It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kurang panjang
Ku inginn. Memetikk. Dikauu..
Berapa lamaaa.. ku harusss.. menungguu..
Tak sabaarr... rasaaa hatiku..."
*nyanyik*
@masdabudd belinda sapose? :-/
Lahh,, katamu si Belinda sepupunya Kenny yg tinggal di Bandung, cucu dari salah satu member The Jandaz , yg juga Queen of The Jelitaz ) )
ingat? @yuzz
But I always imagine that Marco is mature and big guy. Sorry, this is my Marco hehe
Thanks to use his name for your story btw. Big hugs. Mwaaahhhh.
Yujii's View
KLONTANG!
"EE! Jatuh...! Jatuhh! Jatuhh! Jatuhh!!!...."
10 menit kemudian
"Jatuhh.... Ja.... tuh..."
Hah?
Apa apaan cewek satu ini? Cuma stetoskop jatuh latahnya 10 menit?!
Aku melirik marco yang sedang memperhatikan jam tangannya.
"12 menit 38 detik..."
Gumam Marco pelan.
Wow.
Dia sudah tau perawat ini bakal latah tingkat dewa, makanya daritadi tampaknya dia selalu bersiap siap.
"EEE! 12 menit 38 detik 12 menit 38 detik! 12 men...!"
Marco menepuk jidatnya kencang.
Gila!
Masa cuma suara gumaman aja bikin dia latah begini?
5 menit
"12 men... it 38 detik...!"
"WOY! Suster! tolong cepat nanti keburu jam masuk sekolah!!"
"WOY! Woy! Eh WOy! Gila lu bray! Eh Woy! EH... Woy...! kaget gua! Eh woy Eh.. Ehh..."
Marco kembali menepuk jidatnya.
Ia menempelkan telunjuknya di bibir seraya menatapku tajam.
Aku hanya mengangguk.
Benar, lebih baik diam sebelum Tulus kehabisan darah...
"Woooy~~ Woooy~~~ Wooy~~~~"
Tampaknya dia sudah mulai tenang, aku harus membantunya supaya dia cepat membalut luka Tulus.
Aku maju, mengulurkan tanganku untuk menepuk-nepuk bahunya perlahan.
puk
Satu pukulan kecil, dan mendadak dia menjerit kencang, berteriak seperti orang gila, kemudian berlari secepat angin keluar dari UKS.
Aku, Marco, Benny, dan Tulus hanya terperangah menatap ke arah perawat yang berlari menjauh dari arah UKS.
"Dia bakal balik ga ya...?"
"Tenang lus, dia bakal kembali, dia pasti kembali...."
Ucap Benny menenangkan.
"Percayalah..."
Tambahnya ragu.
=======================================
Perjalanan pulang, 14.13
"Gimana lukamu Lus..?"
"OK..."
"Kamu masih ngambek ya Lus...?"
Tanya Benny yang hanya disambut dengan dengusan marah dari Tulus.
"Hei, ayolah, masa gitu aja ngambek lus..?"
Marco pun ikut angkat bicara.
"Gitu aja darimana?! Gara gara kalian! Aku harus diam di UKS sampai istirahat...!"
"Tapi kan ga sengaja lus..."
"Ga sengaja gimana Yujii sayangku?! Kamu sudah tau perawatnya latah level gameshark gitu malah kamu teriakin, akhirnya dia latah sampe jam istirahat! Sukur aja aku ga kehabisan darah!"
Aku mengulum bibirku.
Baru kali ini aku dimarahi sekencang ini!
Oleh Tulus pula.
"A.. Aku, bukan aku yang teriak, tapi hapeku..."
Ujarku sambil membuka hapeku.
Ringtone => Epic Scream
Ck, gara gara Marco terus mengeluh suara ringtone jadulku, akhirnya aku ganti sama yang ini, tapi ternyata jadinya lebih buruk.
"Hapemu teriak, dan bikin perawat latah kronis itu ikut teriak kencang, sampai semua guru berkumpul, kemudian dia teriak teriak sambil lari keliling lapangan sampai apel pagi di bubarkan karena semua orang sibuk nangkap dia kan..?"
Well, at least itu perlu disyukuri kan?
Ga ada apel pagi.
"Maaf, deh, tapi ngomong ngomong apa kamu sudah tahu siapa yang mbacok tanganmu tadi pagi...?"
Bagus, tampaknya Benny mulai mengalihkan perhatian Tulus.
"Entahlah, aku ga tau, asal muasal darimana, tapi dia mendadak mengayunkan belati padaku, untung aku sempat mengelak, kalo ga mungkin lukanya bisa lebih parah lagi..."
"Hmm, kamu ga liat muka pelakunya...?"
"Enggak, dia pakai jaket hitam dan helm tertutup, aku jadi ga bisa mengenalinya..."
"Apa mungkin sasarannya gank kita...?"
"Entahlah..."
Tulus mengangkat bahunya, Benny ikut mengusap dagunya.
"Tampaknya kita harus mulai berhati-hati, musuh gank kita mulai melakukan cara ekstrim untuk menghabisi kita...."
Aku nyaris tertawa mendengar perkataan Benny.
Bercanda ya?!
Musuh gank?
Siapa?
Satu satunya perseteruan yang pernah ku lihat belakangan ini adalah kami dengan paguyuban ibu ibu tukang parkir pasar terpadu karena Benny menolak membayar parkir di pasar sebelah.
Lagipula, gank yang hampir saja disahkan sebagai UKM (Unit Kegiatan Masyarakat.red) ini ga pernah pergi tawuran, kelakuan yang paling kriminal.
Sebentar aku ingat ingat.
tampaknya kriminal pertama kami adalah kabur tanpa membayar parkir.
Ya, hanya itu.
Mungkin pembacoknya salah sasaran?
Atau mungkin dia ga sengaja membacok Tulus?
"Apa ini bukan tindakan kriminal umum Ben? Kayaknya ini cuma tukang bacok dengan sasaran siapa aja deh..."
Tandas Marco, yang aku pun setuju.
"Kupikir enggak, Ko, soalnya dari kendaraan dan cara pakaiannya, tampaknya masih usia SMA, jadi mungkin ada alasan, lagipula, waktu itu ada banyak orang, dan kejadiannya di depan sekolah, pasti dia sudah menentukan aku sebagai targetnya...."
Semua orang tampak berpikir sejenak.
"Entah kenapa, aku ada perasaan ga enak atas kejadian ini, kalian mulai jaga diri sendiri, kalau bisa selalu berkelompok..."
Benny memberikan perintah yang disambut dengan anggukan kecil dari semua orang.
"Ngomong ngomong, kamu tahu anak baru itu..?"
"Anak baru yang mana Marco? Kita baru ganti tahun ajaran, kalau murid baru, ada sekitar 250 anak yang sekarang menyandang gelar murid baru..."
"Yang jutek itu Ben! Waktu kita jadi panitia MOS, kamu ingat? Yang putih kayak mayat, rambutnya agak panjang, terus mukanya menyebalkan..."
"Alvin maksudmu..? Yujii juga putih, jadi kamu bilang Yujii kayak mayat?"
Benny melirik padaku yang sedang menyeringai bak setan padanya.
Marco tampak salah tingkah.
"Eng.. Enggak! Maksudku putih kayak salju itu! Kamu tahu kan! Iya Alvin itu! Yujii, ampun, jangan bunuh aku..."
Aku melepaskan remasanku pada kerah bajunya, membiarkannya bernafas sambil memberikan tatapan penuh peringatan padanya.
"Emang kenapa dengan Alvin...?"
"Cie Yujii! Ga usah cemburu gitu! Biar aja, Marco kan emang mata keranjang! Sini kamu sama kakak gege aja..."
Dan sebuah pukulan telak sukses menghilangkan kesadaran Gege.
Dasar mesum, dia pikir aku suka padanya?
Aku harus mempertimbangkan melakukan pencucian otak pada bocah ini.
"Dan sekarang harus aku lagi yang menggendong bocah ini pulang..."
Benny mendengus kesal sambil mengangkat Gege ke punggungnya.
"Ga, sikapnya itu menyebalkan! Dan kamu tahu, dia selalu menatap ke arah kita dengan tatapan menantang! Jangan jangan dia yang melakukan pembacokan tadi pagi!"
"Ck, Marco! Jangan bilang gitu! kita sebagai sesama manusia hendaknya tidak saling berprasangka, karena kita sebagai insan pancasila kita harus...."
"Ya ya ya, Janto, cukup. He, Marco, Alvin yang kamu liat itu, dia kan memang selalu begitu, bilang aja kamu naksir sama dia ha? Tapi kudengar dia udah punya pacar. Siapa namanya? Anak yang satunya yang pakai kacamata dengan muka sengak itu?"
"Kevin..."
Ucapku datar.
Mereka semua anak kelasku saat aku jadi wali kelas Orientasi sekolah.
Memang mereka berdua cukup eksentrik kalau soal attitude, jadi aku ga akan mengelak kalau sampai semua berpikir begitu.
Tapi, apa untungnya memikirkan orang lain sihh?
"Entahlah, pokoknya mereka pasti ga ada hubungannya sama kejadian ini..."
Benny menutup pembicaraan kami, dan kami melanjutkan perjalanan kami pulang dalam sunyi.
=======================================
K̶o̶s̶t̶ ̶Y̶u̶j̶i̶i̶ Markas, 15.12
Marco's View
"Hei, Ben, katanya kamu ulang tahun sebentar lagi..?"
"Uh huh, kalian ga liat di fb ku? Aku ultah ke 17 bulan ini!"
"Wow! Hahaha! 17 an harus dirayain! Ya ga Marco?"
Aku mengangguk cepat.
"Iya dong lus! 17 an tuh spesial! Dewasa Dewasa! Hahahaha!"
Benny mengerut tampak bingung.
"Cowok bukannya 21 ya...?"
Kami terdiam.
Benar juga!
Kan 21!
Tapi ya sudahlah, memang 17 cuma punya cewek ya?
Emansipasi dong!
"17 juga penting tau! Itu puncak kedewasaan orang! Masa kamu ga mau dirayain?"
Yujii yang sedaritadi diam mengangguk sambil menyuap pentolan bakso yang dibelinya di perjalanan pulang tadi.
"Iya Ben, misalnya kamu bikin pesta gede gitu, beli makanan banyak, terus dirayain lebih meriah...!"
Ucap Yujii
Ck, terlalu simpel.
"Itu sih udah biasa! Kamu harusnya lakuin hal hal yang nunjukin kedewasaanmu dong!"
Semua orang segera menatap ke arahku.
"Maksudmu? Aku harus numbuhin jenggot terus pakai jas gitu..?"
Aku menepuk jidatku, membuat kacamataku sedikit terjatuh ke bawah.
"Itu juga salah satunya, tapi ada yang lebih hebat daripada itu!"
"Maksudmu..?"
Aku tersenyum sombong.
Ck, mereka semua memang masih anak anak.
Untung aku sudah dikasi tahu oleh sepupuku!
"Lepas keperjakaan..."
Mereka semua melotot, dan semakin mendekat padaku.
"Memangnya kamu bakal lakuin itu Marco?!"
Aku mengangguk bangga.
"Iya! Nanti ultah ke 17 ku, aku bakal nyewa cewek gitu ama sepupuku, buat ngerayain kedewasaan...!"
Mereka semua tampak terhenyak.
Sampai Gege yang baru sadar dan bergabung bersama kami pun tampak terkejut dengan pernyataanku.
Aku tersenyum bangga.
"Marco..."
"Ng...?"
Yujii menatapku nanar, semua orang sekarang perhatiannya teralihkan pada Yujii, tapi kembali menatapku dengan tatapan bingung.
"Memangnya kalo 17 tahun harus melakukan itu? Buatmu penting?"
Aku mengangguk mantap
"Iya dong! Aku sama sepupuku sudah berencana, nanti dia yang urus semuanya!"
Yujii terdiam sejenak, dia tampak ragu, kemudian kembali membuka mulutnya.
"Memangnya kenapa harus sewa cewek..?"
"Ya, soalnya kan cuma cewek bayaran yang mau ngelakuin kayak gitu, mana mungkin aku ajak pacarku buat gitu, lagian, sekarang aku lagi ga ada pacar."
Semua orang masih membisu, aku mulai merasa kalau aku sudah salah bicara.
Mendadak aku merasa perkataanku barusan tidak pantas diucapkan.
Yujii diam membisu, ia mengepalkan tangannya di depan mulut, tampak berpikir keras, sebelum akhirnya kembali bicara.
"Asal cuma ngelakuin itu, sama siapapun kamu ga masalah...?"
"Iya, kan cuma pesta lepas lajang, jadi ga masalah..."
Yujii mengulum bibirnya, dan mendadak berbicara pelan sambil menunduk.
"A.. Aku mau jadi orang itu..."
Aku melotot, rasanya sesuatu mendorong keluar dari tenggorokanku.
Semua anggota gank di sekelilingku pun ternganga lebar, dan Gege kembali roboh pingsan.
"A..Aku ga rela kamu ngelakuin itu sama cewek nakal. Aku rela ngasih tubuhku ke kamu..."
Yujii bicara dengan terbata bata, mulutnya masih ditutup dengan kepalan tangan, tampak sangat gugup dengan perkataannya sendiri.
"Y..Yujii..."
Aku ternganga.
Mendadak dadaku berdegup kencang.
Apa yang mengalir keluar dari hidungku ini.
Darah?!
Aku mimisan!
@totalfreak @el_crush @just_pj
@masdabudd @adra_84 @rarasipau
@ferry_six
@ularuskasurius @obay @4ndh0
@congcong @nero_dante1 @beepe
@boyzfath @hwankyung69 @danze
@callme_DIAZ
@hades3004 @chibipmahu
@gaudeamus @noe_noet
@abyan_alabqary @bintang96
@kebohenshin @yui_yoshioko
@Han_Gaozu hananta @bi_ngung
bandar beha @rubysuryo @adra_84
@venussalacca @ardi_cukup
@jhoshan26
@pokemon @rubysuryo @andhi90
@RiidzSyhptra @dityadrew2 @beepe
@yuureichi @raviz @angelofgay @adinu @ardi_cukup @bayucarita @A@ry
apdett
*buruburu mandi