It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Lihatlah bagaimana ia terbang sayang!" panggil seorang ayah kepada anaknya, seraya menunjuk langit di mana terdapat layang-layang yang terbang di atas pantai terpencil ini. "Ayo sayang, coba terbangkan"
Gadis kecil berdiri di situ malu, takut dan melankolis, ia memandang layang-layang di langit dengan pucat. Layang layang ini mengingatkannya pada ibunya yang hilang. Ibunya dan layang-layang memiliki tato yang sama
Pukul 4:03 pagi hari dan aku terbangun menjerit. Aku bermimpi. Di mimpiku, aku melihat orang-orang-orang yang kucintai dibunuh oleh suatu makhluk. Dia memiliki tubuh yang pendek gemuk, lengan yang panjang, dan terdapat cakar yang lebih mirip pedang dibandng cakar. Matanya kecil menyipit dan berwarna merah. Giginya panjang seperti tanduk dan tajam seperti pisau.
Dia menatapku sebelum membunuh mereka, lalu tertawa saat merobek bagian-bagian tubuh dengan cakarnya. Dia masuk ke rumahku dengan cara menirukan suara ayahku. Mimpi ini berakhir dengan tawa makhluk itu dan dia berjalan lambat ke arahku. Aku menjerit dan terbangun.
Ak ada di kamarku, di kasurku, aman. 4:03, aku mendengar ketukan pintu, aku kaget.
"Tommy, aku dengar kau menjerit, kau baik-baik saja?" aku mendengar suara ibuku.
"aku baik ma, hanya mimpi buruk" jawabku
"Oke sayang, aku akan mengambilkanmu segelas air. Kamu mau?" tanya ibu
"Yes Ma, Masuk saja"
Seketika aku teringat, aku sudah kembali ke asramaku sejak 3 minggu yang lalu.
Ada seorang wanita yang baru saja mulai bekerja di gedung perkantoran yang besar.Saat sedang berjalan ke kantor,dia berpapasan dengan mobil jenazah yang berjalan lambat ke arahnya. Hal ini membuat si wanita gugup.
Pengemudi menurunkan kaca jendela mobil dan memanggil si wanita, "Kamu mau naik?". Si wanita melihat ke arahnya dan sangat kaget. Wajah si supir mengerikan dan cacat. Kulitnya pucat dan salah satu matanya lebih tinggi dibanding matanya yg lain. Si supir menunujuk ke belakang mobilnya yang terdapat peti jenazah.
"Masih muat buat satu orang" ujarnya.
Ketakutan karena penampilan aneh dan tawaran yang tidak mengenakkan, si wanita menolak untuk ikut. Ia lalu lari hingga sampai kantor.
Seharian penuh ia tidak dapat berhenti memikirkan kejadian tadi. Ia sangat senang akhirnya pekerjaanya telah selesai.
Si wanita bekerja di lantai 9 dan ketika lift datang, sudah hampir penuh. Dia ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum masuk. "Apa kamu yakin kamu tidak ingin masuk?" tanya suara yang tak asing di telinga wanita. "Masih muat satu orang" .
Si wanita tersentak. Itu adalah pengemudi mobil jenazah tadi pagi, menatap si wanita dengan tatapan mengerikan. Sekarang si wanita merasa terhantui, ia mundur menajuh dan berkata, "a..aku rasa a..aku akan turun lewat tangga!". Pria pengemudi itu hanya memenadanginya lalu pintu lift tertutup.
Si wanita hanya baru menuruni beberapa anak tangga ketika ia mendengar teriakan yang disertai suara benturan yang amat keras.Dia buru-buru turun tangga hingga ia menemukan bahwa kabel lift putus dan semua penumpangnya jatuh kepada kematian yg mengerikan.
Pasangan muda baru saja nikah, mereka mengadakan resepsi di rumah nenek pengantin perempuan. Semua keluarga dan teman mereka datang. Mereka tertawa, menari, bernyanyi hingga malam.
Setelah resepsi pernikahan, tamu-tamu memutuskan untuk bermain petak umpet. Pengantin pria menutup matanya dan mulai berhitung hingga seratus, sementara istri dan yang lainnya mencari tempat untuk bersembunyi.
Akhirnya pengantin pria menemuka setiap orang kecuali istrinya. Tamu-tamu yang lain memanggil si pengantin perempuan dan mencarinya di mana-mana. Mereka mulai resah ketika tidak dapat menemukan jejaknya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerah dan berpikir kalau si pengantin perempuan kabur dari suaminya. Seminggu berlalu, suami menerima kalau istrinya yg cantik berpikir dua kali tentang pernikahan mereka. pengantin pria memutuskan untuk melupakan istrinya dan tetap menjalani hidupnya.
Beberapa tahun kemudian, asisten rumah tangga sedang membersihkan loteng. Ia menemukan kotak peti yang besar. Penasaran, ia membuka selop petinya. Ia kaget ketika mendapati mayat yang telah lama membusuk di dalamnya. Mayat yang menggunakan gaun pengantin dan terdapat cincin di jarinya yang kurus.
Ada seorang wanita yang memiliki seorang putra berusia enam tahun. Mereka hidup berdua dalam sebuah rumah mungil di pinggiran kota Surabaya. Suatu hari, sang ibu membeli ponsel baru. Ketika dia pulang kerja, dia mulai memasak makan malam dan meninggalkan teleponnya di atas meja dapur.
Anaknya masuk ke dapur dan melihat telepon baru itu. Dia bertanya kepada ibunya apakah ia bisa bermain dengan telpon baru ibunya. Sang ibu pun mengizinkan anaknya, asalkan dia tidak menelepon siapa pun atau menghapus SMS di dalamnya. Anak itu setuju lalu pergi ke kamar tidurnya di lantai atas.
Setelah makan malam sudah siap, sang ibu naik ke lantai atas untuk mengajak anaknya makan bersama. Namun sang ibu menemukan anaknya sedang tertidur lelap di tempat tidurnya. Sementara itu ponsel baru sang ibu tergeletak di lantai di samping tempat tidur. Sang ibu pun mengambilnya dan mulai memastikan anaknya tidak menelpon seorang pun dan tidak menghapus SMS di dalamnya. Sang ibu hanya melihat beberapa perubahan kecil. Anaknya telah mengubah tema, latar belakang, dan memberinya nada dering baru.
Sang ibu menyadari bahwa anaknya telah mengambil beberapa gambar dengan ponsel. Dia membuka folder foto dan melihat-lihat. "Cute," pikirnya. Dia telah mengambil foto dirinya sendiri. Rupanya anaknya juga sudah terjangkit fenomena selfie. Sang ibu pun hanya tertawa kecil melihat foto-foto selfie anaknya.
Kemudian tibalah sang ibu pada foto terakhir dalam folder. Ketika ia pertama kali melihatnya, dia tidak bisa percaya. Apak Itu adalah foto anaknya, berbaring tidur di tempat tidurnya. Tapi yang mengganggu adalah apa yang bersembunyi di pojok kiri gambar.
Beberapa tahun yang lalu, ada seorang pemuda bernama Axel yang melanjutkan pendidikannya di sebuah institut ternama di kota Bandung. Dia merupakan pemuda yang berasal dari keluarga kaya raya yang tinggal di luar pulau jawa, sehingga dia memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen di dekat kampusnya.
Ia telah tinggal di sana sendirian untuk sementara waktu. Selama ia tinggal, ia mulai melihat beberapa hal-hal aneh terjadi. Seringkali, ketika ia kembali dari kampus, tirai di kamar tidurnya terbuka, padahal ia ingat jelas kalau telah menutup tirai di kamarnya sebelum pergi ke kampus. Tampak juga beberapa barang-barangnya telah dipindahkan dan beberapa bahkan tak bisa ditemukan.
Axel sangat merasa bingung. Namun ia hanya berpikir positif. Mungkin ini hanya keteledorannya saja. Namun di hari-hari berikutnya, peristiwa itu kembali lagi terjadi. Padahal Axel sudah sangat yakin bahwa ia telah memastikan keadaan apartemennya sebelum ia pergi ke kampus. Akhirnya pemuda itu memutuskanu ntuk menceritakan keganjilan ini pada sahabatnya, Rifki dan Gilang. Mereka bertemu di sebuah restoran cepat saji. Sambil minum kopi, dia mengatakan kepada mereka semua tentang hal-hal yang aneh ia melihat.
"Mungkin gua cuman paranoid", kata Axel.
"Tapi gua curiga kalo seseorang telah membobol apartemen gua di siang hari, sementara gua ada di kamupus, dan ..."
"Dan apa?", Sela Rifki.
"Mengacaukan tirai dan memindahkan barang-barang lu? Siapa juga orang bodoh yang akan repot-repot melakukan hal itu?"
"Kedengarannya gila, tapi kumungkin lu punya penguntit", kata Gilang.
"Ini kemungkinannya besar. Dan jika itu benar, gua pikir hal terbaik untuk lu lakukan adalah menghubungi polisi."
"Apa yang bisa polisi lakukan?", Tanya Axel.
"Mereka gak akan menghabiskan waktu mereka untuk jaga apartemen gua seharian. Selain itu, gak ada kerusakan pada barang-barang gua. Singkatnya, gak ada bukti."
"Hhhmm, bener juga sih." gumam Rifki.
"Jadi, ada alternatif lain gak?", Pinta Axel.
"Gua tau!", kata Gilang.
"Lu cuman butuh kamera video, lu atur di kamar tidur dan biarkan kamera itu terus merekam selama lu pergi ke kampus. Jika lu benar-benar punya penguntit, lu dapat menunjukkan rekaman itu ke polisi sebagai bukti."
"Itu ide bagus," kata Axel.
"Dan kalo lu benar-benar cuman paranoid dan gila, lu dapat nunjukkin rekaman itu ke psikiater", canda Rifki.
Malam itu, Axel meminjam kamera video Gilang dan membawanya pulang. Keesokan harinya, dia menyembunyikannya diam-diam di bawah beberapa rak di mejanya. Sebelum ia pergi ke kampus, ia menekan tombol rekam dan meninggalkannya.
Setelah kembali dari kampus pada malam harinya, pemuda itu mengambil kamera video dari tempat persembunyiannya, lalu ia menekan tombol stop. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon temannya.
"Hei, Gilang", katanya.
"Guabaru pulang. Gua akan ngecek rekaman video itu."
"Cool ", kata Gilang.
"Jangan tutup telponnya, cerita kalo lu ngelihat sesuatu. "
Dia menekan tombol play dan menyaksikan rekaman di layar kecil kamera video. Dia melihat dirinya berangkat ke kampus di pagi hari dan menutup pintu kamar. Lalu, tidak terjadi apa-apa. Dia kemudian menekan tombol fast forward.
"OMG!", Teriak Axel sambil menekan tombol play pada kamera.
"Apa? Apa? ", Gilang memohon dengan penuh semangat.
"Ada yg buka pintu kamar mandi gua. Seorang nenek-nenek ..." Kata Axel.
"Apa yang dia lakukan?", Tanya Gilang
"Hanya berdiri di sana ... Menutup pintu ... Berjalan di sekitar ..."
"OMG! aneh banget. Wajahnya keliahatan gak?"
"Gua gak bisa melihat wajah ... Cuman rambutnya panjang, sebagian telah memutih, dan kusut berantakan ... Dia pake baju ala kebaya tradisional gitu ..."
"Lu kenal dia?"
"Gak, gua gak kenal sama sekali ... Dia membawa pisau ... Sebuah pisau dapur yang besar ... Dia menuju keranjang pakaian kotor gua ... Sekarang, dia mengambil pakaian gua dan mengendusnya."
"Ugh! Gross! Nenek yg aneh! "
"Dia menuju ke ranjang ... Dia masuk ke kolong ranjang."
"Fast Forward dan lihat apakah dia melakukan hal lain!"
Axel mempercepat video itu untuk sementara waktu, tapi ruangan itu tetap kosong.
"Shit, tuh nenek keluar dari kolong ranjang gua. Dan sekarang dia masuk ke lemari pakaian. Lu tau apa artinya ini? Gua punya bukti sekarang. Gua bakal pergi ke polisi dan melaporkan hal ini. "
"Gua setuju", kata Trisha. "Nenek itu harus ditahan atas perbuatan yang meresahkan."
"Lu teman yang baik, kalau bukan atas saran lu ... OMG! "
"Apa? Apa? "
"Sekarang pintu kamar gua ada yg buka", kata Axel
"Siapa itu?", Tanya Gilang.
"Oh, itu gua baru pulang dari kuliah. Ahahaha.." Kelakar Axel. Dia melihat dirinya di layar, lalu mematikan kamera.
"Ayo kita pergi ke polisi sekarang," kata Gilang.
"Gua bakal nemenin lu. Kita bisa menunjukkan rekaman itu. "
"OK. Ketemu di restoran biasa 15 menit lagi", kata Axel sambil meraih kamera video.
"OK ... Tunggu sebentar," kata Gilang.
"Lu bilang tuh nenek masuk ke lemari. Apa tuh nenek udah pergi? "
Rasa dingin mengalir di tulang belakang Axel. Di belakangnya, ia mendengar pintu lemari berderit terbuka.
"Xel! Keluar dari sana! ", Teriak Gilang, tapi sudah terlambat. Telepon mati. Ketika ia mencoba untuk menghubungi dia lagi, tidak ada jawaban.
Malam itu, polisi menemukan mayat mahasiswa berusia 18 tahun terbaring dalam genangan darah. Dia ditusuk 21 kali. Ditemukan kamera video berada dalam genggaman mahasiswa itu. Ketika polisi memeriksa kamera, mereka menemukan bahwa kartu memori kamera video itu telah hilang.
Tidak ada jejak nenek itu pernah ditemukan.
Saat ini, mungkin nenek itu bisa muncul dari kamar mandi anda. Dan bersembunyi di kolong ranjang atau di dalam lemari Anda.
wah itu rahasia, biar tetap jadi misteri hehe @lulu_75
Kisah ini terjadi ketika aku masih remaja. Ada sebuah bangunan yang tak berpenghuni di ujung kompleks perumahan saya dulu. Semua anak-anak di daerah tak pernah berani mendekati bangunan itu, karena rumor mengatakan bahwa itu bangunan itu berhantu. Dinding beton yang lama, cat yang sudah pudar, serta tanaman liar memenuhi bangunan dua lantai yang terlihat retak bahkan hampir runtuh itu. Pintu dan jendela yang rusak ditambah dengan pecahan kaca menghiasi bagian rumah itu.
Suatu malam, untuk menguji nyali, aku bersama salah seorang sahabat memutuskan untuk menjelajahi bangunan menyeramkan itu. Kami masuk melalui jendela di belakang bangunan. Seluruh tempat itu kotor dan ada lapisan lumpur di lantai. Kami berdua melihat ke atas pada langit-langit. Kami terkejut melihat terdapat tulisan kata-kata "AKU TELAH MATI" di dinding dekat langit-langit.
"Mungkin ini hanya ulah beberapa remaja mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku.
"Ya, mungkin ...", jawab sahabatku gugup.
Kami menjelajahi lebih dalam, menuju salah satu ruangan di lantai dasar. Dalam sebuah ruangan yang tampaknya pernah menjadi dapur itu, kami menemukan lebih banyak coretan di dinding. Bunyinya "AKU BERADA DI RUANGAN ATAS."
Kami berjalan menaiki tangga menuju ke lantai dua. Aku memimpin jalan dan sahabatku mengikuti persis di belakang. Aku tidak takut, namun sahabatku ini mulai tampak gelisah.
Ketika kami sampai di lantai dua, kami berbelok ke kiri dan berjalan hati-hati menyusuri lorong sempit. Pada ujung lorong terlihat ada pintu tertutup dengan beberapa tulisan yang lebih menyeramkan di atasnya. "KALIAN AKAN MENEMUKAN AKU DI RUANGAN INI."
Sekarang, sahabatku gemetar ketakutan. Aku cukup merinding juga, tapi aku tidak ingin menunjukkannya. Dia bilang dia tidak ingin pergi lebih jauh, tapi aku bersikeras, mengatakan kepadanya tidak perlu takut.
Aku memutar pegangan pintu dan pintu berderit terbuka. Kami melangkah masuk dan menemukan ruangan itu kosong. Namun terdapat dua pintu tertutup di kedua sisi di dalam ruangan itu. Ada tulisan yang lebih menyeramkan di dinding. Bunyinya "KEPALA SAYA ADA DI DALAM RUANGAN DI SEBELAH KIRI DAN TUBUH SAYA ADADI DALAM RUANGAN DI SEBELAH KANAN."
Begitu sahabatku melihat ini, dia benar-benar kehilangan keberaniannya. Dia spontan berbalik untuk melarikan diri. Aku menangkap memegang lengannya, tapi ia menepis dengan kasar dan melarikan diri melalui pintu yang telah terbuka sebelumnya. Aku mendengar langkah kakinya menghilang menyusuri lorong.
Aku bertekad untuk tetap berani dan mengatasi rasa takut. Dengan mengumpulkan semua keberanianku, aku membuka pintu di sebelah kanan dan berjalan ke dalam. Aku berjalan ke sisi lain di dalam ruangan dan terdapat coretan di dinding yang ditulis dalam huruf kecil "TUBUHKU BERADA TEPAT DI BAWAHMU."
Aku menatap lantai. Secara spontan aku melangkah mundur dan berbalik dengan maksud kembali ke ruangan sebelumnya. Namun karena ketakutan, aku malah masuk ke ruangan yang berada di sebelah kiri. Ketika hendak berputar arah, aku melihat kata-kata pada dinding di dekat pintu "KEPALA SAYA AKAN KELUAR DARI DINDING DI BELAKANGMU. BERBALIKLAH!!"
Aku mendengar bunyi aneh tepat di belakangku, seperti suara retakan. Aku berbalik. Ada bayangan bergerak di balik dinding. Dinding tampak retak dan seperti ada sesuatu yang mendesak ingin keluar. Sesuatu itu akhirnya terlihat jelas. Itu kepala yang temanku.
Matanya kosong, tanpa ada bola mata. Namun sepertinya dia menatapku.
Aku berteriak ketakutan. Aku langsung berlari dan keluar melalui jendela yang terbuka dan jatuh ke tanah. Aku mendarat bertumpu pada lenganku. Dalam rasa sakit yang mengerikan, aku berlari pulang, menangis dan berteriak-teriak. Aku bercerita kepada orang tuaku.
Polisi pun dipanggil dan mereka menuju bangunan tua itu.. Pada awalnya, mereka tidak menemukan apa-apa. Bahkan mereka tak menemukan tulisan-tulisan di dinding. Mereka menyisir rumah dari atas ke bawah, tapi tidak menemukan jejak temanku.
Kemudian mereka membongkar paksa lantai. Mereka menemukan jasad temanku. Tubuhnya terbaring di dalam lantai. Satu hal yang ganjil, jasad temanku ini tidak memiliki kepala.
serem sumpah !