It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yes you didn't, sorry for being upset.
I just don't want everyone judge me like that..although is not that bad
yes maybe I take it too much, . that's why I said its not that bad, you have to not sorry too
it's like a drama
I'm such a dramatic person :-P
sgala dimention biasax nongol sndiri
smangt bwt aq ap bwt authorx ? khkhk
Gak ah kalo apdet di mention aja biar berkesan deket
But ya sudah di lanjut saja
Setiap orang juga punya drama di kehidupan nya. Life is much more fun if it's little bit dramatic #jeng jeng
Gitu???
Teteuppp gw benci remi! Yahahaha
Yosh lanjut!
aku mengernyit bingung melihatnya tertawa terbahak bahak
"ekspresimu berlebihan ah! tentu saja aku ingat, siapa sih yang akan melupakan si suara cempreng..." katanya seraya merangkulku, aku masih tak bergerak
"kau...! tidak berubah!" rutukku sambil menyikut perutnya
"kau 'sangat' berubah emh...tidak lagi imut seperti dulu hehe...aku jadi tidak suka lagi nih khekehe"
deg
aku tau dia hanya bergurau tapi...
hatiku amat sakit...
asal kau tau, ini bukan kemauanku..ini semua karena ayah, ayah yang menuntutku untuk menjadi lelaki sejati,ia mengetahui diriku yang menyimpang, ia pikir dengan merubahku seperti ini maka orientasiku pun ikut berubah
setiap hari selama dua tahun, ayah selalu menekanku, melatihku seperti tentara, memberiku obat obatan yang menyuplai tinggi badanku and so damn on
tentu saja itu semua tidak berguna sama sekali
terlebih saat andi berkata begitu
benarkah dia sudah tidak menyukaiku lagi? apa selama ini yang ia lihat adalah diriku yang dulu?
apa karena aku lebih tinggi darinya sekarang..lebih manly atau karena suara bassku ?
bahkan suara baritonnya tidak berubah...
memang hanya aku yang berubah...
Physics isn't the most important
thing. Love is
bullshit!
.......
hari itu setelah setahun atas kedatanganku kemarin, aku melanjutkan sekolahku, walau aku dan andi masih dekat tapi perlakuannya padaku sangat berbeda dengan perlakuannya yang dulu, dia seperti hanya menganggapku sekedar 'teman' dekat biasa
hal itu membuat orientasiku berubah ubah, ntahlah...
ini sangat menyiksa batinku
aku berfikir mungkin sekarang aku tak dapat menjangkaunya.
END FLASHBACK
"jadi..."
"ya aku mencintaimu..sudah sejak lama" kata pemuda yang terbaring di hospital bed itu
andi menatap pemuda itu dengan pandangan tak percaya
'mungkin aku memukulnya terlalu keras makanya otaknya terganggu' pikir andi
"eh...hehe..." ia tertawa (baca : nyengir) pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia masih shoke dengan pernyataan sahabatnya itu
remi melihat tingkah temannya yang tidak wajar, ia dapat membaca gerak tubuh pemuda itu dan ia juga tau jawaban dari pernyataannya...
ia menghembuskan nafas (terakhir) dan memalingkan wajahnya kearah lain, pelan pelan air matanya mulai jatuh membasahi pipinya yang terbalut verband
"remi maafkan aku...aku..."
andi sungguh tak tega melihat sahabatnya seperti itu
"sudahlah an...aku sudah tau, kau pasti lebih memilih 'anak itu' kan" ucap remi, sekujur tubuhnya memang sakit tapi sakit itu tak dapat mengalahkan rasa sakit dihatinya
andi menatap punggung pemuda itu dengan tatapan iba, ia telah menyakiti tubuhnya ...sekarang hatinyapun ikut ia sakiti bahkan ia hancurkan, saat itu dirinya benar benar merasa seperti orang paling jahat didunia maupun diakhirat...
andai dia dapat melakukan sesuatu pada sahabatnya itu
"rem.." tegurnya tapi pemuda yang dipanggil remi itu tidak bergeming sama sekali (mati kah?)
andi beranjak dari kursinya dan berjalan memutar ke seberang tempat tidur remi dimana wajahnya dihadapkan
"hei.." tegur andi lagi, belum sempat melihat wajahnya remi sudah memutar posisi tidurnya ke arah lain
ia mendengus kesal, andi kembali ke tempatnya semula
remi kembali memutar posisinya membelakangi andi, sebenarnya dia tidak bermaksud untuk begitu, tapi dia tidak ingin sahabatnya itu tau kalau dirinya sedang menangis
"rem...kau marah ??" ucap andi
"tidak...apa ada hak buatku marah eh" suara bass itu bergetar
dengan kesal dibalikkanya tubuh temannya itu menghadap dirinya
mata andi membesar
"kau..menangis ?"
"kenapa memangnya? lucu!"
"aku tidak berfikir itu lucu..."
"aku tau"
suasana menjadi hening
"aku akan menjagamu sampai sembuh..."
"sudah kubilang aku tidak marah soal ini, kau tidak musti menungguku sembuh untuk meninggalkanku dan berhenti mengasihaniku.." ucap pemuda itu dengan gusar, rahangnya berdenyut sakit saat ia berbicara tapi tak ia tunjukan
"jadi itu yang kau pikirkan tentangku eh!? kau benar benar sudah tak menganggapku teman hanya karena aku tak membalas cintamu? sungguh picik!" balas andi dengan geram
"hanya !!!? kau mengangap perasaanku selama ini 'hanya' sebuah lelucon mungkin. sekarang tinggal kan aku sendiri, aku akan menelepon keluargaku jadi kau bisa pergi sekarang dan kita bukan lagi teman mulai saat ini"
pemuda itu berkata dengan seluruh rasa sakit yang bergejolak dihatinya namun andi tak dapat menangkap raut wajah yang penuh penderitaan itu, yang ia rasakan hanyalah amarah dan penghianatan dari sosok pemuda di hadapannya
"ok fine! urus dirimu sendiri!"
ucap pemuda itu dengan gusar dan menghilang dibalik pintu
..............
"maafkan aku Ranu...aku tak akan memukulmu lagi, aku janji" kata pemuda bernama vino
ia menempelkan heksan dengan kapas ke ujung bibir laki laki yang 6th lebih muda darinya
"auhh...dingin kak" ringisnya
"sakit ya ??" tanya vino dengan penuh kekhawatiran
"nggak kak...tadi kan aku bilang dingin.." Ranu memegangi pipinya dengan hati hati
"oh...hehe...enakan sakit apa dingin?"
"maksud kakak?"
vino tak menjawab, ia memandangi sosok indah dihadapannya yang tengah duduk dengan mesra di sectional sofanya
vino menyambar bibir ranum Ranu
"uhhm.." rintihnya ketika bibir vino menyentuh dan menekan luka lecet di ujung bibirnya, lantas Ranu mendorong dada pemuda itu dengan kuat
"sakit kak..." keluhnya, seluruh wajahnya memerah seperti tomat, ia menghapus bekas ciuman itu dengan punggung tangannya
" kau menolakku ?" kata pemuda itu dengan aktingnya shokenya
"tidak..kakak kan tau bibirku sedang luka.."
"tapi kau tak mesti mengelapnya, aku tersinggung kau tau"
Ranu tersentak kedua alisnya berkerut menyadari kebodohannya barusan,sungguh itu diluar keinginannya
tanpa menunggu jawaban darinya vino menarik wajah anak itu dan menciumnya sekali lagi, Ranu terpekik kaget sebelum ia meronta kedua tangannya telah dikunci di kedua sisinya
ia merasa perih sekali saat vino melumat bibirnya untuk beberapa lama dengan berbagai gaya sampai setitik air mata membasahi ujung matanya
ia memejamkan mata menahan perih yang teramat saat lidah vino menerobos masuk kedalam rongga mulutnya dan menusuk nusuk dinding mulutku yang luka
"haakmnn....uhh.." rintih pemuda berambut blonde, air matanya sampai menetes jatuh, kedua pergelangan tangannya memerah akibat cengkraman kuat dari pemuda yang dipanggilnya kakak
vino menyudahi aktivitasnya setelah dia rasa kekasihnya sudah cukup menderita
"are you ok ?" tanyanya pada Ranu yang sekarang menunduk dengan tubuh bergetar, bulir air mata jatuh satu persatu
"jangan nangis de...kakak hanya berfikir kau terlihat lebih seksi kalau sedang kesakitan.."
vino menghapus air mata ranu dengan jarinya dan memeluknya pelan
" aku tidak menangisi itu, aku hanya teringat handphoneku yang kakak lempar tadi..."
vino melepas pelukannya kemudian berkata
"ya..nanti kuganti"
...........
bulan baru menampakan dirinya, entah mengapa wujud itu nampak begitu tegas, sinarnya yang benderang menyimpan sejuta kerinduan
ia seakan kesepian...
Ranu menutup jendela kamarnya setelah cukup lama memandangi langit malam
kamar Ranu berada dilantai dua
kakaknya mungkin sudah jauh terlelap dalam mimpi
alrojinya menunjukkan pukul 11 malam, namun mata coklatnya belum menunjukan tanda tanda kepelikan
ia mengaduk aduk coklat panasnya dengan ritme pelan, pandangannya jauh menerawang
perasaannya saat ini tak dapat digambarkan
ia sangat bahagia dengan pernyataan kakaknya yang ia cintai sejak awal
tapi ia juga merindukan sosok ramah yang berwajah tampan itu...kak andi, nama pemuda yang tengah dalam pikirannya
ia sangat ingin bertemu dengannya mengingat pertemuan terakhirnya yang sangat tidak menyenangkan..tapi kakaknya telah melarangnya untuk ini, ia tak ingin kakaknya marah lagi....
Ranu menyeruput pelan coklat panasnya kemudian meletakannya kembali di atas meja
saat itu....
PRANG!!!!
sebuah batu besar memecahkan jendela kamarnya, saking kerasnya pecahan pecahan kaca itu terlempar cukup jauh dari jarak awalnya, Ranu memekik kaget
seseorang melemparnya dari luar??
Ranu melongo ke luar jendela yang telah pecah
matanya menangkap siluet sosok orang berpakaian serba hitam,mengenakan jaket berkupluk yang menyembunyikan wajahnya serta menggenakan masker putih
sosok misterius itu berlari ke arah kegelapan setelah melakukan aksinya
Ranu meraih batu besar sekepalan tangan itu yang diperkirakannya sebagai batu bertuah (?)
sebuah kertas dililitkan dengan tali yang mengikat batu itu
dibukanya pelan pelan, kertas itu dibentangkannya dan menampakan huruf huruf balok bercetak tebal dengan tinta hitam
MULAI SEKARANG HIDUPMU TIDAK AKAN TENANG...KUPASTIKAN KAU 'MATI' BERSAMAKU KENERAKA
mata Ranu membesar
ia meneguk air liurnya sendiri, wajahnya sangat pucat
setelah itu ia berteriak panjang
"KAKAK!!!!!!!!"
@LittlePigeon
@Summer_fox
@sinjai
hu uh #nods
@andhi90
ia kakak
@bocahnakal96
have done naughty kid
@arieat
ok ok
@RiidzSyhptra
done
@Tsu_no_YanYan
dor!
dan lagi ternyata vino diam-diam menganut aliran BSDM ternyata.
Makasih dani udah dimention.. Lanjutkan ya )
Peace ah... Becanda mas bro #merasadipelototin
Remi dinistai! Roman2nya author sensi bnget nih k remi, tos dulu atuh #angkatketek
Hn remi, bot yg terperangkap dlm tbuh top haha... Bisa gituh~
Insting gw Ranu nanti sama Andi nih-.- #upss kalo salah, ntar gw kena tembak lg nih -3-
Lanjuttttt><
Heheheh thx dah di mention, buat penulisnya.. Jangan buru2 nikmatin aja every momentnya