It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Apalagi kalo dia bilang "walaupun gay, pasti pilih-pilih juga kan? Hahaha"
Seakan akan @farkas ga akan bisa jadi salah satu nominasi yang mengisi hatinya.
ketahuan, @farkas orangnya moody yah? kalo bete dikit, betenya awet. hahahaha :P
mirip kayak temen gue juga. Kalo ketemu hal yg dia senengin, tu bete bakal lenyap gitu aja seolah olah ga kejadian. Padahal dampak betenya dia berpengaruh ke temen2 di sekitarnya.
payung teduh - lagu tentang laut dan gunung.
@rezamoko Wkwkwk... :P Gapapa deh...
Pada malam itu kami semua yang sudah capek menginap di sebuah hotel di Lombok. Ternyata sepanjang perjalanan kami hotel inilah yang paling bagus, bahkan ada kolam renangnya. Sayang kami hanya menginap semalam di sini. Padahal aku ingin ikut berenang di kolam juga.
Tapi ternyata malam itu teman-temanku yang tak kenal lelah memutuskan untuk berenang di kolam hotel. Aku sebenarnya ingin ikut, tapi malas karena sudah malam dan sebenarnya sudah capek pula. Tapi teman sekamarku mengajak aku untuk ikut berenang.
“Woi ikut renang yuk! Tuh yang lain udah pada nyebur! Abis mau kapan lagi, besok udah cabut kita...”
“Hmm... Banyak banget ah, kayak cendol aja. Males ah gw. Lu aja deh... Hehe...” Aku memang tidak pernah merasa nyaman dalam kumpulan orang yang terlalu besar.
“Ya terserah deh. Kalo mau nyusul aja lu ke sana, dibanding sendirian di kamar...”
“Sip deh nanti lah... Hehe...”
Temanku pergi keluar kamar dan meninggalkanku sendirian di kamarku. Di saat sedang sepi dan tenang seperti ini aku mengambil gitarku yang kubawa dari rumah. Aku memainkannya untuk sejenak di malam yang damai dan tenang itu. Tiba-tiba saja aku mendapat ide. Aku mengambil gitarku dan berjalan ke luar kamarku.
“Woi semuaaa! Siapa yang mau LIVE musik?!” Sahutku ketika tiba di kolam renang. Ternyata tinggal ada beberapa orang saja yang masih berenang. Yang lain sudah kembali ke kamar mereka masing-masing.
“WOOOO! Main main!” Semuanya menjawab
Aku bermain bersama beberapa orang temanku yang lain. Kami semua bernyanyi bersama sambil beberapa yang lain sibuk berenang dan saling menyiram satu sama lain. Ada temanku yang mencoba menyiram aku.
“WOII!! Serius lu! Lu siram gw, live musik cabut nih! Hahaha...”
“HUUUU!! Jangan siram yang konsernya dong!!” Salah seorang temanku menjawab.
Sungguh senang rasanya menghabiskan waktu bersama teman-temanku, juga bersama sebuah “teman” ku. Semua canda tawa, semua perasaan senang terlihat pada malam itu. Sayangnya malam itu teman yang kuharapkan ada bersamaku tidak ada di sana. Tapi sepertinya aku berkesimpulan terlalu cepat.
Pada kurang lebih pukul sembilan malam, aku kembali ke kamarku sambil menenteng gitar kesayanganku. Aku masih bersenandung kecil sambil berjalan. Rasanya aku belum ingin kembali ke kamarku. Dan tiab-tiba saja di tengah jalan aku mendapat sms:
“Semuanya kumpul yuk di kamar 512! Bawa kartu ya yang punya! Yang bawa gitar.... Hahaha... You know what to do!”
Wah tak disangka-sangka ternyata teman-teman se-geng ku itu masih belum tidur dan mereka malah mengajak berkumpul. Bagaimana aku mau menjawab tidak, toh aku juga belum merasa ngantuk. Akhirnya aku berbalik dan mencari kamar temanku. Ternyata jaraknya cukup jauh dari kamarku.
“Nah ini sesi hiburan dateng...”
“Oooohhhh gitu ya sekarang? Gw di mata kalian cuma penyanyi panggilan kaya yang di cafe-cafe gitu ya? Hmmm...” Tukasku.
“Hahaha... Ga gitu juga laaahhh... “
“Iya iya... Becanda... Haha...”
Aku bersama teman-teman bermain kartu bersama, sambil mengobrol dengan diiringi alunan gitar juga. Aku dan salah seorang temanku bergantian memainkan beberapa lagu request dari teman-teman kami. Dan ketika malam itu rasanya tidak bisa bertambah baik lagi, aku mendengar ketukan di pintu kamar itu.
“Woi bukain doonngg...”
Dari suaranya, aku langsung tahu itu siapa. Eits, ternyata dia datang juga! Aku yang sedang ingin menjahilinya langsung menjawabnya.
“Ga bisaaaa! Udah telat, ga boleh masuuukkk! Hus hus sana pergiiii…”
“Jahaaat kalian! Ya udah gw balik nih yaa...”
“Ya ampun, jangan sedih gitu dong, gw becanda doang! Hahaha... Sini gw bukain, ntar ya...”
“Sori ya, gw baru kelar rapat nih...”
“Iya deh orang penting beda yah... Hmmm...”
“Ya kali orang penting... Hahaha...”
Kami semua melanjutkan canda tawa kami di kamar temanku itu. Saat bersenang-senang memang waktu berjalan dengan cepat sekali. Tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan kami memutuskan untuk kembali ke kamar kami masing-masing. Setelah mengantarkan beberapa teman cewek kami ke kamar mereka, kami semua kembali ke kamar masing-masing. Malam itu merupakan salah satu malam yang paling berkesan selama aku menjalani kulap ini. Memang, teman itu benar-benar sesuatu yang luar biasa.
Keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan ke Desa Sade di Lombok dan Pantai Kuta Lombok. Berbeda dengan pantai Kuta di Bali yang penuh sesak dengan orang, pantai ini sangatlah indah, sepi, dan warna lautnya pun sangatlah bagus. Tak bisa kujelaskan dengan kata-kata keindahannya.
“Wuiiihhh... Bagus banget ya...” Kataku kepada temanku
“Iya nih, foto yuk... Haha...”
“Kalo backgroundnya sebagus ini sih gapapa lah ya objeknya jelek juga... Hahaha...”
“Hahaha... Dasar bisa aja lu...”
“Eh iya ya, tau gitu gw pake celana pantai sama sendal jepit kemarin...”
“Iya nih gw juga terlanjur pake jeans...”
“Ini pengalaman pertama gw nih pake jeans sama sepatu kets ke pantai.”
“Hahaha... Iya juga yaa...”
“Hmmm... Rasanya... Sedikit... Gimana ya? Aneh? Hahaha...”
Aku berfoto-foto bersama teman-temanku. Di pantai, di atas karang, pokoknya kami semua ingin sebanyak-banyaknya menyimpan kenangan di tempat ini. Kami semua berfoto mulai dari sendiri-sendiri, bersama-sama, dengan berbagai gaya, pokoknya sampai aku mulai merasa seperti anak alay yang kerjaannya cuma berfoto berfoto dan berfoto. Hahaha...
Tapi ada satu pengalaman berkesan dari pantai ini. Salah satu bus kami terperosok masuk ke pasir dan tidak bisa jalan. Akhirnya dengan mengerahkan semua tenaga anak cowok dan para supir dan kenet, kami semua berhasil mendorong bus itu keluar dari pasir. Baru kali ini aku bersama puluhan orang lain mendorong bus yang terperosok ke dalam pasir. Jadilah satu pengalaman baru lagi untukku. Jika mengingat kejadian itu, sebenarnya kejadian itu cukup lucu juga...
Akhirnya setelah itu kami kembali lagi ke Bali pada sore hari. Aku sudah bersiap-siap karena besok adalah hari bebas! Aku dan teman-teman se-geng ku sudah janjian akan pergi bersama-sama. Aku sungguh tidak sabar menunggunya. Bisa dibilang sebenarnya alasan utama aku mengikuti kulap adalah karena hal ini. Dan tak kusangka ternyata selama ini kegiatan kulap yang awalnya terlihat membosankan, menyebalkan, merepotkan, dan bikin bete sekarang di mataku sudah menjadi sebuah petualangan.
huft.. kangen banget sama mereka.
itu fotonya pake kamera air ya?
@rezamoko
hah? kacamata?