It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jiahh
dulu pernah upload foto, tapi diprotes juga sama senior, menghargai privasi,,.
gapapa, tulis aja alamat lengkapnya. Toh gw juga di bandung skarang.
upload dong fotonyaaa ardy doong bang @wiraone
maaf banget ya,,,,
yaudah, gapapadeh.
yang penting lanjutin ceritanya ampe abis ya.
kalo mau tau si Ardy,, lewat Fb ajah,, hihihihii,,, nama Fb Sama loh kaya nama Aslinya,, ckckckckc
ahh entar spoiler ujung ujungnya tau si Ardy,,, aku tetep misteriin dia deh hihihihiiiii
@YANS FILAN hahahah,,, gue baru kepikiran mau cerita tentang banjir kemaren ehh lu udah ngomong duluan,, gak seru nih,,,
padahal 2 jam duduk di angkot gara gara main tapi keujanan,
mana dari Giant jalan kaki menyusuri kolam renang gratis rame rame lagi hahaaha
sayang banget waktu itu Ardy udah pulang, coba kalo ikut maen,, udah gendong gendongan nyebrangin banjir wkwkwkwkwk
aku yang dengan lantangnya bicara bahwa kami pasti punya masa depan cerah walaupun harus keluar dari pabrik itu, aku yang memaksa para karyawan lugu untuk bersorak sorak menuntut keadilan.
Hingga kami manusia manusia lemah harus menahan pil pahit Surat pengunduran Diri.
Tak ada pesangon, tak ada senyuman dan tak ada keberhasilan 3 hari basah kuyup dan berteriak minta keadilan.
Dan sekarang, aku harus bertemu mereka dengan keadaan sebagai pengasuh, mereka yang sudah mempercayakan nasibnya pada pundakku dulu harus melihat aku jadi serendah rendahnya mahluk yang mereka ingin lihat.
Tidak,, mereka tidak boleh tahu
"Mris kerja dimana lu? kok gak ada kabar?"
" gue kerja di Pelabuhan sekarang, Office bagian bongkar muat gitu" katanya dengan aksen batak
"lu si Mad?"
"gue bikin toko Foto kopi, ya usaha kecil kecilan lah, nyambi nyari peluang lain" perut buncit dan kacamatanya tak berubah dari dulu
whaat?? mereka semua sukses? dan aku hidup terlunta, bisa sakit perut karena tertawa mereka kalau tahu aku jadi pengasuh bayi.
"ehh siapa nih, anak lu Ju?"
Amris menunjuk Ardy yang sedang bengong menyaksikan kami ngobrol.
Aku bingung, Aku panik. Masa iya kalo aku bilang dia anak asuhanku, majikanku??
apa kata dunia?? sialan sialan!!!!
aku bediri lalu merangkul Ardy yang kini mulai tertunduk malu dalam rangkulanku
"guess who?"
benar benar hilang akal, terserah apa kata mereka, mau dibilang aku temen si Ardy ya syukur, di bilang Ardy sodaraku juga boleh. Asalkan jangan sampai benar dugaan mereka kalau aku ini pengasuh.
" your boyfriend?? lu Homo? hahaha, lu kagak bilang kalo doyan laki juga Ju!!!"
Ahmad berseru melihat keakraban kami
" hah? lu doyan laki Ju? pantesan aja kagak pernah deket sama cewe, Tau gitu gue daftar jadi pacar lu dari dulu ahahahaa" amris pun ikut ikutan menggodaku
keringat dingin mengucur, i'm speechless now,
aku harus ngomong gimana? mau cerita yang sebenarnya gak mungkin, mau nyanggah si Ahmad tapi takut malah mereka tau yang sebenarnya.
aku diam, pikiranku hilang, hanya satu fokusku
' they think that i'm gay!!'
sementara itu Ardy cuma menunduk malu, wajahnya memerah, persis seperti maling ketauan nyuri.
"ahahaha berondong nih yeee"
ahmad lagi lagi menggoda kami,
waah parah nih, keluar dari mulut buaya masuk kandang harimau!!!
tiba tiba hape Amris berdering, setelah dia mengobrol dengan seseorang disana. Mereka pamit, sudah ditunggu pacarnya katanya.
sejak Kejadian di Mie Ayam Palsoe itu, Ardy makin aneh saja. Tiap aku pulang ke kontrakan, Ardy bakal sms macem macem, lagi apalah, sama siapa lah, udah makan belum. Semua perhatian berlebihan yang dia curahkan padaku makin membuatku risih.
Jika smsnya tak dibalas dalam 5 menit, hape bakal menderu deru menerima panggilannya. Aku sungguh tak suka ini, yang kuinginkan hidup tenang tanpa gangguan. Aku ingin punya waktu hanya aku dan diriku saja. Tapi apa daya, aku tak sanggup untu menghentikan kegiatan bodoh yang Ardy lakukan.
Masih dalam siang yang panas, bahkan di dalam ruangan ini, dalam kamar Ardy suasana terasa pengap. Jendela jendela tak menampakkan angin. Kipas angin pun masih kurang menyejukkan kamar ini. 2 gelas jus jeruk dingin sudah kuhabiskan untuk mengganti cairan yang sudah berubah jadi keringat di tubuhku. Kukipasi diri dengan beberapa majalah Tentang kamera milik Ardy, sementara Ardy sedang asik memilih milih foto polaroidnya yang berisikan wajah ku dan wajah riangnya. tak terganggu dengan Teriknya matahari.
Sengaja ku matikan AC kamar, karena dinginnya AC membuat mataku kering dan merah.
"kak JuJu,, boleh tanya?"
"boleh"
aku melepas kaos ku yang sudah sebagian basah oleh keringat ini, kipasanku makin kencang.
"rasanya pacaran itu bagai mana?"
"eemmm,, gak tahu, kakak gak pernah pacaran"
jujur aku tak pernah mengerti kenapa pria wanita lebih mementingkan Kencan dari pada lemburan. Dari kecil hidupku sudah terfokus, Duit dan duit, perempuan masalah lain. Dan tak pernah terlintas bakal pacaran.
"Ardy pengen pacaran"
dia mulai mendekat kearah ku, sementara aku masih sibuk mendinginkan Diri
"emang udah punya pacar?udah tau konsekwensinya? udah bisa tanggung jawab?"
ku tenggak jus Terakhir di gelas itu, masih tetap panas juga
"ada kok kak, dia baik, aku suka sama dia"
"cuman baik doang?? perhatian nggak?? tulus sama kamu gak??"
aku mengelus kepalanya, kepala Ardy yang polos
"aku yakin orangnya tulus, dan walaupun dia tidak tulus, Ardy udah tulus suka sama dia"
"siapa oarang yang beruntung itu? sama siapa sih kamu mau pacaran?"
dia menyender di bahuku yang masih lengket oleh keringat
"sama kakak"
"ardy tulus sama kakak, Ardy sayang kakak, Ardy tau, Ardy orangnya cacat, hampir tiap hujan bakal jadi gila, Tapi sejak ciuman itu. Ardy suka,,,,, "
dia masih menyender dibahuku, memandang lantai berisikan lembaran lembaran polaroid yang telah dia susun.
aku menghentikan kipasanku, ku elus kepalanya. Tak tega aku menolak perasaan kecilnya yang rapuh, Tak tega aku menyakiti bocah kesayanganku itu
"kakak mau nggak jadi pacar Ardy? kita pacaran, kita kencan, kita lakukan semua hal berdua,,,,,,,"
aku pun menjatuhkan kepalaku ke kepala ardy, kini bahuku menopang dua kepala.
"terserah Ardy saja"
aku tersenyum, Ardy lalu menggenggam erat tanganku. dia tersenyum puas.
tak terasa lagi panas yang tadi menggangguku.
yang terasa hanya keberadaan Ardy di disisiku.
Sepulang dari rumah sakit, kami mampir Dulu ke warung Ayam bakar di dekat Dealer Motor Juanda didaerah Tambun. Ayam bakar disini langganan Ardy. Setelah adu pendapat tentang Dada dan Paha Ayam, kami meluncur ke Rumah Ardy,
sepanjang perjalan pulang, Ardy tak henti hentinya mencolak colek pinggangku. Aku pun balas mencoleknya, mobil ini kena dampaknya, bergoyang goyang menerima guncangan kami yang duduk di belakang dan ribut saling bercanda. Walau sudah sampai di ruang tengah, masih juga si Ardy menjewer jewer kupingku sembarangan.
Tertawa tawa membuat keributan di Rumah yang sepi ini, saling kejar kejaran diantara dapur dan ruang keluarga.
"Ardy!!"
suara menggema dari lantai atas terdengar, itu Miss Bell
kulihat dia sedang menuruni tangga dengan seorang laki laki dengan Tuksedo hitam mahal.
ohh pantas saja, dari tadi pagi tak kulihat Lintah lintah yang biasanya berkeliaran dirumah ini.
Ternyata ada tamu istimewa miss Bell
"Ardy,, kenalin, ini calon Pamanmu"
miss Bell merangkul mesra laki laki itu,
turun dengan anggunnya dan masih terkesan angkuh,
ya Kami belum berbaikan, secara resmi aku dan miss Bell adalah musuh dalam satu Rumah.
ardy mendatangi laki laki itu, dan dengan sikap yang dewasa menjabat Tangan pria bertuxedo hitam
" Ardy Satya,,,"
"Mangunkusumo GoGom, senang bisa berkenalan dengan Calon keponakan yang manis"
lelaki bernama Jawa-batak itu mengacak rambut Ardy,,,
"ohh dan siapa pria disana??"
pria half-blood jawa ini menunjuk ku yang sedang berdiri agak jauh dari mereka, ingat, aku musuh Miss Bell
"ohhh tak penting siapa dia"
miss Bell melambai lambaikan tangan tanda jijik
"pengasuhku, oom gonggom"
Baru berkenalan 5 menit, Ardy sudah punya nama panggilan terhadap Half-blood ini
"ardy!!!" miss Bell mendelik
entah karena Ardy memanggil calon suaminya Gonggom atau karena menjelaskan siapa aku.
aku mendekat dan menjabat tangan, lelaki ini, wajah tegas dengan kulit putih tanpa rambut halus di dekitar bibir.
"Junaedi, pengasuh Ardy"
"Mangunkusumo Gogom, pengacara terkenal, dan calon majikanmu yang baru"
entah kenapa, Berjabat tangan dengannya saja suudah membuatku merinding
Ardy tidur, aku pun terbangun dalam pelukkan Ardy. Sejak dia nembak aku, Jarak yang dia berikan cuma beberapa meter saja.
seringkali menerima pelukannya, meminta di gendong, bahkan sms pun harus perlu ijin.
dengan hati hati ku pindahkan tangan dan Kaki Ardy dari tubuhku, perutku lapar. Tadi sore belum sempat sarapan gara gara Ardy merengek minta nonton DVD.
aku turun dari lantai 2, diam diam pergi kedapur, mengacak acak kulkas dan menemukan susu plus Sereal gandum.
ku tuang semuanya kedalam mangkuk dan mulai menyendokinya secara Lahap.
baru beberapa suapan, tiba tiba, sebuah tangan menjegalku.
mengunci dan memelintir tanganku, tangan lainya mencekik leherku.
yang kurasakan adalah jilatan jilatan di leher dan telingaku yang membuatku merinding.
aku meronta, dan mencoba melawan, tapi karena posisi kaki ku yang terjepit antara kursi dan meja. Menyusahkanku untuk bergerak.
"lu lebih milh anak cacat itu dari pada gue?"
suara bisikan yang menggoda menusuk kupingku.
itu suara si Gonggom half-blood itu!!!
"apa maksud lo?" aku masi berusaha melepaskan diri,
tapi memang tubuh dan ototnya lebih besar dariku, aku masih tetap terkunci disana.
"gue tahu, lu pacaran sama si anak cacat!! dari pertama gue lihat elu, gue udah suka liat dada lo, dada bidang berisi dan lengan yang bikin Horny itu. Gue suka elo"
tangan yang tadinya mencekikku mulai menggerayangi dada dan perutku, turu lagi ke arah celana.
Aku mulai panik, Dasar Half-blood gila!!!
tak mungkin aku diperkosa oleh bajingan ini, Bangsat!!!!
Dengan sisa sisa kekuatan aku mendorong kursi dengan kakiku. membuat Gonggom terorong kebelakang.
Tangan yang terkunci mulai terasa lepas dari tangannya. ku tarik balik tangannya. Ku tinju muka Jahanam ini!!.
ku tendang perutnya hingga tersungkur di lantai.
"Bangsat!!!! iblis macam apa kau??!!!!!!!"
aku meludah lalu berjalan cepat menuju lantai 2, membuka kamar Ardy dan menemukan bocah itu sedang Duduk di ranjang, mengucek matanya.
" kakak dari mana? kakak kok pergi nggak bilang bilang?"
aku duduk disampingnya, mengelus elus punggungnya, Tadi ada masalah sebentar, ayoo tidur lagi"
aku tak mungkin cerita sama Ardy, dia masih anak anak, aku juga tak mungkin mau dia sakit hati kalau aku hampir di perkosa Ibliss Half-blood itu.
aku jatuhkan diri dikasur, tidur menyamping membelakangi Ardy.
Lalu kemudian tangan Ardy melingkari dadaku, memelukku.
"Ardy sayang kak Juju"
bakar menyan
panggil dari dunia lain
"kuchiyose no jutsu!!!"
@beepe , @monic ,@ajikaryadi , @obay , @awansiwon, @zhar12 , @idhe_sama , @adacerita ,@YANS FILAN, @adinu , @czeslaw
Mangunkusumo Gogom itu beneran ada,,, ahahaa
nih cowo bikin gue horny beneran!!!
Dari dulu gak pernah deket sama cewe, sempet ngira dia binan, tapi ngakunya dia masih dijalan yang lurus
oiya, @wiraone, si ardy itu umurnya berapa tahun sih?
manjanya bocah banget dah.