melihat wajah Oshi
memerah menahan malu saat
aku mengatakan hal itu.
"Ga usah kamu jelaskan sedetail
itu jugalah Sya, memalukan"
"Memang kenapa?" tanya ku
polos.
"Sudah lupakan, biar aku
belikan nasi goreng saja"
"Memang ada ya malam malam
begini Shi?" aku memeluk
tubuhku karna dinginnya
udara malam.
"Adalah Sya, kamu kenapa?"
"Dingin..."
"Kamu tidur saja biar aku
yang keluar sendiri"
"Tapi kan Shi.."
"Sudah.. Aku pergi ya"
dia membuka pintu dan berlalu
begitu saja.
"Uuhhh" ucap ku kesal.