BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cinta Kecil untuk Chris

1121315171825

Comments

  • hwahhh, yang terjadi sama si 'aku' di sini persis kayak gw yg nungguin crita ini di apdet...

    jujur ini mah, gw kangen berat ama cerita ini...
    dan makin di apdet, makin cintaaa :x
    jangan di tamatin cpet2 dunk :((

    @AryoAjji we love you :* hehe...
  • Oh my.. oh my.. >_< @AryoAjji.. update'anna dikit bingiiit.. I want more >o< give us a big surprise ya.. I'll always wonder if they will find a happiness through all these obstacles. Please let the love never keep them apart.. ok :') gonna be waiting for the next chapter, be hurry :3 engkyu
  • @Ray_Ryo lapakmu apa kabar.. Npa gak diterusin,
    sayang looo ceritamu
    menarik kok
  • apapun yg terjadi di next part...gue akan tetap antusias membacanya
    update lg y @Aryoadji
  • Haduuhhh gk(belum) jadian aja manis bgt, apalagi udah pacaran..
    Aihh
  • zeva_21 wrote: »
    @Ray_Ryo lapakmu apa kabar.. Npa gak diterusin,
    sayang looo ceritamu
    menarik kok

    hiks.. saya kbentur tugas kuliah mas... :((
    selalunya begini...
    tapi skrg saya lagi nyusun pelan2 lgi lanjutannya...
    tapi jadinya saya hrus bca dari awal lgi, soalnya arsipnya ga ada... sy nulis langsung di bf.

  • @Ray_Ryo oke q tunggu kabar baiknya- yang penting dilanjutin sampai ending- :p
  • antusias bgt buat bca lnjutan.a.....
  • Hmmm crita'y TOP.. Pnasaran jg sma lnjutan'y, kira-kira bakal gmna....
    Jgn lpa d'mention....
  • =(29)=


    - Jika semua yang kuinginkan sudah di depan mata, apa lagi yang harus aku minta?-

    Pagi ini terasa begitu indah. Aku merasakan hangatnya matahari pagi masuk ke kamarku, menyinariku sebagian tubuhku. Itu membangunkanku pada kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan pagi kemarin. Bagaimana tidak? Akhirnya aku bisa tidur dengan nyaman tadi malam.

    Percaya atau tidak, itu semua terjadi hanya karena sebuah panggilan telepon. Telepon dari Chris semalam telah membuat semua masalahku yang terasa begitu berat kemarin, hilang begitu saja. Sungguh mengherankan, terkadang penyelesaian dari suatu masalah bisa terjadi begitu saja. Hidup tidak selalu sesulit yang terbayangkan sebelumnya, saat takdir memang sudah menuliskan jalan keluarnya.

    Aku bergegas mandi, dan bersiap untuk bekerja. Tidak, kalau aku mau jujur, sebenarnya aku bersiap untuk menyambut seseorang yang sangat ingin aku temui semenjak dua hari lalu.

    ***

    "Halo?" Chris menelponku pagi ini sama seperti hari-hari sebelumnya.

    "Ya."

    "Kamu sudah siap kan?"

    "Sudah."

    "Yakin?" Chris bertanya seperti biasa dengan nada yang menggoda.

    "Beneran!" Aku memang sudah siap dari tadi.

    "Ya sudah, kalau kamu memang sudah siap." Chris dengan nada suara seolah serius. "Berarti kita bisa menikah sekarang."

    "Hah?" Seperti biasa juga, aku segera terpancing sengan candaannya yang kuanggap seperti serius.

    Chris tampak terdengar tertawa di ujung telepon sana. Aku mendengus kecil, menyadari dia yang telah berhasil mengerjaiku pagi-pagi.

    "Aku sudah masuk ke area parkiran apartemenmu." Chris memberi tahu.

    "Oke, aku turun ya?" Aku tidak sabar ingin menemuinya.

    "Tunggu!" Chris segera menahanku. "Aku bawa makanan seperti biasa. Kamu tunggu saja di situ. Kita makan dulu."

    "Oh..".

    "Aku ke atas dulu ya." Chris pamit. "Sampai ketemu di sana."

    "Ok." Ternyata teleponnya sudah ditutup sebelum aku menjawab.

    ***

    Aku memang tidak perlu menunggu terlalu lama, sampai dengan aku mendengar suara ketukan di pintu kamarku. Setengah melompat kegirangan, aku segera menuju pintu.

    "Tunggu." Aku menarik nafas menenangkan diri. "Aku harus terlihat biasa saja. Tidak boleh terlihat terlalu senang." Entah kenapa sulit sekali bagiku, untuk sekedar membiarkan diriku mengekspresikan apa yang aku rasakan dalam hatiku saat ini. Secara perlahan, aku membukakan pintu kamarku.

    Chris tampak tersenyum dengan senyumannya yang khas di sana. Ada yang sedikit berbeda dengan penampilannya, sepertinya dia baru saja memotong rambutnya. Dengan rambut yang lebih pendek, Chris tampak jauh lebih muda dari biasanya, lebih segar, lebih tampan. Ada benarnya juga jika adikku bilang dia ini seperti artis Korea, meskipun dia sebenarnya tetap lebih pantas dipanggil Koko. Aku tersenyum sendiri mengingat hal itu.

    Ada satu hal lagi yang tampak berbeda. Chris memegangi sebuah kue kecil, dengan lilin yang menyala di atasnya.

    "Selamat ulang tahun, Koko!" Chris setengah berteriak.

    Aku belum bisa berkata-kata untuk meresponnya. Aku bahkan lupa, kalau hari ini aku berulang tahun! Bahkan aku sedikit tidak yakin, memang tanggal berapa sekarang? Ini semua karena aku terlalu sibuk memikirkannya.

    "Hei!" Chris menyadarkanku yang masih terus berdiri terdiam. "Selamat ulang tahun, Koko!" Dia mengulang ucapannya.

    "Tunggu sebentar," aku bergumam sambil menatapnya yang sedang tersenyum. "Dia tadi panggil aku apa?"

    "Koko?"

    "Iya! Mulai hari ini dan seterusnya aku akan panggil kamu Koko," dia terlihat begitu sumringah.

    "Aku tidak suka panggilan itu." Aku segera berbalik masuk dan meninggalkannya begitu saja. Aku masih berusaha meyakinkan diriku, bahwa hari ini aku benar-benar berulang tahun.

    "Tidak masalah," Chris segera masuk mengikutiku. "Tapi setidaknya tiuplah lilinmu ini?!" Dia menyodorkan kue itu ke hadapanku.

    Aku menatapnya sejenak. "Dari mana kamu tahu, kalau aku berulang tahun hari ini?" Aku dapat mendengar suaraku sedikit bergetar saat menanyakan hal tersebut kepadanya. Seingatku aku tidak pernah memberitahukan tanggal lahirku kepadanya.

    "Dari hatimu." Dia menatapku balik.

    "Hatiku memberi tahu hatimu kalau hari ini aku ulang tahun?" Aku menebak perkataannya.

    "Koko kok, bisa tahu sih." Dia tersenyum dengan mimik yang lucu.

    "Kokokok apaan sih? Emangnya ayam!" Aku segera mengalihkan pandanganku dari matanya yang indah. Aku masih tidak terima dia memanggilku Koko. Bukannya apa, aku memang tidak ada darah keturunan seperti dia, sehingga aku merasa tidak seharusnya dipanggil demikian.

    "Ayolah, Ko!" Dia mulai terlihat cemberut.

    Aku menarik nafas panjang dan merapatkan kedua bibirku. "Ya sudahlah, suka-suka dia." Aku menyerah pada akhirnya.

    "Kita bisa terlambat ini!" Chris mulai terlihat tidak sabaran.

    Aku segera memajukan wajahku untuk meniup lilin itu, sebelum kemudian dia menjauhkan kue itu dariku.

    "Eits, make a wish dulu dong, Ko."

    "Make a wish apa?"

    "Apa saja! Cepat tutup mata dan buat sebuah permintaan!"

    "Minta uang boleh?"

    "Boleh! Tapi sama Tuhan ya?"

    "Ga, ah. Maunya sama kamu?" Aku menggodanya.

    "Aku tidak ada uang. Aku adanya cinta," dia tertawa cukup keras setelah mengatakan itu.

    Aku tersenyum masam menanggapinya. "Cinta bisa buat beli apa?"

    "Cepatlah, Ko!"

    "Oke.. Oke." Aku memejamkan mata.
    "Tuhan aku harus minta apa? Semua yang aku inginkan sudah ada di hadapanku.." Aku berbicara sendiri dalam hati. Tiba-tiba aku teringat sebuah lagu yang kutuliskan saat aku bertanya kepadaNya.

    Oh, Tuhan..
    Benarkah ini cinta?
    Atau kesalahan?
    Sungguh kumeminta..
    Sebuah pencerahan.

    Andainya..
    Ini memanglah cinta..
    Ku kan menjaganya..
    Walau menderita..
    Ku kan slalu dengannya..
    Demi rasa cinta..

    "Koko! Jangan kelamaan make a wishnya!" Chris lagi-lagi terdengar protes.

    Aku membuka mataku, dan tersenyum kepadanya. "Bawel! Belum juga aku meminta apapun."

    Aku pun segera meniup padam lilin itu dengan sekali tiupan.

    "Nah, kuenya buat aku ya?" Chris tampak berbinar menatap kue yang dipegangnya.

    "Lho?!" Aku heran.

    "Iyalah, potongan kue pertama kan untuk orang yang paling spesial."

    "Lha?" Keherananku menjadi sempurna.

    Dia tampak langsung mencabut lilin dari kue itu, dan segera memakannya dengan lahap. Aku hanya bisa terbengong-bengong melihatnya.

    "Itu bukan potongan kue, itu satu kue! Lagian siapa bilang kamu orang yang spesial." Aku protes.

    "Memang bukan orang yang spesial. Tapi orang yang paling spesial. Inget ya ada kata paling di situ." Dia berbicara tidak jelas karena sambil mengunyah. Aku hanya menggelengkan kepalaku dengan tingkahnya ini.

    "Oh, iya Ko" dia terus saja berbicara masih dengan mulut yang penuh dengan kue. "Tadi Koko make a wish apa?"

    "Mau tahu?"

    "Mau dong!"

    "Sini." Aku memberinya kode agar mendekat.

    Chris tampak sumringah dan mendekatkan telinganya kepadaku.

    "Rahasia!" Aku mengedipkan mata kepadanya, lalu segera bangkit. "Ayo kita berangkat!"

    "Koko! Tunggu dulu lah? Kita belum pula sarapan ini?"

    "Kita? Aku aja kali yang belum. Kamu kan udah makan kue itu!"

    "Ini?" Dia menunjukkan telunjuknya ke mulutnya yang masih mengunyah.

    Aku hanya bisa menarik nafas menjawabnya.

    "Ini belum makan namanya."

    "Kita bisa telat, Chris. Kamu makan di kantor aja, ya?"

    "Koko, kan belum makan sama sekali."

    "Ga perlu. Aku udah kenyang lihat kamu makan." Entah kenapa aku mulai terbiasa mendengarnya memanggilku dengan panggilan Koko.

    "Hmm.." Chris terlihat ragu.

    Tapi aku tidak membiarkannya terlalu lama, dan segera menariknya keluar kamar untuk kemudian berangkat ke kantor.
  • mesra, romantic,seru
  • masukan dariku, dialog jgn di gabung sama narasi, pusing liatnya :-*
    "Rahasia!" Aku mengedipkan mata
    kepadanya, lalu segera bangkit. "Ayo kita
    berangkat!"

    klo kyk gini mending dialog keduanya di pisah aja
  • manis nya...
  • tumben cuma 1part??
    tapi sweet sih :)
Sign In or Register to comment.