It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Bang Juned,,gue liat si Rio sama pacarnya itu sudah keluar dari rumah sakit" kata gue ke bang Juned lewat Hp
"Ok, lu intai terus mereka Unang,,gue dan anak-anak akan nyusul" jawab Juned
"Ok,,bang"
Gue pun meluncur mengejar mobil Rio pake tukang ojek
##FARID POV
Aku pun keluar dari rumah sakit ini dengan dipapah oleh Rio.
Didalam mobil hanya ada aku dan Rio yg sedang mengemudikan mobil.
Kami hanya diam, sesekali aku dan Rio saling mencuri pandang.
Aku bingung, seharusnya aku meminta maaf kepada Rio karena kesalahanku kepada Rio.
Namun aku gengsi mengatakannya, aku malu, aku juga egois.
"Ada apa Farid,,? Sepertinya kamu mau mengatakan sesuatu?" Tanya Rio
Aku hanya menggelengkan kepalaku saja,
Gila,,jika aku perhatikan Rio sekarang berbeda, telah tumbuh jambang dan brewok di sepanjang mukanya.
Dia begitu manly, dan sangat cool.
"Ada apa Farid,,? Kenapa kamu liatin aku kaya gitu?" Tanya Rio yg mengejutkanku.
"Gak ada apa-apa Rio,,terima kasih buat semua yg telah kamu lakukan kepadaku" kataku
"Sudahlah jangan mengungkit masa lalu,,sebentar lagi aku akan menghilang dari hidup mu"
Mendengar itu aku sungguh tidak rela, namun tidak ada yg bisa aku lakukan saat ini.
"Baiklah Farid,,kita telah sampai di rumahmu, ayo turun" perintah Rio
Akupun turun bersama Rio menuju rumahku.
"Ada apa ini Farid,,,?" Tanya ibuku yg histeris melihat tanganku berbalut perban
"Kamu kan Rio,,ada urusan apalagi kamu datang ke rumah ini ?" Tanya ibu ku kembali
Ayah pun terlihat emosi melihat kedatangan Rio.
"Mamah,,ayah,,sabar dulu,,,Rio hanya mengantar aku dari rumah sakit, aku kecelakaan mah ada perampok yg hendak merampok Farid. Namun untung ada Rio yg bantuin" jawabku berbohong
Mendengar itu kedua orang tuaku langsung diam dan menerima Rio masuk ke dalam rumah.
"Kan kata mamah juga Farid teh di bandung saja atuh,,jangan pake mau ke Lampung segala" kata mamahku yg bawel.
"Udah lah mah,,Farid lagi gak mau dengerin ceramah mamah" kataku sebal
"Iya mah,,kasian kan Farid" bela ayahku
"Tante,,Om,,saya pamit dulu ada yg mau saya kerjakan dulu di kantor" potong Rio
"Oh,,iya kalau begitu, terima kasih nak Rio" jawab ayahku.
Lalu akupun mengantar Rio sampai kedepan rumah.
"Rio,,terima kasih ya"
"Sama-sama Farid"
Kami pun berjabat tangan dengan lama, aku tau matanya mengisyaratkan ingin memeluku begitu juga aku ingin memeluknya.
Namun aku malu.
"Selamat tinggal Farid,, jaga kondisimu baik-baik"
"Iya kamu juga"
Setelah Rio masuk ke mobil dan berlaju kearah tujuannya.
Tiba-tiba ada seseorang yg menyekapku dari belakang.
"Heh,,lu mau selamat ? Katakan dimana Rio sekarang?" Kata orang yg tidak aku kenal
"Aku tidak tahu" jawabku panik
"Lu jangan alasan ya, gue tau lu itu pacarnya si Rio, dasar homo kalian. Ayo cepat katakan dimana dia?"
Orang itu semakin menancapkan pisaunya keleherku yg menyebabkan ada darah sedikit yg mengalir.
Entah mujizat apa yg membuat Rio kembali kerumahku.
"Heh lu Unang,,,apa-apaan loh beraninya mau nusuk dia" kata Rio yg panik melihat aku di sandra
"Akhirnya lo datang juga Rio brengsek,,tunggu bentar lagi bang Juned sama temen-temen mau datang kesini buat nyiksa dan bunuh loh" jawab Unang,
"Sebelum dia bunuh gue,,dia yg akan gue bunuh, dan buat loh Unang lo akan menyesal membuat Farid berdarah" tantang Rio
"Haha,,,liat nih Rio" jawab Unang sambil terus menusukan pisau dileherku semakin dalam.
Mendapat perlakuan itu, walaupun tanganku sedang terluka, aku langsung menginjak kaki dan menendang kontolnya orang itu.
Dan akhirnya Rio mendapatkan Unang lalu dia memukul habis-habisan orang itu sampai tidak sadarkan lagi.
Zzzzzzzz
"Kita bunuh bajingan Rio itu" suara segerombolan orang banyak di atas truk yg besar.
Mendengar dan melihat para penjahat itu mau menyerang Rio dan aku. Maka Rio kabur membawa diriku dengan mobilnya.
"Sudahlah jangan panik, mereka itu adalah musuh-musuhku sewaktu di penjara. Sekarang mereka mau membunuhku dan orang yg terdekat denganku" paparnya sambil menggas mobil dengan cepat.
Begitu dekat mobil truk itu dengan mobil kami, sehingga bom molotov pun mengenai mobil kami.
Rio dengan serius mengemudikan mobilnya, terus mengebut, sampai akhirnya tidak menghiraukan tanjakan yg terjal sehingga mobil kami berputar jatuh tepat di sebuah pabrik kosong yg sudah lama tidak ada penghuninya.
Aku berputar 360 derajat begitu pula mobil dan Rio.
Aku berusaha keluar dari mobil namun kaki ku tersangkut di jok ini.
Rio membantuku keluar dengan susah payah.
Akhirnya aku bisa keluar dari mobil itu namun banyak darah yg keluar di dahiku.
Rio mengelap darah yg keluar di dahiku dengan baju yg dia lepas dari tubuhnya.
Belum sempat membereskan darahku, segerombolan penjahat yg menyerang kami telah tiba.
"Itu Rio sebelah sana bang Juned" kata penjahat itu berteriak
"Ayo serang habisi kedua orang itu" kata ketua penjahat
Mendengar itu, aku dan Rio berlari memasuki pabrik kosong yg sangat besar ini. Banyak pipa-pipa besar disini, sehingga aku dan Rio bisa masuk ke dalamnya.
Aku dan Rio bersembunyi di balik pipa yg cukup untuk kami berdua.
"Hei Rio,,,lu jangan bersembunyi kaya cucunguk,,walau gimanapun juga lu pasti mati" teriak penjahat itu sambil menembakan pistol ke arah atas
"Suara siapa itu Rio,,? Aku takut"
"Tenanglah aku ada disini menjaga kamu" jawab Rio sambil memegang tanganku. Namun pegangannya kembali aku lepaskan.
Para penjahat itu sepertinya berpencar mencari aku dan Rio.
Sampai- sampai ada salah seorang dari penjahat itu berhasil menemukan kami,
"Hah disini kau rupanya" kata penjahat itu
Tanpa babibu Rio langsung memukul orang itu dan orang itu juga berhasil memukul rio menggunakan kayu yg besar.
Namun Rio tetap melawan dan akhirnya memutuskan leher orang itu dengan sekali putaran tangannya.
"Dzzzeeengkk" suara tembakan ketua penjahat mengenai lengan kiri Rio.
Rio pun terjatuh, sedangkan aku hanya bisa panik.
Rio bangkit berlari membawa diriku ke ujung pabrik untuk kabur dari incaran penjahat yg sangat banyak.
Sambil berlari aku melihat keadaan Rio sudah sangat menghawatirkan. Muka, kepala dan tangannya mengeluarkan darah.
Karena kecapaian berlari, akupun terjatuh, dan Rio menarikku kepinggir Pipa yg besar untuk bersembunyi.
Dengan tetap siaga, Rio mendekapku agar aku tetap terjaga dari serangan para penjahat.
Namun aku tetap melepaskan tangannya yg mendekapku. Sehingga Rio pun langsung malu dan menurunkan tangannya dari pundaku.
"Dengar Farid,,tinggal beberapa lorong lagi agar bisa keluar dari pabrik ini. Kau lari lah secepat yg kamu bisa. Aku disini akan menahan para penjahat itu" kata Rio dengan tegas.
"Gak Rio, aku mau kita berlari berdua," jawabku sambil nangis
"Diantara kita harus ada yg selamat Farid, ayolah lari,,cepat lari"
"Tidak Rio,,aku gak mau"
"Kau lihat Farid,,tangan dan kakiku sudah terluka, aku tidak bisa berlari kencang. Aku mohon turuti aku untuk kali ini saja. Dan apapun yg terjadi jangan pernah menengok ke belakang"
Mendengar paksaan dari Rio, akhirnya aku menuruti walaupun aku tidak mau,
Aku berlari sekuat tenagaku walaupun kakiku berlari pincang karena jatuh dari mobil tadi.
Aku mendengar suara pistol bertubi-tubi dibelakangku.
Aku merasakan ada pertarungan hebat antara Rio dan para penjahat itu.
Aku berlari sambil menangisi Rio,,aku tidak rela Rio berada di pabrik itu dengan para penjahat yg sangat banyak.
Aku tidak mau Rio mati.
Aku terus menangis,,menangis dan berlari.
Sampai akhirnya aku mendengar jeritan Rio yg menggelegar karena gema yg berasal dari pabrik ini.
Rioooooo,,,, teriaku yg memberhentikan lariku ini.
Aku sangat kacau,,
Aku bingung,,
Apa yg terjadi pada Rio saat ini,,? Sehingga Rio menjerit seperti itu.
Aku lemah dan duduk lunglai,,,memikirkan Rio.
Rio,,,
Rio,,
Aku harus bangun.
Aku harus tau apa yg terjadi pada Rio.
Aku mau bertemu dengan Rio.
Aku mau menyelamatkan Rio.
Akhirnya aku mendapatkan sebuah tekad,,aku memutar balik arah lariku.
Aku menuju arah terakhir tempat dimana Rio berada.
Aku harus menyelamatkan Rio
Ya aku berlari, aku harus menyelamatkan Rio kali ini walaupun sambil berlari pincang.
Akhirnya setelah kakiku mati rasa aku menemukan Rio sedang bergulat dengan orang yg besar, orang itu mencoba menghujamkan pisau ke arah tubuh rio yg terjatuh. Namun Rio menahannya dengan sangat lemah sekali. Tanpa menunggu aba-aba, aku raih sebuah balok kayu yg terdekat dan memukulkannya ke arah kepala orang itu.
Akhirnya Rio terlepas dari kesulitan orang itu dan akhirnya Rio mengakhiri perkelahiannya dengan sebuah tonjokan di leher dia.
Hmm syukurlah Rio tidak apa-apa.
Rio tersenyum kepadaku dan hendak menghampiriku. Tapi itu belum terjadi ketika ketua penjahat itu menembak Rio pas di bagian tengah dadanya.
"Arrgghh" Rio terjatuh terkena tembakan
Aku lemas dan syok melihat itu.
"Hahaha,,,akhirnya lo bisa mati di tangan gue" kata penjahat itu.
Aku berlari menuju tubuh Rio yg ambruk karena ditembak tadi.
"Rio,,,bangun Rio" teriaku sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rio yg terkapar.
"Sini kau pria jalang" kata ketua penjahat itu sambil menarik rambutku.
Sontak saja aku merasa kesakitan dibuatnya.
Kakiku, dan tanganku yg terluka tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawannya.
"Jadi loh itu pacarnya si Rio brengsek itu,,haha lu juga harus mati" tekannya sambil mengangkat pistol ke arah kepalaku.
"Dddduuueeeerrr" bunyi tembakan yg mengagetkanku.
Aku merasa aneh, kenapa aku tidak merasakan apa-apa setelah dia menembakan pistolnya.
Namun setelah aku membuka kedua mataku ternyata Rio lah yg menembakan pistol dari belakang ke arah kepala penjahat itu.
Aku sangat kaget karena tubuh penjahat itu ambruk di badanku.
Aku langsung berlari dan memeluk Rio.
"Rio,,,,Rio,,,kamu tidak apa-apa?" Kataku panik
"Tenang Farid,,aku tidak apa-apa. Kenapa kamu begitu mengkhawatirkan aku? Bukannya kamu sangat membenciku?" Jawabnya tersenyum
"Tidak Rio,,aku memang benar membencimu tapi kamu tahu BENCI itu apa? BENAR BENAR CINTA padamu Rio"
Kataku sambil terus memeluknya.
"Hahaha,,,ada-ada saja kamu,,,aku juga sangat mencintai kamu Farid" sahut Rio memeluku erat.
"Apa ini Rio yg mengganjal kaus dalammu" tanyaku
"Oh,,ini kalung pemberian Sisy yg telah menyelamatkanku dari tembakan si Juned brengsek itu"
"Oh,,begitu,,syukurlah,,terimakasih Sisy"
"Rio,,kamu jangan tinggalin aku lagi ya" pintaku
"Perasaan yg ninggalin aku itu kamu deh Farid" jawab Rio sambil menjitak aku
"Huh dasar,,,udah jangan dibahas lagi"
"Iya-iya siap sayaaaang,, tapi sini dulu aku mau cium kamu dulu ya"
Mmwwwuuuaaacchhh
"Udah segitu dulu nanti kita lanjut di vila kamu, sekarang kita ke kantor Polisi buat bkin laporan" kataku
"Ok siap"
THE END
Terima kasih untuk para pembaca yg setia menunggu updatean cerita ini setiap hari.
Bila mana ada jalan cerita dan tokoh yg membuat para pembaca terganggu mohon dimaafkan. Karena sata adalah orang biasa yg tak luput dari kesalahan.
Terima kasih
Ditunggu cerita selanjutnya TS hahaha
wah TS, padahal ane mw liat gmn rioxfarid balas dendam sama si mirna xD
Belum liat kemesraan farid sm rio,,
perasaan kecepetan ya alur ceritanya..
tp aku suka akhir ceritanya happy ending..
oke deehh...aku tunggu cerita barunya ya @arkan
akhirnya, rio dan farid bersatu lagi .. ^∇^