It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aduh jadi mbahas agama disini. Ndak SARA nanti mas? Di message aja gimana?
Lupa lagi mention.. maaf mas -_-v @Solous
Kaka @rifqiadinagoro #tos dulu. Iya ka sama. Aku juga kalo sama cewek sebenernya masih doyan. Tapi karena aku ga mau nyakitin cewek klo dia tau aku suka cowok. Untuk saat ini (belum cukup umur buat nikah #boong bingitz .. sebenernya belum siap nikah) aku lebih muas2in dulu jadi pecinta sejenis sebelum waktunya beristri tiba, jadi pas nikah nanti aku hanya buat istriku. Sinetron banget ya haha.. soal egois, semua org mah punya ego.. tapi kita juga musti memperhatikan sekeliling. Jangan sampe ego kita menyakiti orang lain. Apalagi org yg kita sayang. Betul?
Ka @keylo sabar ka sabarr...
@galau_er kalo paha fatynya lebih banyak lo #apadeh..
Nggak padahal. Mas @Solous yang iya kali
Haha. Klo aku bisa ngomong gitu dan sebatas itu karena ya itu semua hasil merenung nasib. Emang gimana sih kamu ngerasanya nyimak percakapan kita? Kalo aku lebih ngerasa kayak orang bingung tapi sok berpendirian yang ketemu penunjuk jalan tapi yang mau ditunjukin jalan sendiri bingung sama dirinya. Hehe
Trus ada yg pernah baca bukunya dia ga yg judulnya Tuhan Tak Pernah Iseng?
no sara ya...just share
kita menyinggung kalo misal bersilangan (itu yang ga terpuji)
Allah di agama Yahudi adalah adaptasi dari Aten, Dewa Matahari di Mesir. Dari politheisme Mesir menjadi monotheisme Yahudi. Difasilitasi oleh tokoh legendaris yg dikenal sebagai Moshe, Moses, Musa. Dari situ berkembang terus menjadi berbagai pemikiran keagamaan tentang Allah yg maha begini dan maha begitu. Menjadi berbagai versi monotheisme atawa yg dikenal sebagai agama-agama samawi dan ribuan alirannya.
T = Kesadaran kita sebelum kita lahir ada dimana?
J = Sebaiknya anda tanyakan kepada orang yg belum lahir?
Dan tidak perlu merasa bersalah kalau ternyata tidak bisa. Kalau anda tidak bisa, berarti tidak ada orang yg bisa. Tidak perlu merasa bersalah juga walaupun anda tanyakan itu kepada saya. Kalau anda merasa bersalah, maka dibilang anda berdosa. Kalau tidak merasa bersalah tidak berdosa. Cara mengelolanya dengan berpikir, apakah perlu merasa berdosa? Apa perlu merasa tertimpa karma jelek dari kehidupan lalu?
Hukum karma bisa dikonsepkan sebagai pengertian bahwa apa yg orang pikirkan, maka itulah yg akan terjadi. Kalau berpikir jelek, maka akan jadi jelek. Berpikir bagus, maka akan jadi bagus. Itu bisa, tanpa perlu pakai konsep reinkarnasi dan pernak-perniknya. Sayangnya, bahkan yg seperti itu juga suka lupa mengajarkan bahwa yg berperan penting adalah frekwensi gelombang otak dimana hal itu harus dilakukan. Dalam gelombang otak biasa, pikiran baik maupun jelek tidak akan berpengaruh. Cuma akan membawa hasil apabila dalam gelombang otak meditasi mendalam.
Karma hanya istilah bagi yg mau pakai, sebagian besar orang di dunia malahan tidak kenal istilah karma. Yg ada aksi dan konsekwensi. Apapun tindakan yg diambil ada penyeimbangnya, konsekwensinya. Bisa dianggap baik atau buruk tergantung dari sudut mana anda memandangnya. Dan yg seperti ini boleh bilang tidak pernah dibahas di dalam agama-agama monotheisme, yaitu yg percaya kepada Allah. Mungkin karena tidak tahu.
Kebanyakan orang Indonesia belum tahu kalau mereka yg menjalani peran sebagai pemimpin agama atau guru spiritual cuma manusia biasa, sama-sama tidak tahu. Mereka cuma meneruskan apa yg diajarkan oleh pendahulunya. Pendahulunya juga begitu, sama tidak tahunya. Tidak ada yg benar bertemu dengan malaikat kecuali orang yg mengalami halusinasi. Sekarang juga ada, merasa bertemu malaikat, leluhur dan semacamnya. Cukup banyak yg konsultasi dengan saya tentang itu, baik langsung maupun lewat inbox.
Saya merasa seperti orang dari kebudayaan Barat yg diterjunkan di masyarakat Timur yg penuh dengan takhayul. Yg ditanyakan hal remeh-temeh, dan semuanya saya jawab. Saya jawab gaya orang Barat karena, maklumlah, saya reinkarnasi. Bisa tahu apa yg terjadi ribuan tahun lalu, seperti pembuatan agama monotheis yg pertama. Kalau anda masih kurang jelas juga bahwa agama dibuat oleh manusia, maka masih bisa tunggu satu tahun lagi. Tidak ada batas waktu untuk lulus. Kalau tahun ini belum lulus maka masih bisa diperpanjang satu tahun lagi. Dan seterusnya.
T = Maksudnya?
J = Agama adalah pelembagaan imajinasi manusia, dibuat dan tidak muncul begitu saja. Makanya bisa berubah. Dibuat oleh manusia, dan diubah oleh manusia juga. Kalau belum jelas bisa tambah setahun lagi. Ada juga yg seumur hidup tidak bisa lulus. Untuk bocoran, bisa saya tuliskan disini bahwa Musa jelas-jelas disebutkan keluar dari Mesir. Bawa apa dia dari Mesir? Oh, bawa Dewa Matahari Mesir yg bernama Aten, dan dibaptisnya kembali menjadi Allah. Begitulah menurut Sigmund Freud, seorang Yahudi lainnya. Yahudi juga, sama seperti Musa. Bedanya, Sigmund Freud hidup lebih dekat ke masa kita. Di awal abad ke 20 M. Cuma seratus tahun lalu saja. Cukup dekat, dan lebih gaul dibandingkan Musa yg hidup 3500 tahun lalu.
by: Leonardo Rimba
@marvinglory @RifqiAdinagoro @kuebolu
I can be anybody
aku ambil Design, cuma tertarik aja belajar filsafat, sejarah, psikologi
Kepercayaan tentang malaikat berasal dari budaya Yahudi, yg mengadopsinya dari kepercayaan orang Babilonia. Malaikat artinya pembawa kabar. Angelos dalam bahasa Yunani. Menjadi Angel dalam bahasa Inggris. Kalau malaikat pelindung, itu sudah masuk kepercayaan Kristen. Masuk dalam segala macam literatur, dan dipaksakan untuk diyakini berasal dari Allah. Tentu saja bukan, semuanya buatan manusia. Nah, manusia yg belum sadar itu adalah yg bilang bahwa Allah berfirman. Manusia yg sudah sadar akan bilang, manusialah yg bilang Allah berfirman. Dengan kata lain, semuanya buatan manusia.
T = Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Musa/Moses, atau bahkan Abraham/Ibrahim adalah real manusia yang pernah ada dalam sejarah atau hanya mitos?
J = Bukan mitos tapi legenda, artinya dipercaya ada. Bukan benar-benar ada seperti itu. Kalaupun benar ada, maka sudah dipelintir sekian rupa. Sama saja seperti semua tokoh legendaris.
T = Bukannya kata Allah itu berasal dari peradaban Mesopotamia? "El"/ "Il" --- Dewa tertinggi, bagi kaum semitik adalah Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Atau mungkin Monotheis memang lahir tidak dari satu wilayah/bangsa/peradaban? Mungkin, berbagai peradaban melahirkan Monotheis juga?
J = Kata Allah berasal dari Eloah, salah satu dari variasi El yg digunakan orang Ibrani Berbagai peradaban memang cenderung monotheistik pada akhirnya. Tapi yg benar-benar monotheistik cuma orang Yahudi. Tapi itupun dengan susah payah. Kita bisa baca sejarahnya di Alkitab, bahwa monotheisme tidak langsung jadi. Bukan jatuh dari langit, tapi diciptakan oleh manusia. Pada dasarnya manusia politheistik, plural. Monotheisme adalah sesuatu yg dipaksakan. Mungkin agar bisa belajar fokus. Kalau sudah bisa fokus bisa keluar dari kerangka politheisme-monotheisme, karena kita tahu bahwa itu cuma semacam modul pembelajaran. Bukan berarti benar-benar ada Allah yg memberikan hukum-hukum. Allah di monotheisme cuma kata bantu. Dan seperti kita semua tahu, dilengkapi dengan para malaikat.
Malaikat juga cuma simbol saja, kalau anda anggap itu sebagai hal yg benar-benar ada, maka anda dikatakan mengidap delusi. Waham. Artinya, anda hidup dalam dunia sendiri yg tidak sinkron dengan prinsip realitas, yaitu dunia fisik yg ditinggali bersama manusia hidup lainnya. Dewa Dewi cuma simbol juga. Begitu pula Allah, Yesus dan segala macam tokoh legendaris. Baik yg dipercaya pernah hidup di atas bumi maupun menciptakan bumi dan segala isinya. Mereka ini simbol. Bukan benar-benar ada seperti yg diperkirakan, diimajinasikan, dibayangkan, diceritakan dan dipaksakan kepada banyak orang dengan alasan benar-benar ada. Yg benar ada cuma energi di dalam pikiran anda. Bisa diberikan berbagai nama simbolik seperti malaikat, Yesus, Allah, Siwa, Wisnu, dan juga leluhur dan bahkan iblis dan setan juga. Simbol bukan fakta fisik. Cuma imajinasi. Ada energinya, bisa dipakai untuk penyembuhan maupun mencelakakan. Tapi yg menyembuhkan dan mencelakakan bukanlah simbol yg anda pakai. Simbol tetaplah simbol. Bagian dari imajinasi anda sebagai kesadaran yg memang mampu berimajinasi. Berhalusinasi. Yg termasuk normal dan wajar saja asal tidak keterlaluan. Kalau keterlaluan namanya delusi. Menipu diri sendiri dan berusaha menipu orang lain. Kalangan keagamaan dan spiritual banyak yg terhinggap delusi. Waham. Makanya berputar di situ saja, sampai sekarang.
T = Kalau kisah Yesus yang tertulis di Alkitab, itu sejarah atau delusi juga?
J = Namanya narasi, penceritaan kembali dari mulut ke mulut. Bukan dituliskan oleh orang yg mengalami sendiri, melainkan oleh orang yg diceritakan. Bagian dari cerita yg beredar secara lisan selama puluhan tahun. Akurasinya tentu saja relatif. Tidak ada yg bisa dibilang mutlak, apalagi saat itu standard berbeda dengan sekarang. Dunianya beda. Sekarang kita penuh takhayul. Dua ribu tahun lalu bukan penuh takhayul lagi, tapi benar-benar hidup dalam dunia takhayul. Anda tidak bisa bilang orang ribuan tahun lalu menulis seperti orang saat ini menulis. Mereka tidak sekolah seperti umumnya orang Indonesia. Sekolahnya di kelompok kecil, terbatas, dengan jalan pikiran aneh-aneh, yg kalau datang sekarang ke Indonesia dianggap orang gila. Jangan anda pikir itu orang-orang modern yg menulis kitab-kitab yg sekarang disucikan oleh berbagai tradisi keagamaan. Semuanya orang jaman dulu. Hidup ribuan tahun lalu. Ungkapan bahasa yg mereka pakai tidak sama dengan yg kita maksud. Kita anggap biasa saja, mereka anggap wah. Yg mereka puji sebagai keajaiban buat kita bukan. Kalau kita mau ikut cara berpikir seperti mereka, kita kembali ke ribuan tahun lalu. Tidak ada kemajuan. Kalau kita mau anggap mereka berpikir seperti kita, yg mereka tulis kita anggap hasil karya budaya modern. Up to date. Akibatnya kita kena delusi. Waham. Menipu diri sendiri. Kita yg akhirnya menjadi seperti orang ribuan tahun lalu, yg diterjunkan langsung di akhir tahun 2013. Di Indonesia. Makanya banyak yg tidak nyambung. Contoh sederhana ini saja dimengerti. Kalau bisa sudah bagus sekali.
T = Kalau benar malaikat, setan, Tuhan, Yesus, Siwa, Budha, Allah tidak ada dan hanya sebuah simbol lantas kita ini apa? Nyawa, roh atau jiwa diri kita juga tidak ada alias kosong?
J = Kosong atau isi cuma permainan kata saja. Permainan kata yg sangat digemari orang Indonesia, entah mengapa alasannya. Mungkin karena orang Indonesia gemar mengamati gelas penuh dan gelas kosong. Yg jelas, segala simbol yg anda gunakan, apapun nama yg anda berikan kepadanya, baik disebut sebagai Allah, Yesus, Avatar, Buddha, Dewa Dewi, Leluhur, dlsb cuma bisa bekerja lewat pikiran anda. Pikiran anda gaib, artinya tidak ada secara fisik. Tapi anda tahu bahwa pikiran anda ada. Anda tahu karena anda sadar. Anda sadar bahwa anda sadar, dan anda punya pikiran. Lewat pikiran anda bisa terjadi segala macam hal, baik secara fisik maupun di alam pikiran juga. Termasuk yg katanya campur tangan Allah dan mukjijat sejenisnya. Lalu anda bilang simbol-simbol itu mujarab, dan anda tidak bisa lepas darinya. Anda menjadi tawanan simbol. Tapi sesungguhnya, bukan simbol-simbol itu yg bekerja dan anda cuma tinggal minta saja lewat doa. Bukan begitu. Yg bekerja adalah pikiran anda, menggunakan simbol. Seolah simbol yg anda sembah dan puja yg punya kuasa, dan anda bawahannya. Anda tinggal terima barokah. Tidak begitu. Yg bekerja adalah kekuatan pikiran anda sendiri. Menggunakan simbol apapun sesuai selera anda. Bisa mencapai tujuan sesuai yg anda niatkan. Bisa begitu karena anda punya kesadaran. Karena anda sadar, anda hidup. Bisa meniatkan, dan bisa mencapai niatnya. Begitu prinsipnya dari dulu sampai sekarang.
T = Dan anda lupa satu hal, darimana pikiran anda berasal?
J = Pikiran manusia berasal dari Tuhan yg memang tidak beranak dan diperanakkan, artinya tidak bisa melahirkan dan tidak bisa dilahirkan, cuma bisa membelah diri saja seperti amoeba. Mengikuti prinsip yg masih jarang dimengerti, yaitu prinsip alam semesta holographic, dimana setiap bagian yg dibelah akan mengandung muatan persis sama seperti aslinya. Satu apel dibelah dua akan menjadi dua apel. Dua apel itu masing-masing dibelah dua lagi, dan akan menghasilkan empat apel. Semuanya berbentuk sama persis seperti apel yg pertama sebelum dibelah. Itulah Tuhan. Pikiran manusia belahan Tuhan. Pikiran, the mind, awareness, kesadaran. Yg sadar thok itu. Sadar bahwa dirinya sadar. Dan bisa mencipta.
Tapi tentu saja ini cuma makanan rohani untuk orang yg masih suka main Tuhan-tuhanan, apapun nama Tuhannya. Saya sendiri tidak main begituan. Kita bicara yg pasti-pasti saja, yg ada di depan mata (bentuknya fisik), atau di belakang mata (bentuknya non fisik).
By: Leonardo Rimba
gitu lho ceritanya...
Ketika anda seperti diktat berjalan mengeluarkan ucapan klise berupa segala puja puji kepada leluhur, tradisi, asal-usul dan lain sebagainya yg cukup standard, maka anda memperlihatkan anda punya belang sebagai penduduk negara berkembang. Bukan anda saja, rata-rata masyarakat berkembang seperti itu. Itu ciri khasnya. Dan ketika itu ciri berubah, maka berubahlah masyarakatnya. Ciri masyarakat berkembang adalah mempertahankan puja puji kepada tokoh yg dikultuskan, baik asli maupun hasil imajinasi, walaupun seringkali salah kaprah. Salah duga. Salah kira. Serba salah.
Yesus tetap harus beli makan, contohnya, belanja dari uang sumbangan pendengar khotbahnya. Buddha makan dari minta-minta bawa mangkuk. Kalau begitu caranya untuk masuk surga atau moksha, anda mau tidak?
Menurut Injil, Yesus dan murid-muridnya memang tukang khotbah keliling, sekaligus healer atau penyembuh spiritual. Bisa usir setan, membangkitkan kundalini, dll. Ada bendaharanya yg bernama Yudas. Jadi, pelayanan Yesus dan murid-muridnya memang gratis, tapi orang boleh menyumbang sukarela. Dan kotak sumbangannya dipegang oleh Yudas ini.
Siddharta Gautama dan murid-muridnya memang mempraktekkan minta makanan karena tidak boleh pegang uang, seperti bisa kita lihat sampai sekarang di Thailand, yaitu para biksu yg bawa mangkuk dan minta makanan dari rumah ke rumah.
Tentu saja apa yg dilakukan oleh figur legendaris pendiri suatu ajaran sudah beda jauh dengan apa yg dilakukan pengikutnya. Pengikut Yesus di jaman sekarang ada yg menarik sumbangan 10% dari penghasilan orang, dengan alasan buat Yesus. Pedahal Yesus sendiri tidak pegang uang, yg pegang uang namanya Yudas. Dan uangnya milik bersama, untuk meneruskan perjalanan dan beli makanan. Bukan buat bangun gereja. Bukan buat cetak tiket masuk surga. Siddharta Gautama dan murid-muridnya lebih dahsyat, tidak mau pegang uang, dan cuma terima sumbangan berupa makanan.
Tuhan itu konsep yg diciptakan manusia. Anda mau mengkonsepkan Tuhan seperti apa, maka jadilah. Dan anda memang berhak. Tiap orang punya Tuhannya sendiri. Cuma begitu saja. Tuhan komunal tentu saja ada, maksudnya konsep Tuhan komunal, diciptakan bersama. Tapi tidak bisa jadi dalam beberapa menit. Perlu ribuan tahun. Kalau konsep Tuhan komunal kita jelek, maka artinya proses itu belum selesai. Dan memang tidak akan pernah selesai.
Untuk anda yg belum tahu, penjual buku suci tidak dijanjikan moksha, tidak juga masuk surga, malah bisa rugi dan masuk neraka dunia. Penulis buku suci juga tidak dijanjikan masuk surga, kecuali oleh dirinya sendiri. Hati-hati. Yg aman penulis buku seperti saya, tidak tanggung resiko dan cuma terima royalty, walaupun tidak banyak, cuma 5% saja. Jumlahnya tidak sebanding dengan biaya yg dikeluarkan untuk menulis buku. Dan itupun masih harus dipotong pajak penghasilan. Dibayarnya setahun dua kali. Lewat transfer biar praktis. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau saya tidak mengeluarkan buku, malaikatnya akan turun sendiri menjejalkan itu kata-kata ke mulut anda.
Anda belum siap apabila ada malaikat yg datang ke hadapan anda, anda bisa kesurupan dan berpusing-pusing seratus keliling bikin heboh dimana-mana. Makanya saya toleran. Saya saja yg tulis bukunya, anda tinggal baca dan praktekkan meditasinya. Dan gayanya. Dan aura maupun auratnya.
T = Hasil browsing situs tetangga, untuk bisa melihat aura sendiri atau orang lain harus mencapai pewaskitaan dulu.
J = Bawa ke saya yg mengaku sudah waskita dari situs itu, dan akan saya telanjangi tipuannya. Buku baru saya yg berjudul 'Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya' membuka kedok penipuan spiritual, termasuk pelatihan pewaskitaan dan sejenisnya. Tipuan semuanya, demi uang.
Kata-kata di atas keluar begitu saja dari tangan saya. Saya tidak mau tulis lebih banyak lagi, mungkin cukup ditambahkan beberapa kalimat bahwa sudah cukup banyak orang yg mengaku waskita saya tendang. Secara fisik mereka juga tidak mau ketemu saya. Kita terlalu jujur, yg suka main tipu-tipu tidak berani dekat. Ini cuma info saja, dan tidak perlu diteruskan. Kalau anda mau belajar, belajarlah. Mulai dengan berpikir dan bicara (menulis) jujur. Sisanya menyusul.
Kenapa begitu?
Karena pengertian spiritual tidak datang sekaligus. Seringkali pengertian spiritual saya datang melalui mimpi lewat simbol-simbol yg saya tafsirkan sendiri. Kisahnya sebagian saya tuliskan di buku baru saya lainnya yg berjudul 'Kiat-kiat Menafsirkan Mimpi'.
Mungkin dua bulan lalu saya lihat di mimpi ada ayah saya di bagian bawah, lalu sebelah atasnya ada mertuanya, yaitu kakek saya, lalu di sebelah atasnya lagi ada bapaknya kakek saya yg saya tidak pernah kenal. Pastinya itu buyut saya. Dan saya masih ada di sebelah atas lagi. Melihat ke arah bawah. Mereka ada di bawah, dan saya ada di atas. Di sebelah atas saya ada anak tangga rasanya, tapi kosong tidak ada orang di sana. Saya bisa naik ke atas tapi saya diam saja melihat itu orang-orang. Interpretasi saya, tingkatan saya lebih tinggi daripada mereka. Walaupun secara urutan fisik mereka lebih tua sampai tiga generasi di atas saya, ternyata saya lebih atas.
Akhirnya saya terima saja. Kalau nyatanya spiritualitas kita lebih tinggi dibandingkan generasi-generasi pendahulu, ya terimalah. Rasanya biasa saja cuma, mungkin, bisa memberikan sedikit rasa tenang karena ada pengertian kenapa mereka bisa seperti itu. Saya pikir, banyak dari kita juga sudah seperti itu. Kita sudah lebih tercerahkan dibandingkan pendahulu. Yg seharusnya cukup normal juga.
Interpretasi simbol seperti itu cara kerjanya. Kalau anda tidak punya rasa takut, anda bisa jujur dengan diri sendiri menafsirkan simbol yg muncul di kesadaran anda. Kalau takut, bisa runyam. Bisa punya rasa bersalah, bisa sakit. Malah bisa korslet. Yg perlu diingat, simbol adalah simbol, bukan berarti secara fisik ada. Yg muncul di mimpi saya adalah simbol, bentuk simbolnya bapak saya, kakek saya, buyut saya. Bukan berarti benar-benar mereka muncul di sana. Bukan berarti pula harus saya dudukkan mereka sesuai interpretasi saya. Interpretasi adalah hal cara pandang. Bagaimana kita melihat dari sudut pandang yg paling pas sehingga bisa membawa manfaat, yg biasanya berupa penyembuhan. Dan pengertian lewat mimpi itu tidak datang dalam sekejap. Jalan spiritual saya jatuh bangun puluhan tahun, dan mimpinya baru muncul dua bulan lalu.
By: Leonardo Rimba
Jadi, urusan keTuhanan dan Agama sudah terpecahkan.
hehehe..
Sayyidina Yesus bukan kata baru dari saya, melainkan istilah Arab. Orang Kristen Suriah pakai istilah itu sejak gereja koptik ada, yaitu sejak 2000 tahun. Di Indonesia disebut Tuhan Yesus. Di Arab disebut Sayyidina Yesus. Maksudnya sama saja, yaitu Tuan Yesus. Tuhan itu Tuan, bukan Allah. Saya sudah bosan menjelaskannya. Mungkin lebih tepatnya, orang Kristen Koptik di Suriah menyebutnya sebagai Sayyidina Yeshua. Mungkin seperti itu pengucapannya. Saya luruskan menjadi Sayyidina Yesus supaya orang tidak bingung. Menurut dugaan saya, Kristen Koptik Suriah itu asli turun-temurun berasal dari gereja yg didirikan sendiri oleh murid langsung dari Yesus. Tidak lewat Roma. Kekristenan menyebar dari Yerusalem kemana-mana, tidak harus lewat Eropa dulu.
Sorry, saya suka rancu antara gereja Koptik Mesir dan gereja Orthodox Suriah. Mereka sama tuanya dengan gereja Katolik Roma. Kekristenan yg menyebar ke seluruh dunia umumnya berasal dari Eropa, bukan dari Arab. Dulu saling mengkafirkan juga. Sekarang umumnya sudah tobat. Menurut tradisi semuanya berawal dari Ibrahim, kakek moyangnya agama-agama samawi.
T = Mengenai Ibrahim saja sudah terlihat adanya Ibrani-rahman dan Ibrani-rahim. Mungkin sapaan embah muncul karena adanya sembah. Bahkan susunan nama bulan matahari bisa menjadi Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember, Januari dan Februari. Nama lainnya Martius0001, Aprilus0002, Maius0003, Junius0004, Quintilis0005, Sextilis0006, September0007, October0008, November0009, December0010, Januarius0011 dan Februarius0012. Perhatian yang saya alami adalah makin banyak pertobatan untuk menutupi kesan dan pesan bahwa rahasia dunia yang ditutup adalah kiamat. Karena banyak kepentingan dalam keplesetan bisa jadi komet. Kiamat dan koomet yang saya amati malah punya kedalaman yang tidak terhingga. Ternyata matahari kiamat yang bernama saturnolia itu adalah kesadaran manusia yang bisa berpikir sebagai elemen kenyataan pikir adanya, tanya adanya, jawab adanya, ada adanya dan berhubungan adanya.
J = Dalam bahasa Ibrani, Ibrahim diucapkan sebagai Avraham. Itupun konon bukan nama aslinya. Nama aslinya Avram. Setelah menjadi orang yg tercerahkan barulah namanya dipanjangkan menjadi Avraham. Bisa diperhatikan, ada tambahan h disitu. Atau ham, suatu variasi dari mantera universal yg bunyinya hum kalau di India. Ham hum atau hom. Awalan h dan akhiran m. Cara termudah untuk mencapai frekwensi alam semesta kalau diucapkan. Saya buka sekarang, mantera rahasia di agama-agama samawi adalah ucapan ham itu. Coba saja anda ucapkan ham... ham... ham...
Kalau di India hum... hum... hum... Bisa diucapkan sebagai om atau aum.
T = Di alifabet Jawi Rumi ada nama huruf yaitu wau dan wou. Dengan awalan h dan akhiran m menjadi ham, hom, hum dan hwm. Saya temukan juga di nama Muhammad. Muhammad, Muhommad, Muhummad dan Muhwmmad. Mungkin nama ini setelah tercerahkan. Sebelum tercerahkan mungkin Muamad, Muomad, Muumad dan Muwmad. Sayyidina Avraham. Saya agak rancu apa jangan-jangan Tuhan dalam istilah Kristen yang artinya Tuan adalah Tuan manusia yang tercerahkan? Tuan manusia yang mendapat pencerahan karena mencapai frekwensi alam manusia. Tambahan h, ham, hum, hom, awalan h dan akhiran merupakan suatu variasi dari mantera universal yang berasal dari India sebagai cara termudah untuk mencapai frekwensi alam semesta. Kalau begitu akar kekristenan berasal dari India. Karena simbol h yang saya amati seperti simbol kursi. Di surat sapi betina ayat 255 disebut sebagai ayat kursi. Ayat kursi adalah ayat simbol h, simbol kursi yang bervariasi dan universal sebagai cara untuk mencapai frekwensi alam semesta. Langsung tergambar dari saya adalah simbol h, simbol kursi, simbol duduk. Simbol kedudukan manusia yang tercerahkan.
J = Kunci samawi adalah ucapan ham, prinsipnya sama dengan kunci Hindu-Buddha, yaitu ucapan hom yg kita tahu sering diucapkan sebagai om atau aum. Ujungnya adalah kultivasi kesadaran manusia, menggunakan ucapan itu, untuk menurunkan frekwensi gelombang otak sehingga merasakan menyatu dengan alam semesta. Disebut suwung di Jawa, yaitu yg berasal dari variasi lainnya lagi yaitu ucapan ung.
T = Yang saya tangkap dari uraian ini adalah Surat al Fatihah/ Surat Pembukaan ayat dewa, ayat dewi, ayat 2, ayat hari senin, ayat two, ayat ni, ayat twee, ayat sila ke-2, ayat genap, ayat deux, ayat zwei. Sapaan muselime berasal dari bahasa Yerusalem yang diserap oleh bahasa Arab artinya pasrah.
J = Salem artinya damai. Yerusalem artinya kota damai. Diberi nama Yerusalem oleh Daud setelah direbutnya dari orang Jebus. Diberi nama damai karena Daud tidak pernah mengenal damai selama hidupnya. Perang terus. Uniknya, Yerusalem tidak pernah damai sejak ribuan tahun sampai sekarang. Suatu kontradiksi. Yg melihatnya bisa memperoleh damai, tapi yg tinggal disana tidak.
Saya buka rahasia terakhir hari ini. Yerusalem adalah simbol tubuh anda sendiri. Di tempat tertinggi di kota Yerusalem terdapat Baitullah. Simbol dari kepala anda. Dan Allah tinggal di dalam Baitullah itu, di ruang maha suci. Ruang maha suci di dalam Baitullah di Yerusalem adalah simbol dari mata ketiga anda, yaitu kelenjar pineal. Allah ada di kelenjar pineal anda. Kesadaran anda ada disana.
Baitullah yg asli di Yerusalem dibangun oleh Sulaiman. Konon, dibuat menurut petunjuk yg diterima langsung oleh Musa dari Allah di Gunung Sinai. Di masa Daud, Baitullah belum ada, Allah masih tinggal di dalam tenda. Baitullah baru dibangun oleh anak dari Daud, yaitu Sulaiman. Dibangun di tempat tertinggi di Yerusalem. Dari tempat tertinggi itu, diambillah pucuknya. Di pucuk itu ditempatkan tabut perjanjian antara Allah dan Bani Israel. Lalu dibuatlah tembok di sekelilingnya. Tempat itu disebut ruang maha suci, hanya imam agung yg boleh masuk ke dalam sana. Itu juga cuma sekali dalam setahun, ketika membawa persembahan berupa darah kambing tak bercela yg dikorbankan demi hati nurani yg bersih. Simbol kematian egoisme. Darah itu dipercikkan ke atas tabut perjanjian. Tabut perjanjian antara Allah dan Bani Israel adalah simbol hadirnya Allah sendiri.
Adanya di ruang maha suci di dalam Baitullah yg asli di Yerusalem. Simbol mata ketiga anda. Kelenjar pineal yg ada di tengah batok kepala anda.
Yerusalem adalah simbol tubuh anda sendiri, Baitullah di Yerusalem adalah simbol kepala anda, ruang maha suci di dalam Baitullah adalah simbol cakra mata ketiga anda, kelenjar pineal. Allah ada di ruang maha suci di Baitullah, di kelenjar pineal anda, cakra mata ketiga.
sekarang semua udah paham to?
skr aku tau, aku cibta hidup ini, aku cinta semua...
I LOVE YOU ALL...
@solous bahas donk ttg Muhammadiyah dan NU serta kenapa Islam jd agama terbesar di Indonesia. Tapi keknya di trir "SAHABAT IKHWAN BERBAGI" aja, ntar kalo disini dikutuk SARA )
kataknya sih ga pentinf...
kalo uda berbau 2 golongan itu rasanya udah menyinggung SARA...
Mending gausa, ga penting...
pelajari lebih lanjut Islam Gusdur aja
otaknya jarang dipakai... Kalau diibaratkan terbang naik naga yang hebat, orang Indonesia yang terlalu banyak menggunakan hati itu duduk di ekor naganya...
padahal hati itu kalo diikutin belum tentu benar, soalnya bukan kepala... kalo misal duduk di kepala, hati pasti ngikut kemana pun kepala pergi kan?
makanya kepala jangan sampe kosong, banyak2 apapun dilakuin pake kepala....
lebih baik lg kalo pake kepala dan hati seimbang...
berpikir kritis ke segala sesuatu dulu baru ntar rasa salam hati mengalir....
bisa dicerna ga tulisanku barusan?