It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tapi itu panjangnya melebihi sungai nil loh!! bisa juling kalo sekali lahap!! #pengennya tuntas sekali baca,tapi otaknya lagi ga mau diajak baca yg serius2#
Maaf ya, aku tidak bisa komentar dari sudut penulisan nya @wessel kerna itu bukan major ku and that's all I can comment.
Will POV (ini diambil dari kesimpulan seluruh part cerita yang udah terbit)
Selama aku dan Tim ada di Korea (sebelum menikah), aku sudah menyeret Tim dalam keadaan sulit saat kami harus menghadapi keluargaku. Karena keinginan ibuku, kami harus berpisah selama enam bulan. Karena keluargaku pula, Tim harus selalu menghadapi penolakan-penolakan dan rasa tidak suka keluargaku padanya, mendengar kata-kata menyakitkan atau menghadapi pandangan yang mengintimidasinya.
Jadi saat aku memutuskan untuk ikut dengannya ke Assen (karena persetujuan ayah juga), mana mungkin aku merasa tega untuk mengungkit-ungkit lagi soal Korea? Mungkin untuk sementara waktu aku akan membiarkan Tim menikmati kehiduapan tenang kami di sini. Aku tidak bermaksud menyembunyikan apa-apa darinya, aku hanya akan mengungkapkan ini semua jika waktunya kurasa sudah tepat. Jadi untuk sebuah awal, aku memakai alasan untuk kembali ke korea dengan alasan-alasan yang ringan, karena dengan alasan itupun Tim pasti akan mau mengabulkan permintaanku, walaupun Tim tidak setuju, walaupun dia harus mengalah dan memaksa dirinya sendiri.
Soal aku menyembunyikan kabar gembira seperti Sarah yang sudah bisa menerima kami, aku melakukan itu hanya untuk memberi kejutan pada Tim di hari pertamanya di Korea. Istilahnya, memberikan segelas air pada Tim setelah dia mengalami kehausan yang teramat sangat akan lebih terasa nikmat baginya daripada aku memberi segelas air pada Tim saat dia belum benar-benar merasa haus. Jadi, mendapat sebuah harapan kecil di saat Tim berpikir bahwa semuanya akan berjalan sulit, pasti akan membuatnya merasa lega dan seolah-olah harapan itu pasti selalu ada.
Begitu juga tentang masalah-masalah lain yang belum kukatakan pada Tim (seperti setelah ini, tentang Young Min). Pada akhirnya Tim akan tahu semuanya, hanya saja menurutku aku harus memberitahunya di saat yang tepat, sedikit demi sedikit dan satu persatu dengan hati-hati dan pelan-pelan. Mengatakan semuanya sekaligus dalam satu waktu, hanya akan membuat Tim tidak tenang dan panik.
Intinya, aku tidak menyembunyikan apa-apa dari Tim, aku hanya menunda untuk memberitahunya.
@Wessel POV
Untuk masalah satu kalimat seperti “Aku menyesal...” yang dikatakan Will, aku tidak bisa memberitahu, ini masih rahasia.
Aku harap @Adra_84 sudah mengerti situasinya. Kadang memang dalam hidup, kita tidak selalu mudah untuk memahami jalan pikiran orang lain, kita punya perasaan yang berbeda dengan orang itu, kita juga mempunyai pola pikir sendiri2, keputusan sendiri2, dan bagaimana sikap untuk menghadapi suatu masalah sendiri2. Apa yang kita pikirkan tidak akan sama dengan apa yang orang lain pikirkan. Kita bisa saja bilang bahwa “Seharusnya seperti ini, seharusnya seperti itu” tapi pendapat kita yang seperti itu kadang tidak selalu sesuai dengan orang lain kan?
Itu saja. Sekian dan terima kasih. Tetep ditunggu komentarnya.
Semoga apa yang aku katakan bisa sampai. Karena maaf, aku tidak bisa bahasa Malay maupun bahasa Inggris (pasti tahu kan? Soalnya di ceritaku, aku baru pertama kali gunain bahasa inggris sekali, kalau gak salah nyebutin “messenger” dan “email”?, untuk yang lain pasti murni bahasa indonesia).
Jangan pernah bosan untuk mampir ya.
#psikopat meracuniku
#kasian erfan
Maksudnye kan hanya bisa baca n koment yg standart, ƍäª bisa komen seperti para sepuh yg laen! ЂёђёђёЂёђёђё
Lanjjuuuttt.....
walaupun cma komen tnda ti2k atau say hi tetep bkal dterma dgn snang hati kok
) ) ) ) ) ) ) ) ) ) )
@yuzz @totalfreak @wessel