It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
maaih ada lanjutanhya kan mas @seno heheu
Sek pak dhe tak mbenak ne sempak, tititku kecepit #ngumek sempakeke @seno
seliter nih muncratnya!!!
bkin sesak napas!!!!
oke mas @seno rekamannya maw dikirim kemana ini??
sbg wujud pertanggungjawabanku..
ahahah..
Sangat unyu banget,,
Aku berada di titik nol….
Dalam arti hilang sudah sisi manusia dalam jiwaku
Yang ada dan muncul sisi hewani…
Makhluk yang hanya dikuasai nafsu semata…yang menyala-nyala
Menerkam…
Melumat…
Dan merobek mangsanya tanpa ampun…
Kulumat penisnya..
Penis yang kini berwarna merah tua..
Perubahan warna penisnya yang tak kuketahui sejak kapan
Yang jelas penisnya seperti sebuah benda keras yang siap meledak meluluh lantakkan dunia
Aku terus melumat…
Menghisap…
Tanpa kupedulikan lagi aromanya
Gerakanku seperti gelombang lautan
Kadang begitu cepat dan keras
Kadang begitu pelan…
Berupa jilatan super pelan …
Lidahku pelan menjilat dari pangkal penisnya sampai keujung kepala penisnya
Dan diakhiri dengan hisapan pelan di kepala penisnya
Semua kulakukan seperti tak sadarkan diri
Terus…dan terus….berulang-ulang
Aku sangat menikmatinya
Hafid seperti orang gelisah menerima ‘serbuanku’
Tangannya kesana kemari
Meremas…bahkan menjambak kuat rambutku
Dan kadang mengusap kuat punggungku
Kakinya membelit pantatku
Semua seperti tak terkontrol lagi
Tanpa disadari
Dan ketika aku mulai menjilat kantung pelirnya….
“masss….aku…aku….” dia mengerang dengan suara serak parau
Aku sadar…
Aku harus mengakhirinya…
Segera aku bangkit
Kembali ke atas
Kudapati wajahnya yang merah
Dengan bibir sexy nya yang terbuka basah
Kembali kuserbu bibirnya
Dia menyambutnya ganas
Kami saling melumat tak sadarkan diri
Tanganku menelusur kebawah
Menggapai kembali penisnya
Mengocoknya pelan
Demikian juga tangan hafid
Menelusuri punggungku
Dan berakhir di bongkahan pantatku
Meremasnya pelan…
Tak cukup…
Tangannya menelusur menuju sela-sela diantara dua pinggang yang saling menghimpit…
Kulonggarkan himpitan pinggangku
Kuberi keleluasaan…
Keleluasaan agar tangannya bebas
Bebas….bebas untuk….
Menggapai penisku yang sudah sekeras baja…
Kami Saling mengocok pelan
Dengan dua mulut saling melumat
Kakinya membelit kuat pahaku
Sangat sangat kuat
Hingga tubuhku terhimpit erat di tubuhnya
Semua gerakan seperti tak terkendali
Semua gerakan hanya mengikuti naluri nafsu yang sudah memuncak…
Hingga…..
“masss…….” Dia menjerit pelan
Aku tahu…
Dia diujung orgasme
Sebenarnya sama…
Akupun sejak tadi sudah seperti mau meledak
Dorongan dari dalam tubuhku kuat
Kugigit bibir bawahnya
Ketika cairan kental menyemprot deras
Keluar tanpa kendali…
Panas…
Lengket
Keluar diantara himpitan tubuh kami
Demikian juga dengan hafid…
Sama…
Sungguh cairan ini luar biasa banyak…
Cairan yang keluar dari dua tubuh lelaki
Lengket
Seperti lem yang merekatkan kedua tubuh kami
Dan yang tersisa…
Hanyalah nafas kami…
Nafas yang terulur pelan
Diakhiri dengan sebuah desahan…
Sebuah desahan panjang
Diujung sebuah kepuasan..
Kepuasan dari nikmat yang tak dapat lagi kugambarkan
Kami masih berpelukan sedemikan eratnya
Tangan hafid masih mengusap-usap pelan punggungku
Menikmati sisa-sisa kenikmatan…
Kulepaskan bibirnya
Dan kembali kukecup sisi pipinya…
Dia sedikit menggelinjang…
Bibirku disisi telinganya
Berbisik super pelan….
“fiddddd…..makasih fid…”
Hafid hanya terdiam
Dalam sebuah kebisuan
aku paham…
Dia tak mampu lagi berucap untuk sekedar menjawabnya
Yahh…ini bukan ranjang hotel yang lebar
Ini ranjang untuk pijat
Hanya untuk satu orang…
Dan aku sadari itu
Makanya aku berbaring miring
Tubuhku menghadap ke tubuhnya
Memandang tubuhnya yang terlentang tak berdaya
Nafasnya naik turun pelan
Kelopak matanya terpejam
Dan aku tak tahu ada apa dibalik pikirannya
Mungkin sedikit penyesalan tersisa
Kupandang tubuhnya
Kini sudah bersih dengan cairan lengket sperma
Tadi dengan cepat kuambil handuk kecil diatas meja
Dan kubersihkan tubuhku dan tubuh hafid
Kuusap pelan keningnya dan menyisir pelan rambutnya yang acak-acakan
Kuelus pipinya…
Dia masih terdiam
“fid…”
Dia masih terdiam
Tiba-tiba aku merasa bersalah..
“maafkan aku” aku berbisik
Tiba-tiba dia membuat gerakan miring
Memelukku erat
Aku sedikit kaget dengan gerakannya
“aku…aku mas yang harusnya minta maaf”
“hmmm…sama-sama”
“mas…tidak seharusnya aku meladeni permintaan pelanggan seperti tadi…maaf ya” dia berbisik
“iya…akunya saja yang nakal…aku memang pelanggan nakal ya..hehehe” ak berbisik sambil terkekeh
“iya…masse nakal”
“kamu menikmatinya?”
“hmmm…”
‘fid…maafin aku, aku kalau terangsang harus di tuntaskan…tadi pijatanmu membuatmu terangsang fid”
Pelan hafid melepaskan pelukannya
“ohhh membuat terangsang ya?”
“iya..aku paling tidak betah kalau dipijat, semua merangsangku”
“ohhh…masse sering pijat?’
“belum pernah, baru kali ini”
“pantesan”
“napa?”
“kalau belum pernah ya memang seperti itu”
“oh gitu ya?”
“iya mas, aku sering mendapati pelanggan seperti mas aji”
“maksudmu?’
“ya gitu…terangsang juga saat dipijat”
“kok kamu tau?”
“hmmm kadang kesenggol anunya…dia pas lagi ngaceng hehehe”
“wah ternyata kamu pemijat yang nakal ya..”
Tiba-tiba hafid bergerak
Aku tahu
Dia sepertinya akan bangkit dari ranjang
Secepatnya aku langsung mencegahnya
“fid..mau kemana?”
‘napa mas?”
“jangan pergi dulu…bentar…kita ngobrol dulu”
“ohhh..ngobrol apa?”
“uhhh..ya ngobrol saja, mosok ngobrol pakai tema?”
“hehehe…terus pijatnya gimana? Mau dilanjut tidak?”
“nggak usah, kuanggap cukup lah”
“tapi…”
“udahhh…aku nggak pa pa kok”
Kami kembali diam
“fid…”
“iya mas”
“hmmm…kamu pernah…pernah…dapat pelanggan seperti aku tidak?”
“maksud mas aji?”
“hmmm..pelanggan yang nakal seperti aku?”
“kok nakal? Mas aji tidak nakal kok”
Duhhh…nggak nyambung deh…
Dia polos banget
“fid…maksudku pelanggan yang minta lebih dari sekedar pijat…seperti tadi tuh”
“ohhh…ya ada lah”
“wahh…berarti aku bukan yang pertama yang ngajakin kamu seperti tadi to?”
“ohhh nggak gitu mas, selama ini kalau ada pelanggan yang ngajakin gituan selalu aku tolak”
“lho..tadi sama aku, kamu kok mau to?’
“lho…tadi kan sudah kutolak, mas aji saja yang ngeyel”
‘hehehe…iya ….aku memang pelanggan yang nakal ya”
“iya…. nakal”
Kulihat hafid tersenyum manis
Aku gemas melihat senyumnya dari dekat
Ingin kembali kucecup bibirnya
Tapi kuurungkan…
“mas…sebenarnya aku…hmmm …aku sempat trauma”
“trauma? Napa?”
“aku…aku pernah diperkosa lelaki homo mas” ujarnya lirih
“hahh…diperkosa? Maksudmu apa?”
“ya diperkosa mas…disodok di bokongku sampai berdarah-darah”
“wahhhhhh…kamu kok nggak berontak fid?’
“yahhh..waktu itu malam mas..hujan lagi, dipanti ini Cuma tinggal aku, dan orangnya kuat banget”
“ohhh…terus kamu lapor tidak?”
“nggak lah…aku nggak mau itu jadi masalah”
Kuraih telapak tangannya
Kuremas kuat
“maafkan aku fid…maafkan aku ya…tadi aku berbuat kayak gitu sama kamu”
“nggak pa pa mas…Cuma tadi aku sempat takut saja”
“takut napa?’
“takut kalau mas aji ini homo juga”
“kok homo?”
“iya mas…aku paling benci sama orang homo”
“kok benci emang napa?”
“ya gitu mas…orang homo yang membikin aku sengsara…memperkosaku”
“hahhh…emang orang homo selalu gitu ya?”
“iya…menurutku homo itu jahat”
“wahhh…nggak semua gitu fid”
“tetap saja aku nggak suka sama orang homo”
Aku terdiam
Aku paham…
Hafid masih trauma dengan orang homoseks
Mungkin akibat tindakan pemerkosaan
Tapi…hmmm…bukannya tadi tindakanku juga masuk dalam tindakan pemerkosaan?
Kok hafid bisa menerima?
Harusnya dia sadar…apa yang tadi aku lakukan jelas-jelas menunjukkan bahwa aku juga orang homoseks
“fid…”
“iya mas…”
“menurutmu aku ini homo bukan?”
“ohhh ya bukan lah”
“lho…tadi kan aku memperkosamu juga to fi?”
“hehehehe…mosok kayak gitu memperkosa?...ya nggak lah”
“terus kita tadi ngapain ?”
“hmmm…apa ya namanya…ya…kegiatan ngeluarin mani…gitu ya hehehe”
“kamu sering ya..melakukan kayak tadi dengan temenmu”
“iya…ngocok bareng di kamar mandi, hehehe”
“wah asyik dong”
“ya gitu lah…makanya aku paham, kalo mani tidak dikeluarin…bikin suntuk, Cuma masse beda”
“beda? Apanya yang beda?”
“masse tadi ngemut…biasanya kalau temenku Cuma ngocok”
“hmmm enak nggak?”
“enak banget lah…namanya saja di emut gitu”
‘Kalau pas lagi sama orang homo dulu…enak tidak?”
“wahhh jangan di tanya lagi mas…mosok diperkosa enak to? Sakitt banget…aku tuh sampai tiga hari lho sakitnya…’
“wahhh kebangeten ya…orang homo itu”
“iya mas…makanya amit-amit deh…moga aku nggak ketemu lagi sama orang homo, besok kalau aku buka panti pijat akan aku suruh tulis…’selain orang homo’”
“hahahaha…”
Dalam hati aku sungguh geli
Akhh…bagaimanapun juga hafid tidak tahu siapa orang homo itu
“fid…”
“iya mas”
“menurutmu…hmmmm…menurutmu…aku ini orang homo atau tidak?” tanyaku sekali lagi untuk menyakinkan
“ lho, tadi kan mas aji sudah nanya itu to...hmmmm...kayaknya…sih tidak homo mas?”
“ohhh…”
Aneh…
Ini sangat aneh…
Anehhh……..
Dia tidak paham…aku ini homo atau tidak…
Aneh…
@ndrew
@beepe
@nand4s1m4
@barli_ardiansyah
@ian_sunan
@4ndh0
@egosantoso
@antis
@esadewantara88
@aa_akew
@YANS FILAN
@ozy_permana
@WYATB
@barc
@matrix_boy
@arieat
@black2_gemini
@ularuskasurius
@yuzz
@klanting801
@DavidLiu
@tamagokill
@bayuwardana51
@gerryiskandar7
@greenbubles
@bi_ngung
@arjuna150586
@dewadewa
@jerukbali
@uchirama
@dickDevil69
@awangaytop
@imperfect angel
@feyrie
@kresna_wijaya
@just_PJ
nih sudah kulanjut...
moga besok udah bisa kutamatin
cuma cerita selingan saja biar nggak bosen.
ringan saja...
lagi males mikir yang berat-berat bacalah ini heheheh
trims
jujur...aku lom pernah ml...
mungkin kalau ml seperti itu ya?
pastinya hot hahahahaha
Ini Aneh...
Ini sungguh aneh...
Kenapa aku merinding bacanya?
Ini pasti mas seno ngetiknya penuh perasaan