It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Terima kasih kawan semua. Itu sesi yang diceritakan oleh Daya. Bagaimana sebenarnya jika Jala yang bercerita, maka berikut ini adalah point of view (POV) dari Jala
@Yohan_Pratama , @YogaDwiAnggara, @dafaZartin, @tarry, @bayumukti , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza
*jalaaaaaa kutunggu kedatanganmu,,,
Salam kenal kawan-kawan di Boyzstories.
Aku bernama Jala Tifatul Usman. Baru ku tahu setelah bersekolah di Jakarta, guru agama ku mengatakan jika namaku Jala Tifatullah maka artinya akan lebih bagus.
Seorang teman yang sangat baik padaku setuju kalau namaku adalah Jala Tifatullah.
Orang-orang di sekitarku, mengenalku sebagai anak baik.
Mereka menuntut agar aku teruslah menjadi anak baik.
Tidak mereka tuntutpun, aku harus menjadi anak baik karena aku tidak ingin membuat mamaku sedih.
Sejak kematian papa, mama seorang diri menghidupi aku dan dan adikku yang bernama Ratna.
Papa meningalkan warisan berupa rumah dan sedikit perhiasan.
Dengan inilah mama memulai usaha membuat kue. Mama punya seorang adik di Jakarta sini. Dialah pamanku.
Paman juga guru SMA di dekat SMA dimana aku bersekolah sekarang.
Itu salah satu alasan mengapa mama pindah ke Jakarta. Jika mama berumur pendek, setidaknya pamanku bisa mendampingi hidupku dan adikku.
Terlahir dengan wajah Jawa yang cakep cendrung lembut dan teduh, menjadi magnet tersendiri untuk orang-orang yang mengitari hidupku di Surabaya dan Jakarta.
Waktu SMP dulu aku punya idealisme untuk menjadi seorang kepala keluarga dan punya istri yang cantik.
Masuk masa SMA, tekanan hidup juga makin keras menerpa keluargaku, dan saat itu aku mulai ingin tahu tentang kehebatan cowok cakep dan bandel.
Ada usaha untuk merebut perhatian teman cewek yang mendekat padaku, tetapi mungkin mereka merasakan aku tidak serius, maka mereka mundur satu persatu.
Sekarang aku masih bisa dikatakan anak baru disekolah ini.
Hidupku terasa berubah 180 derajat setelah didekati oleh cowok yang sangat cakep yang bernama Daya Volta.
Dia agak minder kalau beradu ganteng denganku.
Cowok berdarah pribumi-chinese sangat ganteng di mataku, ga tahu di mata orang lain. Itu penilaian pribadiku.
Pada awalnya, aku berkesimpulan bahwa Daya mendekatiku karena simpati saja dengan perjuanganku dalam menghadapi kehidupan.
Mana mungkin Daya suka pada cowok, apa lagi cowok miskin.
Yang ada mungkin dia berfikir aku akan memploroti dompetnya.
Tetapi Daya tulus mendekatiku.
Aku tidak menyesal pernah mengenal Daya, dan aku juga tidak menyesal sekarang harus melepas Daya.
Begitulah harusnya, Daya harus tampil normal dengan seorang cewek cantik pendampingnya seperti Natasya.
Sebenarnya aku sempat bingung pada Natasya, apa motif natasya mengajakku dan memaksaku untuk jadi cowoknya.
Aku tidak pernah percaya pada sorot mata Natasya.
Ternyata dengan cara itu dia bermaksud menyingkirkan aku dari kehidupan Daya.
Sementara biarlah begini, jika nanti dia menyakiti Daya maka akupun akan membalas apa yang telah dilakukannya pada kami.
Kemaren dan sekarang, Daya tidak berani melihat wajahku. Aku paham, itu semua karena dia sayang padaku.
Iya Daya, jangan khawatir. Aku akan bermain safe, sehingga kupastikan kamu tidak akan terganggu oleh sikapku.
Meskipun aku punya kemampuan, tetapi aku tidak akan menampakkanya. Lebih tepatnya, hari ini dan hari yang akan datang biarlah Dika ketua kelas, Daya, dan Natasya tebar pesona. Strategi ini cocok untuk menopang usaha Daya dalam membumkam Natasya.
Hari ini, di sekolah suasananya lebih heboh. Sejak diumumkannya tiga naskah drama terbaik di seolah kami.
Dua naskah dari anak jurusan IPS, dan satu naskah dari anak IPA
Salah satunya adalah naskah yang ditulis oleh orang yang kupuja yaitu Daya.
Ada rasa penasaran, satu-satunya anak IPA menulis karya yang menyayat hati
Ternyata itu Daya
Daya menulis tentang apa ya ?
Sampai-sampai, dulu pak fisika yang jelas-jelas memusuhi Daya juga ingin membacanya.
Adu pesona anak IPA dan IPS sekarang dimulai, setelah kemaren kami disibukkan oleh perang dingin antara guru fisika dan anak muridnya.
Berhamburanlah anak-anak ke lapangan saat istirahat dimulai.
Natasya begitu bersemangat mengompori anak-anak.
Bisa dia bayangkan, bagaimana perasaanku. Aku tidak ada kesempatan untuk berbaur dalam mensupport Daya menjadi pemenang.
Aku hanya berdoa semoga Dayalah sebagai pemenangnya.
Sebelum salah satu anggota geng cewek cantik brisik juga menghambur ke lapangan, aku sekedar bertanya
"Fanny, Daya menulis tentang apa ya ?" tanyaku pada Fanny
"Tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan dua anaknya" balas Fanny
"wah, kisah nyata itu" kataku yang ga yakin Fanny bisa mencernanya kalimatku
Aku tersenyum geli, anak itu ternyata sangat sensitif emang. Dulu ga dibalas saja SMS nya dia ngambek seharian hmmmm, SMS ku salah ketik dia ngamuk seharian.
Aku akan merindukan saat-saat ber SMS an itu dengan Daya.
Sekarang tentunya Daya sibuk membalas SMS Natasya dan meRT semua komen Natasya yang amat, teramat, paling, super, aktif dalam twitter.
Anak kelas XI dan kelas XII IPA telah membaur, demikian juga dengan anak IPS
Sedangkan anak kelas X katanya akan real dan mereka harus membaca dulu dengan seksama baru setelah itu mereka menentukan tindakan.
Menimbang banyaknya orang di belakang Daya dan faktor komersial bahwa anak IPA juga punya kemampuan sastra, aku punya feel Daya akan menang.
Pementasan Drama kontemporer adalah hal yang biasa dari tahun ke tahun di SMA besar di darah Cempaka Putih ini. Sekolah ini kulihat ada aula pementasan drama di dekat ruangan kepala sekolah. Tapi aku belum pernah masuk aula itu.
Para guru Bahasa Indonesia sekitar 4 orang aku lihat memang memiliki bakat sastra yang luar biasa salah satunya adalah Ibu kesayangan si Daya yang mengajar kami bahasa Indonesia.
Hahahh sayang bakatku Fisika bukan sastra.
Tapi bakat sastra Daya menular kepadaku. Aku lebih semangat sekarang dalam mengerjakan tugas bahasa Indonesia karena sekarang Daya telah punya kemampuan dalam PR IPA jadi dah bisa kulepas, hahahh
Yaah sekarang aku harus rajin kembali, berusaha sendiri dengan PR dan itu tidaklah sulit mengingat Daya akan disibukkan oleh Natasya yang aneh-aneh tentunya Daya butuh contekan PR dariku.
Tiga hari yang ditunggu datang juga. Aula itu telah dibersihkan dan di cat rapi.
Acara ini butuh modal yang banyak mulai dari menyewa jasa juri dan para pemain utamanya juga dibayar. Maka acara ini penonton membali tiket lumayan mahal.
Yang datang dari seluruh pelosok Jakarta, para guru ynag beminat di bidang sastra, orang tua murid, siswa dan kerabat siswa, perhimpunan wali murid.
Para pemeran pria dan wanita pembantu telah diseleksi dari sekolah ini, hmmm semua anak IPS juga mendapat honor. Pemeran utama adalah pemain dari grup teater terkenal di Jakarta.
Mungkin di SMA Surabaya acara seperti ini juga ada, tapi di SMA ku dulu ga ada ! apa lagi naskahnya ditulis oleh siswa, hahahah mana ada diantara kami bisa membuat naskah drama
Waktu pulang suasana bertambah riuh, ohhhhhhh Alhamdulillah, Daya di daulat sebagai pemenang.
Bangganya aku sama Daya
Semoga Daya tidak berubah
Jadilah Daya yang seperti dulu, apa adanya.
Sekarang waktunyalah anak IPA tebar pesona, hahaha
Tidak hanya si kutu buku sebutanya
Anak IPA gaul lebih cocok untuk zaman semoderen sekarang ini.
Sampai di rumah
Aku dapati ada undangan khusus dari panitia untukku dan mama.
Hingga hari ini simpatiku tidak berkurang untuk Daya.
Pamanku yang kenal dengan kepala sekolah ini terpaksa hadir juga dan membeli tiket.
Rasaku bukan itu alasanya, dia mau melihat sepenggal kisah tentang mamaku di atas pentas hahaha
Ada-ada saja paman ini.
Paman datang menjemput setelah sholat magrib
Acaranya dimulai jam 18.30
Mama, paman, dan adikku yang dipangku mama, duduk di barisan depan dekat kepala sekolah.
Aku duduk sama teman-teman sekelas.
Natasya menjadi tim yang paling sibuk, mengelap keringat Daya dan sibuk senyum manis di hadapan pak Iman (papa Daya) serta bibi Astuti adiknya pak Imam.
Layar dibuka, dan lampu padam
Kami bertepuk tangan
muncul Ibu guru Bahasa Indonesia kami bersama Daya
mereka disorot oleh lampu bewarna keemasan, bagus sekali
"Bapak, Ibu, dan anak-anak yang telah membeli tiket" kata beliau
heheheheheh sambut kami
"ini dia anak bandel dan berbakat,...... Daya Volta......"
lalu Daya bersuara dengan mantap dengan pengeras suara
Layar sekarang diasi oleh foto-foto kami di kelas
"Saya kagum pada sosok sebuah keluarga yang dipimpin oleh seorang mama, tapi itu bukanlah keluargaku" .....
Layar sekarang menampilkan foto mamaku, tidak satupun siswa yang tahu itu adalah mamaku, lalu adikku yang terbaring lemah di kasur
'waaaaahhhhh' semua berkomentar simpati dengan belas kasihan
lalu muncul fotoku saat menolong mama membuat kue untuk dijual
"Jalaaaaaaaaaa ........................." anak-anak berteriak, Daya tak kuasa membendung air mata, karena guru bahasa Indoensia kami lebih duluan menangis
Diiringi musik lagu WHEN WILL I SEE YOU AGAIN, yang dipopulerkan oleh Adele, aku saat itu betul-betul merinding
"Dialah, inspirasi kami dalam karya drama ini" kata Ibu Bhs Indoenesia kami yang suaranya tidak diragukan lagi penuh dengan rytme puisi kesedihan
Ada gambar belakang LKS bahasa Indonesia yang ditulis oleh Daya, itu kalimat yang ku ucapkan dulu di depan kelas,
anak-anak berdecak
waw
"Mama tentunya selalu ada dalam hatiku. Aku tahu sekarang mamaku lagi berjuang seorang diri untuk menghidupi anak-anaknya. Semoga waktu cepat berjalan dan bila telah datang masanya, akulah yang akan berjuang untuk membahagiakan mama"
itulah penggalan kalimat ku,
Para penonton melap air matanya setelah membaca kalimat ini
Sekarang, aku roboh ! Daya berhasil memancing air mataku untuk jatuh
Sebelum berpisah dengan Daya, aku meminjam LKS itu tapi kok aku tidak melihat ya ada tulisan itu
Tapi LKS itu masih aku pegang, dan selamanya akan ku pegang.
Dimulailah adegan dramanya,
Ada ibu-ibu yang melahirkan, oweee oweeee
Ibu-ibu tetangga juga melahirkan, owee oweee
Padahal mata penonton masih panas oleh air mata
Sekarang penonton dipaksa tertawa karena lucu
Anak ini kemudian tumbuh, tumbuh, dan tumbuh besar
Selanjutnya adalah adegan yang memperbandingkan dalam satu pentas satu keluarga sederhana, satu keluarga mapan.
Waktupun berjalan,
Satu istri kawin sama orang lain
Pada keluarga sebelah, satu suami meninggal
Disinilah letak kejelian Daya, dia berhasil membandingkan dengan tajam realita hidup yang tidak bisa lagi ditutup-tutupi di Indonesia saat ini.
Sindiran-sindiran kehidupan diperankan selanjutnya oleh pemeran teater profesional bercermin dari latar belakang dua keluarga yang berbeda ini.
Sindiran itu dibuat lucu, tapi menohok perasaan.
Daya akan tetap cakep di mataku.
Tapi malam ini Daya sungguh cakep 100x lipat
Dia menggunakan jas simple warna silver, kemeja wana biru tua, dan celana panjang rapi warna hitam.
Aku suka sekali perpaduan warna itu.
Hahah bangga juga seandainya aku yang di panggung mendampingi Daya, tapi apa kata dunia hahhh
Aku melap air mataku
Pak imam dan bibi membelai-belai rambut adikku dan berbincang dengan mamaku
datangkah ibu bahasa inggris honorer itu
Dia memelukku
"selamat ya Jala, berilah kami terus inspirasi ! tapi tetap semangat ya" kata Ibu bahasa Inggris itu
"makasih ibu" balasku dengan sopan
"waktu ibu baca tulisan Daya, ibu ada feeling Dia akan menang" kata si ibu
"tapi ibu ga tahu siapa yang diceritakannya ?" tanyaku
"hahaha tidak, tapi dia menulis berdasarkan kisah nyata" ibu itu masih takjub
"iya dia sangat misterius bu" kataku
"kamu menangis ? oh tentunya setengah hadiah itu adalah milik mu" kompor dari ibu itu, hahha
"eh untuk ceweknya dong bu" kataku
"si natasya itu juga misterius, diam-diam banyak tingkah yang tak terduga" kata ibu itu
"selama itu untuk merangkul cintanya ya ok lah bu" balasku
"ga cocok ya Daya sama Natasya" protes ibu itu
"cocok lah bu, sama-sama anak orang kaya" pujiku
"disini rata-rata yang bersekolah kan anak orang kaya Jala" info dari ibu itu
"kecuali aku bu" kataku
"eeehhhh, kamu kaya kok, kaya sekali, kaya akan cinta dari mamamu hanya untukmu" kata ibu itu sangat meninju perasaanku, ibu ini benar ! kaya tidak harus uang sebagai ukurannya
BERSAMBUNG
natasya gg bngt edan. ..cwe gila tuh..saking terobsesi bngt sama daya!