It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kadang suara robi datar,tapi kadang juga meninggi menyikapi keterangan dari s staff marketing yang menurutnya mengada ada dan terkesan menutup nutupi kesalahan.
“bagaimana dengan survei outlet dan aktifitas kompetitor apa sudah dilakukan dengan rutin?”
“sudah pak,,.kemarin saya mendapatkan informasi,discount kompetitor 10% lebih tinggi dari pada kita, jadi penjualan menurun"
“bagaimana dengan area mu”
“bulan ini turun pak ,seperti yang dikatakan dimas kita kalah discount dengan competitor"
“di area mu berapa outlet yang pembeliannya rutin”
“kira kira eee”
“kira kira?, ini bukan estimasi bung, ketidaktahuanmu ini membuktikan kamu tidak care dengan outlet di area kamu”
“lihat ini”,robi membuka data relasi beli tahun lalu pada bulan yang sama dan di compare dengan bulan sekarang.
“kita sudah banyak kehilangan relasi beli,sedikitnya ada 150 outlet yang hilang dalam setahun terakhir"
“tahun ini sama sekali tidak ada aktifitas promosi dari kalian, saya sudah memeriksa ga ada usulan program untuk outlet,sedang diluar sana aktifitas promosi kompetitor edan edanan,ga heran demand kita turun”,jelas robi
Semua staff marketing terdiam.satu per satu alibi mereka dipatahkan oleh data.
“saya ga mau tahu ,bulan ini setiap field force harus mengajukan minimal dua program, saya akan menjatuhkan sangsi kalau ini tidak direalisasikan.”
Dera dan tony gemeteran ,sesekali dera merenggangkan pinggulnya nampaknya ada yang terjadi di bagian bawah tubuh dera. meskipun kemarahan robi kali ini banyak ke pihak marketing,namun suasana yang diciptakan robi saat itu sangat mempengaruhi mereka.
Melalui pintu yang terbuka sedikit, , jono diam diam memperhatikan keadaan di dalam ruang meeting, jono benar benar takjub dengan gaya presentasi dan pemecahan masalah dari bos nya itu.menurut jono Robi tidak hanya tegas tapi juga memiliki aura pemimpin diktaktor yang taktis dan cepat mengambil keputusan.
“aduh matih aku....”,ucap jono yang secara tidak sengaja beradu pandang dengan sorot tajam mata robi.,jono berfikir setelah ini sepertinya giliran dia yang dimaki maki oleh bosnya karena ketauan mengintip aktifitas robi dan rekan di dalam ruang meeting.
*field force( petugas lapangan dalam cerita ini sales executive)
Setelah membersihkan ruang meeting, mencuci gelas ,teapot dan peralatan makan lainnya, jono berganti pakaian, menanggalkan baju seragamnya dan berganti dengan kaus dan celana jeans .
Terlihat jono sangat bersemangat , nanti malam jono berencana nonton bareng bersama teman temannya, ada pertandingan antara chelsea melawan A.C Milan ,rasanya tidak sabar jono menunggu Didier Drogba berlaga.
Di ruangannya robi masih berkutat dengan tugas tugasnya, tampak matanya fokus menginvestigasi data di layar laptopnya.
“pak..saya pulang dulu”,ucap jono berpamitan.
“oh..iya,.jon”,jawab robi tanpa memperhatikan jono..
“kopinya sudah habis”,batin jono ketika melihat gelas kosong di samping robi.
Kemudian jono kembali ke dapurnya , merebus air secukupnya untuk membuat secangkir kopi. sebentar kemudian jono masuk kembali ke ruangan robi dengan membawa secangkir kopi,dan segelas air putih berikut beberapa makanan kecil sisa tadi meeting.
“permisi pak..”
“hmm...”,robi melihat jono sebentar lalu berkutat lagi dengan laptopnya.
“bapak lembur lagi,. Jangan terlalu tegang pak.,tubuh juga perlu di istirahatkan”
Robi tersenyum.
Nampaknya robi tidak bisa diganggu saat itu, karenanya setelah meletakkan minuman dan makanan kecil di meja robi, jono segera berlalu dari ruangan robi.
“terima kasih ya jon”
“iya pak ,.sudah tugas saya”,
Kini sudah tidak ada lagi yang mengganjal hati jono untuk segera menjemput kebahagiaannya bersama teman temannya.
Setelah mengeluarkan sepedanya , jono mengunci pintu pagar kantornya. Sejenak jono menarik nafas panjang menikmati udara sore dan hangatnya sinar matahari yang sebentar lagi tenggelam..lega luar biasa dirasakan jono sampai pori pori tubuhnya.
Tapi ..sial
“pak robi kan masih didalam, dan kunci ini..”,jono memukul kepalanya sendiri, nampaknya jono harus tertahan dulu di kantor .sampai robi menyelesaikan tugas tugasnya.
“nasib OB..datang duluan,pulang belakangan, sial”gerutu jono , dengan dongkol sambil memasukkan kembali sepedanya.
“ ga jadi pulang mas”,tanya pak amin ,pemilik warung kopi yang berada di samping kantor jono.
“gak pak..si bos masi ada di dalam,la kuncinya saya pegang “
“ya dititipkan si bos saja kuncinya”
“ngawur, la besok siapa yang membukakan pintu ,,masak si bos”
“sabar mas..namanya juga kerja dengan orang,”pak amin terkekeh
Jono lantas bergegas masuk kembali ke kantor membuka pintu pintu itu kembali.
Robi masih konsentrasi dengan laptopnya, sesekali meneguk kopi bikinan jono. Muka jono masam , sesekali melirik bosnya yang tidak mengerti kesenangan anak muda.
“pantesan saja belum kawin kawin,huh”,gerutu jono yang kemudian berlalu ke warung pak amin untuk membunuh rasa dongkolnya.
Dan akhirnya acara nonton bareng bersama teman temannya kini berubah menjadi nonton sinetron laga bersama pak amin.
"miris"
Waktu berjalan sangat lama,suguhan tontonan favorit pak amin benar benar membuat saat menunggu berlangsung membosankan apalagi pak amin bukanlah penggemar bola, berkali kali jono sms menanyakan hasil pertandingan liga kesayangannya.
Sudah jam tujuh , tapi belum ada tanda tanda robi akan pulang, mobilnya masih bertengger di garasi kantor.
“dia belum makan sejak tadi siang”,batin jono
,
“pak amin bikinin mie goreng ya, sama telor ceplok, jangan pake cabe,biasa saja”
“tumben ga doyan pedes jon..”
“bukan untuk aku,..cepet bikinin,ga pake lama.”
Sudah suratan takdir ,jono terlahir menjadi sosok yang mempunyai kepedulian sangat tinggi, rupanya sikap andap asor dan tepo seliro sebagai pemuda jawa tulen begitu mendarah daging pada diri jono,yang sepertinya tidak akan terhapus oleh hingar bingar kota jakarta yang rata rata penduduknya egois dan mementingkan diri sendiri.
“pak..makan dulu pak..”,jono datang dengan membawa nampan yang berisi sepiring mie goreng dan segelas teh hangat.
“jon..kamu belum pulang?”,tanya robi heran.
“kalau saya pulang bapak lewat mana,.dasar..” batin jono
“oh ga pak.. tadi saya mampir sebentar di warungnya pak amin,saya perhatikan dari siang bapak belum makan”,ucap jono.
Robi tersenyum,tersisip rasa kagum terhadap pemuda berkulit sawo matang ini, pemuda ini begitu tulus dan memiliki empati yang luar biasa, ingin rasanya robi mengenal sosok jono lebih dalam. semangat dan kesungguhannya bekerja ,cinta dan perhatiannya pada keluarganya.
seakan menimbulkan tanya, apa dia pernah memikirkan masa depannya sendiri?
Apa yang diharapkan dari pengorbanan dia selama ini, apa hanya ingin melihat ada keluarganya yang menjadi sarjana?
Jika hanya ini ,betapa lugu dan polosnya jono,belum tentu pengorbanannya dibalas baik oleh adiknya.
Tapi Justru inilah daya tarik jono dimata robi yang lahir dari keluarga berkelimpahan, seorang yang hidup pas pasan memiliki mimpi besar untuk keluarganya, meskipun mungkin masa depannya sendiri terabaikan.
“umurmu berapa jon”,tanya robi sambil menikmati mie goreng bawaan jono.
“23 pak..”
“kenapa ga kamu saja yang jadi sarjana jon?”
“heh..saya ini bodoh pak..ga kuat kalau disuruh belajar lagi, lulus STM saja nem saya ngpres..”
“ngpres?”
“maksudnya mepet pak”
“oh..”robi tersenyum dengan kejujuran jono.
“dulu budhe bilang , kalau keluargaku ga mungkin ada yang jadi sarjana seperti anaknya,karena biaya kuliah itu mahal,kalau tidak punya sawah yang luas ga akan bisa ,apalagi ibu dan bapakku kan Cuma buruh tani pak,.ga punya sawah,.”ucap jono mengenang saat budenya meremehkan keluarganya.
“sejak saat itu ,saya bertekat di keluarga saya harus ada yang jadi sarjana.alhamdulilah adik perempuan saya itu pintar pak..jadi saya pikir dia yang pantas ,kalau saya..pikiran saya ini mbundel pak,biar saya yang cari duit saja,hehe”sambung jono sambil menggaruk garuk kepalanya
Robi tertegun melihat kesungguhan dan tekat jono,.pemuda ini begitu polos, apa dia tidak tahu di luar sana banyak mahasiswa yang kerjanya hanya ongkang ongkang di kampus,sibuk demo dan mengesampingkan tujuan utamanya yaitu belajar. miris membayangkan kalau salah satunya adalah adik jono.
“jon, nanti ikut aku ya..”
@rey_drew9090
@bocahnakal96
@Gabriel_Valiant
@Monic
@abang_jati
@blackorchid
@farizpratama7
@demas
@edwardlaura
@4ndh0
@Rizal_acank
@drajat
@arieat
dari part awal sampe yang ini cekikikan mulu. lanjut mas :-D