It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ck.
@totalfreak jorok bgt
=_~
)
sabar ya nak @Han_Gaozu
wkwkwk ) )
". . . . . . . . . . . . . . . . . "
"Uhuk...."
"Ihik...."
"BuuuHuhuhuhuhu~"
Nyonya Park terdiam mengakhiri cerita panjangnya, dan dengan sukses membuat gank the RantauZ menangis sesenggukan seperti bayi paus.
Gege meremas bantal yang tadi didudukinya dan menangis keras.
"Sroot! Hiks, Yujiiku, ternyata, Sroot!"
That's gross man!
Berkali kali ia menyedot ingusnya dan mengeluarkan suara keras, sementara Nyonya Park tanpa jijik memandanginya sambil meneguk teh di gelasnya.
"Baiklah kalau begitu aku akan melanjutkan cerita Yujii sampai saat ini..."
Suara merdu Nyonya Park kembali mengisi ruangan, tapi sebuah tangan membuyarkan konsentrasiku pada ceritanya.
"Psst, Marco, ikuti aku..."
Lina dengan hanbok merah mudanya membungkuk anggun ke arah ayahnya kemudian segera menarikku pergi.
"Kalau kamu terus di dalam ruangan, nanti kamu pasti cuma mendengarkan cerita Mamaku sampai tengah malam! Serius! Mama kalau sudah cerita pasti lupa waktu!"
Lina menjelaskan panjang lebar sembari kami menyusuri lantai kayu di taman samping rumahnya.
Lina melemparkan makanan pada ikan di kolam kecil berbingkai batuan di sisi lorong bertiang merah itu.
"Ikan ikannnya bagus kan? Dulu Yujii sering duduk disini setiap kali dia merasa murung, atau kalau dia dapat masalah, ikan ikan ini dulu juga, Yujii tidak membiarkan Tukang Kebun Li untuk memberinya makan, Ia selalu memberi makan ikan ikan ini dengan tangannya sendiri."
Sebarisan pembantu berpakaian hijau segera membungkuk saat mereka berjalan melewati kami, sementara aku hanya bisa menggaruk kepalaku canggung dengan semua kebiasaan rumah ini.
"Sebenarnya Yujii sudah bisa akur dengan keluarga kami dan mulai bisa menerima kami, tapi tempramennya tetap tinggi, dia memang orang yang mengerikan, tak seorangpun bisa mendekati hatinya, bahkan Mama yang begitu baik pun tak bisa menjamah masuk ke dalam, kupikir Yujii memang sengaja membentengi hatinya, entah apa alasannya."
Lina termenung menatap ikan yang berenang santai di bawah air. Ia mencelupkan tangannya, dan ikan ikan itu dengan ramah segera menyambut tangannya, seakan mengajaknya bermain.
"Tapi kami tahu, walaupun dia begitu dingin dan sinis, tapi sebenarnya Yujii itu baik, cuma mungkin dia masih ragu untuk membuka dirinya, walaupun sudah hampir delapan tahun berlalu..."
Lina kemudian berdiri, hiasan rambut keemasan di atas kepalanya bergoyang pelan.
"Jadi Marco, menurutmu gimana sikap Yujii...?"
Aku tercenung, panik karena tidak siap dia akan menanyakan hal semacam itu.
"Eh? Yujii? Dia, selalu baik, orang yang hangat juga, dia juga selalu perhatian pada teman teman gank ku..."
Lina mengangguk angguk santai, entah kenapa aku merasa dia sekarang lebih tua dariku. Sifatnya tampak berubah drastis daripada saat dia pertama kali bertemu denganku.
"J-jadi, Lina, kenapa kamu memanggilku kemari...?"
Lina terseyum, ia mengedip sambil mengacungkan telunjuknya ke udara.
"Aku memanggilmu kemari, karena aku tahu dimana Yujii berada sekarang..."
Aku membelalakkan mataku tak percaya, tapi Lina kembali mengangguk dengan percaya diri.
"Aku beritahu, aku tahu sekarang, dimana Yujii berada..."
Ujarnya dengan perlahan dan penuh tekanan seakan ingin benar benar meyakinkanku.
"Kalau kamu tahu kenapa kamu ga ngasih tau yang lainnya? Orangtuamu juga? Supaya mereka ga mencari kemana Yujii pergi..?"
"Kau pikir mereka ga tahu...?"
Kepalaku rasanya pusing berusaha mencerna perkataan Lina.
Sekarang aku mulai curiga kalau mereka adalah keluarga pujangga, dan alasan Yujii tinggal di kost adalah karena dia ingin memiliki hidup normal jauh dari keluarga yang sehari hari berkommunikasi dengan puisi dan perumpamaan ini.
Atau mungkin mereka juga berbicara dalam pantun?
Aku tampaknya harus mendesak pihak pengembangan sekolah untuk meneliti pelajaran majas dan puisi di sekolah terhadap kestabilan pendewasaan siswa.
"Kami semua tahu, bahkan dari saat pertama kali Yujii melarikan diri, kami memerintahkan semua penjaga dan pelayan pergi mencarinya. Dan setiap kali dia menghilang, dia pasti pergi ke tempat itu."
"Benarkah? Lalu kenapa kalian bilang pada kami kalau tadi kalian tidak tahu?"
Lina tersenyum tipis.
"Eomma(Mama) dan Appa(Ayah) selalu setuju, kalau waktu adalah obat terbaik untuk hati, dan memberikan waktu seseorang untuk sendirian kadang lebih baik daripada menyeretnya pulang karena kuatir, karena itulah kami memilih merahasiakan dimana Yujii berada saat ini..."
Aku mengangguk angguk walaupun merasa gatal karena semua pembicaraan formal yang terjadi.
"Lalu? Kenapa kamu ngasih tau aku sekarang?"
Lina tersenyum, mengedipkan sebelah matanya dengan isyarat yang benar benar mencurigakan.
"Karena kupikir kamulah orang yang dipilih Yujii..."
Aku mengerutkan keningku bingung.
"Maksudmu...?"
"Hahahaha, sudahlah, Yujii ada di sungai di sisi lain bukit, tunggu sebentar. PELAYAN Oh!"
Seorang wanita berpakaian hijau jamrud dengan sanggul berbalut sutra merah segera muncul dan membungkuk di hadapan kami.
Tunggu dulu, jadi wanita tua ini sedari tadi ada di balik dinding itu?
Apa jangan jangan mereka ada satu di setiap dinding?
Mendadak aku merasa awas pada setiap tiang yang ada di lorong panjang ini.
"Tolong antarkan tamu kita ke sungai di balik bukit, setelah sampai disana, pastikan kau segera pulang dan jangan menunggu, jangan ada seorangpun yang boleh mengikutimu, apa itu jelas?"
Lina memberikan perintahnya dengan tegas pada wanita tua itu. Aku yakin setelah ini wanita itu akan menampar Lina karena kekurangajarannya.
"Saya mengerti Nona, perkataan nona akan saya simpan di dalam hati saya sampai saya mati..."
. . . . . . . .
Kok lebay banget ya?
Cuma disuruh antar ke sungai aja harus diingat di dalam hati?
Sampai mati pula?
Wanita itu tersenyum dan membungkuk ke arahku, membuatku harus membungkuk lagi dengan canggung.
"Nah, kalau begitu, pergilah sekarang!"
Ujar Lina sambil menepuk punggungku.
Aku tersentak dan dengan gugup mengikuti wanita tua yang berjalan sambil menunduk menuju ke ujung lorong.
"MARCO!"
Aku menoleh, menatap Lina yang tadi berteriak memanggilku.
"Tolong bawa kakakku pulang...."
Lina membungkuk dan tersenyum ke arahku.
Aku membalasnya dengan acungan jempol dan sebuah senyuman lebar.
Tenang saja
Aku pasti bisa membawa Yujii kembali dengan senyuman di wajahnya!
======================================
@ularuskasurius @obay @4ndh0 @congcong @nero_dante1 @beepe @boyzfath @hwankyung69 @danze @callme_DIAZ
@hades3004 @chibipmahu @gaudeamus @noe_noet @abyan_alabqary @bintang96 @kebohenshin @yui_yoshioko
@Han_Gaozu hananta @bi_ngung bandar beha @rubysuryo @adra_84 @venussalacca @ardi_cukup @jhoshan26
@pokemon @rubysuryo @andhi90 @RiidzSyhptra @dityadrew2 @beepe @yuureichi @raviz
apdett
maaf segini dulu yahh
soalnya mau pergi
>.<
Oia mohon sabar tunggu apdetannya ya, akhir2 ini lumayan padat merangkak kegiatanku
T_T
wkwkwkwkkkk.... )
wong korea sing pindah nang los anjeles! ) ) )