BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Piece of Unfinished Melody

1545557596088

Comments

  • Oh great! Makin seru aja >.<
  • Adra_84 wrote: »
    Yujii is japanese's name... The house is chinese... The father's name Park, is Korean. Quite confused here dear.... :)

    Take your time on the update ok... Dont force yourself too hard. :)

    Jepang, korea dan china di blender jadi satu..hasilnya indonesia ..# masakan ala chef gabe..wkwkwkwk
  • Wuaaa keren kereeen, bacanya sampe petakilan fufufu~ kalo update mention yuu yaaa :)
  • penasaran ...bgt .

    Hehe lanjutkan.
  • Ambil cemilan lagi, buat denger cerita..
    Heheheheeee :P
  • bu endah itu cerminan @silverrain , sama2 pintar melarikan diri
  • bukanya ortu yujii dah meninggal ya...trus mr & mrs park tu ortu barunya ato gimana ya??? bingung euy... :-| :-/
  • bukanya ortu yujii dah meninggal ya...trus mr & mrs park tu ortu barunya ato gimana ya??? bingung euy... :-| :-/
  • FEELLIIICCEE!!!
    *eh?
  • oh ka @silverrain jadi ini tuh non fiksi tapi difiksikan yaa, jadi YUJI,Marco kemungkinan besar di dunia nyata ada ya ???? wah jadi penasaran gimana aslinyaa
  • yuji bnran ada di dunia nyata? serius?!

    @silverrain kenalkan aku dg yujii!! mmh,,felice juga deh :D

    *Sogok pake permen cicak
  • Lanjott.. :D
  • untung aja marco ga jadi ciuman ma novi dan dia justru ciuman ma yuji, pasti penuh penghayatan tuh si marco nyiumnya ..
    aduh, penasaran nih ma masa lalunya yuji, ga sabar ma chap berikutnya ..
  • edited April 2013
    A Piece of Story



    23 May, 00.23

    Yujii's View

    "Tuan Muda Kazuhito..."

    "Kanade, jelaskan padaku! Kenapa kamu membawaku ke kamar?! Kenapa Mama dan Papa tiduran di tengah ruang tamu?! Kenapa mereka sampai basah kuyup begitu?!"

    Gelegar petir mengisi kekosongan yang terjadi, Kanade menatapku dengan wajah memohon, tapi aku tetap mengeraskan hatiku.

    "Kanade, apa yang terjadi?! Bawa aku keluar sekarang, aku mau bicara dengan Mama!"

    "Tuan muda Kazuhito, istirahatlah, saya mohon, istirahatlah sekarang."

    Aku menggeleng keras, wajah Kanade tampak sudah sangat kelelahan, air mata menetes bergantian dari kedua matanya.

    "Kanade, ada apa diluar, kenapa semua orang tampak begitu muram, kenapa aku harus tetap didalam, cepat, aku mau keluar, aku mau ketemu mama!"

    "Mohon maaf Tuan, tapi saya tidak bisa membiarkan anda keluar..."

    "KAMU BERCANDA? MAMA PAPA BASAH KUYUP BEGITU, MEREKA BISA SAKIT! AKU AKAN BAWA SELIMUTKU KE LUAR! JANGAN HALANGI AKU!"

    Aku memiting tangan wanita itu, membuatnya meringis kesakitan, dan segera berlari keluar sambil membawa selimutku

    BRAK!

    Kosong.

    Aku menatap kembali ke tempat Mama dan Papa terbaring, hanya tersisa karpet kosong yang dibasahi noda merah kehitaman yang setengah mengering. Seorang petugas berpakaian putih dan seorang polisi berdiri menatapku bersama dengan Tanaka. Wajah Tanaka tampak begitu kebingungan dan panik.

    "MANA MAMA JAWAB AKU TANAKA!"

    Tanaka kehilangan kata katanya mendengar teriakanku, Kanade segera berlari ke arahku dan memelukku kemudian menangis di pundakku, sementara Tanaka akhirnya juga menangis setelah menutup wajahnya dengan tangannya. Buliran buliran bening menuruni wajahnya.

    Suara sirene yang memekakkan telinga mengiringi isakan mereka, dan kedua lelaki berseragam itu menatapku dengan iba.

    "Bertahanlah, kamu sudah besar, ya kan...?"

    "A..Apa?! ADA APA INI KALIAN SEMUA JELASKANNN!!!!"

    Aku berontak sekuat tenagaku.
    Sirene itu, Mama dan Papa pasti dibawa mereka!
    Mereka pasti membawa mama pergi!
    Aku harus pergi dari tangan Kanade!
    Aku harus bisa lepas!

    "Kanade! Biarkan aku pergi! Lepaskan aku Kanade! Mereka membawa Mama Papa pergi!"

    *****

    "................................"

    "Tuan Muda Kazuhito...?"

    Kanade dengan setelan hitamnya turun dari mobil, mata sembabnya melebar saat melihatku berada di depan rumah.

    "Tuan muda, anda bisa sakit kalau tetap berada disini, masuklah, hujannya deras sekali..."

    Aku diam tak bergeming, seakan tak mendengar perkataannya sama sekali.
    Air hujan yang sedingin es sudah membuat tubuhku mati rasa sedaritadi, Kanade segera turun, ia berdiri menghalangi pandanganku.

    "Tuan Muda Kazuhito...?"

    "Kanade, Mama sama Papa kok belum pulang juga, mereka kan tahu ini hari ulangtahunku?"

    "Tuan Muda..."

    "Ah, Tanaka? Kamu tahu? Papa dan Mama lagi lagi pergi waktu aku ulang tahun, apa mereka mau kasih aku hadiah diam diam lagi ya?"

    "Kemarin malam mereka janji mau pergi sebentar, tapi sampai sekarang belum pulang juga, mereka benar benar bikin aku marah...."

    "Tuan, masuklah, ayo masuk ke dalam rumah..."

    "Kanade, aku sudah janji sama Mama Papa aku bakal tunggu mereka di depan rumah, jadi aku harus menunggu disini..."

    "Tapi, Tuan Muda, maksudku, Tuan Kazuhito, ayo masuklah..."

    "Kanade, nanti kalau aku ga nunggu disini, aku bisa malu sama Mama Papa, aku sudah janji bakal nunggu disini, jadi aku pasti tunggu mereka datang..."

    "Tapi, Tuan dan Nyonya sudah..."

    "Cukup Kanade, kalau kamu kedinginan kamu bisa masuk ke dalam, aku mau nunggu mama disini..."

    Kanade menatapku dengan pilu, aku tidak lagi bisa membedakan air hujan maupun airmata dari wajahnya, ia mendekat, dan merangkulku, kemudian menangis sambil memelukku.
    Tanaka hanya memandang dengan datar ke arah kami, aku tersenyum, dan dia hanya membalasku dengan gelengan sedih.

    "Sudahlah Kanade, kenapa kamu nangis, mereka sudah janji bakal pulang, mereka pasti pulang! Aku percaya mereka pulang..."

    "Ya kan, Tanaka? Mama dan Papa pasti pulang sebentar lagi..."

    *****

    "........................"

    Aku mengerjap, membuka mataku, kemudian menatap ke sekeliling ruangan satpam sempit yang sekarang menjadi kamarku.
    Kubersihkan wajahku, dan kusikat gigiku, kemudian aku mengganti pakaian tidurku dengan baju santai.
    Aku memandangi diriku di cermin.
    Tulang pipi yang tampak mencuat, menampilkan wajah yang tampak sayu.
    Siapa orang di cermin itu?
    Itu bukan aku...

    Kuambil pensil yang sengaja kuletakkan di meja kayu di sisi dipan tempatku tidur, dan kucoret lagi sebuah tanggal di kalender.

    "Mama, Papa, kok belum pulang juga... Kalian lupa hari ulangtahunku? Sudah sebulan lewat...."

    Aku kembali tersenyum menatap ke arah kalender itu, sambil perlahan menyeka butiran air yang menuruni wajahku.

    "Cepat pulang...."

    *****

    "Lagi lagi kamu disini...?"

    Aku mengangguk.
    Wanita tua berpakaian daster panjang datang sambil membawakan satu set rantang di tangannya.

    "Kamu mau menunggu sampai kapan?"

    Tanyanya lagi

    "Sampai mereka datang."

    "Masuklah, ini makananmu...."

    "Tidak, aku akan makan disini...."

    Wanita tua berdaster bunga itu hanya menghela nafasnya dengan kesal.

    "Tak bisakah kamu menyerah? Mereka sudah menunggumu, kamu ga bisa terus disini...."

    "Ga, aku sudah berjanji menunggu mereka disini, jadi aku akan tetap disini....."

    Wanita tua itu kembali mengeluh sebal.

    "Istirahatlah, kalo kamu terus menerus tidur di pos satpam kamu pasti sakit, ayo, masuk...."

    "JANGAN SENTUH AKU! AKU AKAN TETAP DISINI! MEREKA BERJANJI AKAN DATANG!"

    "Yujii-san sudahlah, kalau begini terus kamu bakal drop, berhentilah, kamu harus menerima kalau mereka sudah pergi..."

    "Tidak, Mama dan Papa memang pergi, tapi mereka janji akan kembali, aku juga harus memegang janjiku, aku akan tunggu mereka pulang..."

    Wanita tua itu menangis mendengar perkataanku.

    "Yujii-san, sudahlah, relakan mereka, sekarang pergilah, biarkan rumah ini menyimpan kenanganmu, lepaskan semua kenangan pahitmu disini, Kanade-san sudah menyiapkan kepindahanmu..."

    "Tapi aku harus menunggu mereka..."

    "Yujii san...."

    "Sudah, terimakasih ya Bu Rini, makanannya enak..."

    Wanita itu mengangguk, memandangku iba, kemudian segera pergi meninggalkanku.

    "Ma, Mama, kalau mama ga pulang juga, nanti aku keburu ulangtahun lagi...."

    *****

    "LEPASKAN! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"


    "Tuan Kazuhito, mohon menurutlah, tuan Kazama pasti sudah mempertimbangkan yang terbaik untuk anda..."

    "Aku harus menunggu Mama pulang! Jangan paksa aku! Aku akan tunggu disini!"

    Tanganku ditarik dengan paksa dari dalam pos satpam tempatku bersembunyi, sementara seluruh pakaianku disusun rapi di dalam koper, dan Tanaka mulai menaikkan semuanya ke dalam mobil.

    "Lepaskan aku, aku harus menunggu mereka, nanti kalau Mama Papa pulang dan aku pergi mereka pasti marah! Aku ga bisa pergi dari rumah ini! Nanti aku dimarahi kalau aku pergi!"

    "Tuan Muda, Tuan dan Nyonya sudah pergi untuk selamanya, mereka sekarang sudah ga perlu ditunggu, sekarang mereka yang menunggu kita disana..."

    "Apa maksudmu Kanade!"

    Aku membanting tubuh lelaki besar yang adalah pamanku.
    Kanade memelukku, airmatanya membasahi seluruh wajahnya, turun membuat bahu bajuku basah.

    "Tuan Yujii sudah ga perlu menunggu mereka, nanti kalau saatnya tiba, kita semua akan kembali berkumpul dengan mereka disana, di tempat dimana Tuan Yujii ga perlu lagi menangisi perpisahan dengan mereka..."

    "Maksudmu Kanade..."

    "Mereka sudah ada di tempat yang tenang, jauh dari sini, Bukan Yujii yang menunggu mereka, tapi sekarang mereka yang menunggu Tuan Yujii untuk pulang..."

    "Mereka meninggalkanku? Ga, mereka sudah janji bakal kembali..."

    "Tuan Yujii, sekarang Tuan harus bisa, melupakan semuanya, merelakan mereka, hidup bersama keluarga baru, aku berdoa untuk Tuan Yujii..."

    Kanade memberikan sebuah Tamagotchi yang tampak sedikit retak di ujungnya, Ia tersenyum dengan matanya yang bengkak.

    "Ini adalah hadiah ulangtahun Tuan yang dibelikan oleh Nyonya. Saat mereka dievakuasi dari Mobil yang hancur, Tubuh Nyonya memeluk benda ini dengan kencang, Nyonya tampaknya benar benar ingin melindungi benda ini, karena itu saya terus menyimpannya sampai saat ini. Saya harap Tuan mau menyimpannya, karena ini adalah hadiah terakhir dari beliau..."

    Pamanku mendadak merangkul tubuhku dari belakang dan memasukkanku ke kursi belakang mobil.
    Aku meronta dengan keras, tapi tak berhasil melepaskan diriku.
    Pintu itu terkunci dengan rapat, aku memukul jendela dengan keras, sementara Kanade dan Tanaka hanya memandangiku dari luar jendela.
    Tanaka berdiri dengan wajah tegasnya, sementara Kanade terus menerus menangis, ia mendekatiku.

    "Tuan Yujii, mulai sekarang hiduplah sebagai Yujii yang baru, bukan Yujii yang egois dan pemarah, supaya nanti saat anda bertemu kembali dengan mereka, Tuan bisa membuat mereka bangga. Selamat Tinggal..."

    Kanade menuliskan kanji bertuliskan "Bahagia" di jendela mobilku, kemudian mundur, dan tersenyum seraya melambaikan tangannya.

    "Tidak... Kanade, Tanaka, kalian juga mau pergi dariku...? Tidak... Tidak.. TIDAKK!!!!!!!"

    Mobil itu melaju, aku hanya bisa memandang sosok Kanade dan Tanaka yang perlahan menjauh.

    *****

    "Selamat datang Yujii!"

    Aku berjalan dengan wajah kuyup, melewati gerbang besar.
    Sebarisan pelayan menunduk saat aku berjalan melewati mereka, sementara seorang wanita berpakaian Hanbok merh bersama seorang lelaki berdiri di ujung jalan.
    Paman Koji menggandengku berjalan, memapah tubuhku yang limbung, hanya diam, karena dia sudah menyerah membuatku kembali tersenyum.

    "Aku Maria Park, dan ini adalah Suamiku. Mulai hari ini, kamu boleh memanggilku Mama..."

    Wanita itu tersenyum dan memelukku, tapi aku dengan cepat memegang kedua tangannya dan mendorongnya keras.

    "Kamu bukan Mama...! Jangan coba merebut Mama dariku....!"

    "Yujii! Apa apaan ini! Paman ga tahu kalau kamu kurang ajar seperti itu!"

    "Kazama-san, sudahlah, jangan dipikirkan!"

    "Tolong bawa Yujii ke kamar, dia pasti masih tertekan..."

    Wanita itu tersenyum, mencoba membelai rambutku, tapi aku menepis tangannya.

    "Baiklah, Yujii, Mama akan menunggumu memanggilku Mama..."

    Wanita itu tersenyum kembali, kemudian berjalan masuk bersama suaminya, diikuti serombongan pelayan.

    ******

    "Nyonya Park, saya mohon maaf atas kelakuan Yujii, saya tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu."

    "Aku tidak menyalahkan Yujii, dia masih labil, dan kehilangan orangtuanya di usia semuda ini, pasti sulit untuknya, cobalah untuk memahaminya..."

    "Aku setuju dengan Istriku, kami tetap akan mengadopsi Yujii, karena bagaimanapun juga, Nyonya Kazuhito adalah sahabat baik kami sejak muda, dan aku yakin Yujii bukanlah anak yang jahat..."

    "Begitukah? Anda sungguh baik hati..."

    "Tidak, Kazama-san, Semua ini bukan karena kebaikanku, tapi karena Ai Kazuhito yang sudah begitu baik di masa lalu pada kami... ....."

    "............"


    Pembicaraan itu semakin sayup, aku hanya memeluk lututku, sambil memandangi Tamagotchi retak di tanganku.
    Airmataku mengalir deras.
    Aku tidak merasa sedih.
    Hatiku sudah perih sampai mati rasa.
    Tak ada rasa yang aku rasakan lagi.
    Siapa aku?

    ******


    "Hai, aku Lina, Yohanna Yobelina Prasetya, mulai hari ini aku adikmu! Adik kembarmu karena nama dan umur kita sama! Hai Yobel!"

    "Pergi, jangan sok kenal, dan aku Yujii Bukan Yobel! Camkan itu!"

    *******
Sign In or Register to comment.