It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yosh, lanjut!!!
@Ozy_permana : ga tau silverking. :-D
@Tsu_no_YanYan : tunggu kelanjutan'y aja. :-)
"Assalamu'alaykum." salamku ketika baru tiba dirumah. Memasuki ruang tamu yang hanya di hiasi empat kursi plastik berwarna hijau, serta meja berwarna sama dimana asbak rokok di letakan di atasnya. Di dinding terdapat sebuah foto keluarga yang jauh dari kesan berkelas.
"Wa'alaykumsalam." jawab ayah dari dalam. Beliau tengah duduk bersandar di salah satu kursi. Wajah lelah sangat terpancar dari raut yang sudah tak muda lagi. Ku hampiri beliau, ku cium tangan kanannya sambil menaruh barang belanjaanku di meja, lalu ikutan duduk bersama beliau.
"Darimana nak?" suaranya parau.
"Dari anterin pesanannya kak Dewi pa."
"Sudah pulang ya nak? Kok lama?" tanya ibu yang muncul dari arah dapur. Beliau meletakan semangkuk kolak singkong dan segelas air putih buat ayah di atas meja, kemudian ikutan duduk.
"Tadi mampir sebentar ke Supermarket beli minyak wangi ma." jawabku
"kak Dewi tadi ngasih Aland uang lima puluh ribu, sebagai tanda terimakasih udah mau anterin pesanannya." Lanjutku.
"Dewi... Dewi... Jadi orang kok baik banget." sahut ibu sambil meraih plastik belanjaanku.
"kok ada coklat Land?"
"tadi ketemu temen di supermarket ma, dia ngasih Aland coklat. Balasku sambil tersenyum. Ku rogoh kantung celanaku, ku keluarkan uang pecahan lima puluh ribu.
"ini mah uang dari kak Dewi, semuanya seratus lima puluh ribu." ibu meraih uang yang kuberikan.
"aku mau ke kamar yah ma, pa." ucapku bangkit dari tempatku. Ku raih barang belanjaanku.
"ya udah, Didit juga udah nungguin di kamar kamu. Kasian udah daritadi nunggunya."
"Didit ma? Mau ngapain dikamarku?" tanyaku heran.
"katanya mau nginap." ujar ayah setelah meneguk habis segelas air putih. Kolaknya juga ikutan habis dilahapnya.
"nginap?"
"iya." resek banget sih. Memangnya kamarku tempat penitipan anak? Menyebalkan. Huuufftt..
Setelah pamit sama ayah dan ibu, segera ku susul didit di kamarku. Awas aja kalo kamarku sampai berantakan, akan ku mutilasi trus ku jadikan makanan buat lalita. Hahaha...
"ngapain dikamarku?" tanyaku ketus saat ku liat ia tengah berbaring di kasurku, dan memainkan gulingku. Kamarku berukuran 3 1/2 x 4. Terdapat satu tempat tidur yang pas untuk dua orang, sebuah lemari pakaian dan meja belajar.
"tidur." jawabnya polos. Ia tersenyum manis kearahku.
Ku perhatikan isi kamarku, semuanya masih nampak rapi. Tak ada satupun benda yang berpindah tempat.
Ku letakan belanjaanku di meja belajar lalu ku lepas jaket hitamku kemudian mengantungnya di dalam lemari memakai hanger.
"emang ga punya rumah?" tanyaku sambil melepas celana panjangku dan hanya menyisakan celana boxer.
"punya."
"ada kamarnya?"
"ada."
"punya bantal ama guling kan?"
"ada dong."
"terus ngapain tidur di kamarku?
"pengen aja, ga boleh ya?"
"ga boleh, pulang sana! Aku mau tidur. Besok aja main sama Lalita."
"aku juga mau tidur kok."
"tapi bukan di kamarku Didit." ujarku geram. Ku pukul wajahnya dengan guling. Tepat sasaran. Hahaha...
"sakit tau."
"bodoh amat."
"pokoknya aku mau tidur disini."
"ga boleh." protesku. Kutarik tangannya untuk keluar dari kamarku.
"ga mau." balasnya bersikeras.
"aku males tidur dirumah, ga ada temannya. Enakan juga disini, bisa tidur bareng kamu. Nyerocosnya.
Akhirnya aku pun mengalah harus berbagi tempat tidur dengannya. Tidak tega juga melihatnya sedih karena kesepian dirumahnya. Orang tuanya sibuk dengan bisnis mereka sehingga melupakan anak semata wayang mereka. Asalkan bisa memenuhi semua kebutuhan Didit, mereka merasa Didit akan baik-baik saja. Hhmmmm...
Kurebahkan tubuh ku disisi kanan kasur sambil membelakangi Didit.
"eh.. Apa.. Apaan sih? Ku lepaskan tangannya dari pinggangku. Enak aja aku di jadiin guling.
"apanya?" tanyanya pura-pura bego atau beneran bego.
"jangan peluk-peluk!" gertak ku sambil menoleh kearahnya.
"iyaaa.. Huufftt.."
ku coba memejamkan mata, tapi sangat susah. Kejadian di Supermarket memenuhi memoriku. Senyum manisnya, badan tegaknya, tatapannya, wajah gantengnya terlukis jelas dipelupuk mataku.
"lagi apa ya dia sekarang?" gumamku dalam hati.
"udah tidur Land?"
"belum." kami saling membelakangi.
"kenapa?"
"lagi mikirin sesuatu."
"mikirin aku ya?"
"ge er."
1menit, 5menit, 12 menit
"masih belum tidur Land?"
"belum."
"susah tidur?"
"ho'oh."
"kenapa?"
"kamu berisik!"
"hehehe"
"bisa diam ga? Mau aku suruh tidur lantai?"
"ga mau."
"makanya diam. Ganggu orang aja." ujarku ketus.
7menit kemudian
"Land?" panggilnya.
"apalagi Diiit?" tanyaku kesal. Aku menoleh kepadanya. Pandangan kami bertemu.
"masih marah ya soal waktu itu?" aku teringat kembali dengan kejadian dimana Didit menindihku dengan tatapan mata mesumnya. Muncul sebuah ide jahil ku untuk mengerjainya. Aku ingin membalasnya karena sudah melumuri wajahku dengan tepung. Hehehe ...
Segini dulu yach All soalnya capek seharian jalan nemenin kakak. :-)
Tunggu kelanjutan LOVE 08 part II yach ,,
ada sedikit kejutan.
Hehehe ..
@pokemon
@vendi74
@yuzz
@alabatan
@abiyasha
@danielsastrawidjaya
@Edmun_shreek
@Rivengold
@deyna
@zhedix
@Gusti_Dimaz
@adzhar
@JonatJco
@Jhoshan26
@erickhidayat
@Tsu_no_YanYan
@Ozy_permana
@alfa_centaury
@mr_kim
@kikyo
@shinsin
@agungrahmat
@curiousreader
@WYATB
@Adhi48
@santay
@sicnus
@sky_borriello
@CelloConcerto
@Putra_ajah
@hantuusil
ditunggu kejutannya... lanjut