It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Keep spirit ya om (ง •̀_•́)ง
updetnya bagus,,, dan menyenangkan,, suka banget,,,
dan sekali lagi tingkah alber ada dalam diri aku yg dideskripsikam d cerita....
aq banget,,, #benerlho #mauCobaGak???
bukan membosankan,,
klo membosankan,, kamu harus cipok aq 3x sehari... hahahahaha
@andhi90 iyah bro.. this story dedicated fo u lah. temen curhat gw.. hahahahaha
@greenbubles nenen mas seRT cucok ya cyin. tp rempong tuh kyknya gg berani ikutan gw
penasaran sifat alber yang mana ada di elu. jgn jgn lu bs mikat str8 jg kyk gw ntr
hahaha penasaran ya??
uhmmm,, kalo mslh memikat straight, rats-rata yg aq lakuin berhasil,, hahahaha,,,
bahkan straight nya yg sering balik godain,,, hahahaha open-minded bbrp straight yg aq dketin josgandos bgt,,, mreka rata2 ga prnah yg ilfeel atw gmna gitu... hahaha #curcol #SambilbenerinRok
@Ricky89 kalo gitu semoga aja beneran tinggi ratingnya, supaya gw bisa terus baca kisah lo till the end... ganbatte kudasai :-)
@shuda2001 as soon as possible hahahaha
@greenbubble aq tipe str8 labil kmaren hahahaha.. abis nya lucu aja godain nya. ni mlm titik balik cerita gw bro. pantengin yaw.
#lgCukurBuluKaki
titik balik ya? gw makin curious nih...
Pensaran sma ending cerita ini, semoga saja happy ending.
Salam semangat @Ricky89
hahahaha
sieepppsss pasti aq pantengin koq...
Tarik mas mas @andhi90
@greenbubles, @erickhidayat @diarlied @darrenhat @shuda2001 @zhar12 @b_hyun @binyolgnatius @aicasukakonde @adzhar @esadewantara88 @flowerboy
Dan buat silent reader lainnya, eh masih nagih janji agan @yuzz buat baca, bentar lagi udah end nih gan!
__________________________________________________________________________________________
Jujur aku merasa senang jika ada Alber sekarang ini, tapi dalam diriku ada penolakan kuat untuk harus menjauhinya, logika ku bertempur sengit dengan perasaan ku. Aku tidak mungkin bercerita kepada siapapun jika ada seorang pria mengatakan suka kepadaku.
Aku menuruni tangga di kantorku ke arah basement, disana aku melihat seorang pria sedang duduk di motornya, salah seorang rekan kerjaku yang terkenal diantara para karyawati dengan parasnya yang lumayan menarik
"Okey Ran, sekarang yakinkan dirimu" aku berbicara dengan diriku sendiri
"Apa kau horny ketika melihat pria itu? Aku melihat ke arahnya. "tidak, aku tidak merasakan apa-apa?"
"Bagaimana jika ia shirtless?" Aku mulai membayangkanya. "Tidak, itu malah menjijikan"
"Aku masih normal" malah aku merasa bodoh memikirkan pria tersebut shirtless.
Kali ini aku mengambil hp dari saku celana, membuka gallery dan melihat foto ketika aku, Dion dan dia ketika aku berulang tahun kemarin.
"Apa yang kau fikirkan Rant melihatnya"
"Huuuuft" aku menarik nafas panjang.
"Entahlah. Apa aku hanya bersimpati kepadanya? atau aku benar tertarik denganya".
"Ahhhhhhhh" aku berteriak di basement itu dan mengacak-acak rambut ku.
Bzzz bzzz
Getar hp
"Oh. Dari Ibnu"
"Haloo Nu?"
Ibnu : "dimana?
Me : "di parkiran"
Ibnu : "aku ama Dion udah di deket kantormu. Tunggu di pos depan"
Me : "sip"
Hari ini Ibnu berencana mentraktir kami di ciput, family karouke, 2 hari yang lalu Ibnu lulus ujian skripsi nya. Tidak perlu waktu lama Dion menjemput ku di kantor,
"Blam" aku menutup pintu mobil Dion di belakang.
"Langsung go ke ciput?" Tanyaku dari belakang.
"Kita je Gobah dulu Rant" jelas Dion
"Gobah? Ketempat siapa?"
"Alber" jawab Ibnu
"-______-"
"Kenapa rant?"
"tidak ada apa-apa Nu"
7.35 pm
"Hai Rant" sapa Alber
"Ber" jawab ku singkat.
Aku merasa sedikit risih sekarang, mungkin karena ada Dion atau Ibnu disini, yang aku takutkan jika Alber menunjukan perhatianya di depan mereka. Aku tidak ingin Ibnu atau Dion salah paham dengan kedekatan ku dan Alber.
Tapi entah kenapa, aku juga merasa senang jika Alber menunjukan perhatianya, aku merasa nyaman jika dia di sampingku.
Di dalam karauke box itu lagi-lagi aku merasakan hal yang sama,
"deg" jantung ku kembali berdetak kencang saat aku melihatnya bernyanyi. Saat dia mengajak ku bernyanyi, dan kali ini mataku enggan untuk melepaskan pandangan kepadanya.
You are my everything
Nothing your love won't bring
My life is yours alone
The only love I've ever known
Your spirit pulls me through
When nothing else will do
Every night I pray
On bended knee
That you will always be
My everything
Aku tidak tahan dengan matanya, aku tidak tahan dengan tatapanya,
"Nu, aku ke wc sebentar" aku berlari cepat meninggalkan ruangan itu.
"Sial, sial, sial, kau bodoh farant, kenapa kau berfikiran lagu itu untukmu, kenapa kau tidak melepaskan matamu dari tatapanya, apa kau tidak merasa bodoh, apa kau benar-benar menyukainya" aku hanya bisa memaki kebodohan ku di cermin. entahlah, aku merasa aku dibodohi perasaan ini.
"Selesaikan sekarang Rant" itu yang harus kulakukan, aku menyiapkan mental ku sekarang, aku tidak ingin kalah dengan perasaan, logika ku harus memenang kan ini.
Aku mengambil ponsel di saku celana dan mengirim pesan ke Alber agar dia menemuiku di parkiran gedung. Saat Alber tiba di parkiran gedung Aku menariknya ke dalam memastikan tidak ada yang datang atau berada di sini.
Aku mendorongnya ke arah dinding.
"APA YANG SEBENARNYA KAU INGINKAN??" Aku meneriakinya, dan dia cukup kaget dengan suara ku.
"Ada apa Rant?" Tanyanya terheran
"Kenapa kau membuatku seperti ini Ber, apa yang kau inginkan dariku, apa kau sedang mengerjai ku, jika iya ini sudah lebih dari pada cukup, sekarang dadaku terasa sesak setiap kali aku memikirkan mu"
Alber hanya terdiam, dia melebarkan tanganya seperti ingin memeluk ku, tapi aku menangkis gerakan tanganya.
"Jawab Ber!"
Alber tersenyum,
"Apa kau sudah mengerti sekarang Rant, apa kau merasakan apa yang kurasakan?"
"Tidak, aku menolak ini Ber, aku tidak sepertimu" aku memalingkan wajah ku dari tatapanya.
"Sekarang lihat aku Rant"
"Rant"
"Rant lihat mataku Rant"
"Buuuuug" aku tidak tahan, aku memukul wajahnya, ya aku memukul wajahnya, aku tidak sadar ketika aku melukai wajahnya. aku merasa pukulanku cukup keras mengenai rahang kananya.
Dia hanya tersenyum, dan menyentuh bekas pukulanku. Ada apa denganya?
"Sekarang kau sudah tenang Rant? Lihat mataku, apa ada yang salah dengan perasaan ku sama kamu, apa kau masih menyangkalnya"
Aku mengakat tangan ku dan ingin memukulnya kembali.
"Ayo Rant!” Alber menunjuk wajahnya.
“Arahkan tinju mu lagi, jika itu membuatmu tenang, tapi kau tidak bisa terus-terusan membodohi dirimu sendiri Rant"
Aku menurunkan tanganku, dan apa ini kenapa aku sangat sedih, kenapa aku ingin menangis saat ini, kenapa dada ku semakin sesak? Apa benar aku membodohi diriku sendiri.
"Kenapa harus aku Ber?" Nada bicaraku melemah.
"Apa salah jika jatuh cinta? Apa menyukai salah menyukai seseorang? Apa salahnya jika orang itu ternyata laki-laki? Rant"
Alber menarik dagu ku dan menahan tangan ku dengan tangan kanannya.
"Lihat aku dan katakan kau tidak menyayangiku?"
Aku berusaha meronta, tapi Alber jadi begitu kuat, tubuh ku melemas, kenapa mataku terasa berair, kenapa aku secengeng ini?
"Rant apa kau menyayangi ku?"
Aku tidak sanggup melihat matanya, aku sudah menyiapkan mental ku, apa jadinya jika aku menyatakan jika aku menyayanginya? Aku tidak bisa berfikir jauh ke depan? Aku merasa ini bukan hubungan yang tepat untuk ku? Aku mengakui jika aku menyayanginya, apa jadinya dengan ku, aku harus kuat, aku tidak ingin kalah dengan perasaan ku.
"Ber, ini tidak akan berhasil, jauhi aku!"
"RANT" kali ini Alber yang mendorong ku ke arah dinding, tenaga nya terasa sangat kuat.
"Jauhi aku Ber, jauhi aku dari sekarang! Jangan pernah memaksakan perasaan mu dengan ku"
"Rant!"
Aku menampik tangannya dan berjalan ke arah gedung.
"Rant"
Alber memanggil ku.
"Rant"
Aku merasakan sentuhan hangat di punggungku, yah, Alber sedang memeluk ku dari belakang, kepalanya di sandarkan kepunggung ku, tanganganya melingngkar di pinggangku, aku merasakan air matanya jatuh di punggung ku. Dadaku terasa sangat sesak, aku hanya bisa diam membisu, ingin sekali aku berbalik dan membalas pelukanya. Tapi, aku tidak ingin kalah, logika ku harus mengambil alih ini.
"Setidaknya biarkan seperti ini Rant, hanya untuk beberapa saat"
Aku hanya bisa kembali terdiam, aku mengangkat kepalaku berusaha agar tidak menteskan air mata di depannya "apa ini yang terbaik?" Aku menanyakan ke hatiku.
Alber melepaskan pelukannya. Aku tidak sanggup melihat wajahnya sekarang, aku masih dalam posisi membelakanginya.
"Katakan pada Ibnu dan Dion aku pulang duluan Rant"
Aku hanya bisa mendengar langkah kakinya pergi, semakin lama semakin menjauh,
Apa aku sudah menyakiti Alber? Tp kenapa hati ku terasa sakit sekali, ini yang aku ingin kan, tapi kenapa aku tidak merelakanya. aku hanya bisa menunduk menahan sakit yang benar-benar menyiksaku sekarang ini. Aku berusaha menaham agar tidak menangis, apa yang kutangisi?
"Alber bodoh kenapa kau membuatku menyayangi mu"
Apakah.... Akankah... Farrant benar2 metolak Albert? Mari kita bahas di episode selanjutnya....(lebay mode:on)