It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Eeit Bro Zeva kemana aje elu ? kangen guwa ama elu eh dah selesai UAS inih libur lagi aaahhhh
Kawan, kita masih berada di p.o.v Jala dan bagian ini adalah part terakhir penuturan dari Jala, selanjutnya akan diteruskan oleh Daya dan Dika.
Semoga kawan masih ada waktu untuk membaca ini.
Masih ada tertinggal sepenggal cerita tentang nasib kami : Aku, Daya, dan Dika.
Setelah ini Daya dan Dika akan meninggalkan hingar bingar kota Surabaya untuk kembali ke Jakarta. Akupun akan kembali melanjutkan hidup di Surabaya ini.
Penampilanku masih sangat rapi karena masih tersisa potongan rambut cepak dan bersihnya wajah yang difacial untuk perform di caffee om santoso malam hari Jum'atnya. Rasa percaya diriku meningkat dengan menggunakan kemeja favorit Daya yang kubawa hingga ke surabaya. Sehingga aku bisa mengimbangi penampilan orang yang paling kusayang ini.
"eheemm iya emang cakep hahaha" pujian dari Daya
"hahah meski kemeja lama tetap saja keren, itu tergantung siapa yang makai nya" aku menanggapi pujian Daya dengan slow biar terkesan tidak ge er.
"kemeja ini akan selalu membuat cakep penampilanmu dan besok aku ga akan lihat wajahmu lagi !" Daya berkata sambil mendekatkan badannya menghadap wajahku
"Kan bisa telponan dan sms an, tapi makasih ya Daya, hanya kemeja ini yang bisa kupandang saat kamu dulu asik dengan orang lain" kataku dan terlihat Daya menerawang kisah lama.
"itu masa lalu Jala, jangan diungkit lagi sayang, dan jangan sakiti aku lagi ya" Daya membenamkan kepalanya pada dadaku aku tidak tega untuk tidak membelai rambutnya yang terawat dan wangi.
"heheh jangan nangis gitu ah, ntar kemejaku basah kalau didekap begini" bujukku agar Daya segera sadar bahwa kami mau makan malam.
"waah.... iya, sedikit basah jadinya, nih aku lap pakai tissue ya" kata Daya
"hahaha... Daya...Daya... Ayo siapa yang nyakiti, bukannya kamu yang sering nyakiti aku ? tapi aku ga nangis tu" kalimat hiburan untuk Daya
"Iyaa.... maaaf" lirih Daya
"Naah itu lebih baik ! esok hari akan cerah untuk kita Daya" kataku pada Daya sekarang giliran tanganku yang memegang tissue untuk membersihkan sisa air mata Daya.
Rasanya dari tadi jarak kami tak berbeda satu sentimeter pun, tak terbendung rasa ingin membahagiakan orang yang paling kusayang ini sekaligus orang yang sering membuat hatiku remuk.
"naah kalau dah kembali ganteng gini tanpa air mata, aku selalu rela mengatakan : Daya, aku sayang kamu" bisikan terakhirku di malam itu untuk Daya yang super ganteng.
"makasih Jala ! sejak kamu tinggalkan Jakarta, aku ga ingin apapun lagi! aku hanya ingin membuatmu bahagia tidak sedih oleh kesulitan hidup, karena apa Jala ? Karena aku terlalu sayang kamu" Daya berkata lirih dengan ekspresi menahan sesak sanubari.
Aku kehilangan kata-kata, agak hangat bola mataku menahan airnya, namun kucoba berkata apa adanya
"Jadikan ini penyemangat ya Daya, moga kita tetap kuat, hari selanjutnya juga tidak akan mudah untuk nasib kita berdua. Tapi selama kita tidak menganggu orang lain, kita jalani saja meski terseok" nasehatku untuk Daya
"Iya sayang, aku janji ! Kita berangkat sekarang ya? " kata Daya
"Iya, dan kita mohon pamit dulu sama mama yang masih di dapur" kataku
Akupun menghampiri mama di dapur, terlihat kue-kue sudah pada tergoreng dan saosnya juga sudah membubul.
"ma... Daya suka makan yang berkuah, kemana ya ma bagusnya malam ini ?" tanyaku sama mama
"ke warung soto Ibu Asih saja Jala pasti ada rawon juga" saran mama
"oh yang dekat gerbang masuk rumah bude Hani ya ma?" kataku untuk memastikan
"Iya Jala, pake taxi saja, ga ada angkot kalo jam segini" kata mama
"ok mama, lagian Daya kalo naik angkot keringatnya bercucuran, haha" kataku
"hahah iyalah nak ! pasti beda dengan kamu" kata mama
"Loh ?, siapa pula yang minta disamakan ! ya pasti beda. Aku pamit dulu ya ma" kataku sama mama
kemudian kami keluar dapur masuk ruang depan dimana Daya duduk dengan rapi dan emang sangat ganteng di bawah lampu pijar murahan warna kuning di rumah kami, sehingga kulit putih Daya berpendar keemasan wkwkwk.
Dengan potongan rambut begini, mata Daya seolah tidak cipit. Mata Daya ga cipit-cipit amat,
agak cipit saja hahah warisan dari mamanya tetapi papanya orang Palembang.
"eh mama, karena besok subuh kami ga sempat kesini maka sekarang kami pamit ya ma ! mungkin kalau ada jedah waktu libur sebelum UAN, kami akan berkunjung lagi ke surabaya" Daya resmi mohon diri dari mama dan dari kota surabaya
"iya nak, kalau ada umur panjang" kata mama.
Daya langsung tersentak ! Sangat sensitif sekali perasaan anak ini. Daya menyalami dan mencium tangan mama. Kemudian mama tak kuasa untuk tidak memeluk Daya
"kok umur panjang ma ? mama harus hidup, tunggu aku ya ma, jangan pergi dulu" Daya kembali terisak dalam pelukan mamaku
Dengan kesabaran tingkat tinggi aku rangkul daya dan kuhapus airmatanya
"Daya, perkataan itu do'a. Kalau ada umur panjang, maksudnya kita doakan mama selalu berumur panjang" hiburku pada Daya meski hatiku juga berdentum membayangkan mama pergi mendahuluiku.
"ayo sini duduk nak. mama lihat nak Daya sering capek dan suka merenung, beda dengan Daya yang dulu waktu pementasan drama" mama berusaha untuk mendalami Daya
"aku kangen mama saja kok, di rumah hanya ada papa" kata Daya ngeles, aku yang tadi mulai terharu mata basah , sekarang jadi geli sendiri lihat Daya ngeles.
"eeehhh bisa sajakan Jala bilang, dia kangen papa ! karena di rumah hanya ada mama seorang" mama begitu cerdas menenangkan Daya
"dan Jala ga pernah menanyakan papa ?" Daya pengen tahu
"tidak pernah ! hanya sekali waktu Jala kelas VI SD karena diledek kawannya" kata mama
"loh kok ngeledeknya usuran pribadi orang tua ???" Daya tampak sangat tidak setuju
"hemmm masa lalu Daya, itupun dia sudah ku tonjok" kataku
"hahahah begitulah kisahnya nak Daya" hibur mama
"hahah jagoan juga Jala ya, tapi di Jakarta dia diaaaaammmmmm saja ma!" kata Daya kesel
"loh itukan karena aku anak baru, sudah dewasa juga, malukan nonjok orang ?" alasanku
Diantara tawa dan airmata, aku mengantarkan Daya pada gerbang kehidupan baru yang lebih pasti. Usia kami masih sangat muda, tetapi akan terperangkap oleh perasaan hati yang terbilang tidak mudah untuk dijalani.
Aku tidak pernah memandang sisi kehidupanku, yang ku perhatikan adalah sisi kehidupan Daya. Apa Daya akan kuat untuk hidup susah dalam hubungan cinta terlarang. Aku tidak pernah memerangkap Daya, kepergian ku ke Surabaya juga dalam rangka membebaskan Daya untuk hidup bahagia di jakarta. Tetapi nyatanya Daya tidak bahagia. Sehingga dia mencariku ke Surabaya.
Sekarang waktunyalah merangkul Daya. Kami akan melangkah bersama sekedar meyadarkan apakah dia benar-benar sayang padaku dan apakah dia akan kuat ditolak oleh keluarga dan lingkungan, karena kita semua tau, bahwa Daya biasa hidup senang.
Sejak baliknya Daya, Dika, dan ortu mereka ke Jakarta, hatiku ditambahkan satu lagi rasa tanggung jawab, yaitu sekarang ada Daya yang harus kuperhatikan.
Rasanya dengan bertambah umur dan berjalannya waktu aku kuat untuk berusaha membahagiakan mama, adikku, dan Daya.
Semoga aku selalu sehat sehingga aku akan semangat untuk menjalani semua ini.
Sampai bertemu lagi ya kawan-kawan pada kesempatan setelah p.o.v Daya dan Dika, aku doakan kawan-kawan juga selalu semangat dan bahagia.
Bersambung ..........
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya
New p.o.v
Agak lama mikir ni, bagaimana cara menarik perhatian kawan sekedar melihat perjuangan aku (Dika) dan Daya. Tapi ada yang suka ada juga yang sebel. Padahal benang merah cerita ada pada kami berdua wkwkwk. Yah gini aja deh, kita lanjut dulu ya dengan p.o.v yang netral, yaitu p.o.v sang ketua kelas. Dengan harapan, kekesalan kawan sama Daya bisa disimpan sesaat. Yang lebih suka membaca awal-awal cerita dengan komen "padahal di awal cerita bagus" bagaimana ya ? hahaha bingung juga, cerita nasib manusia itu TIDAK SELALU BAGUS, itu yang mau aku perjelas. Sebagai seorang yang netral, menurutku, Daya memang mengalami jauh perubahan. Terkesan lebih ada visi dibandingin dengan Daya yang suka hura-hura waktu kelas X SMA.
Sekarang giliran aku yang terpaku melihat gumpalan awan putih yang kekuningan disinari oleh matahari pagi. Pesawat plat merah kebanggaan Indonesia, lepas landas sekitar 20 menit yang lalu dari bandara Juanda surabaya. Posisi favorit kami adalah deretan belakang yang secara hitungan matematik jauh lebih aman karena tidak ada mesin jet pesawat pada bagian itu. Aku dan Daya memilih bangku nomor J dan K sedangkang ortu ku dan papa Daya memilih 3 bangku samping kiri kami. Aku memaksa duduk di pinggir sehingga Daya di tengah, dan di samping Daya ada seorang ibu-muda.
"curang, kamu ajak jalan kemana Jala tadi malam ? aku kalo ga segan sama om santoso dan om ferry dan kabur juga ke rumah Jala" protesku dengan irama lambat (tau diri karena dalam pesawat) tapi tetap full emosi
"macam-macam, orang pacaran lah, mau tau aja kamu" Daya menjawab seenak perutnya ga tau dia darahku mendidih karena skedul yang rapi hancur berantakan tadi malam
"kamu dah janji mau bawa Jala, papa kamu ada anak yang dibanggakannya, ortuku ada anak juga, da om santoso juga ada Jala yang dibanggakannya, seperti itu harapan papa kamu" protesku
"eissh kebanyakan seremoni, kamu taukan aku hanya ingin bertemu Jala ?" balas Daya tanpa kalah
"kamu tahu juga kan kesan pertemuan terakhir untuk pebisnis para orang tua kita ?" aku membalas
"ya tau, makanya aku ga suka" balasan lagi dari Daya
"yaahhhh ada kalanya kita berbakti pada orang tua" jawabku
"Jala besoknya sekolah, terus acara haha hihi malam-malam itu berupa bakti pada orang tua ???" Daya mulai marah
"ya.... harusnya dibahas sebelum acara itu direncanakan" suaraku jadi pelan, karena kali ini Daya benar
"itu... jangan asal marah, bilang saja kamu cemburu" Daya mulai menggoda
"cemburu jidadmu, pacaran deh sono terpisah jarak dan waktu, semester depan noh aku yang pacaran dengan Jala real" aku ga mau kalah
"ya biarin, kalo dizinin papa tiap weekend aku ke surabaya, kamu mau ikuuutt ????" Daya semakin kurang ajar
"Najis aku lihat kamu berduaan, pacaran apa ? Jala ga mau gitu-gituan sebelum tamat SMA jadi kesempatanku masih ada" aku kasih umpan beracun
"setan, pacaran itu dalam otakmu gitu-gituan ? wih kasihan deh kamu, padahal kami dah berbuat lebih jauh" Daya berkata tanpa malu
kali ini darahku memang mendidih, ku sepak kaki Daya, dia terkejut
Ibu muda di samping kami itu ikut-ikutan pula berkomentar
"duuhh dek masih muda jangan kebablasan, pakai kondom ga ? ntar hamil loh !" kata ibu itu
"ga perlu ibu, aku croootnya di luar kok" kata Daya yang ga ada rasa malu, memuakkan
si ibu itu senyum-senyum mesem mungkin membayakan burung Daya ngecrooottttt, daun muda lagi.
"udah ah, kita ngomong yang lain, ini masih di atas udara lih ntar pesawatnya jatuh kalo ngomong jorok" aku takut-takuti mereka biar ga kebablasan
papaku melihat dari bangku samping lorong, asik sekali kami kelihatannya
beliau mau mengingatkan sepertinya jangan terlalu brisik karena mungkin para tetangga mau tidur
"diajak pergi bareng, eh ternyata nguntit dari belakang" Daya masih saja sebel
"yang benar dong masa jalan sama saingan ! asik saja akhirnya Jala tahu aku lebih perhatian sama dia" kataku
"ini masalah hati Dika, bagaimanapun kamu adalah sahabatku, jangan ubah status jadi saingan" kata Daya mulai menggoda lagi
"hahah Daya gila, orang baik itu jodohnya juga yang baik, ngerti ga ?" aku ga kepancing dengan godaan Daya
"Kamu pikir aku ga baik ? jawaaabb !" Daya sekarang yang kesel dia juga membalas menyepak kakiku
Ibu muda itu cekikikan melihat tingkah kami
"Nilai aja diri sendiri ! kamu akan merasakan bagaimana sakitnya sebuah persaingan" kataku
"hahah Dika oonn, kamu aja yang nganggap saingan, aku dan Jala fine-fine saja tuh" kata Daya
"hari ini fine-fine saja, bulan depan belum tentu kan ? itulah namanya pasang surut sebuah hubungan" nasehatku
"cieeee Dika oonn berfilosofi cinta, padahal cintamu saja ditolak" Daya berkata sambil senyum-senyum sangat... ga tau lagi aku mau ngomong apa
"serah kamu lah, paling bulan depan kamu pacaran pula dengan anggota geng cantik adik kelas kita, dasar manusia buaya" hinaanku pada Daya
"aku mau tidur ya, dan ramalan kamu gak keren" balas Daya dengan cuek
"waahhh kadal, sudah main curang, sekarang malah tidur" protesku
sesaat kemudian Daya sudah begitu tenang nafasnya dan masuk dalam alam tidur.
Ada cincin putih yang sangat bagus di jari manisnya, mataku hangat dan mengkerut. Cincin bagus di jari manis ? saat mendarat akan ku pancing Jala, oh tuhan, semoga cincin ini tidak ada apa-apanya dengan Jala.
Tapi....... aku ga mau mikir ini, toh mereka pacaran juga pacaran semu ! Kesempatanku sangat terbuka lebar saat kami masuk masa kuliah nanti, Jala akan jadi milikku seutuhnya.
Aku merasa bahagia sekali masih dapat melihat senyum mama dan adik jala. Rumah mereka sangat sederhana tapi bersih dan menarik. Aku dan Daya betah berada di rumah itu. Meskipun liburan, kemampuan kimia organikku meningkat karena belajar bersama dengan pujaan hatiku.
Masih ada satu tugas lagi yaitu lulus dengan baik dari SMA ini dan bertempur dalam merebutkan universitas negeri favorit.
Dari pengalaman kebersamaan kami selama ini sih, kami mengidolakan universitas negeri di depok hahahah, Jala suka PTN itu katanya lebih Indonesia karena semua orang dari seluruh propinsi ada disana.
Saat pesawat mendarat, dan kami telah berada di terminal 2F bandara Soeta, Daya kehausan seperti naga hahah, padahal di atas pesawat dia telah meminta jus jeruk yang lumayan banyak hahaha.
Rombongan manula asik menunggu bagasi dengan cendera mata begitu banyak sebagai oleh-oleh. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk meSMS orang yang puja, mumpung jam istirahat sepertinya, semoga... kalo ga ntar pula dibalas Jala ohhhh
"Jala..... apa kabar ? kami dah sampai di jakarta lagi" pancingku
"Oh sukurlah, kabar ku juga baik, lagi jam stirahat" jawab Jala
"aku belajar ilmu meramal loh, pagi ini kamu pasti gunain cincin yang sangat bagus di jari manis, karena SMS mu juga begitu manis" pancingku lagi dengan sangat smart hahahah
"ehhh kok kamu tahu Dika ? iya kupakai sejak malam tadi" balasan Jala lagi
ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh keseeeelllllllllllllllllllllll
aku off kan HP ku
hari ini aku ga mau lihat SMS atau call dari siapapun
hingga aku bisa kembali tenang, dan memupuk semangat agar lebih berusaha dengan keras untuk kebahagian Jala dan masa depanku
Daya si wajah lugu banyak dosa hahah tanpa perasaan salah mendekat ke arahku
"waaahhhhh lega....ketemu juga conter yang menyediakan aneka juss, kok Jakarta sepanas ini ya ?" komentar Daya yang ga sangat menarik untuk didengar telingaku
aku diam
"kok diam saja ? harusnya kita lebih akrab dong setelah liburan bersama" goda Daya
kesel iya, marah iya, pengen ketawa juga iya, itulah akibat dan ulah dari seorang Daya
"hahah, sudah ah, aku lagi capek nih, kamu tadi tidur aku jagain lagi, biar ga gelisah tidurnya, sekarang jangan ganggu aku ya" penyerahanku pada ulah Daya
"OK boss" kata Daya
Sejurus kemudia, aku dan berada dalam mobil papa, dan Dika juga sudah bersama orang tua mereka dalam mobil.
Kami bergerak menuju rumah masing-masing.
Setelah tidur sesaat, aku merasakan persaan ini menjadi hampa sehampa nya, pengen merauuuuunggg tapi malu sama mama dan papa, kan aku yang pengen ke surabaya, sekarang kalo ga bahagia kenapa harus meraung ????????
Yang terbaik adalah aku akan mendengar cerita tentang Jala dari mulut si keparat Daya, pastilah sekarang dia lagia sik menceritakan perjalanannya dengan Jala pada bibi dan tantenya, dan pada dua orang pembantunya.
Ku pacu motorku menuju kediam Daya dengan sadis. Aku terobos halaman rumahnya dan memarkir motor tanpa bas-basi dengan satpam yang biasaya akrab dengan ku.
Ku ketok pintu ruang tamu rumah Daya
"assalamualaikum" kataku
"alaikum salam, eh nak Dika, kangen bibi" kata bu surti
"Iya bibi, boleh masuk" kataku
"boleh.... coba nak Dika bilang mau ke surabaya juga, pasti bibi ikut" kata bibi
"waah ada si Dika oonn, kebetulan nih bi surti dan bi ijah lagi amsak besar ramuan surabaya yang di bawa papa, nah anak-anak juga mau kesini. Dah terlalu banyak ketinggalan kita nih" kata Daya
duuuggggg.... wah menarik sekali ide si keparat ini, sekaligus sahabat baikku
Di ruang tamu itu, sudah tertata infocus, DVD player, layar besar dan sound system yang bagus seperti waktu kami belajar bersama dulu dengan Jala sebagai gurunya. Pasti si keparat ini punya sesuatu yang bisa di show up kanya untuk teman kelas dulu serasa reuni dengan Jala yang sekarang sudah jauh lagi di surabaya sana.
Bersambung .......
Si Dika lagi cemburu euy...