It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
btw, gw masi blm bisa nangkep arti Twenty Four sebagai judulnya. Is it a time ? Age ? Some "togel" numbers ? Or maybe an inches of Stefan/Lukas cocks ? (i think the last is at top of the list )
hooo ceritanya bener-bener "MEMUASKAN" setting belanda sama Alilanya juga pas, berasa banget lagi ada disana. Pas liat chapter ini jadi terpesona sama om Stefan, tapi galau juga soalnya udh terpesona duluan sama Lukas. Pokonya pilih yang terbaik aja deh buat Satya. Keliatannya bakalan happy sad ending deh sad bagi yang ditolak happy bagi keduanya.
Oh ya kenapa ini bakalan jadi cerita terakhir? Padahal karya abi keren-keren loh sayang kan kalo imajinasinya gak di keluarkan *modus*
Aku jadi bego sendiri..
Kok bisa si ada cowok se xxxxxxxxxxxx Stefan..?? Bikin mimpi gak berujung.. ;(
Jadi bingung deh jadi fan girlnya lukas baby atau selingkuh tipis ke stefan aja..
Btw, Dilanjut ya kak @abiyasha ..
After Twenty Four Months…
Rasa gugup yang aku rasakan belum juga hilang, meskipun hanya tinggal menghitung menit sebelum aku sampai di Köln Hauptbahnhof.
Bertemu Lukas.
Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan diriku pergi ke Köln?
Sejak kebohongan yang Rena simpan dariku selama lebih dari dua tahun terungkap, setiap hari yang aku lewati setelahnya, membawa kembali semua kenangan yang aku miliki bersama Lukas. Setiap senyum yang diberikannya padaku, ingatan tentang pelukan yang diberikannya kepadaku sepulangnya kami dari panti asuhan waktu itu, malam di Nyang Nyang ketika dia merekamku menyanyi, hingga pelukan yang diberikannya sebelum dia pergi…semuanya menghantuiku setiap hari. Seperti perasaan yang aku rasakan terhadapnya dulu kembali muncul. Apalagi, setelah Stefan memintaku untuk menemui Lukas, sekalipun di saat yang bersamaan, dia memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya yang sah.
Apakah aku memang masih mencintai Lukas?
Pertanyaan yang berulang kali aku coba hapus dari pikiranku. No, I love Stefan. Bahkan, setiap aku mengulang kalimat itu dan meyakinkan perasaanku bahwa perasanku ke Lukas sudah tidak tersisa, aku masih tidak bisa menghapus pertanyaan tentang Lukas. Aku tidak mungkin bisa meninggalkan Stefan untuk Lukas. Tapi, bagaimana aku bisa yakin bahwa ketika aku melihat Lukas nanti, perasaanku terhadap Stefan tidak berubah? Ketika aku sendiri masih tidak siap bertemu kembali dengan pria yang pernah menguasai hatiku.
Ataukah masih?
Aku memejamkan mata. Berharap untuk sesaat, aku bisa membiarkan pikiranku berhenti mempertanyakan apa yang telah dan yang akan terjadi setelah kereta ini berhenti di Köln Hauptbahnhof. Ketika akhirnya, aku akan bertemu kembali dengan Lukas. Dua tahun yang lalu, aku mengantar Lukas ke airport, dengan banyak ketidakpastian dan penyesalan karena aku tidak bisa mengatakan kepadanya tentang perasaanku. Sekarang, aku akan bertemu kembali dengannya dalam situasi yang sama sekali tidak pernah terbayang olehku sebelumnya. Apakah dia sudah berubah?
Aku tersentak ketika perlahan, Intercity-Express yang membawaku ke Köln, melambat sebelum akhirnya berhenti.
Jantungku masih berdegup dengan kencang hingga aku membiarkan mataku terpejam untuk sesaat sebelum mengikuti arus beberapa penumpang, yang satu persatu mulai turun dari kereta.
Tubuhku rasanya bergetar begitu pintu keluar kereta semakin dekat. Aku bahkan sempat tersandung ketika kakiku tepat menginjak peron. Aku kembali memejamkan mata dan menarik napas dalam sebelum melangkahkan kakiku, mengikuti penumpang yang lain dan berharap, aku tidak akan menemukan Lukas sedang menungguku. Aku berharap Lukas memutuskan untuk mengabaikan permintaan Stefan dan melanjutkan hidupnya tanpa harus bertemu denganku lagi.
But, he didn’t.
Langkahku terhenti ketika mataku menatap sosok jangkung yang sedang berdiri diantara kerumunan orang, menatapku. Tiba-tiba saja, langkahku terasa begitu berat hingga untuk beberapa saat, aku hanya bisa diam. Hatiku bergemuruh dengan hebatnya melihat sosok yang selama dua tahun menghilang dari hadapanku. Melihat Lukas melalui video call dan melihatnya saat ini, adalah dua hal yang tidak bisa disamakan. Napasku terhenti ketika melihat bahwa untuk berdiri, Lukas harus mengandalkan dua tongkat yang mengapit tubuhnya. Ingin rasanya aku merutuki takdir yang mempermainkan hidup kami seperti ini. Apa yang terjadi dengan Lukas?
Tubuhku menegang ketika Lukas, dengan pelan berjalan ke arahku dan ketika sosoknya mulai mendekat, aku hanya bisa menelan ludah. Wajah Lukas masih sama seperti dulu, hanya saja, rambutnya dibiarkan agak panjang hingga menutupi kedua daun telinganya. Rambut-rambut tipis yang menghiasi wajahnya, membuat Lukas berbeda. Semakin matang. Namun, dia tetaplah Lukas. Hanya saja, melihat Lukas dengan tongkat itu membuatku hatiku teriris. Inikah kenyataan yang harus aku lihat?
Tanganku bergetar ketika perlahan, dengan susah payah, lengan Lukas terulur dan meraih tanganku dalam genggamannya. Aku tidak berharap pertemuanku dengan Lukas akan jadi seperti ini. Bukan dalam situasi seperti ini.
Senyum Lukas mengembang, sekalipun tidak lebar. Namun, itu saja cukup untuk membuatku menarik napas dalam, menahan dadaku yang terasa sesak karena menahan tangis.
“Apa kabar Satya?”
Kami saling berpandangan dan menatap mata itu, aku melihat keceriaan yang dulu selalu terpancar darinya, meredup. Bukan hilang, hanya meredup. Seperti cahaya lilin yang sebentar lagi akan padam. Tatapanku mengikuti jemariku yang bergetar ketika aku menelusuri lengan Lukas, merasakan kulit kami bersentuhan sebelum aku membiarkan tanganku berhenti di pangkal lehernya. Dengan lembut, jariku beranjak dari sana untuk membelai pipi Lukas yang terasa sedikit kasar sebelum mataku menatap kedua matanya yang terpejam. Beginikah rasanya melihat sebuah harapan yang pernah aku miliki tentang Lukas, menjadi nyata? Setelah kebohongan Rena menyimpan identitas Lukas dariku, begitu juga sebaliknya, hingga membuat kami harus menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda, takdir yang juga tidak sama. Beginikah rasanya menyentuh Lukas, tanpa harus merasa takut bahwa apa yang aku lakukan akan melukainya? Beginikah rasanya menyentuh pria yang pernah begitu berkuasa atas hari-hariku?
Lukas membuka matanya dan ketika mata kami kembali bertemu, aku hanya membiarkan naluri dan perasaanku menuntun tubuhku semakin dekat dengan Lukas. Membiarkan kedua tanganku meraih tengkuknya dan menariknya lebih dekat hingga tidak menyisakan apapun diantara kedua bibir kami. Aku membiarkan bibir kami bertemu. Mengabaikan deru suara kereta, keributan orang yang berlalu lalang di sekitar kami, suara announcer dalam bahasa Jerman yang entah mengumumkan apa. Aku tidak memedulikan itu semua.
Aku hanya membiarkan bibir Lukas menekan bibirku semakin dalam dan berusaha untuk tetap menahan air mataku agar tidak tumpah. Ini terlalu emosional untukku, aku yakin untuk Lukas juga. Kami dipisahkan oleh seseorang yang mengaku sebagai sahabat kami, namun, membiarkan perasaan kami hanya menjadi sebuah mimpi dan harapan semu. Aku membiarkan perasaanku terhadap Stefan menghilang untuk saat ini ketika kami berciuman. Aku membayangkan bahwa ciuman ini bisa saja menjadi ciuman sehari-hari kami, tanpa ada luka ataupun kesedihan. Ciuman ini bukan terasa sebagai sebuah pengkhianatan atas hubunganku dan Stefan. Ciuman ini seperti…pelampiasan antara aku dan Lukas, yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukannya karena perasaan cemburu Rena. Aku tidak akan menyesali ciuman ini. Tidak akan pernah.
Ketika akhirnya bibir kami berpisah dan tatapan kami bertemu, aku tidak ragu bahwa ada air mata di pelupuk Lukas.
“I shouldn’t have kissed you, Satya. I’m sorry.”
Aku hanya bisa menatap Lukas ketika dia menjauhkan tubuhnya dariku dan membiarkan punggung tangannya menyeka matanya. Pandangannya beredar sesaat sebelum kembali menatapku. Aku tidak mengharapkan pertemuanku dengan Lukas akan jadi seperti ini. Aku tidak akan menerima permintaan maaf Lukas untuk apa yang baru saja kami bagi, karena bagiku, itu bukanlah sebuah kesalahan.
“There’s no need to apologize, Lukas. I don’t regret it.”
Ada senyum yang dipaksakan mengembang di wajahnya.
“Kenapa kamu kesini, Satya? You’ve done a stupid thing by coming here.”
“Kenapa, Lukas? Stefan asked me to see you. And I wanted to see you.”
“Why didn’t you say no? You’re happy now, Satya. You don’t need to see me. You have no obligation to see me.”
“I know. But I want to. For myself, for Stefan and for you.”
Kami saling bertatapan. Lukas, seperti tidak menginginkan kehadiranku untuk alasan yang baru dikatakannya kepadaku, namun, aku ingin memercayai perasaanku bahwa dia juga mengharapkan diriku untuk ada disini, untuk alasan yang kami sama-sama tahu. Cinta Stefan untukku terlalu besar hingga aku yakin, dia bahkan tidak akan membenciku jika aku memilh untuk bersama Lukas. Aku sendiri hanya ingin mengikuti hatiku saat ini. Dan hatiku memaksaku untuk mengatakan apa yang belum sempat terkatakan olehku dua tahun lalu, ketika aku mengantarnya pergi. Kalimat yang hanya mampu aku ucapkan setelah dia menjauh dan menghilang di balik passenger area.
“Aku ingin bilang tentang apa yang aku rasakan ketika kamu ada di Bali, Lukas. Sesuatu yang harusnya aku katakan dulu.”
Lukas menggelengkan kepalanya. “Don’t, Satya. Please. Aku mohon.”
“I love you, Lukas.”
Lukas menatapku, seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Aku yakin, Lukas tidak berharap mendengar ini dariku, namun, alasan aku ingin menemui Lukas adalah agar aku bisa mengatakan kepadanya perasaanku yang dulu belum tersampaikan. I had to say it. Lukas harus tahu.
“Satya…”
Kalimat itu terdengar begitu indah sekaligus menyakitkan untukku. Aku menginginkan Lukas mengucapkan hal yang sama kepadaku, aku ingin dia mengungkapkan apa yang tidak bisa dia katakan ketika dia masih di Bali dulu. Namun, hanya namaku yang keluar dari mulutnya, sekalipun dari tatapan matanya, aku percaya, ada yang ingin dikatakannya kepadaku.
“I know you want to say something, Lukas.”
“I can’t,” ucap Lukas sambil menggelengkan kepalanya. “Kamu milik Stefan, Satya.”
Kami saling bertatapan dan aku tidak pernah berhenti mengutuk Rena untuk apa yang telah dilakukannya terhadapa kami berdua, dan juga Stefan.
“I want to hear it, Lukas.”
Lukas terdiam, sebelum akhirnya aku mendengar kalimat itu meluncur dari mulutnya. Kalimat yang dulu akan membuatku terbang ke langit, namun sekarang, membuat dadaku seperti terhimpit oleh dua papan yang keras hingga membuatku susah untuk bernapas. Kalimat, yang aku yakin, akan membuatku mampu mengambil keputusan yang bisa saja, aku sesali nanti.
“I love you, Satya.”
Aku hanya mampu menelan ludahku sebelum membiarkan kedua lenganku, terulur untuk meraih Lukas dalam pelukanku.
We finally both said the words but I wish, those words were said two years ago.
As I predicted
But, first of all, thank you very much for all the comments! Dan masih tetep baca ini cerita sampai sejauh ini. Terima kasih!
Pas nulis beberapa chapter terakhir ini, aku yakin bakal banyak yang jatuh cinta sama Stefan, penulisnya aja sampai jatuh cinta, lol. Seriously, nggak tahu juga darimana dapet ide Stefan sampai begitunya, hahaha. Berharap, pria kayak Stefan beneran ada di dunia nyata. Mari kira berdoa sama-sama
Setelah postingan yg ini, as usual, pengen lihat kalian menderita buat nunggu endingnya, hahahha. So, please wait for about a week (or more!) for the ending
@farizpratama7 : Sering ke LN? boro2 sering, sekali aja belum pernah, hehehe. Aku liat video2 tentang tempat2 di LN, baca2, liat foto2 dan sisanya, pure imagination Aku rasa, udah jadi tugas seorang penulis buat bisa bikin pembacanya ngerasa ada di tempat itu meskipun penulisnya sendiri belum pernah kesana
@faghag : Hahahaha. Kok sampai lemes kenapa? Tunggu ya, jangan pingsan dulu, hahahaha
@tialawliet : Udah kan?
@Klanting801 : Nggak lama kan? Cuma 3 hari ini, hehehe. Abis ini mungkin yang lama. Seneng aja liat kalian menderita nunggu endingnya *evil laugh*
@tama_putra : Thank you!!!! Banyak yang mau sama Stefan ya? hahaha
@raroma : Amiiin. Seneng kalau ceritaku bisa bikin kamu jadi seperti itu
@adam25 : Hahaha, Stefan is one of a kind. Nggak yakin juga pria kayak dia ada atau nggak
@timmysuryo : yep! FInally!
@Kim_Kei : Nggak cuma kamu yg salut kok, yg nulis aja salut #Lho #eh
@marobmar : Iya, terdengar klise tapi memang ada orang yg begitu
@masdabudd : Campur aduk gimana perasaannya? Udah baikan belum?
@RifqiAdinagoro : Thank you!! Analogi kamu aneh, hahahaha. Wah, naksir guru olahraga? hihihihihi
@arieat : Banget!!
@FeRry_siX : Coba baca di PC, kayaknya dari pihak kamunya yang nggak bisa baca. Yg lain bisa kok
@AhmadJegeg : Nulisnya udah kelar dari berminggu2 yg lalu kok, makanya postingannya cepet, karena memang nulisnya udah kelar
@ardi_cukup : Calm down, nggak perlu emosi gitu, hahahahahaha. Ya, kita liat aja ya endingnya bakal kayak apa
@yoko : Thank you!!!! Wah, pernah punya pengalaman sama seseorang bernama Lukas yg juga dr Jerman ya? Wow!
@sky_borriello : Kenapa nggak? Cuma karena dia udah 40 tahun? Hmmm....
@idhe_sama : Pasti, sambil merenung ya pas nulis komen yang ini? hahaha
@tyo_ary : Loh, emang dr awal kan nggak ada POV nya Lukas, hehehehe
@DM_0607 : Well, he's one of a kind, I guess
@rarasipau : Coba hubungi call center yg di atas ya? Nanya dimana kamu bisa nemuin spesies kayak Stefan Thank youf or your compliments. Udah tugasku buat bikin pembaca ngerasa begitu Udah ketemu kan? OST yg pas, A Moment Like This nya Kelly Clarkson
@A@ry : Yap! terbatas pake banget! Bahkan, mungkin nggak ada
@zackattack : You're allowed to fall in love with Stefan since the writer himself already fell in love with Stefan, lol. udah aku approve kan kayaknya? *berasa follower requestnya ribuan* LOL
@chaliszz : Thank you )
@DiFer : Udah terobati belum kangennya sama Lukas?
@Adam08 : Hahahaha. Peluangnya 50-50 ya? Tapi setelah updatean ini, masih 50-50 juga nggak?
@steve_hendra : yes, he is
@yuzz : Lah, emang kemana aja sih? sering aktif tapi ketinggalan. Sungguh alasan yang susah dimengerti dan dipahami
@Kim Leonard : Udah kan lanjutannya?
@kiki_h_n : Rena nya udah nggak ada, tinggal Satya doang nih
@kyiskoiwai : Hahahaha, perlukah bikin fans club buat Stefan? sepertinya yg jatuh cinta banyak
@Lonely_guy : LOL. Sesungguhnya, saya juga tidak mengerti bagaimana Stefan bisa tercipta, hahaha. Soalnya, dari awal, sebenernya Stefan sama Joddi tuh nggak ada, baru pas tengah2 dapat ide buat bikin mereka berdua. Aku dibandingin sama Stefan? Jauuuuuuuuuuuuuuuuuh. LOL. Nggak lah, aku masih egois banget, Stefan mah jauh dr kata egois
@Adra_84 : I agree that the storyline is simple. Actually, I got the idea for this story from Atonement, if you have watched the movie or read the book, you know how the story is And yes, I'm 1000% sure, that Stefan and Satya are pure fictional
@obay : Buruan bikin fans club ya? Nanti aku gabung
@hwankyung69 : Aku ketawa ngakak tahu baca komen kamu. Udah kejawab kan apa arti Twenty Four? And no, my boyfriend haven't asked me to marry him even though his country legalized gay marriage. Pray for me, hahahaha. Lagian, bf juga bukan tipe romantis kayak Stefan. Dia orangnya sangat logis
@YuuReichi : Welcome back!!! tunggu endingnya ya? baru bisa tahu sad atau happy. Sebenernya, butuh pembaca yg lebih luas aja sih. BF kan masih cukup segmented. Pengennya cerita selanjutnya, bisa dibaca siapa aja, even straight people. Begitu....
@chandisch : Hahaha. jangan lah pria kayak Stefan dijadiin selingkuhan. He's too damn good!
@somewhereouthere @yeltz @the_angel_of_hell @honest @alvian_reimond @bebong @fenan_d @bponkh @st34dy @adzhar @cmedcmed @LordNike @rebelicious @Emtidi @pokemon @DarrenHat @WinterRos @Venussalacca @jakasembung @iboobb7 @andhi90 @totalfreak @nakashima @yubdi @Leotama01@caetsith @Zhar12
Semuanya, aku mau nanya nih, tolong dijawab ya? tapi, please, komen dulu buat ceritanya, baru jawab pertanyaanku.
1. Disini, banyak yg punya tumblr nggak? Soalnya, rencananya, masih rencana ya, cerita selanjutnya pengen aku post di tumblr, buat ngeraih pembaca yg lebih luas. Masih rencana, soalnya ceritanya juga belum nemu, hihihi.
2. Adakah pembacaku disini yang seorang arsitek? atau adakah juga yang kerja di advertising agency? kalau ada, please PM me. Soalnya, pengen punya narasumber karena cerita selanjutnya, either the main character is an architect or someone who works in advertising agency. MASIH RENCANA
Thank you so much for the response. I'll appreciate it a lot!
Cheers,
ABI
2. ada temen sih, calon arsitek. sepupuku jg arsitek. tp lurus wkwk,
bentar, baru sarapan. bacanya ntar abis makan .
lol
bukannya baikan malah makin campur aduk ini.
- apa yg udah terjadi sama Lukas?
- trus waktu itu Lukas bilang sama Rena bahwa dia sedang dekat dg seseorang. siapa dia? dimana sekarang?
- dan tentunya yg ditunggu-tunggu adalah keputusan Satya. apakah dia akan memilih Stefan? atau Lukas?
ditunggu next chapter
berarti besok udah last part ya?? #tetep berharap Satya sama Lukas#
whoaaa ini kenapa baru ketemuan sekarang. malah jadi di antara dua hati. jadi penasaran Satya mau pilih mana. ah tapi saya tetep team Lukas-Satya dong. jangan-jangan sekalian stay di Koln... atau di Belanda(?) dang! thank you so much bli sudah membuat suasana cerita tambah runyam dan penuh tanya. -_________- oh sudah ter-approve kok bli. tinggal tunggu fotonya Lukas. #whoops
1. hmmm punya sih. tapi sudah jadi sarang laba-laba seiring dengan kesibukan yang menggunung -_-
2 tahun berlalu dan sekarang semuanya terjawabkan namun dengan situasi yg tidak sama lagi. Abi, sebenarnya apa yg terjadi sama Lukas? Trus apa iya ini alasannya kenapa semua komunikasi yg terhubung dengannya tiba2 menghilang.. Hmmm, jadi penasaran.
Gak punya tumblr, tapi kalo kamu jadi post cerita di tumblr ntar aku bikin deh *kok jadi aku kamu gini
Arsitek? Agensi? Sayangnya gue nggak..
2 tahun berlalu dan sekarang semuanya terjawabkan namun dengan situasi yg tidak sama lagi. Abi, sebenarnya apa yg terjadi sama Lukas? Trus apa iya ini alasannya kenapa semua komunikasi yg terhubung dengannya tiba2 menghilang.. Hmmm, jadi penasaran.
Gak punya tumblr, tapi kalo kamu jadi post cerita di tumblr ntar aku bikin deh *kok jadi aku kamu gini
Arsitek? Agensi? Sayangnya gue nggak..
ƍäª punya @abiyasha
Gue sering main tumblr kang.. Tumblrnya apa ntr gue follow dh..