It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
#keluarin biju ekor 10!!!
ga om
mau menghabiskan minggu tenang
@venussalacca yaowo, namamu susah banget
=_=
kangen yujii?
@dityadrew2 ahh ga di mention?
maaff
kirain ga mbaca
kill you why
=_=
@adra_84 yes I will
thanks for keep waiting!
I'll keep my body as good as I can!
@nero_dante1 nantikan adegan rape yujii
#senyumsinis
Eh ngomong2 soal beha, kapan nih tante @silverrain mau ngelunasi cicilan beha bulan alu? Gak malu tuh beha udah situ pake tapi belum lunas? Haha
Hahahahaaaa
#bunuh ts nya!!
Udah ngebut lanjut Ɩɑƍɪ̇ dong mas TS @silverrain o ya kalo αϑα update aku dimention ya biar gak ketinggalan
@ularuskasurius @obay @4ndh0 @congcong @nero_dante1 @beepe @boyzfath @hwankyung69 @danze @callme_DIAZ
@hades3004 @chibipmahu @gaudeamus @noe_noet @abyan_alabqary @bintang96 @kebohenshin @yui_yoshioko
@Han_Gaozu hananta @bi_ngung bandar beha @rubysuryo @adra_84 @venussalacca @ardi_cukup @jhoshan26
@pokemon @rubysuryo @andhi90 @RiidzSyhptra
apdett
"Apa... Kenapa... Ada apa ini...?"
"T... Tuan muda Kazuhito....!"
"Kanade! Bawa Tuan muda masuk ke kamar sekarang....!!"
"Kalian.... Jelaskan.. Ada apa... Ini kenapa! Beritahu aku....."
"Tuan Muda, ayo masuk..."
"Lepaskan! Lepaskan aku!"
Blam!
"Aku menyuruhmu melepaskanku! Siapa memerintahkanmu untuk membawaku ke kamar! Lepaskan aku mau keluar!"
"Tuan muda, ini sudah malam, istirahatlah!"
"LEPASKANN!!"
Marco's View
May 22rd
"Marco! Bangun!"
Suara seorang wanita disusul suara pintu terbanting membuka membuatku segera duduk terjaga dari tidurku.
"Ini sudah pagi! Anak pemalas! Ayo bangun! Ma! Mama! Marco tidur lagi!"
"Felice! Brengsek diam kamu! Dasar cerewet!"
Aku menggaruk kepalaku yang masih terasa pening, dan mendengus ke arah kakak perempuanku yang hanya terkikik sambil memeletkan lidahnya.
Sial.
Begitu banyak wanita di dunia ini, kenapa yang seperti ini harus jadi kakakku?!
Apa aku dikutuk?
Kenapa semua cewek yang ada di dekatku (kecuali mamaku) selalu ga ada yang benar?
Aku bahkan belum memasukkan Novi yang belum kuhitung sebagai wanita, karena dia belum selesai mengubah dirinya dari tandon air menjadi manusia, walaupun lebih cenderung berubah ke arah monster sih.
BRAKK!
"MARCOO!"
"KAKAK! SIALAN! JANGAN BUKA PINTU KAMAR MANDIKU!"
"Hahahahaha! salahnya ga dikunci!"
"God Please! Jangan pura pura! Aku sudah kunci! Aku tau tadi kamu bawa kunci kamar mandiku! Keluarr!"
"Mandi yang bersih. Hahahahaha"
BLAM
"SIALAAAAAAAANNN!!!!!"
"Marco! Jangan teriak teriak!"
"Iya ma!"
Sial, sial! Sial!
Kakak macam apa yang mendobrak adiknya yang lagi mandi pakai alasan lupa ngunci pintu?
Ck.
Andaikan hidupku bisa diulang dan aku bisa memilih keluargaku, aku akan memilih lahir 7 generasi di bawahnya, supaya yang aku dengar darinya hanya nama dan mungkin kejahatannya yang melegenda.
Setelah selesai membersihkan tubuhku, aku mengeringkan badanku dengan handuk mandi dan segera mengenakan pakaian untuk bersiap ke sekolah.
"Marco! Sarapanmu nanti dingin!"
Suara Felice memanggilku dari lantai bawah.
Well, sebenarnya dia ga jahat jahat banget sih, cuma kelakuannya memang.
USIL!
luarbiasa, dan tak jarang aku jadi diomelin mama cuma karna keusilan dia.
menyebalkan, tapi mau gimana lagi, lama lama aku jadi terbiasa.
Seperti orang di gurun afrika yang sudah terbiasa hidup bersama dengan singa, badak, gajah, aku disini juga, terbiasa hidup dengan sesuatu yang mungkin akan membuat orang gurun afrika pun memilih mati gantung diri pakai cawat dari gulungan kain kayak yang aku liat di tivi.
Tapi, dibalik sifat usil dan nakalnya, paling tidak dia bisa membawa dirinya sebagai kakakku, dan dia juga masih bisa bersikap sebagaimana seorang kakak padaku, seperti saat ini, dia baru saja mengingatkanku untuk sarapan, kan?
"Loh, yang lain mana...?"
aku bertanya dengan bingung saat semua orang di bawah tampak sudah menghilang dari meja makan.
"Eh, Tuan Marco, kok turun...?"
Aku mendelik penuh pertanyaan saat pembantu keluargaku muncul dari dapur belakang membawa pot tanah liat dengan asap masih mengepul.
"Iya, aku mau sekolah, mana sarapanku? Katanya hari ini dimasakin kare jepang?"
Giliran pembantuku yang melong kaget, kemudian ia memandangi panci yang dipegangnya.
"Loh, Bik, gimana? Mana sarapanku? Lalu yang lain kemana?"
Pembantuku menggaruk kepalanya dengan takut, kemudian berbicara dengan terbata.
"Gini, tadi pas Nona Felice turun, katanya Tuan Marco lagi ga enak badan karena perutnya sakit, lalu, Karenya diabisin dia karena katanya Tuan Marco lagi ga bisa makan pedas, akhirnya tadi dia berangkat kuliah sekalian sama tuan dan nyonya ke toko."
"Dan karena mendengar itu, Tuan tadi memerintahkan saya memasak akar akaran ini, buat diminum anda..."
Sebuah sms masuk bersamaan dengan pembantuku yang membuka panci tembikar itu, menampilkan akar akaran dan berbagai buah berbentuk mengerikan di dalam air panas mendidih.
Message
From : Felice
My, Lil bro, makasih ya sarapannya, makanya lain kali jangan bangun telat!
PS: Jangan lupa diminum ramuan papa!
Goodluck!
".............................."
"Tuan Marco...........?"
"FELICE.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
==============================================
Kantin Sekolah, 22 May
"Hei, Marco! Banyak banget makanmu?! Kenapa kamu...?"
Anggota gankku mendadak mendatangiku yang sedang makan di kantin, Janto mengurku, sementara yang lainnya segera mengambil kursi di sekitarku.
"Gila mangkuk mangkuk ini, semua kamu yang habisin?"
Aku mengangguk, sembari menyuapkan lagi segulung mie ke dalam mulutku.
"Apaan ini makan sampai sebanyak ini...?"
Gege dengan kagum menatap mangkuk yang licin tandas, sementara Benny menghitung jumlah mangkuk yang kuhabiskan.
"Kenapa kamu?"
Aku menelan mie terakhirku, dan mengangkat tanganku lagi.
"Bu! Tambah! Es teh nya empat gelas lagi sama mienya dua!"
Penjaga kantin yang juga melongo bersama dengan teman temanku segera tersadar, dan mengangguk, kemudian pergi.
"Kemana bu..?"
"Sebentar ya! Mangkok ibu habis! Ibu ngambil di rumah!"
Wanita gemuk itu segera menaiki sepeda ontel yang menjerit (maksudku berderit) kencang saat ia menindihnya, dan mengayuhnya keluar dari komplek sekolah.
"Hoi! Marco!"
Gege menghantam meja dengan kesal karena aku sedaritadi tidak mengacuhkannya.
"Aku nanya nih, kamu kenapa sih mendadak makan kayak sapi gitu? Emang di rumah ga dikasi makan ya?"
Aku bertatapan dengannya sejenak.
"He, Gege, bego, memang sapi makan mie?"
"Enggak sih...."
"Trus sapi minum es teh...?"
"Enggak juga...."
"Trus bagian mana yang makan kaya sapi? Emangnya aku ngerumput ya daritadi?"
Gege terdiam kalah dan menggaruk kepalanya.
"Aku makan banyak, buat ngilangin kesel, tadi pagi si Felice lagi lagi bikin onar. Gara gara dia, aku terpaksa berangkat ke sekolah ga makan, dan harus buru buru ngejar bus karena dia bilang aku ga sekolah... Dan lebih buruk lagi...."
"Lebih buruk lagi...?"
"Felice suruh papaku meramu obat buat aku minum, dan tadi pagi, pembantuku, bersama tukang kebun dan satpam rumah berhasil memaksaku menelan obatnya karena mereka percaya aku masih sakit...."
Semua temanku menelan ludahnya dengan ngeri. Mereka sudah tahu, betapa kejam rasanya herbal racikan ayahku, saat Benny datang berkunjung ke rumahku saat ia Flu, dan berakhir harus menelan pil pahit (dalam arti sebenarnya) bersama rebusan racikan ramuan penyihir yang baunya membuat Yujii pun ga berani mendekati area poyektif mulut Benny selama beberapa hari.
"Aku, Aku paham peraasaanmu. Tabah ya...."
Benny menepuk nepuk punggungku.
"Ngomong ngomong mana Yujii....?"
Aku mengedarkan pandanganku, dan tidak melihat sosoknya di antara kami, padahal semenjak malam inisiasi kami, Yujii hampir selalu bersama dengan gank kami, membuktikan loyalitasnya pada The Triumph yang dimasukinya dengan berat hati.
"Kayaknya dia ga masuk, dari tadi pagi juga ga ada, maklum lah, kan udah ga ada pelajaran, mungkin dia males masuk?"
Ujar Henhen, teman satu gank ku sambil membuka bungkusan snack yang segera ludes karena dibagi bagikan pada semua The Triumph.
Yujii ga masuk sekolah?
Ini pertama kalinya Yujii ga masuk sekolah, dan setahuku, dia ga pernah sekalipun absen tanpa alasan, bahkan izin pun tak pernah, catatan kehadirannya hanya pernah dinodai oleh huruf S karena dia sakit beberapa kali dalam setahun ini.
"Cih, gimana nih kalau Yujii ga masuk sekolah besok?! Padahal aku sudah mau ajak dia makan berdua di taman belakang sekolah..."
"Aku juga, aku sudah mesan buket bunga buat Yujii...."
"Ck, As* Yujii jelas jelas bakal sama aku besok! Aku sudah bikin rencana suprise ultah tauk!"
"HEI! HEI! DIAM! Sudahlah! Lagipula Yujii mungkin juga lagi menghindar, kalian tahu. kan? Selama ini banyak kakak kelas mencari sosok putri tidur semenjak kejadian drama. itu!"
Semua orang hening, kemudian segera menoleh ke arahku.
"Oia, di drama itu, Marco lancang banget berani cium Yujii, pakai mic lagi, untung identitas Yujii kami ga diketahui! Kalau nggak jangan jangan semua kakak kelas jadi ngecap Yujii jelek karena perbuatan hinamu!"
Aku menelan liur dengan gugup.
Benny sial! Kenapa dia harus mengingatkan semua orang soal drama itu!
Apa kurang kemarin aku harus sembunyi sembunyi supaya bisa ke kantin tanpa ditangkap dan di rajam para Yujiierz yang dendam padaku?
Dan kurangkah aku seharian di panggil ke kantor kepala sekolah karena Ibu Yuni mengadukannya pada kepala sekolah, membuatku harus mendengarnya selama 1 jam menyayangkan penyimpangan seksualku dan berbagai omong kosong lainnya.
"Marco... Kamu... Sudah mempermalukan Yujii, untung Novi yang mau buka mulut berhasil kami bungkam...!"
Aku menelan ludah,.
Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Novi saat ini, karena dia dengan dendam berkata akan membeberkan cerita Yujii yang berperan jadi Putri Tidur.
"Kamu... Harus Mati...."
Aku segera dengan sigap berdiri, kemudian berlari, tepat sebelum tangan tangan penuh amarah meremas tubuhku sampai hancur.
Aku berlari dengan kecepatan tinggi, berusaha kabur dari anggota gank ku sendiri yang masih dendam padaku, dan mengejarku.
Kring kring! Kring kring!
Suara bel sepeda?
Apa lagi itu?
Aku menoleh ke belakang, dan ternyata ibu penjaga kantin yang sudah kembali dari rumahnya ikut mengejarku sambil mengayuh sepedanya dan menenteng selusin mangkuk.
"Hei, hei, makanannya belum bayar! heii heii!!!"
Ya ampun
Tolong aku!!!!
Kring kring! Kring kring!
=====================================================================
"Trimakasih, selamat berbelanja kembali lain kali!"
Kakak penjaga kasir itu menyunggingkan senyuman ramah, ia menyerahkan bungkusan kecil berisi barang yang sudah kubeli dan membungkuk sopan.
Aku membalas senyumannya, kemudian segera berangkat keluar dari toko mainan itu dan membawa mobilku melaju menembus malam.
Oke, sekarang aku hanya perlu menunggu waktu sampai jam 12 malam.
Tok Tok!
Kurapikan pakaianku segera setelah mengetuk pintu, kemudian memasang senyuman lebarku.
Krek!
Sosok Yujii yang tampak terkejut saat membuka pintu segera tertangkap mataku.
Ia memandangiku dari atas ke bawah berkali kali.
"Marco? Kamu darimana? Rapi banget? Ada apa larut malam kemari...?"
Aku menggaruk kepalaku, kemudian tersenyum padanya.
"Eng... Aku cuma... Mau membesuk...?"
Yujii menaikkan alisnya.
"Aku ga sakit...."
Nada suaranya tampak dingin.
apa dia lagi badmood ya?
Keterlaluan mungkin aku datang ke kostnya jam 11 malam ini?
Tapi dia juga belum tidur kayaknya, walaupun wajahnya kusut, tapi tidak ada raut mengantuk sama sekali di wajahnya.
Apa dia marah karena aku datang terlalu cepat satu jam ya?
"Eng.... Oke, sebenarnya aku mau datang jam 12, tapi aku takut kamu udah tidur, jadi, aku datang sekarang, aku bawa makanan nih. Ayo, kita rayakan ultahmu...."
Aku memasang senyuman menunggu wajah terkejut dan senangnya, tapi ternyata reaksinya sungguh di luar pikiranku.
"Aku ga merayakan ultahku, dan aku ga suka merayakan ultahku!"
Sentaknya dengan kesal, wajahnya tampak memerah marah, dan aku bisa melihat lapisan bening muncul di matanya.
Hei, hei, aku salah ya...?
"M.. Maaf, Yujii, maaf, yaudah, ni, hadiah ultahmu, met ultah..."
Ujarku dengan perasaan bersalah.
Dia tidak membantingku atau memukulku seperti biasa, tapi malah membuang mukanya dengan ekspresi sedih luarbiasa.
Aku mengeluarkan sebuah Tamagotchi yang terbungkus dalam kemasan plastik, dan menyerahkannya padanya.
Bukannya menerima, Yujii malah terhenyak kaget, dan mundur.
Dadanya tampak naik turun, ia memegangi dadanya, dan menundukkan kepalanya.
Setetes cairan bening tampak menetes turun dan membasahi lantai parquet cokelat kostnya.
Tubuh kecilnya tampak bergetar, tapi isakan taksedikitpun keluar dari mulutnya.
"Marco... Kamu pulang aja, makasih hadiahnya, tapi kamu bawa pulang aja.."
"Yujii? Kenapa? Kamu ga mau nerima hadiah ultahmu dariku...?"
Yujii mendongak menatapku dengan wajah yang sudah basah oleh airmata, ia mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya.
"Kumohon, pergilah...."
Aku terdiam sejenak, dan akhirnya mengangguk.
Klek.
Aku menutup pintu kamarnya, dan tak lama kemudian suara isakan terdengar dari dalam kamarnya.
Aku menyandarkan punggungku di pintu kamar kostnya terdiam mendengar heningny malam diselingi isakan Yujii.
Apa yang sudah aku lakukan?
Apa yang terjadi....?
===================================================================================