It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lumayan bikin tegang terus hahahahaaa
kancuuttt bro
mas joenior68 OL nye slalu jelang subuh, mas di Jerman yak ? ketemuan yuk mas hahhh
hahahhh kang Richard, aku suka kata Panjang wkwkwk
Ini dia Bro, selamat menikmati
Nih dia kebetulan part ini menjawab pertanyaan mas DIAZ
All TS terima kasih banyak ya telah meluangkan waktunya, Ini loh lanjuuuttttttttannyaaa .....
Menanggapi godaan Dijavic
Bola mataku mengitari dapur dan ruang tamu maksiat ini sekedar memastikan bahwa Peter memang tidak melibatkan diri.
Peter pantas mendapatkan yang terbaik, tidak seperti diriku, diri Dijavik ataupun teman-temannya di student apartment ini.
“selamat malam Clark”
sambutan Dijavic di depan pintu ruang tamu
“malam bro, Peternya udah tidur ya”
aku sekedar bertanya
“sejak dapat telpon dari keluarganya sore tadi, dia ga semangat untuk kumpul-kumpul malam ini”
keterangan dari Dijavik
“ohh gitu ya”
tanggapan ku
“ga bawa minuman ya Clark”
Dijavik mulai menodong
“hmmm? Aku kira munuman sudah tersedia. Kebetulan ada dozen beer di bagasi mobilku rencananya untuk persediaan di kulkas rumah”
jawab ku
Ku lemparkan kunci mobil pada teman Dijavik, untuk mengambil minuman itu. Sekurangnya butuh dua orang meneteng grat berisi botol-botol beer tersebut.
Terlihat nyonya Luphinen lagi asik dengan mangsa barunya berupa tamu-tamu dari penghuni apartment ini biasanya mahasiswa yang haus akan sex.
Tidak sedikitpun nyonya Luphinen peduli padaku, meski tadi malam dia secara paksa duduk dipangkuanku.
Karena dia sudah cukup puas merasakan kontolku.
Bagus juga sih. Dengan sikap si nyonya begitu, maka minimal aku ga perlu membuang-buang pejuh secara percuma.
Karena type tante girang beginian adalah easy come easy go,
ga perlu ditanggapi serius.
Lebih dari sepuluh menit Dijavic dan temannya muncul dari pintu ruang tamu sambil menenteng minuman yang ku tawarkan.
Saat mereka asik berebut, aku masuk ke kamar Dijavic dan disana aku melihat Peter yang lagi senyum-senyum chating dengan seseorang
“walah, kata Dijavik sejak dapat telpon dari famili, kamu lebih suka berdiam di kamar ini. Nyatanya kamu malah asik chating”
ku buka pembicaraan
“eeehhhh ada Clark, kok ga ngomong mau datang ? “
Peter senyum lebar
“di tanya lain, di jawab juga lain”
protes ku
“hahhh ini aku chating sama papa lucu aja. Aku malas sama tamu Dijavic jadinya aku di kamar ini saja, lagian ga asik kalo ga ada Josephine”
kata Peter
“aku kira ada berita serius dari pabrik”
pancingan dari ku,
padahal berita yang kudapat cukup komplit.
“sudahlah Clark, difikirkan betul ga akan mengubah peribadi seseorang. Bukan perbedaan ini indah?”
Peter mulai dengan teori filosofi nya jagoan deh dia kalo soal ini
“gimana kabar orang tua mu?”
tanyaku
“yang laki ato yang perempuan?”
balas Peter
“papamu donk, malas banget yang perempuan”
tanggapanku
“hahhh jangan gitu Clark, bagaimanapun dialah yang melahirkanku ke dunia ini” kata Peter dengan senyum tulusnya
“hmmmm segitunya kamu Peter, yah lanjutlah ya chatingmu dengan papa, titip salam”
sambil berlalu menuju Dijavic and friends aku akhiri pembicaraan singkat dengan Peter
Aku merasa asing di tengah keramaian ini, banyak wajah baru yang notabene ga pengen kenalan denganku. Akupun ga maksa untuk kenal dengan mereka.
Ada sepasang masiswa dari Hamburg, ada juga yang bermata indah dan rambut panjang cantik sekali khas Scandinavia serta dua orang cowok teman Dijavic dari Belarusia.
Kalau tidak demi sebuah misi penting malam ini, tidak mau aku buang-buang waktu seperti saat ini.
“kemana nyonya?”
Pura-pura akrab mah dengan si nyonya girang ini.
Sekarang dua orang Hamburg itu bersama si nyonya menuju sebuah kamar
“kamu nikmati sajalah sisa malam ini, ntar aku balik kok”
Saran dan pengarapan dari si nyonya
Melihat satu persatu yang hadir disini memilih untuk melanjutkan rutinitas memadu syahwat malam hari termasuk si nyonya dengan mangsanya malam ini, aku lebih tertarik untuk bertemu Peter
“Gerah nih bro”
Aku jadi gelisah dalam ini karena Dijavik masuk
“Gerah apanya? Kamu dah makan ato belum Clark”
Pengalihan topik ala Dijavic
“kan tadi bareng teman-teman kantor untuk dinner bro”
Penjelasanku
“OoooKkkk, sebenarnya kita bisa kok ke sport aula lantai 7 dan kamu bisa menghirup udara segar disana, kebetulan aku ada kuncinya”
Ajakan dari Dijavic
“benaran nih? Duuuhh yang jadi simpanan si nyonya dikasih kunci tambahan”
Tiba-tiba Peter jadi bersemangat dan funny, sehingga sedikit lupa chatingnya dengan sang papa
“Ayo lah kita jalan ke sana”
ajak Dijavic
Setelah membalas dan memberitahu sang papa, tiba-tiba Peter bersuara
“I am comming guys”
Kata Peter
Sebuah aula yang rapi di lantai atas dengan atap yang menjulang sehingga udara segar mengalir.
Kami sutukan dua meja ping pong itu, tapi ga ada niat sedikitpun untuk olah raga.
Hanya sekedar rebahan sambil menatap bintang di langit pada malam musim semi ini.
Lumayan dingin tapi segaaaaarrrrr sekali rasanya lepas dari cengkraman aroma alkohol dan asap rokok di dapur dan ruangan tamu itu.
“udahan ah Clark, ayo tidur ke kamar, dingin juga ternyata”
Ajak Peter
“Ok Peter, silahkan bantu aku untuk bangkit”
Kataku dengan mesra
“loohh ini asik kok bro, jangan pergi dong”
Permintaan salah satu teman Belarusia si Dijavic
“enakan di kamar bro, memadu cinta dengan pacar”
Perkataanku yang mulai masuk pada permainan inti malam ini untuk menginvestigasi si Dijavic
Dijavik bengong
Aku menggandeng tangan Peter
Sekarang giliran Peter yang bengong
“kamu diam-diam begini punya BF tajir juga bro”
Kata orang itu lagi langsung berhadapan dengan Peter
Dijavic mulai bangkit dan membuat gerakan tangan yang ga jelas apa maksudnya.
“Si Clark suka begini sih bro, sama aku dia ga pernah ngomong begini”
Senyum Peter membuat aku serba salah
Apa lagi melihat Dijavic pergi dengan lenguhan huuuuuuffsssssss ....
Moga dengan cara ini, Dijavic mulai menjauhi Peter
Kalo tidak, ohhhhhh rasanya aku hanya melakukan hal yang tidak begitu bermanfaat.
...............................
Tanggal 2 April
Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggggggg ada call dari sepupuku Alma
“Claaarrkkkk..... kamu itu selalu lupa kalo sudah berjanji, dah ditungguin juga”
Pedes sekali crocosan sepupuku yang satu ini.
“acciiiiiiin, bersih aku dengar caramu, Tanggal 1 April, aku harus datang ke rumah mu ?????? April Mop kaleeeeeee”
Aku balas kemarahan sepupuku
“heeehhhh ingat umur, ingat uban di rambut, April Mop itu untuk para anak muda sedangkan kamu sudah tua begitu”
Sepertinya sepupuku serius dan tidak ada unsur pada satu hari dimana teman-teman terdekat boleh berbuat sejail-jailnya
Tidak jarang terjadi perkelahian pada akhirnya.
Tetapi setelah sadar bahwa itu adalah tanggal 1 April maka kata maaf itu akan selalu ada.
(mungkin budaya April Mop tidak cocok ya untuk negara kita, pendapat pribadi anak Indo si tukang translate ini)
Sejurus kemudian aku sudah memasuki student apartment kediaman si Peter untuk membalikkan pakaiannya yang ku pinjam beberapa hari yang lalu.
Aku disambut oleh segerombolan mahasiwa yang kapan iniiiii belajarnya kok hobby ngumpul-ngumpul gini ya
“Selamat malam bro”
sapa ku
“Iya Clark, apa kabar nya”
balas salah satu teman si Dijavic sementara si doi pura-pura acuh
“baik, kabar ku baik, Peter nya ada?”
tanya ku
....*......*......
“waaaaaahhaaaaahaaaaa, katanya PACARAN, tapi kok pacar pindah kamu tidak tahu?” goda Dijavic
Ooohhhh my god, iya yah kan awal bulan April emang Peter berencana pindah ke pusat kota.
Aduh bahaya nih, ga bisa menghindar dong dari Dijavic kalau sudah begini.
................................
Dua hari setelahnya ........ Dijavic yang ganteng dan bening berhasil memperdayaku.
Sebenarnya strategi untuk menjauhkan dia dari Peter kelihatan berhasil, tetapi oh tetapi
“duuuuhhh enak sekali Clark sup kacang capry nya, rotinya juga enak, bedalah”
Komentar Dijavic
“tadi aku sempat ke toko roti orang Paris”
Jawabku
“Apa lagi ya HUKUMANNYA ??”
Seloroh Dijavic
“HUKUMAN lagi ?? aduh bro udah ah, capek juga nih”
Permintaan ku pada Dijavic agar tidak menghukum lagi
Masih tetap bersyukur saja, cara inipun lumayan menyita waktu Dijavic.
Tidak ada kesempatan untuk dia mengganggu Peter.
Ku perkirakan sekarang Peter lagi pedekate dengan MrX yang ku PILIHKAN untuk dia.
Selamat berbahagia Peter, moga langgeng ya ...............
Mas Wooyoung
Aku lebih melihat ke sikap sabar si Peter sih mas dalam menyikapi masalah
Mas Ariet apa kabar ?
Makasih banyak mas
Boleh lihat ga mas kepala bawahnya please
Makasih juga mas Didi dah sudi mampir