BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Piece of Unfinished Melody

1707173757688

Comments

  • Lanjut.. :))
  • jantooooo...... keluar kauuuuu....... rumahmu sudahhh dikepuunnggg.....
    the triumph pasukanmu sudah habisss....... jangan lari kauuu.....
  • Uh mana ni kak @silverrain nya? Lama banget udah gak di update :(
  • Yuji (っ˘▽˘)っ♥ I'm waiting 4 u
  • Kemana ya Te eS nyaa???? Uhh kangen yuji sama marco (˘_˘̩ƪ)
  • @silverrain, I thought u have promised to make this story to the end, right? Where the heck are you now? :(
  • gw kangen yuji x marco......
  • Marco's View



    The world is still, silence in the world
    As if the time has stopped

    Nothing to fear
    Don't worry, we can work it out
    Have power to overcome anything

    Do you remember when we talk about
    All wonderful things we have in this life
    Love and dreams we hold on to survive
    Golden shiny moonlight will melt into our hearts

    *


    Yujii menutup matanya, tampak menikmati permainannya sendiri di depan semua murid dan guru yang duduk di hadapannya.

    Semua orang tampak ikut tersihir dengan permainannya beberapa bahkan nampak tak bernafas saat suara lembut flute perak membius pikiran mereka.
    Seruling itu berkilau saat cahaya matahari yang memasuki ruangan dari jendela menyentuh tubuh keperakannya.

    Aku melirik ke sebelahku, The Triumph tampaknya juga ikut terbius dengan permainannya.
    Sejenak Yujii menarik nafasnya, Ia melirik ke arahku, dan tersenyum sebelum kembali memainkan benda keperakan itu.

    Close your eyes, and open your arms
    Fly away over forest and the seas
    I see your face, such a beautiful smile
    Under the shiny moon

    Nothing to fear
    Don't be afraid of losing anything
    Nobody can take it away from you and me

    Do you remember when we talk about?
    Your beautiful heart has one thing to believe
    I promise you, I have one thing to believe
    "Never lose my faith" and you showed me how

    Even if the fate of you and me will fall apart
    Even if it's forever, a good-bye forever
    (My friend) Please don't cry, (My friend) please don't give up

    Our hearts become as one

    Close your eyes and look into your heart
    Peace and calm, the world we believe in....

    Para pemusik menghentikan permainan mereka, begitu juga Yujii yang akhirnya menurunkan flute dari bibirnya, membuka matanya, dan tersenyum penuh arti padaku.
    Aku hanya mengerutkan kening menatapnya.
    Apa sih maksudnya?
    Aku benar benar tidak mengerti.

    "Terimakasih yang sudah hadir, kami selaku guru dan dewan sekolah mengucapkan terimakasih, dan untuk murid angkatan baru, kami ucapkan selamat bergabung, dan selamat menggali ilmu! Terimakasih...!"

    Kepala sekolahku dengan perban di kepalanya naik setelah Yujii dan kawan kawan selesai memainkan musiknya, Ia secara resmi menutup pesta pembukaan tahun ajaran baru ini.
    Serentak semua orang segera bertepuk tangan riuh, sambil bersorak.

    Beberapa orang mulai berjalan meninggalkan gedung aula sekolah, diiringi dengan paduan suara sekolah yang menyanyikan Mars sekolahku.

    "Derap langkah tegar nuju cita cita
    Derap maju melangkah dengan pasti
    SMA ******** berjaya slalu. . . "

    "Marco, kamu nunggu Yujii...?"

    "Iya, kalian emangnya ga nunggu?"

    Benny menggeleng.

    "Aku ada keperluan, mungkin nanti sore baru ngumpul. Yang lain juga ikut denganku, jadi kayaknya kamu harus nungguin Yujii sendirian..."

    Benny menjelaskan panjang lebar, kemudian menunggu jawaban dariku.

    "Oke, aku ga masalah, nanti kita ketemu di markas setelah semua urusan kami selesai."

    Aku mengangguk mengiyakan perkataan Benny

    "Aku, sebenarnya aku mau nunggu Yujii, masa kekasihku tampil aku ga nonton, mungkin sebaiknya aku..."

    "GEGE DIAM!"

    Gege sontak membungkam bibirnya sendiri setelah Benny membentaknya.

    "Yujii itu milik bersama..."

    Tambah Benny dengan senyuman mesumnya.
    Ck, tunggu aja kalau sampai Yujii dengar semua ini!
    Hahahahaha!

    =======================================

    "Hmm, lancang sekali mereka..."

    Yujii tersenyum datar, tapi kilatan kemarahan tampak jelas di matanya.
    Sudah kuduga!
    Yujii pasti mengamuk!

    "Aku milik bersama? Mereka pikir mereka siapa?!"

    Yujii melanjutkan kata katanya dengan nada datar tapi penuh dengan ancaman.
    Apa seharusnya aku ga ngasih tau dia aja ya tadi?

    "MEREKA HARUS MATI....!"

    Terlambat Marco, kau baru saja menjatuhkan vonis mati pada anggota gank mu.
    Sebaiknya sekarang aku mencari tahu cara untuk menyembunyikan mayatnya tanpa ketahuan.
    Lalu cari cara untuk membakar arsip mereka dan membuat mereka semua tidak pernah ada di dunia ini!

    "Eh, Hai! Marco! Yujii! Kalian sudah pulang? Lumayan lama ya? Ternyata kami sudah selesai dengan acara kami, baru aja mau ke markas!"

    Aku baru akan memberikan isyarat berlari pada mereka saat Yujii mendadak menghilang dari sampingku, melejit bagai peluru ke arah mereka.

    "Y.. Yujii, Ada apa...?"

    Benny dengan senyuman manis melambai pada Yujii yang mendekat padanya dengan kecepatan cahaya.

    Oke, sekarang aku cuma perlu memikirkan dimana tempat yang menerima pemakaman massal....

    =======================================

    Kost Yujii, 14.55

    "Mereka sudah sadar?"

    "Belum, mungkin besok pagi..."

    Jawabku tipis pada Yujii sambil menatap ke arah tumpukan tubuh yang bergelimpangan di lantai kostnya.

    "Atau mungkin ga akan bangun..."

    Kutatap wajah Gege dan Benny yang penuh senyum dengan mata terbuka, tampaknya mereka masih belum menyadari apa yang terjadi saat maut kecil bernama Yujii memuntahkan amukannya pada mereka, sama seperti Janto yang sedang mengernyitkan dahinya sambil menatap buku yang terbuka.

    "Masih untung aku ingat kalau mereka temanku, jadi aku ga melakukannya terlalu keras..."

    Tentu saja, kalau kamu serius pasti tubuh mereka pun ga akan bisa ditemukan sekarang, Yujii.

    "Apa kamu bilang Marco...?"

    "Ehh..? Enggak?!"

    "Hufh, untung mereka temanku, kalau ga mana mau aku mengangkat mereka ke kamarku?!"

    Yujii menekuk bibirnya dengan ekspresi lucu, tapi tetap tidak bisa menutup kengerianku padanya.
    Membawa mereka kesini?
    Mana mungkin!
    Kalau tadi aku ga nyuruh dia buat bawa semua mayat mayat, maksudku teman teman kami ini ke kost, pasti dia bakal menendangi semua bangkai, maksudku, sahabat kami ini ke gorong gorong di samping jalan tempat dia membantai mereka.

    "Apa? Kamu bilang apa barusan Marco...?"

    "Hah? Aku melamun!"

    "Jangan bohong! Apa yang kamu pikirkan?!"

    Aku terhenyak melotot ke arah Yujii yang mendekat perlahan ke arahku.
    Dia membaca pikiranku?!
    Bahkan sekarang samson ini juga bisa membaca pikiran?
    Sempurna.

    "Bahkan kamu masih sempat menghinaku lagi MARCO?!"

    Yujii mencebikkan bibirnya.
    Ahh, menggemaskan...
    Tunggu!
    Aku hampir mati! Dan sekarang aku harus mencari cara untuk mengalihkan perhatiannya!

    Aku melirik ke segala arah mencari sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian Yujii.
    Apa?
    Aku terus mencari dengan liar sambil terus menyeret tubuhku mundur, menjauh dari Yujii yang maju perlahan dalam senyuman manis penuh ancaman itu.
    Aku hampir menyerah saat ia berhasil menangkap kakiku, tapi mendadak sebuah sinar menyilaukan masuk ke dalam mataku.
    Sinar keperakan ini?
    Flute?
    Benar!

    "Yujii, tadi serulingmu..."

    Yujii segera menatap ke arahku dengan muka bingung, membuat pipinya sedikit terlihat gempal.

    "Apa? Serulingku?"

    "Tadi permainanmu di sekolah bagus banget, apa aku juga bisa main kayak tadi..?"

    Yujii melepaskan pegangannya dari kakiku, kemudian mulai beralih mengambil flutenya.

    "Kamu mau belajar ini...?"

    "Eng.. Eng... Eng, Iyah!"

    "Memangnya tadi permainanku bagus..?"

    "Iya, bagus banget, kamu kayaknya menghayati setiap nada yang kamu mainin, apa ada artinya?"

    Yujii mengangguk, kemudian memberikan sehelai kertas padaku.

    "Ini, lirik dari lagu itu...."

    Lagu Cinta?
    Yujii memainkan lagu ini karena ada sesuatu?
    Setahuku belum ada wanita yang disukainya?
    Apa masih dengan cewek yang dulu nolak dia?
    Siapa namanya?
    Entahlah...

    "Wow? Lagu cinta ternyata? Memangnya buat siapa?"

    Muka Yujii memerah, ia menutupi mulutnya dengan tangan, dan menatap ke arah lantai.

    "Yujii?"

    "Grrrokk~ Yujji ku~~~"

    BUAK!

    Gege yang tiba tiba mengigau segera mendapatkan pukulan keras di kepalanya.
    Oke, sudah jelas kalau Gege ga akan sadar malam ini.

    "S..Sudahlah, sini, aku ajari kamu, mulai dari ini..."

    Eh? Ajari? Ajari apa? Memangnya aku minta tolong diajari ya?

    ======================================

    Rumah Marco, 21;33

    "Humph..."

    Aku menatap benda keperakan yang seakarang ada di pangkuanku.
    Tebak apa?
    Flute
    Flute perak milik Yujii yang dipinjamkannya dengan senang hati begitu tahu aku mau belajar.
    Ck, seharusnya mulutku lebih bisa dikontrol.
    Sekarang aku harus bisa memainkan Flute ini.
    Karena omonganku yang asal asalan.

    "Tuut~"

    "MARCOOO RIBUT! KAMU PIARA APA ITU? GAJAH YA?"

    "BUKAN MAA! INI BISON!"

    Gajah? Piara gajah? Mana mungkin aku piara gajah di kamar yang sempitnya dua kali petak kuburan ini, lagipula mana ada gajah suaranya tuut?


    "Oh, BISON? KOK SUARANYA TUT?"

    "WHATEVER!"

    Sial, dengan keadaan semua orang di rumah yang cinta ketenangan (dan buta suara binatang) begini mana mungkin aku bisa latihan flute?!
    Tapi, sebaiknya aku mulai memilih, mana yang lebih berbahaya, diteriaki mamaku, atau Yujii tahu kalau aku tidak latihan?
    Kudukku segera merinding membayangkan yang akan dilakukannya padaku kalau sampai flute ini gagal kumainkan.

    Aku meregangkan tubuhku di kasur, kemudian mengambil secarik kertas dari tas di pinggir kasur.
    Sebuah notasi lagu, yang tadi diajarkan Yujii berkali kali padaku.

    "Mawar Liar"
    Kurang lebih itulah yang bisa kutangkap tentang judul dari lagu ini.
    Yujii pun tidak memberikanku penjelasan lebih lanjut tentang lagu ini, tapi dia berkata dia bisa mengobati rasa kesepiannya setiap dia memainkan lagu ini.
    Memangnya sebenarnya lagu apa ini?
    Aku sudah mencari di internet, tapi ga menemukan lagu apapun yang berjudul mawar liar dan memiliki arti yang dalam untuk Yujii.
    Yujii hanya berkata mungkin kalau aku bisa memainkannya dengan benar, aku akan mengerti apa arti lagu ini.

    Entahlah.
    Aku mengangkat flute perak itu, menempatkan bibirku di piringan perak yang terasa dingin karena AC kamarku.
    Kuhembuskan nafas sebagaimana Yujii mengajariku, dan mencoba mengikuti setiap nadanya.

    ". . . . Mama. . . ."

    Aku terhenti, saat aku mendadak mendengar suara anak kecil bergaung di kepalaku.
    Suara apa itu...?
    Apa aku cuma berhalusinasi?
    Aku melanjutkan permainanku, mulai bisa menikmati nada yang kuciptakan setelah seharian diajari habis habisan oleh Yujii.

    ". . . . Mama, aku merindukanmu. . ."

    Aku kembali terhenti, sebuah suara kembali bergaung, lebih jelas, dan sangat nyata, bukan muncul dari sekeliling, tapi ada di dalam pikiranku.
    Dan apa yang membasahi mataku ini?
    Air mata?
    Perasaan sedih apa ini?

    Aku mendadak merasa takut, kusimpan kembali seruling itu, dan meletakkannya jauh dari tempatku tidur.
    Apa yang terjadi..?



    찔레꽃



    엄마 일 가는 길에 하얀 찔레꽃
    찔레꽃 하얀 잎은 맛도 좋지
    배고픈 날 가만히 따먹었다오
    엄마 엄마 부르며 따먹었다오

    밤깊어 까만데 엄마 혼자서
    하얀 발목 바쁘게 내게 오시네
    밤마다 보는 꿈은 하얀 엄마꿈
    산등성이 너머로 흔들리는 꿈

    울 밑에 귀뚜라미 우는 달밤에
    기럭 기럭 기러기 날아갑니다
    가도 가도 끝없는 넓은 하늘을
    엄마 엄마 부르면서 날아갑니다

    가을밤 외로운 밤 벌레 우는 밤
    시골 뒤 산 길이 어두워질 때
    엄마 품이 그리워 눈물 나오면
    마루 끝에 나와 앉아 별만 셉니다

    Mawar Liar

    Mawar Putih liar mekar iringi perjalanan ibu bekerja
    Mawar Putih yang liar, putih kelopaknya terlihat begitu indah
    Bila perutku lapar, aku mengambilnya, dan memakannya
    Ibu, Ibu, Aku memanggil, dan memakan mawar itu

    Malam sudah gelap, tetapi ibu sendirian
    Ketika ia sendirian, Sendi kakinya terluka
    Setiap malam aku bermimpi, mimpi indah tentang dirinya
    Mimpi tentang saat ia kembali pulang

    Bersama jangkrik yang bernyanyi di bawah sinar bulan
    Angsa yang mengepak dan terbang
    Dibawah langit lebar yang tak berujung
    "Ibu, Ibu" nyanyian terdengar

    Saat musim gugur yang sepi, serangga berbunyi
    Saat malam datang di lembah belakang rumahku
    Saat airmataku jatuh, merindukan saat ku berada di pelukan ibuku
    Aku akan duduk dan menghitung bintang
  • Puja Kerang Ajaib!!!
    Belajar yg rajin yaa jeung silvy. Kan udah kelas 3. Jangan pacaran terus sama Pak dokter hewan. Haha..
  • @rubysuryo kok tau
    @_@
    loly dewa!!!!
    puja kerang ajaibb uluululululululuululluuuu
  • Uuuhh makanya jangan keasikan pacaran. Mampir lah ke trit gosip loly. Apa sih yg loly gak tau. Wkwkwk.. Hush hush belajar yg rajin sana! Udah mau ujiaaaaannnn..
    Uluullluululuulluullllululuuluuu
  • wohhggggggggggg kamanee ajee ini mahlukkkk grgrgggg :/ :/ :/
  • Yuujii, marco n gank masuk sekolah di konoha berteman ma naruto n the gank:)
  • Mamanya marco ga gaul masak ga bsa bedakan mana suara flute ma suara gajah ato bison ???
    tuttt itukan suara kentut kan #lol
Sign In or Register to comment.