It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ya, saya adalah gay, saya mengetahui istilah gay dan jati diri ini yaitu ketika saya mulai masuk kuliah ini. Sebelumnya saya sudah sering melakukan hubungan itu tanpa mengerti bahwa ini merupakan suatu kelainan dan kesalahan, perasaan yang harus disembunyikan rapat-rapat.
Dalam keluarga dan juga dalam perhaulan saya akui saya yang paling dingin dan sering murung sendiri. Banyak hal yang membuat saya seperti ini, salah satunya adalah rasa cemburu social saya terhadap abang, kakak, dan adik saya dalam rumah. Kenapa bisa seperti itu?
Pertama yaitu karena ayah saya lebih memperhatikan ketiga saudara saya dari pada saya. Padahal dalam keluarga saya yang paling berprestasi dan membanggakan ayah, tetapi ayah tak pernah memberikan apa yang saya harapkan.
Mungkin ini adalah perasaan saya dan teman-teman akan mengatakan itu adalah perasaan kamu saja yang berlebihan, sebenarnya ayah kamu itu peduli sama kamu! Yah, ini memang perasaan saya. Mungkin itu benar, ayah saya menyayangi saya sama seperti yang lainnya, tetapi yang saya rasakan berbeda teman, berbeda sekali! Saya sering tersakiti karena ayah,
Asal kalian tahu, dimulai ketika saya mulai dapat mengingat apa yang terjadi dalam hidup saya diwaktu kecil, sya bisa mengingat berapa kali ayah menggendong saya, mencium saya, dan memberikan saya hadiah. Yaitu, pertama kali ketika berfoto keluarga waktu saya masih bayi, itu saya tahu karena foto itu ada sampai sekarang! Dicium ayah yaitu ketika saya pergi lomba ke medan, dan yang ketiga yaitu ketika ayah memeluk saya ketika saya berpindah untuk kuliah disini, Cuma itu!
Beberapa hal yang pernah membuat saya menangis dan sakit hati yaitu ketika natal dan malam tahun baru tiba, karena biasanya kami berkumpul dirumah, berdoa bersama, dan juga maaf-maafan. Setiap hari natal, saya berdoa digereja supaya ayah mau mencium dan memeluk saya di malam tahun baru seperti yang ia lakukan dengan saudara saya yang lain, tetapi sepertinya tuhan tidak pernah mendengar karena ayah tidak pernah melakukannya. Pernah suatu ketika diluar dari apa yang saya ceritakan dari awal, malam itu adalah malam ketika kami baru saja menerima rapor! Waktu itu saya kelas dua smp, malam itu rupanya ayah sudah menyediakan hadiah untuk kami semua. Malam itu pun kami disuruh memperlihatkan raporan kami masing-masing, dengan senang hati saya mengambil rapor dikamar dan menunjukkannya pada ayah, yang pertama ia lihat adalah punya abang! Abang mendapat juara 4, dia mengatakan bahwa abang pintar dan memuji abang. Dia pun memeluk abang dan menciumnya, terus dia memberikan hadiah sama abang yang dibungkus pakai kertas kado. Katanya nanti dibuka semua, bersamaan! Kemudian kakak memperlihatkan rapor nya. Dia juga memuji kakak karena kakak mendapat juara dua,,,, dan kaka juga dapat hadiah, dipeluk dan dicium! Setelah itu saya sangat gembira sekali, karena hari itu saya pasti dipeluk ayah dan dicium ayah… saya pun dengan perasaan dag dig dug dan ada sedikit rasa takut memperlihatkan rapor saya sama ayah. Ya tuhan, muka ayah dingin sekali, tidak senyum apalagi tertawa. Dengan perlahan dia membuka dan melihat, kemudian dia tersenyum dan mengatakan
“selamat ya,,,man!” rapor dikembalikan dan disalam…. Bodoh, gila, anjing, kampret,
Aku diam menahan air mata dan kembali duduk di kursi piano sambil membelakangi mereka dengan kado yang berukuran paling kecil dari yang lain…
Hati saya menangis, menangis sejadi-jadinya. Tapi entah kenapa air mata itu tidak keluar….
“jon,! Sini buka hadiah masing-masing” suara mama menyentak sekali di hatiku, bagaikan petir yang menyambar. Saya jawab apa?
“saya buka disini aja ma,,” tetap membelakangi, saya tidak mau mereka melihat mukaku yang saya yakin sedang merah padam pada saat itu!
Saya pun berbalik dan berusaha melihat punya abang! Ternyata ia mendapat tas yang bagus, mahal lagi kalau ga salah bermerek eiger, kemudian kakak mendapat sepatu gereja yang bagus,,, adek mendapat sepatu baru! Bagus bagus ya,,, saya melihat dari ujung tempat piano.
Mereka semua tertawa senang ria! Brengsek, saya sendiri disudut ini, mereka bahkan tidak menyanyakan saya dapat apa…. Ah mungkin mereka pikir saya lagi asik bermain piano
Sya pun dengan tangan yang gemetar membukanya, oh my God! Hati saya menangis, sakit sekali ingin rasanya bunuh diri,,, saya Cuma mendapat kotak pensil! Tuhan apa dosaku, apa aku bukan anak? Apakah aku bukan anak ayah? Siapa saya sebenarnya?
Sedih tak terkira bacanya
Teman, malam itu saya merasa sangat terpukul. Di lantai adik saya tertidur, saya masuh termenung di kursi depan piano. Tiba-tiba saya merasa air mata membanjiri pipi saya dan saya pun menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba mama keluar kamar, buru-buru saya mengelap airmata dan berusaha untuk tidak menangis, saya tetap membelakanginya dan berpura-pura merapikan piano.
“man, adik kamu da tidur itu, kamu ga tidur?”
“ ia ma, ini mau tidur kok”
Kemudian mama pun pergi ke dapur dan saya dengan hati yang masih kacau balau mengangkat adik saya dan membaringkannya di ranjang!
Aku pun berbaring dan kembali memikirkan apa yang barusan terjadi, air mata saya keluar lagi bahkan sangat banyak, suara saya agak tersedu mulai kedengaran dikamar,tapi saya yakin di luar pasti tidak kedengaran karena kamar kami kedap suara.
Ya tuhan, saya kan meraih juara satu, kenapa ayah tidak menghargainya sama sekali? Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi? Tuhan, tuhan, dan tuhan! Hanya itulah yang dapat saya lakukan, yaitu menangis sampai saya ketiduran, besok adalah hari minggu!
Besoknya mama menanyakan sama saya kenapa mata saya memerah, saya jawab
“mata saya sakit ma,,,, perih”
“ya udah pakai obat tetes!”
Saya pun diam saja dan meneruskan pekerjaan saaya!
Banyak lagi hal yang membuat saya merasa tersakiti dan tak dianggap dan mungkin akan saya cerittakan di cerita saya selanjutnya.
Saya memang pendiam, sifat saya sangt berbeda dari keluarga saya, itu terjadi bukan karena saya tidak mau bergaul tetapi karena saya sering berpikir dan tertekan sehingga membuat saya menjadi diam dan kurang percaya diri. Sya pun menjadi pribadi yang sangat sensitive walaupun hanya dengan sekedar kata-kata dan juga menjadi pendendam. Hasil kerja saya atau belajar saya menunjukkan bahwa saya memang pintar, juara umum disekolah sering berada ditangan saya, bahkan pernah berturut tiga kali menjadi milik saya. Saya paling sulit bebagi dengan orang lain, seperti memberikan tugas dicontek kawan atau pun membantu pada saat ujian, saya tidak bisa melakukan hal itu tapi kalau ada yang mau bertanya saya paling senang berbagi dan memberitahukannya. Makanya teman dikelas jarang yang dekat dengan saya, yang paling dekat dengan saya adalah boby dan angel, mereka juga pintar dan juga kami bertiga memiliki rahasia yang akan saya cerittakan di lain waktu.
Saya rajin ke gereja, tetapi saya tidak mau ikut-ikutan dengan kegiatan digereja, seperti koor, vocal group ataupun acara pemuda lainnya, kalau saya ke gereja ya ke gereja aja. Beda dengan abang yang sangat aktif dengan kegiatan gereja, sampai dua kali seminggu dia latihan sampai larut malam dirumah tetangga, dan kadang juga mereka latihan dirumah kami.
Saya dan mama lumayan dekat, tetapi tidak lebih,,, sama seperti dia dengan anak yang lainnya! Mama adil! Dirumah saya memiliki pekerjaan utama yaitu bagian cuci mencuci, seperti baju, piring dan lain-lain. Saya sering kena marah ketika ada baju yang kurang bersih atau luntur dari anggota keluarga saya, dan paling saya Cuma diam!
Apalgi ayah, ayah paling tidak suka kalau kerah bajunya masih berdaki! Pernah suatu ketika bajunya kurang bersih saya cuci sehingga tamparan pun mendarat di pipi sya. Terpaksa waktu itu saya melawan makanya ayah sampai memukul saya.
Saya suka makanan masakan kakak, seperti kentang yang direndang dan tahu goring serta tempe goreng! Biasanya saya makan tidak di meja makan karena saya tidak mau menangis di meja makan melihat saudara saya dengan ayah saya. Mungkin karena sering seperti itu saya pun merasa biasa saja dan tidak sering menangis lagi. Istilahnya, lama kelamaan menjadi kebal. Tetapi itu semua membuat saya menjadi pendiam di dalam rumah. Mama pun menganggap bahwa diam adalah sifat bawaan saya.
Kembali ke dalam permasalahan yaitu saya adalah gay. Begitu banyak cerita saya mengenai hubungan sejenis yang saya lakukan dengan teman, sahabat, anggota ayah bahkan fantasi saya akan abang saya sendiri dan juga hubungan terlarang saya dengan guru saya akan sya ceritakan semua.
Ini adalah cerita hidup saya yang nyata tanpa ada yang saya tambah dan saya kurangi, namun maaf jika kurang beraturan kronologisnya karena saya akan berusaha mengingat apa yang sudh terjad. Jadi apa yang terjadi itu yang saya tulis.
Joni menjadi anggota ayah tepat ketika memasuki semester dua kelas 3 SMA. Mula-mula dia sebagai kaki tangan ayah dalam menyediakan semua bahan bangunan di tempat proyek, lama-lama dia menjadi anggota tetap ayah dan memiliki pekerjaan layaknya seorang sekretaris karena dia yang mengurus semua surat-menyurat kontrak proyek dan juga kwintasi pembayaran dan penjualan di proyek ayah. Pada waktu itu umurnya sudah 22 tahun, sangat jauh dibanding umur saya. Awal-awalnya dia tidak pernah datang ke rumah, biasanya dia langsung ke tempat proyek ayah, tapi setelah memiliki perkerjaan yang agak sulit dan mengaharuskan dia untuk sering bertemu dengan ayah, makanya mau tidak mau dia sering kerumah saya.
Jujur, sekitar satu tahun berselang dia bekerja saya tidak memiliki perasaan apa-apa, apalagi perasaan untuk suka kepada sesame jenis. Ketika dia datang kerumah, dia biasanya masuk dan menunggu ayah di ruang tamu atau di teras. Mungkin karena sudah sering datang kerumah, dia menjadi akrab dengan kami, dengan abang, kakak, dan adik. Bagaimana pun kami memanggilnya abang karena dia lebih tua dari kami semua. Joni menganggap rumah kami seperti rumahnya sendiri dan tidak merasa sungkan lagi setelah dia sering datang. Dia biasa ambil minum sendiri, makanan sendiri, mandi di rumah dan tidur siang di pondok samping rumah. Pondok samping rumah saya memang nyaman, karena disampingya ada pohon manggis besar. Bahkan sering kami bermain kartu atau catur di pondok itu, pondoknya lumayan besar dan tahan karena terbuat dari pohon kelapa yang sudah di vernis. Pondoknya memiliki penutup di setiap sisi, kecuali jalan untuk masuk. Kalau kita ada didalam kita tidak kelihatan dari bawah karena lumayan tinggi, sekitar satu meter dari tanah sehingga menggunakan tangga. Pondok ini sengaja dibuat ayah untuk kami sebagai tempat santai.
Jadi, joni sering menggunakan pondok itu untuk beristirahat karena tidak mungkin dia tidur di kamar kami, sepertinya dia juga sungkan untuk hal itu dan ditambah juga karena pondok lebih nyaman daripada kamar tidur. Joni lebih tinggi dari saya waktu itu, karena saya masih tergolong anak-anak tapi kalau disamakan dengan abang, mereka hamper sama. Badannya tidak begitu besar dan juga tidak begitu gemuk, juga tidak kurus, istilahnya dia sedang-sedang saja. Tapi belakangan ketika saya menyadari bahwa saya memiliki ketertarikan dengannya, saya bisa menggambarkannya dengan mengatakan bahwa ia lumayan tampan. Rambutnya ikan dan panjang sehingga dia sering mengikatnya, kulitnya tipikal kulit orang cina, dia putih namun tidak bening. Dan kalau disuruh menyamai dengan artis Indonesia, dia mirip sekali sama mantan suaminya Rachel Maryam. Cuma dia memiliki jambang dan kumis yang sering dicukur, menurut saya dia cukuran setiap hari kayaknya. Dia selalu menggunakan baju kaos yang kasual dan juga kemeja yang kasual. Celananya biasa jeans. Dia selalu membawa tas kecil bermerek POLO yang diikat di pinggang untuk tempat kwintasi dan faktur barang, serta buku kecil dan juga pulpen serta stempel. Dia sangat macho dan kelelaki-lakian banget, dia merokok dan juga minum alcohol, namanya juga orang lapangan, ayah saya saja juga begitu ehehheheheheh. Kadang kalau mereka lagi ngobrol tentang proyek mereka selalu membeli alcohol dan juga rokok. Biasanya kalau malam minggu dia dan ayah beretong dan menghitung semua pengeluara, pendapatan, utang, piutang dan lain-lain selama satu minggu itu. Makanya kalau malam minggu dia sering pulang dari rumah larut malam. Menurut ayah dia anak yang jujur dan cekatan dalam berbisnis, makanya dia menjadi kepercayaan ayah waktu itu. Dia yang lebih sering kelapangan karena ayah lebih banyak dirumah, dan memang kuakui dia lihai dalam urusan bisnis.
Awal mula saya dan dia menjadi dekat yaitu ketika ayah tidak ada dirumah dan juga mama. Yang ada dirumah Cuma saya dan kakak. Abang saya ga tau entah kemana dan juga adik saya. Hari itu hari sabtu siang tepat jam dua siang. Saya baru selesai makan siang dan tidur-tiduran di pondok. Sementara kakak biasanya tidur dikamarnya. Selagi asik tiduran sambil membaca buku biologi saya dikejutkan dengan suara motornya joni, suaranya agak sedikit mengganggu. Seperti biasa saya tidak peduli, karena biasanya dia masuk sendiri, ambil makanan sendiri karena ini juga jam makan siang. Tapi ternyata tidak, dia mencari ayah karena ada urusan bisnis yang harus dibicarakan ternyata. Sepertinya kakak tertidur nyenyak sampai-sampai dia tidak mendengar teriakan-teriakan kecil joni. Akhirnya saya pun menyapa joni dari atas dan memanggil joni.
Saya masih ingat waktu itu apa yang kami bicarakan: kirakira seperti ini
Saya memanggil dia yang ada di depan rumah sedang celingukan mencari penghuni rumah.
“apaan jon”
“bapak ada”
“lagi keluar, ga tahu kemana? Emang ada apa?”
“saya mau ngambil faktur baru sama kwintasi yang baru. Sekalian juga surat kontrak proyek *******”
“oh itu, sebentar ya” terus saya turun dan masuk ke kamar ayah dan mengambil kwintasi kosong serta map yang bertuliskan nama proyek yang dimaksud. Saya keluar dari kamar ayah dan memberikannya sama joni yang sedang menunggu di kamar tamu.
”jon, kamu da makan belum?”
“belum, emang makanan kita apa ni? Ada yang enak ya?”
“owh,,, tadi mama masak opor ayam, kalau makan, makan aja. Saya pun mau minum jus ni, jadi kita bareng aja di dapur…”
“iyalah, dari pada makanan sendiri”
Di meja makan kami ngobrol biasa aja, dia menceritakan beberapa program proyek yang sedang jalan, juga beberapa masalah di proyek yang harus diselesaikan
“trus, setelah ini kemana”
“saya langsung ke rumah pak DPR untuk mengantar surat kontrakan tadi,”
“oh iya,,, Jon bisa ga kalau kamu pulang nanti boleh ga saya minta di belikan baterai handphone nokia,??”
“ok lah,,,, pakai uang saya dulu ya”
‘Iya, kan ayah ga ada!”
“iya deh”
Akhirnya makannya pun selesai dan dia mau langsung pergi, sebelum pergi dia mengecek map yang barusan saya kasi sama dia. Saya sudah mau ke pondok, dah nyampe teras tiba tiba dia teriak dari dalam
“man,,, suratnya belum di teken,,,, gimana ini”
“masa si? Kenpa emang? Mungkin ayah lupa!”
“wah, gimana ini, ga bisa di antar ni kalau begini ni,”
“ya sudah, kamu tunggu ayah aja pulang”
“iyalah,,,, saya mau tidur dulu.” Akhirnya kami pun bareng naik ke pondok,,, dia langsung buka baju dan berbaring di bagian paling ujung sementara saya ada di dekat tangga duduk sambil meneruskan membaca buku biologi saya.
“man,,, baca apa si”
“ini, buku biologi emang kenapa?
“ohw,,,, di sekolah kamu yang ngajar biologi siapa?”
“Ibu ******”
“ohw, itu guru favorite saya dulu, kalau belajar biologi sama dia tuh asyik banget lo. Dia menjelaskan sedetail-detaillnya”
“iya, saya juga suka cara mengajarnya…. Waktu kamu sekolah kamu masih ingat ga pelajaran biologi kalian”
“wah, kalau yang masih saya ingat sekali topik mengenai alat reproduksi si,,, “
Nah, mulai dari sinilah awal kejatuhan!
“owh iya si, itu topik yang paling menghebohkan dalam kelas hehehhe”
“iya,,, semua kami dulu waktu belajar biologi siap-siap pegang celana deh! Takut ketahuan gembung hehhhehe”
“emang kenapa bang?”
“yah gitulah,,, semuanya pada tegang! Heheheh”
Saya terdiam, sma sekali ga ada perasaan apa-apa. Joni Cuma tertawa kecil-kecil saja! Kami pun akhirnya bercerita mengenai pelajaran biologi yang semakin membuat suasana menjadi lebih panas. Jujur, saat itu saya ereksi. Saya yang tidak pernah merasakan onani atau pun orgasme itu hanya merasakan bahwa kelamin saya menjadi sangat tegang karena cerita tersebut.
“man, kamu pernah ngocok ga?”
“maksudnya?” saya pun melihat matanya
“iya, ngocok emang kamu ga pernah ngocok ya? Hahahha kamu ini udah SMA kok ga tahu ngocok si?” memang agak kurang ajar menurut saya waktu itu, saya agak tersinggung dan ingin meninggalkannya waktu itu tapi entah kenapa saya malah bertanya sama dia.
“caranya gimana tuh?”
“itu lo, penis itu dikocok sampai spermanya keluar,,,”
“ wah, saya ga pernah jon,, emang kamu pernah?”
“wah, kalau saya sering, enak banget lo,,,, apalagi kalau benar benar bersetubuh!”
“emang kamu pernah”
“ pernahlah,”
“siapa?”
“itu lo, lily teman kalian sekelas itu, kami pacaran tu”
“ohw,,,, masa si? Emang kamu ngelakuinnya dimana? Dosa lo! Apa dia ga hamil?”
“hehheh, kamu ini dodol ya man! Ga lah,,, makanya pakai techniq dong!”
“caranya gimna”
Pada saat itu dia menjelaskan sma saya kalau ketika mengeluarkan sperma itu penis di keluarkan diluar, kemudian dikasi minum obat! Dari situ saya tahu bahwa dia adalah lelaki brengsek yang sangat jahat. Tapi saya ga peduli yang penting dalam soal pekerjaannya dengan ayah dia jujur dan dalam rumah juga dia kelihatan sangat sopan. Siang itu pun dia menceritakan sama saya semua cerita percintaanya dengan lily. Pada awalnya lily yang menginginkan, bukan joni! Dan keterusan deh mereka melakukannya. Kurang ajar,, menurut saya waktu itu yang mereka lakukan adalah dosa yang sangat besar.
Sepanjang cerita itu pun saya merasa terangsang dan merasa panas dibagian dada dan selangkangan saya. Saya rasa joni juga begitu waktu itu, kadang dia meremas selangkangannya dan juga mengoyangkan kakinya. Pada saat itu saya diceritakan bahwa onani itu nikmat, ditambah dengan ketika kita menghayalkan gadis yang kita suka! Hari itu saya banyak tahu tentag seks dari joni, joni pun dengan antusias menjawab semua pertanyaan saya, kelihatannya dia sangat berpengalaman pada saat itu. Jujur, saya sangat terangsang pada saat itu.
Waktu pun sudah mau sore, cerita kami terpaksa berhenti karena ayah dan mama sudah pulang. Ternyata mereka baru pulang dari rumah tante bersama dengan adik. Sepulangnya mereka, mereka membawa cumi sekitar dua kilo… mama menyuruh saya untuk membersihkannya. Joni pun berbincang dengan ayah, dan ketika saya keluar ke ruang tamu joni sudah tidak ada lagi. Mungkin dia sudah pergi! Malam itu pun beribu pertanyaan memasuki kepalaku sampai-sampai jam dua malam saya baru tidur. Malam itu pun saya pertama kali memasukkan tangan saya kedalam celana dan memegang kelamin saya yang sudah sangat tegang. Tetapi malam itu syaa tidak tahu bagaimana cara onani, akhirnya pun saya tertidur tanpa terjadi apa-apa.
Elu dari pulau Mentawai atau Nias...asik surfing site ya disana
Ternyata dirimu annak FK USU, wui.. gua naksir tu, soalnya teman gua banyak di FK USU, tapi gua gak masuk pilihan pertamanya. Tapi akhirnya dapat juga negeri di Jakarta.
Kalau ini real hidup lu, gua angkat tangan deh...salut banget lu bisa berprestasi dengan masalah2 elu..
Tetap semangat dan berpretasi...
kmu hampir benar bro, diantara pulau itulah saya berada? ga masuk pilihan gimana maksudnya bro????
Iya gua dulu kalah pilihan pertamanya FK USU,
banyak deh yg gua kenal..ampe dosen2 nya..hahahah
Dari cerita elu...gua jadi curiga bapak lu tahu sesuatu ttg elu atau paling tidak nebak2 orientasi sex lu...
tapi elu harus lebih semangat ya, buktikan gay is not sickness...kesempatan elu di dunia kedokteran , cari tuh gen yg belum diidentifikasikan sbg penyebab kita2 gay...
Pokoknya senang banget dengar cerita lu ini, walau ngaco bahasanya...hahahah..serasa gua di pdg. bulan makan BPK...hahahaha
Salam BPK...hahah )
ngapain ke map bro??? gua ga ngerti?