It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Eh kasih kebahagiaan buat bang Joe dong
"jadi saya ada kesempatan dong memenuhi tantangan mbak Hana" wah wah wah Daya cuma buat ajang tantangan ckckck
eh paragraf terakhir tu maksudnya bagaimana? kok tiba-tiba gitu.. si Daya kok yakin banget mas Joe n Wandi bakal gituan... kan mereka cuma mau shopping, kok ujug-ujug gitu yah?? apa Daya bisa meramal?! o.o #plak
Iya bahagia lah Kak
Makasih juga Kak Yohan
Ceritanya seperti di bawah ini Bro
Iya akan dilanjutkan
tapi gak apalah siapa tau ntar ngerti,titip mention ya
Kemeja lengan pendek motif kotak-kotak bewarna coklat dengan latar putih dalam guratan garis kuning tetapi tidak banyak, adalah cocok untuk Jala dengan pribadi yang sederhana. Kupilihkan celana panjang dari bahan katun warna hitam.
Ini salah satu kemeja dan celana panjang kesayanganku. Ada keyakinan bahwa yang ku pilihkan ini akan pas untuk penampilan Jala sore ini. Pakai baju apa saja sebenarnya Jala dari sananya udah ganteng.
Ukuran tubuhku dan Jala tidak berbeda. Kali ini aku pakai T-Shirt putih bermotif pinguin warna biru lucu sekali. Aku juga menggunakan celana katun. Celana yang kupilih adalah celana katun warna silver.
Baju kami yang berkeringat, kumasukkan dalam keranjang untuk besok dicuci oleh bi Surti ataupun bi Ijah.
Menjelang Jala keluar dari kamar mandi, kuletakkan tas Jala di atas meja belajarku.
Semua piring, gelas, sisa makanan, dan tissue bekas makan siang yang aku makan tadi dengan Jala ku angkat menuju dapur.
Di dapur ada bi Surti dan bi Ijah yang lagi sibuk di dishwasher. Mereka memasukkan semua gelas dan piring kecil ke dalam alat itu. Gelas-gelas dan piring kecil itu digunakan oleh anak-anak pada masa jedah tadi. Jadi sekalian saja dengan piring dan gelas yang kubawa ini.
"Daya, Daya ......" terdengar suara Jala dari atas
"Iya bentar" jawabku yang agak bergema dari ruang tamu
"Tuh nak Jala manggil den !" kata bi surti
"iya bi" balasku
"ntar malam makan di rumah atau ga den ?" tanya bi surti
"mungkin ga bi ! aku minta dibuatkan gorengan boleh bi ?" permintaanku pada bi surti
"boleh, jam berapa balik nya ?" tanya bi surti lagi
"jam 9 malam ya bi" mengakhiri pembicaraan itu dan menuju Jala
Aku menaiki lagi anak tangga menuju kamarku
"wah ada Jala ! dah bersih, dah wangi, dah rapi, dan tambah ganteng dengan celana hitam" kataku
"hahah Daya, aku malah suka dengan motif kemeja ini" dan Jala memuji kemeja yang cocok dengan warna kulitnya
"apapun bajumu, kamu tetap ganteng di mataku" pujianku yang moga ga diartikan gombal oleh Jala
"makasih Daya" tangan Jala tak kuasa untuk tidak memelukku, dan mendaratlah pelukan penuh damai dari Jala, uuuugggsssssshhh
ia membisikkan kalimat ini di telingaku
"wangi ga tubuhku ?" bisiknya
kkkkkkkkk ada-ada saja
"ya wangilah Jala, masa aku menghina sabun kesayanganku ? hahah" jawabku dengan penuh perasaan
"apa beda wangi tubuh bagian atas dengan tubuh bagian bawah" Jala masih berbisik sambil memeluk tubuhku. Dapat kurasakan daging empuk di balik resletik celana katun yang di pakai Jala menempel di pinggangku
"kalo tubuh atasmu bau sabun mandiku, kalau tubuh bawahmu nanti malam aku endus" jawabku agar Jala merasa nyaman
"hahah bisa saja si Daya" wajah Jala tampak puas dan makin nyaman berada di sampingku. Dia merasakan bahwa aku menghargai dan perhatian pada tubuhnya. Rasa ini umum dimiliki oleh setiap cowok kalem yang merasa bergairah jika bagian tubuhnya diinginkan dan diperhatikan lawan mainnya. Cowok tipe sebaliknya tidak begitu sensitif apa lawan mainnya senang dengan atau tidak, yang penting nafsunya tersalurkan.
Siapapun yang akan mendapatkan Jala, cewek ataupun cowok akan puas dengan sensasi tubuh Jala.
Kami menuju pos satpam untuk membukakan garasi mobil papa. Lalu dibukanya pintu garasi itu. Terlihat mobil Nisan warna putih yang hampir seminggu ga dipakai.
"Mas, pas papa pergi ga langsung dicuci ya mobil ini ?" tanyaku
"wah minggu ini tugas si Isal itu" jawab Ipunk
"Tolong dilap aja ya debunya yang di kaca depan, ga nyaman aku nyetirnya" pintaku pada ipunk
"siap bos, besok ku suruh si Isal mencuci mobil ini" persetujuan dari ipunk
"Ok mas" jawabku
Ga kinclong-kinclong amat mobilnya, tetapi dengan merek Nisan dan warna putih dari jauhpun akan kelihatan kinclong, hahahh meski ada debu mencover cat putih ini.
Jala mengamati setiap detik pergerakan kaki pada pedal dan tangan pada stir dan gigi dalam memacu laju mobil ini
"sejak kapan kamu bisa nyetir ?" tanya Jala
"bisa nyetir sejak kelas 2 SMP, tapi resmi dilepas papa ketika aku dapat SIM bulan Oktober tahun lalu" jawabku
"sering bawa mobil juga kamu pas pulang sekolah" tanya Jala lagi
"jarang Jala, dah sibuk dengan kegiatan usai sekolah ! lagian ada pak supir yang njemput" balasku
Jala mengangguk-angguk
Lalu ada panggilan dari Wandi
"Jala, boleh aku angkat panggilan dari wandi ?" tanyaku
"silahkan Daya" persetujuan dari Jala
"udah dimana ente ? banyak barang gratisan dari mas Joe ?" tanyaku
"banyak dong, kantongnya sama tebel dah dengan kantong ente" kata Wandi
"terus kapan pulang ? " tanyaku lagi
"habis ini kami makan-makan dan minum-minum, ke XXI sambil mendalamai perasaan masing-masing" kata Wandi si pemalak
"masih lama dong" desakku
"Iya" jawabnya
"ente mah, habis uang abang dibuang ! dah yakin ente mau setiap sama satu orang ? hilang dong mata pencaharian ente" hina ku
"ane sih serius biar dapat imbalan yang nilainya juga serius bukan cuma-cuma" kata Wandi lagi tanpa perasaan
"berani ente ? ane laporin sama tante Hana ente !" ancamku
"ane sih pegang urat nadi aje ! kalo mas Joe nya iya, tante Hana mau ngomong ape ?" hahahah sungguh cerdik si Wandi ini
Tuiiingggggg, tangan Jala mematikan telpon itu
"hahah kok dimatiin Jala" tanyaku yang sebenarnya bahagia terbebas dari omongan ga penting dari si Wandi
"ga baik nyetir sambil ngecall" kata Jala, padahal tidak terucap saja kenapa menanggapi hal-hal yang ga penting, cara Jala emang seperti ini tidak akan pernah menghina orang meski buruk sekalipun
Sampai juga di depan gang masuk ke rumah kontrakan Jala. Aku memarkir mobil. Dan kami kemudian berjalan menuju kamar kontrakan keluarga Jala
"Assalamu'alaikum mama !" seru Jala
"Alaikum salam ! Eh...... ini anak mama atau siapa ya ? tambah cuaaaakkkeeeppp" jawab mama Jala
"adoh mama" Jala mulai gusar
"hargailah orang yang memujimu" seru mama agak lebay hahaahah
"iya...iya.... ayo tebak siapa ini yang ku bawa ?" goda Jala
"ah Daya ? apa kabar ?" kata mama dengan semangat
"baik ma !" aku kasih senyuman yang terbaik untuk mama
"tau tidak kamu Daya, tiga hari yang lalu si Jala mengurung diri karena pas pagi berangkat sekolah tidak kamu jemput" informasi dari mama
"hahah gitu ya ma ?" jawabku agak terkaget tapi terasa lucu juga
"sudah ya ma, kita pastikan dokternya ya !" kata jala menghentikan mamanya mengumbar informasi tentang dirinya
"Boleh, adikmu dah siap" kata mama
"selagi menunggu fisioterapinya, aku mau makan sama Daya ya ma !" pinta Jala
"pergilah, bagus itu sambil lebih mengenal tempat-tempat di Jakarta kamunya" saran mamanya
"Berapa nomornya ?" tanyaku, dan Jala mengasihkan. Setelah panggilanku masuk ke nomor itu, aku kasihkan HP ku ke Jala
"Halo suster, ini Jala" kata Jala
"Ya tadi pagi sudah setuju dokternya !" kata jala lagi
"apa suster ? jadi maju ? ya OK suster ! siap...." ga ngerti apa yang dibicarakan sepihak oleh Jala
"Ma, Daya, kita harus segera kesana. Dokternya mau balik cepat" kata Jala
Adik Jala yang canti manis itu digendong oleh jala menuruni tangga rumah kontrakkan itu sedangkan aku menuntun mama jala. Kami semua bergerak menuju mobil
"wah bagus sekali mobil nak Daya !" puji mama Jala ketika memasuki mobil papa dan duduk pada kursi belakang. Lalu jala meletakkan adiknya di pangkuan mamanya. Daya kembali duduk disampingku, mendampingiku menyusuri jalan menuju Pondok Indah.
Lumayan lancar dan menyenangkan. Sepanjang perjalanan mama bercerita banyak hal kehidupan mereka di surabaya dulu. Termasuk cewek Jala
"Jala di Surabaya lebih pendiam" kata mama
"hehehe udah ah ma" Jala ga tahan sambil ketawa
"lanjut aja ma kkkkk" aku godain jala sambil memegang tangan kanan jala, sedangkan tangan kananku mengendalikan strir
"Jala mengaggumi banyak cewek, tapi tak satupun yang berhasil digaet jala" kata mama
"kurang usaha sih ma" hinaanku
"Daya.... sudah ya, hati-hati aja nyetir !" saran dari Jala
Berhubung kami dah hampir sampai, jadi ak turuti saran Jala, lagian kami dah memasuki area rumah penduduk sudah agak rame jalannya
Akhirnya mama menunggui adik yang difisioterapi
Kami pergi makan ke mall dekat daerah sana
Sebuah mall yang mewah dan besar dalam mata Jala, hahahah belum tahu dia mall yang lain
"makan Baso aja ya Daya, lagi pengen yang berkuah-kuah" kata Jala
"boleh" kataku sambil memesan untuk dua orang ! lalu dua jus pepaya kesukaan kami berdua
"ada mitos apa, makanan berkuah sebelum tidur ? moga kamu tahu" pancing Jala
"hahah, ga tahu ! kalo aku makan ya makan aja !" kataku dengan jujur
"kalau akan banyak keringat, kan harus diimbangi oleh makanan yang berair seperti kuah misalnya" penjelasan dari Jala
"kita hidupin aja ac, dijamin ga berkeringat" jawabku
"kurang tepat jawabannya" balas Jala
"hahah kamu harus jelasin dulu kenapa berkeringat, apa yang telah dilakukan hingga berkeringat ?" kkkkkk kataku sambil cekikikan
"tuh kamu pinter ! pengalaman pribadi ya ?" canda Jala
"aku ini masih kecil kata semua orang, jadi belum boleh berkeringat malam" kubalas canda Jala
"hahaha Kamu bisa aja" Jala masuk pada sendok terakhir dari menu baso yang kami pesan.
Setelah ku antar Jala dan keluarga sampai di rumah kontrakan mereka, aku segera menuju rumah. Ku masukkan kembali mobil papa dalam garasi. Dan secepat kilat aku menuju kamar.
sukuuurrrr..... mereka belum balik, aku ambil gorengan yang telah dibuatkan bi surti untukku. Akan ku makan setelah ini
ada yang lupa
kamera depan pintuku yang menghadap ke kamar tante harus ku konekkan ke PC dikamarku
Waktu njit-njitan di atas kursi depan kamarku, dengan mulut berisi gorengan, sial HP ku bergetar
Siapa tahu dari Jala, harus diangkat ! eh tahu-tahunya dari bibiku
"Maaf, tolong kerjasama yang baik dengan Joe ya. Kami dari palmerah langsung menuju Cengkareng, karena harus segera tiba di Palembang malam ini" kata beliau
"sekarang sudah disana ? tanyaku dengan mulut mengunyah
"kamu lagi makan ?" tanya bibi
"Iya bi" balasku
"Ok, oh ya benar udah di Palembang nih, baruuuu mendarattt" kata bibi tergopoh-gopoh. Mungkin bibi masih sibuk mengurus bagasi yang penuh dengan barang bisnisnya
Maka ku akhiri telpon itu, ku kunyak terus gorengan itu
Huuuuuhhh ..... Kecerobohan bibi ini !!!! sehingga ada kesempatan untuk mesum nih si mas Joe dengan wandi, siapa lagi bisa menolak tubuh Wandi yang baru kenal pertama kali.
Kalau tante balik meski malampun, kan mas Joe jadi tidur di kursi lagi ! Besok kalau papa balik, jangan tidur di kursi, malah di sepak sama papa
Apa kenyataanya ? mereka dapat waktu yang baik untuk menunaikan hajat dan nafsu perkenalan pertama. Ya hahahhh mungkin ini dah rezki mereka malam ini, nikmatilah. Rekamannya saja cukup bagiku.
Selanjtnya aku bergegas ke kamar mandi, membuang air yang agak banyak masuk tad bersama kuah baso dan jus. Aku juga mencuci muka dan berganti baju dengan piyama tidur.
Terus, kumasuki kamar bibi, kupastikan kameranya masih ON, yes perfect ! ku invite akun chatku dari laptop bibi, Sip
Lalu aku accept di PC ku, sempurna
Bergegas aku kembali ke kamarku, lalu mencoba membaringkan tubuh di ranjang.
Ku ketik satu SMS untuk si pujaan hati
...."Met istirahat matahariku, moga mimpi indah" ....
langsung ada balasan, hahahah ternyata ini dianggap penting oleh Jala
..."thanks, mimpikan bulan yang menemani tidurmu. Aku sekarang ada di bulan itu untukmu"...
kata-katanya sopan dan selalu dalam pengertiannya.
Jika ini bukan cinta dari Jala, aku tidak tahu lagi siapa yang harus menjawab pertanyaan yang ada dalam hatiku
BERSAMBUNG
@Yohan_Pratama , @YogaDwiAnggara, @dafaZartin, @tarry, @bayumukti , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya
sudah ku mention ya sejauh ini aku menuliskan mereka saling kagum ! tetapi mereka masih ragu terutama Jala
lanjuutt><