BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mermaid Boy (satu)

1679111214

Comments

  • Agova wrote: »
    Ah....kren ni crita,imajinasi mu gue salut...BRAVO,lnjt dah critax

    @Agova makasih ya..
  • Lanjut..

    **

    Malam terasa semakin dingin dan sepi sekali, seluruh penghuni komplek perumahan tempat ku tinggal sudah di pastikan telah terlelap dalam tidur mereka, terlena dalam mimpi-mimpi yang melenakan bawah sadar mereka.

    Mungkin hanya di rumahku saja yang masih terlihat kehidupan, dengan semangat luar biasa dan harapan yang tinggi aku mengacak-acak laptop ku, ku jelajahi dunia maya dengan bantuan sang master pencarian di dunia internet yaitu google, dengan google aku yakin bisa mencari apapun yang ku ingin, bahkan hal yang kita duga tidak akan mungkin ada dengan mengejutkan ternyata bisa kita temukan di sini dengan segala keterangan dan perinciannya.

    Dengan di temani kekasihku tercinta di sampingku tanganku dengan lincah mengetikan nama barang yang ku cari, sebuah batu jimat sakti dari dasar laut bernama Batu Mirah Segara, namun sudah berbagai macam jimat dan batu-batuan unik dan antik muncul di layar LCD laptopku tak satupun yang sesuai dengan batu yang di ketahui Nemo, ternyata begitu sulit mencari keberadaan batu bertuah itu.

    Sudah berjam-jam kami menjelajahi sang google, bahkan sudah bergelas-gelas kopi dan sebungkus lebih rokok ku habiskan namun tak kunjung ada titik terang.

    Aku bahkan sudah menelfon beberapa ahli dan kolektor tentang batu-batuan yang no telfonnya ku dapatkan dari internet namun sama saja tetap nihil, mereka tak satupun ada yang mengetahui tentang Batu Mirah Segara, aku rasanya sudah patah semangat bisa menemukan batu ajimat itu, namun tak ku tunjukan perasaanku kepada Nemo.
    Wajah kami yang di landa kantuk jadi semakin kusam dan kuyu karena kurang tidur di tambah rona murung yang nyata tergambar.

    "Sepertinya kita tidak akan pernah menemukannya sayang.." Desah Nemo putus asa. Aku segera memeluknya untuk menenangkan hatinya, aku harus tetap menumbuhkan semangat di jiwanya.
    Walau aku juga sudah sangat putus asa tapi aku berusaha terlihat tegar di hadapannya.

    "Kenapa sayangnya aku ini menjadi orang yang lemah gitu, jangan lah putus asa kita kan baru semalam ini mencarinya, masih ada waktu kita untuk mencarinya.." Ujarku dengan senyum manis padanya.

    "Aku hanya merasa semakin takut kehilanganmu dengan semua yang kita lakukan ini.."

    "Aku juga sayang, tapi kita harus tetap tenang dan semangat, pasti ada solusi untuk setiap masalah, bukankah kita sudah berjanji akan menghadapi ini bersama.."

    "....."

    "Sayang.. Aku janji akan selalu bersamamu, jika pun kau tidak bisa menjadi manusia sepertiku karena tidak mendapatkan jimat itu, aku bersedia menjadi ikan sepertimu, aku rela asal tetap bersama mu.." Tiba-tiba saja aku mendapatkan ide gila di hatiku, dan aku yakin bisa melakukannya, aku bisa menjadi ikan seperti Nemo agar aku bisa tetap hidup bersamanya, dan aku yakin pasti ada cara seperti itu, cara agar tubuhku menjadi duyung seperti Nemo.
    Nemo tampak terkejut mendengar perkataanku, hingga matanya terbelalak menatapku, mungkin dia tidak menyangka aku bisa berpikir sejauh itu

    "Jangan.. Aku tidak mau sayang.." Ucapnya tegas, hingga aku merasa heran, kenapa dia melarangku, apakah dia tidak ingin hidup bersamaku di lautan sana.

    "Kenapa?" Tanyaku sedikit kecewa mengetahui respon dirinya

    "Cara itu memang ada dan ku ketahui prosesnya, namun saat kamu melakukannya kamu harus meminum sebuah ramuan dasar laut, dan saat kamu telah meminumnya kamu akan sangat tersiksa dalam jangka waktu lama sewaktu proses pembentukan tubuh manusiamu menjadi ikan seperti ku, tubuhmu akan terasa panas dan seakan di cabik-cabik, setiap detiknya adalah siksaan bagimu, aku tahu itu dari Bundaku.." Jawab Nemo terlihat ngeri, bahkan aku saja yang mendengarnya ikut merasa ngeri juga. Namun ku pikir lebih mengerikan jika aku harus berpisah dengan kekasihku.

    "Akan ku jalani, aku ikhlas.." Janjiku yakin.

    "Tapi aku tidak mau membuatmu tersiksa, aku tidak rela.. Lagipula kau tidak akan pernah menjadi manusia lagi saat kau telah jadi duyung sepertiku, aku tak yakin kamu bisa.." Desah Nemo berat, di daratkannya kepalaku di dadanya, beberapa kali dia menciumi puncak kepalaku, kehangatan sedikit menyelusup menjalari hatiku, ku peluk erat tubuhnya.

    "Aku pasti bisa demi kamu.." Ujarku dalam gumaman yang tak jelas, ku ciumi dadanya yang bidang, Nemo membalasnya dengan lagi-lagi mencium rambutku berkali-kali, sesaat kemudian aku mendongakan kepala menatapnya sayu, dan selanjutnya sebuah ciuman mendarat di bibirku yang kering, kamu berciuman dengan dahsyatnya.
    Selanjutnya yang ku tahu aku segera mendorong tubuh Nemo ke sofa, hingga kami bergulingan, Nemo yang terlentang lalu ku tindih dan dengan membabi buta aku menyerangnya begitu liar, ku buka seluruh pakaian yang di kenakannya setelah sebelumnya aku membuka pakaianku.
    Tiba-tiba saja aku merasa ingin melakukannya, akhir-akhir ini aku selalu horny jika berdekatan dengannya dan kami jadi lebih sering melakukannya setiap harinya. Bahkan terasa semakin liar saat kami melakukannya seakan sisi sipat fauna di tubuh Nemo merasuk dalam kehidupan sexual kami.

    ***
    Bersambung lagi...
  • waaaaaaaaaaaaaaaaaaaah... mantab ceritanya....... semoga batu mirah sagara aitu bisa ditemukan yah... :)
  • Aish... Pada doyan amat ya ngegantung pas ƪäƍϊ adegan нåªϑε̲ε̲ε̲нн
  • Rimasta wrote: »
    waaaaaaaaaaaaaaaaaaaah... mantab ceritanya....... semoga batu mirah sagara aitu bisa ditemukan yah... :)


    Amiiin..
  • arieat wrote: »
    Aish... Pada doyan amat ya ngegantung pas ƪäƍϊ adegan нåªϑε̲ε̲ε̲нн


    @Arieat hayoooo.. Hayoooo..
  • Ɨƚε ټ Ɨƚε ټ ƗƚεƗƚε ټ Ɨƚε ټ ƗƚεƗƚε ټ Ɨƚε ټ Ɨƚε.... Di tuntasin @blujaws, morning glory neh :p
  • aduh cerita sangat mengharukan bngtt! klo boleh nanya ma TS emang ada ya batu merah segara, bukan batu merah delima yg fenomenal itu, soalnya setau saya batu itu ada n nyata, seorang temanku mengetahui keberadaannya n bisa mengambilnya kapan aja, tentunya dg ritual,,, THANX.
  • aduh cerita sangat mengharukan bngtt! klo boleh nanya ma TS emang ada ya batu merah segara, bukan batu merah delima yg fenomenal itu, soalnya setau saya batu itu ada n nyata, seorang temanku mengetahui keberadaannya n bisa mengambilnya kapan aja, tentunya dg ritual,,, THANX.

    Kurang tahu yah, ini kan hanya fiksi, karangan ku saja hehe
  • kenapa gak dilanjut senam malam nya.. LOL
  • yg hot ya sex scenenya...... :x ....... :bz
  • Ah...asyek2,bkal sru imam jdi duyung...hahahaha
  • Lanjuutkan..

    **
    Pagi ini udara Jakarta cukup cerah, aku dan Nemo bangun sedikit kesiangan gara-gara semalam begadang hingga dini hari. Untung saja sekarang adalah hari minggu jadi aku tak harus terlambat bekerja karena ini hari libur, sedang Nemo segera ku mintakan ijin kepada Romie untuk berlibur hari ini, Romie yang ku telfon mengijinkan permintaan libur Nemo dariku, aku segera berterimakasih pada sahabatku itu.

    Saat aku selesai mandi aku mendapatkan telfon dari Bik Yayah yang meminta ijin untuk tidak memasak dan bebenah pagi ini di karenakan anaknya sedang sakit dan Bik Yayah ingin merawat anaknya, mau tak mau akupun mengijinkannya, aku tidak mungkin tega melarang seorang Ibu yang ingin mencurahkan kasih sayangnya kepada anaknya yang sedang sakit.

    Akhirnya aku pun bebenah rumah sendiri karena aku paling malas melihat rumah yang kotor dan berantakan, aku pikir biarlah hitung-hitung aku berolah raga bukankah udah seminggu ini aku tidak pergi ke Gym center untuk Fitnez di karenakan terbentur masalah yang sedang menimpaku.

    Untung saja Nemo segera bangun dan membantu ku bebenah, dengan kebersamaan semuanya terasa begitu mudah dan bisa di nikmati di saat melakukannya, apalagi di lakukan bersama orang terkasih terasa semua ini begitu menyenangkan, penuh canda tawa dan kemesraan. Untuk sejenak kami bisa melupakan masalah kami.

    Selesai bebenah kami bergelimpangan kelelahan di sofa, tubuh kami basah oleh peluh yang membanjir, aku yang sudah mandi pagi tadi mau tidak mau sepertinya harus mandi lagi. Saat aku sedang mengatur nafas dalam pejamku karena kelelahan tiba-tiba Nemo membopong tubuhku, di bawanya aku ke kolam renang lalu di lemparkan begitu saja ke kolam renang yang berair jernih itu, dan dia sendiri pun meloncat ke dalam kolam yang sama, beberapa detik kemudian kakinya berubah menjadi ekor ikan yang indah dan berwarna biru keemasan dan berkilauan.
    Sejenak aku menatap ekor miliknya itu dengan terkagum-kagum namun tiba-tiba Nemo menyelam masuk ke dalam air dan tiba-tiba sudah berada di belakangku, dia lalu memelukku dan menggelitik pinggangku hingga aku menggelinjang kegelian, dan segera aku membalas serangan fajarnya itu, kami bercanda penuh kebahagiaan.
    Kami berenang cukup lama, saling bercanda dan tertawa terkadang aku hanya terdiam duduk di pinggir kolam menyaksikan liukan-liukan indah ekor Nemo yang seakan sedang menari saat ia melakukan atraksinya yang ajaib.
    Sesosok pemuda tampan nan gagah berekor ikan yang sangat indah begitu lincah menari-nari di hadapanku dan ah aku semakin mencintainya saja.
    Dan rasa perih kembali mendera hatiku, rasa perih yang berselimutkan ketakutan. Aku kembali meneteskan airmata mengingat kebahagiaan ini sebentar lagi berakhir.

    **
    Di karenakan Bik Yayah tak datang jadi tak ada yang memasak pagi ini otomatis di rumah tak ada makanan apapun, untuk memasak sendiri aku sudah terlalu letih karena bersih-bersih seluruh sudut rumah dan lalu di lanjut berenang, akhirnya kami pun memilih memesan via delivery saja, soalnya cari makan ke luar pun malas, kami berdua sedang malas dengan rutinitas kemacetan Jakarta di hari libur.

    Setengah jam kemudian pesanan kami tiba, aku segera membayar pesanan itu, saat aku sedang mengambil uang dan membayar makanan kepada kurir delivery tiba-tiba sesuatu jatuh dari dompetku, saat ku ambil ternyata foto Bunda yang selalu ku bawa kemana-mana.
    Sesaat aku menatap wajah Bunda dalam foto ukuran postcard itu, aku rindu sekali pada Bunda, mataku seketika berkaca-kaca karena haru dan rindu, aku selalu merasa belum bisa membahagiakan perempuan hebat yang telah melahirkanku ke dunia ini.
    Melihatku terdiam saja di depan pintu Nemo datang menghampiriku dan ikut melihat foto Bunda, tiba-tiba dia tersenyum tangan kanannya merangkul bahu ku lembut.

    "Pacarnya aku lagi kangen sama Bunda ya?" Bisiknya padaku

    "....."

    "Bunda mu seperti Bundaku di laut sana, mereka adalah perempuan-perempuan yang sangat hebat, kamu jangan pernah menyia-nyiakan beliau, untuk alasan itu pula aku takan pernah setuju kamu jadi ikan seperti ku karena kamu masih punya Bunda untuk kamu jaga di masa tuanya, beliau adalah tanggung jawab terbesarmu.." Ucapnya bijak

    "Aku kangen Bunda tapi aku juga sayang kamu.." Lirihku

    "Ada kalanya kita mesti berkorban walau kita enggan melakukannya, demi kebaikan kita semua, percayalah hati kita tetap akan selalu menyatu walau raga kita nanti terpisah.. Ohya boleh gak aku cium Bunda mu walau hanya foto nya saja, aku ingin menghormati Bundanya kekasihku.." Pinta Nemo kepadaku, aku segera menyerahkan foto Bunda kepadanya dan dengan penuh hormat dia mencium foto Bunda, namun saat dia kembali menatap foto Bunda matanya tampak terbelalak dengan wajah yang terlihat sangat terkejut. Nemo memandangi foto Bunda lebih dekat.

    "Bu Bukankah yang di pakai Bunda ini Batu Mirah Segara?" Ucapnya seakan tak percaya dengan apa yang di lihatnya, mendengar kalimatnya aku jadi terkejut dan segera merebut foto itu dari tangannya aku ingin lebih jelas melihatnya, dalam foto itu Bunda memang mengenakan seuntai kalung berliontin dan liontin itu sebentuk batu berwarna kemerahan.

    "Kamu yakin yang terdapat di liontin Bunda ini Batu Mirah Segara?" Tanyaku menatap Nemo memastikan penglihatannya karena aku sedikit ragu darimana Bunda bisa mendapatkan batu itu sedangkan batu itu sesuatu yang katanya bertuah penuh daya magis dan batu itu sesuatu sangat langka, aku takut itu hanya sekedar kemiripan saja.

    "Melihat dari ciri-cirinya sepertinya memang benar, aku sangat tahu karena Bunda ku pernah memberitahuku, bahkan Bundaku menunjukannya sekali di Bola Cermin Ajaib.." Jawab Nemo tampak yakin

    "Jika begitu kita sekarang juga ke rumah Bunda, kita tanyakan kepadanya kebenarannya.." Seruku dengan semangat yang timbul kembali. Dan tak menunggu waktu lagi setelah kami selesai makan aku dan Nemo segera meluncur menuju Cipatujah, menuju rumah Bundaku tercinta.
    Harapan dalam hati kami kembali terbit, semoga saja liontin itu memang Batu Mirah Segara dan bisa membantu masalah yang sedang kami hadapi sekarang walau pertanyaan lain mengendap dalam dadaku, darimana Bunda bisa memiliki batu jimat itu. Ini menjadi sebuah misteri baru dalam pikiranku.

    ***
    Bersambung..
Sign In or Register to comment.