BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cinta Kecil untuk Chris

1161719212225

Comments

  • Ahh.. Ciumannya gk romantis ah.. #pletak
  • nanggung bngt kk... Tp seru.
    Mention yh .....
  • edited June 2014
    Apakah Chris mo bilang " Iya nikahnya sama kamu " #Kyaaaaa


    Makin suka sama cerita ini th_66.gif
  • :3 Oh my.. what a sweet story indeed.. <3
    It's kisses times!! (9^3^)9 (y)
    please do some romance more @AryoAjji
  • edited June 2014
    =(32)=


    - Apakah kamu benar-benar menyukaiku, atau hanya ingin menggodaku? -

    Hanya ada kami berdua di dalam lift. Aku memandang ke arahnya sekilas. Di mataku saat ini, dia tampak begitu bahagia, dia tampak tersenyum-senyum, sambil bersenandung pula. Dia seolah tidak terlalu peduli dengan apa yang aku rasakan saat ini.

    "Tuhan, seandainya aku bisa bertukar peran dengannya. Kenapa segala sesuatu selalu tampak jauh lebih mudah untuknya?" Tiba-tiba aku merasa iri kepadanya.

    Aku menarik nafas panjang, salah satu usahaku untuk mencoba menetralisir semua rasa yang bercampur di hatiku saat ini. Syukurlah karena sesaat kemudian, pintu lift terbuka, akhirnya kami sampai.

    Tanpa banyak bicara Chris segera menarik tanganku keluar lift. Kaget dengan yang dilakukannya itu, buru-buru aku melepaskan tangannya, seperti biasa kulakukan itu sambil memasang tampang galak padanya. Dan seperti biasa juga dia tampak tertawa senang menanggapi responku.

    "Aku selalu suka!" Chris mendekatkan mulutnya ke telingaku, setengah berbisik. "Aku selalu suka responmu itu." Dia tersenyum lebar kali ini. "Benar-benar menggemaskan, membuatku semakin tertantang!" Dia mengedipkan matanya, kemudian berlalu mendahului memasuki pintu ruangan.

    "Eh?" Aku bengong dengan kalimatnya kali ini. "Maksudnya?" Chris sudah menghilang saat aku menyadari bahwa aku masih berdiri di depan pintu ruangan. Aku pun segera masuk ruangan menuju meja kerjaku.

    Semakin banyak saja yang memenuhi kepalaku saat ini. Dari mulai jawaban pengakuan Chris bahwa dia mau menikah, insiden ciuman pertama, sampai komentarnya barusan tentang responku.

    "Jangan-jangan.." aku mulai menebak-nebak. "Dia hanya menyukai untuk memancing responku saja. Apa dia tipe seperti itu?"

    Komentar Chris yang terakhir telah mengubah drastis suasana di hatiku. Fokusku tiba-tiba beralih begitu saja. Kini hatiku terus bertanya-tanya, apakah Chris benar-benar menyukaiku, atau sekedar suka menggodaku saja?

    Aku menarik nafas panjang lagi, lalu mencoba memulai bekerja. Meski memang cukup sulit untukku bisa fokus, saat pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalaku tidak juga mau berhenti.

    "Tapi apa bedanya sih? Kalau dia memang hanya suka untuk menggodaku, memancing responku yang selalu membatasi diri saat dia melakukan ini dan itu.. ya nikmati saja, ya kan?" Ide itu muncul begitu saja.

    "Dengan terus menolaknya? Sampai kapan? Aku sebenarnya menginginkannya!"

    "Tapi kamu toh tidak bisa memilikinya? Lagipula kalau kamu tidak menjaga batas darinya, jangan-jangan dia malah menjauhimu?"

    Aku kemudian teringat saat dia menjauhiku dulu. Itu masa yang cukup sulit untuk kulalui.

    "Tetapi bukankah dia sudah berjanji tidak akan menjauhiku lagi? Apakah mungkin dia menjauhiku lagi kalau aku berhenti membatasi diri darinya?" Aku benar-benar mulai kelelahan dengan semua pertanyaan yang ada di kepalaku sendiri. "Tidak mungkin.. Dia baru saja menciumku, dan tidak meninggalkanku kan?"

    Sebuah gumpalan kertas kecil tiba-tiba mengenai tepat di keningku, yang meskipun pelan saja tetapi cukup bisa menarikku dari lamunanku.

    Aku menoleh, Chris baru saja melewatiku dan tampak tertawa karena berhasil mengagetkanku. Mataku juga dapat melihat seseorang yang berjalan di sebelahnya, dia ikut melihat ke arahku.

    "Siapa itu?" Aku tertegun sejenak. Lelaki itu beberapa centi lebih tinggi dari Chris. Dan kalau boleh kugambarkan, dia tidak kalah rupawannya dibandingkan Chris. Aku melihat mereka tampak begitu serasi saat berjalan bersebelahan seperti itu. Mereka tampak terus berjalan menuju ruangan pimpinan, lalu masuk ke ruangan itu.

    "Siapa, ya? Aku baru pertama kali melihatnya di sini.." lihatlah bagaimana fokusku langsung berpindah lagi, hanya karena satu kejadian saja. "Pasti dia anak baru. Tapi apa hubungannya dengan Chris ya? Chris tidak pernah cerita soal anak itu kepadaku."

    Aku memegangi kepalaku yang mulai terasa pening dan lelah oleh pertanyaan-pertanyaanku sendiri. Yang aku tahu aku harus berhenti, sebelum kepalaku pecah memikirkan banyak hal.

    "Oke. Cukup. Berhenti." Aku berkata pada diriku sendiri, dan mengulang-ulang tiga kata itu seperti mantra, sambil mulai kembali meneruskan pekerjaanku.

    Aku sudah mulai bisa larut dengan pekerjaanku, saat sebuah tepukan cukup keras di pundakku kembali mengagetkanku. Aku langsung menoleh, ternyata lagi-lagi Chris yang barusan lewat dan dia tampak tertawa karena lagi-lagi berhasil mengagetkanku. Kali ini dia tampak sedang berjalan sendiri menuju ke meja kerjanya. Aku mencibirnya kesal.

    "Kemana anak baru tadi ya?" Aku bertanya dalam hati. "Eh, kenapa aku kepikiran anak itu sih?" Aku segera mengalihkan kembali fokusku pada pekerjaanku.

    Tetapi beberapa saat kemudian Chris kembali lewat. Syukurlah kali ini aku melihat kedatangannya, jadi dia tidak bisa lagi mengagetkanku. Aku memasang tampang galak, saat dia menaruh telunjuknya di bibirnya. Dia kemudian tampak tertawa senang melihat responku itu.

    "Halah, ngapain juga sih anak ini bolak-balik kaya setrikaan." Aku membatin, tapi terus memandanginya yang kembali masuk ke ruang pimpinan. Sesaat kemudian, aku kembali melanjutkan pekerjaanku.

    ***

    Kali ini aku sudah cukup waspada sehingga bisa menyadari Chris yang datang untuk mengagetkanku lagi. Chris tampak tersenyum kecewa karenanya, dan di saat yang sama aku akhirnya bisa tersenyum penuh kemenangan.

    "Yah.. ko udah liat duluan sih?"

    "Lagian apaan sih ganggu orang kerja aja!"

    "Ah.." Chris bersandar di meja kerjaku. "Kerja atau ngelamun?" Chris memelankan kalimatnya yang terakhir, kemudian tertawa pelan.

    "Kerjalah!"

    "Ciyus? Cungguh?"

    "Alayer!" Aku bersungut-sungut, lalu berpura-pura melanjutkan pekerjaanku.

    "Anak ini, makin sering bikin kesal deh!" Aku merutuk dalam hati. "Tapi kenapa aku semakin suka juga ya? Jangan-jangan aku malah menikmati momen-momen saat dia sengaja menggangguku seperti ini?!" Aku mulai merasa aneh dengan diriku sendiri.

    "Hei!" Chris mencondongkan mukanya sehingga muncul di depanku. "Makan sekarang yuk?"

    Aku diam tidak menanggapi.

    "Ayolah?"

    Aku melirik ke arah jam dinding, ternyata memang tinggal 5 menit lagi waktunya istirahat. Aku hanya menarik nafas.

    "Ayo, makan!" Chris seperti berbisik. "Atau aku makan sama Mike aja deh?"

    Aku menoleh kali ini. Dia tersenyum senang akhirnya aku menoleh.

    "Siapa tuh Mike?" Aku bertanya dalam hati.

    "Anak yang tadi sama aku." Wow! Dia menjawab seolah mendengar pertanyaanku.

    "Apa dia bisa membaca pikiranku? Ah, omong kosong! Hanya kebetulan saja dia menjawab seperti itu." Aku terheran-heran.

    "Tidak usah heran begitu. Biasa aja," Chris lagi-lagi mengomentariku. "Jadi gimana, mau membiarkanku makan dengan Mike nih?"

    "Pergilah sana," aku terpancing.

    "Asik..." Chris setengah berbisik. "Ada yang cemburu."

    "Aaaaa!" Aku berteriak dalam hati. "Anak ini maunya apa sih?"

    "Mau makan sama kamu." Chris manggut-manggut sambil tersenyum, lagi-lagi nyambung dengan apa yang kusembunyikan di hatiku.

    Aku mulai merinding dengan situasi ini. "Kenapa yang terucap dari mulutnya selalu nyambung dengan apa yang kusembunyikan di hatiku? Jangan-jangan..."

    "Sudahlah. Ayo kita makan sekarang." Chris kemudian menarik tanganku secara paksa. Seperti biasa aku segera merespon dengan menepis tangannya.

    Aku memberi isyarat ketidaksukaanku dengan mataku yang melotot ke arahnya. Dan lagi-lagi dia tertawa dengan responku.

    "Aku akan terus di sini lho... mengganggumu. Kalau kamu tidak cepat-cepat bangun dan makan bersamaku." Chris berkata pelan, tetapi terdengar seperti sebuah ancaman.

    Aku menarik nafas panjang tanda menyerah. "Duh.. ya sudahlah. Aku turuti saja apa yang dia mau."

    Segera kubereskan file-fileku. Chris tampak sumringah melihatku yang menyerah. Sesaat kemudian aku mengikutinya yang tampak melangkah senang menuju kantin di lantai atas.
  • sukaaa. lanjut lanjut @AryoAjji‌
  • :) i'm quite lost bila baca 2 post terakhir... Why so much "bolak-balik" dlm diri? Ngelamun, binggung is such a lame. Excuse my language... Tapi bagi aku makin kedepan ceritanya, makin exciting but this doesnt happen here bila terlalu banyak pikiran yg bolak-balik, yg kadang bikin pusing. Kalau dinyatakan sekali that is ok but untuk 85% (untuk 2 posting) dipenuhi dengan bolak-balik yg sebenarnya tidak terjadi keatas gay sejati... Entah tp rasanya tidak betul :) can he be a man, tanya aja terus dgn Chris since Chris pun udah tau perasaan nya ke Chris. I would like to see something else in the chapter dpd dipenuhi bokak-balik ini lagi please...
  • tumben dikit mas updatenya?? :D
    btw, suka part yg Chris ngejahilin tokoh ''aku''. lucu aja gt
  • Waa! Chriss. >///< romantis ny.
    Eh anu.. Si anu..*Aku lupa nama pemeran utamany,krna jarang d sampaikan* dilema bnget y kyak ny. Udah terma aja chrisny. .
    Maap bru komen kak. Hehe
  • up.....lanjooott
  • Lanjutttttt
  • knp gk di mention sich..
  • naughty chris :\">
    hoho...
    lanjut bang @AryoAjji
  • Asiikkk banget dah

    Thx @Hiruma mentionnya and thx @AryoAjji ceritanya
Sign In or Register to comment.