It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
si rendi itu hantu,
macam di 4bia :v
senjata makan tuan :v
Kubuka lembar berikutnya,
"Langkah 5: Buka matamu"
harusnya merem terus dari langkah 3 ampe 5 :v
"Tolong saya dokter... tolong saya," jerit wanita itu histeris seolah terkena guna-guna, "di bawah tempat tidur saya ada monster. Ya Tuhaan, Bagaimana hal-hal seperti itu bisa ada?"
"Tenanglah...tenang," dengus sang psikiater yang melompat dari kursinya. "Tidak ada yang seperti itu. Saya pastikan di bawah tempat tidur sana tidak ada monster. Jadi apa yang ibu lihat itu hanya halusinasi saja."
Wanita itu bertubuh kurus, dengan kulit yang bergelambir dari tulang-tulang pipi yang menonjol. Sang psikiater mendiagnosis pasiennya itu menderita gangguan persepsi pada indra visual, dimana ia sering melihat eksistensi monster di bawah tempat tidurnya.
"Begitu ya?" tanya wanita itu.
Dengan tenang sang psikiater menggiringnya kembali ke kamarnya. Sesekali ia meyakinkan pasien itu bahwa realitasnya tidak ada monster di bawah tempat tidurnya.
====
Sesi berikutnya sang pasien itu tetap berteriak-teriak histeris, kali ini lebih hebat lagi. "Aku yakin monster itu ada dan dia ada di bawah kasur... Kasur yang saya tempati... Apa dokter tahu di mana kasur saya?"
Akan tetapi semua keyakinan pasiennya itu mentah, sang psikiater tetap pada persuasinya: "Sungguh yang demikian tidak ada, bu. Anda sedang berada di rumah sakit. Jika ada sesuatu wujud yang menyeramkan seperti monster, hantu, dan binatang aneh, secara pasti pihak rumah sakit segera membereskannya. Apa kau mengerti? Sekarang kembalilah ke kamarmu."
Pasien itu luluh dan kembali pada tempatnya dengan tenang.
===
Sesi ketiga, wanita itu tidak lagi muncul. Sang psikiater yakin bahwa pasiennya itu sudah sembuh dari gangguan halusinasinya. Iapun keluar dari ruangannya dan bertemu dengan seorang teman lainnya. Dengan spontan ia bertanya, "bagaimana nasib pasien itu?"
Teman itu menjawab: "Siapa yang sebenarnya anda maksudkan? Apakah orang yang dimakan oleh monster?"
Aku mengenal seorang gadis lewat internet. Sikapnya ramah dan selalu bisa membuatku tertawa dengan jokes ringannya. Dia paling suka menertawaiku jika ada hal yang dianggapnya bodoh dan konyol, bisa dibilang dia suka meledekku sedemikian rupa.
Hari ini aku janji bertemu dengannya. Dia bilang dia akan memakai baju warna hitam dengan rambut yang digerai. Setelah beberapa menit aku menemukan ciri-ciri itu, namun aku ragu, karena gadis itu terlihat murung dan diam. Aku menghampirinya, ternyata benar, dialah orangnya.
Setelah makan dan nonton bersama, dia benar-benar tidak sedikitpun tersenyum atau tertawa. Aku merasa mungkin dia kecewa dengan penampilanku atau entahlah. Akhirnya aku mengantarnya pulang, dia pun menawariku untuk mampir ke rumahnya yang luas.
Ternyata dia hanya tinggal sendirian selama ini, mungkin itu sebabnya ia menjadi pendiam, berbeda dengan yang kukenal di dunia maya. Akhirnya aku beranikan diri untuk menanyakan hal itu, aku berkata aku akan melakukan apapun asalkan dia bisa tersenyum dan tertawa seperti di telepon.
Dia pun menyuguhkan secangkir sirup manis untukku, aku meminumnya. Dan dia pun tersenyum. Lama-lama dia tertawa melihatku, kemudian dia tertawa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata. Ada yang salah denganku?
Aku seorang penjelajah waktu, sering sekali aku bepergian ke masa lampau atau masa depan sesuai keinginanku, walau hanya sekedar jalan jalan atau mencari tau sejarah, sampai akhirnya aku tidak bisa melakukan penjelajahan waktu lagi.
Semua bermulai saat aku berjalan jalan di masa depan, pagi itu aku sampai di halaman sebuah universitas di masa depan, aku jalan jalan mengelilingi taman, enak sekali suasana pagi waktu itu, aku pergi membeli jajanan disana, tentu saja aku sudah mempersiapkan uang untuk belanja di masa depan agar mereka tidak mencurigaiku, saat hendak kembali ke kenderaan jelajah waktuku, dari kejauhan aku melihat orang memakai pakaian yang aneh, tak seperti orang orang disini, pakaiannya sungguh mencolok, tiba tiba dia mendekati kendaraan jelajahku, sepertinya dia bisa melihatnya, padahal sudah ku atur menjadi mode sembunyi, dia membuka pintu kendaraanku, seketika aku berlari dan mencegahnya masuk, kubawa dia ke tempat sepi lalu kutanya siapa dia, tiba tiba dia mengeluarkan senjata tajam dan ingin menyerangku, melihat perlakuan tersebut aku melakukan perlawanan, tetapi saat aku melakukan perlawanan dia terbunuh oleh senjatanya sendiri, aku bingung setengah mati, aku memikirkan jalan keluar untuk masalah ini, kulihat kanan kiri masih sepi, lalu kulihat mayatnya , tiba tiba aku tersadar dan menangis,
"Apa yang telah aku lakukan !"
Pagi ini aku kesiangan. Padahal sebelum jam 6 aku sudah harus membuka gerbang pintu masuk tol. Ya, aku adalah lulusan SMA yg sekarang menjadi karyawati PT Jasa Marga, tepatnya di bagian loket pintu tol.
Untuk sampai ke tempat kerja, setiap harinya aku memilih sepeda motor. Karena selain cepat, tak ada kendaraan umum yg melewati tempat kerjaku selain taksi. Namun hari ini aku terpaksa memilih taksi, karena sepeda motorku belum selesai diperbaiki di bengkel.
Setelah mendapatkan taksi, segera aku merapikan penampilanku sekaligus merias wajahku seadanya. Aku tak sempat mandi, sarapan, bahkan sekedar mencuci muka. Aku begitu takut, karena bila kali ini aku terlambat lagi aku harus bersedia dipecat.
Setelah selesai merapikan penampilan, tak ada lagi kegiatan yg dapat aku lakukan selain menunggu. Sementara perjalanan masih jauh. Sebentar aku mengecek handphone, melihat lihat instagram. Hoaammm... Tak lama aku tertidur dengan handphone masih di tanganku.
Sesampainya di jalan tol, taksi berhenti dan menurunkanku. Baru saja taksi itu pergi, aku pun teringat dan menyadari sesuatu. "Hey, tunggu!" teriakku sambil mengejar taksi tersebut.
"KAKAAAAAKKKKK!!!!"
Terdengar teriakan dari lantai dua bersamaan dengan gemuruh guntur dan petir yg menyambar-nyambar. Itu suara adikku, Marrie. Saat kuhampiri ke kamarnya, ia sedang mengumpat di balik selimut tebalnya. Begitulah Marrie, tak salah ia dijuluki "Si Penakut" sedari kecil.
Ia minta diperbolehkan tidur di kamarku.Ia begitu takut tidur sendiri saat listrik padam ditambah dengan cuaca yg buruk. Aku menolaknya, karena bayiku tidur di kamarku. Aku tak mau Arthur terganggu dengan teriakan ketakutan Marrie.
Bukan sekali ini saja Marrie ketakutan seperti itu. Setiap malam apabila cuaca buruk ia selalu histeris dan tak bisa tidur. Hal ini sungguh sangat menggangguku. Apalagi bila Arthur terbangun dan menangis, rasanya kepalaku mau pecah.
Baru saja aku memejamkan mata, Marrie mengetok pintu kamarku. Ia minta obat tidur. Kusuruh dia cari di laci meja paling bawah di kamarnya. Dulu itu adalah kamarku memang banyak obat penenang disana, karena dulu aku penderita depresi.
Kali ini suara petir terdengar lebih keras tanpa diikuti teriakan Marrie. Aku tersenyum lega, karena aku dan Arthur bisa tidur tanpa terganggu lagi.
Istrinya dimutilasi... Ngeri
Layang2nya terbuat dari kulit si ibu. Ckckck
di nisannya tertambah satu angka daril elf ke zwolf dari 11 ke 12 berarti si temannya sudah menambah daftar kematian dari si peramal, dari kalimat verurteilt zum tode durch den strafgericht in 1776 gekopft
wegen mord an elf frauen menjadi verurteilt zum tode durch den strafgericht in 1776 gekopft
wegen mord an zwolf frauen
up