It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Trims @Hiruma uda dimention
tapi bahasanya tetap enak dibaca.
kalo gitu terus ngebosenin kk....
#cuma kasih saran#
^^ semangat!
tapi boleh saran ga TS?
itu suara hati bisa dipisah paku satu petik (') aja ga?
Klo conversation sm diri sendiri sih msh enak dibaca. tapi klo dlm percakapan sm org lain kn biar lbh ada Pembeda gitu..
Oiya.. Thx Ay @Hiruma udh dibntu mention.. :-*
- Beritahukan padaku siapakah kamu baginya, mengapa kamu terlihat begitu dekat dengannya? -
"Ah.. Itu ada Mikey di sana!" Chris setengah berteriak, sambil menunjukkan telunjuknya ke arah seseorang yang duduk membelakangi kami di ujung sana.
"Ya biasa aja tapinya, ga perlu juga kamu teriak-teriak seperti itu." Aku berkomentar dingin, menanggapi Chris yang begitu bersemangat melihat anak baru itu.
"Ayo aku kenalkan kamu sama dia," Chris menarik tanganku. Lagi-lagi secara refleks aku segera melepaskan tangannya seperti biasa. Chris tertawa dan melangkah mendahuluiku ke tempat anak itu duduk.
"Hei, Mikey!" Chris tampak dengan begitu akrabnya menepuk pundak anak itu dari belakang. Dia menoleh dan tampak sedikit kaget, tetapi kemudian dia terlihat tersenyum. Sungguh manis sekali! Dengan lesung pipit di pipinya yang putih, dengan bibirnya yang merah dihiasi guratan kumis yang tercukur habis. Sangat dewasa, sangat tampan.
Mereka kemudian tampak berbincang sejenak dengan akrabnya, sampai aku merasa dilupakan. "Chris, kamu benar-benar lupa ya, kalau ada aku di sini?" Tiba-tiba ada sedih yang merayap di hatiku melihat kehangatan hubungan di antara mereka.
Aku pun memutuskan untuk duduk di depan mereka berdua. Syukurlah, hal itu membuat Chris seperti menyadari telah melupakanku dalam beberapa saat yang sudah lewat.
"Ah, ya!" Chris tersenyum ke arahku. "Mikey, kenalin dulu ya." Chris kemudian memperkenalkan kami berdua.
"Michael. Tapi panggil saja Mike." Dia tersenyum sambil meletakkan tangan kanannya di dadanya. Gaya yang unik. Suaranya terdengar ngebass, tapi enak terdengar di telinga. Aku seolah mulai terpesona dengan anak ini.
"Mikey!" Chris tiba-tiba mengagetkanku. Aku pun menatap ke arahnya, dia tampak tersenyum. "Aku lebih suka memanggilnya Mikey. Itu terdengar lebih..." Chris berhenti sejenak, lalu menatap ke arah Mike. "Cute." Yang terakhir masih sedikit terdengar olehku, meskipun Chris mengucapkannya seperti sedang berbisik pada Mike.
Mike tampak tersenyum geli mendengar ucapan Chris. Entah kenapa, di mataku dua orang ini seperti sudah lama saling mengenal, mereka tampak begitu akrab.
"Dan kamu Mikey, bisa memanggil dia Koko!" Chris melirik ke arahku.
"Eh, enak aja!" Aku langsung protes. Chris dan Mike tampak tertawa kompak sesaat setelah melihat responku.
"Koko, panggilan yang bagus," Mike manggut-manggut, sambil meneruskan makannya.
"Kamu mau makan apa?" Chris bertanya padaku.
"Entahlah." Aku mengangkat bahuku.
"Kebiasaan," Chris menunjukkan raut muka tidak senang. "Sini berikan kupon makanmu. Aku pilihkan makanan yang sehat untukmu." Dia menyodorkan tangannya.
Aku segera mengambil kupon makan yang sudah kusiapkan di saku bajuku, lalu meletakkannya di atas telapak tangan Chris. Tepat saat itu, Chris lagi-lagi mengagetkanku dengan mengepalkan tangannya, sehingga dua jariku terperangkap di sana.
"Kena!" Chris tertawa senang. Mike tampak kaget dengan apa yang sedang terjadi, tapi kemudian tampak ikut tersenyum dengan ulah Chris.
Aku hanya menarik nafas menanggapinya kali ini. Energi yang biasanya kugunakan untuk menolaknya seperti hilang begitu saja. Kali ini, aku benar-benar hanya membiarkannya, melakukan apa yang ingin dia lakukan.
Sesaat kemudian Chris tampak kecewa. "Yah... kok ga ada respon sih.." Chris melepaskan genggaman tangannya, lalu pergi meninggalkan kami.
Aku hanya bisa memandanginya. "Kenapa dia tampak kecewa begitu ya?" Pikirku dalam hati.
"Dia memang seperti itu." Suara berat Mike membuatku menoleh ke arahnya. Dia tampak tersenyum memandangku. Dewasa sekali.
"Dia memang suka jahil ke orang-orang. Tetapi yang paling dia suka adalah melihat respon dari orang yang dia jahili itu." Mike menjelaskan kepadaku yang masih tetap terdiam.
Aku pun tersenyum, terkenang dengan semua kejahilan Chris selama ini. Chris memang tampak selalu senang saat menjahiliku.
"Kamu tahu," Mike melanjutkan, "kamu bukan yang pertama untuknya. Tapi aku lihat, dia paling menikmati. Hmm.. mungkin lebih tepat aku bilang dia terlihat paling bahagia saat ini, setidaknya menurut yang kulihat. Itu terjadi saat dia melakukannya kepadamu."
Aku menelan ludah dengan penjelasan Mike. "Siapa sebenarnya anak ini, kenapa dia bisa menyampaikan hal semacam ini kepadaku?"
"Kamu seperti sangat mengenalnya," itu terucap begitu saja dari mulutku, terdengar begitu datar di telingaku.
"Bisa dibilang," Mike memalingkan tatapannya dariku. "Aku mengenalnya sejak lama. Karena kebetulan kami kuliah di universitas yang sama, di jurusan yang sama."
"Oh.." aku tertegun mendengarnya. "Pantaslah kalau begitu, mereka sudah saling kenal begitu lama. Tapi, apa mereka juga punya hubungan khusus?" Aku bertanya dalam hati.
Aku baru saja ingin menanyakannya, saat Chris datang membawa makanan kami.
"Makanan datang.." Chris tampak senang. Tidak ada lagi mimik kecewa yang tadi kulihat di mukanya. Chris duduk di sebelah Mike, lalu menaruh makananku di depanku. "Nah, makanlah ini. Aku sudah pilihkan yang terbaik buatmu."
Aku melihat Mike hanya tersenyum menanggapi ucapan Chris kepadaku. Dia seperti terbiasa dengan semua ucapan Chris, yang aku rasa mungkin akan terdengar lain di telinga orang lain.
"Ayo makan!" Chris menyuruhku memakan makananku. "Ga bakal habis hanya dengan dilihat."
"Makanlah." Suara Mike terdengar lagi. Aku menoleh, lagi-lagi dia tampak tersenyum kepadaku.
Melihat itu, entah kenapa aku begitu saja menurutinya. Aku pun mulai makan.
***
Aku mulai bertanya-tanya tentang masa lalu Chris bersama Mike. Tetapi seperti biasa, aku tidak mampu menanyakannya secara langsung kepada Chris. Dan kepada Mike, tentu saja terlalu aneh bagiku untuk bertanya pada orang yang baru saja kukenal.
"Hei.. pulang yuk!" Chris tiba-tiba mengagetkanku. Aku menoleh ke arahnya.
"Ah, ya. Aku bereskan dulu semua ini." Aku lalu segera membereskan file-fileku.
"Aku ke mobil duluan ya? Nanti tunggu di lobi ya." Chris bertanya.
Aku menoleh ke arahnya. "Tumben?" Aku memasang mimik heran kepadanya.
Chris hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala, lalu melambaikan tangan dan berlalu meninggalkanku. Aku menatapnya sejenak, sebelum kemudian segera melanjutkan membereskan file-fileku.
***
Mobil Chris tampak berhenti di depan lobi kantor. Aku segera melangkah keluar lobi menuju mobilnya. Chris tersenyum menyambutku. Aku pun segera masuk ke dalam mobil.
"Hai, Koko.." tiba-tiba suara berat yang khas dari belakang mengagetkanku. Aku segera menoleh ke arahnya.
"Astaga!" Aku berteriak di dalam hati. "Kenapa ada Mike di sini?" Aku terdiam dalam keheranan, kaget dan bingung.
"Mikey tinggal di apartemen yang sama denganku. Hari ini dia tidak bawa kendaraan, jadi aku tawarkan tumpangan untuknya." Chris menjelaskan.
"Iya," Mike menyambung penjelasan Chris. "Aku nebeng ya? Boleh kan ya?"
"Lho, ini kan mobil Chris. Aku juga nebeng di sini," aku merasa rikuh sendiri.
"Haha," Chris tertawa melihatku. Dia lalu menoleh ke arah Mike, "dia lucu ya kalau salah tingkah begitu?"
Aku menatap kesal ke arah Chris karena mendengar ucapannya barusan. "Malu-maluin saja! Kenapa juga dia tidak bilang dulu kalau mau ngajak Mike sekalian." Aku merutuk dalam hati. "Rasanya aku pengen menghilang saja deh."
Beberapa saat kemudian mobil yang kami tumpangi mulai meninggalkan area kantor. Aku benar-benar kikuk sepanjang perjalanan.
Mike dan Chris sesekali saling mengobrol, dan aku hanya bisa menanggapi saat mereka benar-benar bertanya tentang tanggapanku. Selebihnya, aku hanya bisa berdiam.
Dalam hati aku terus berdoa, semoga cepat sampai. Sayangnya, sepertinya doaku tidak terwujud kali ini. Jalanan tampak begitu macetnya, sehingga waktuku bersama mereka ini, rasanya masih akan sangat panjang. Sangat lama.
@Zazu_faghag
@CurhatDetected
@ethandio
@4ndh0
@9gags
@Fuumareicchi @tarry
@Ray_Ryo
@Muabhi
@Autumn2309
@yeniariani
@banana24 @Gaebara
@TigerGirlz
@Hiruma
@d_cetya
@ularuskasurius
@3ll0 @Wook15
@Monic
@erickhidayat
@ebing3
@AndreaDeka
@al_vino @Rimasta
@delusi
@shuda2001
@anohito
@Tsu_no_YanYan
@BieMax
@bumbu
semakin seruu,...
tetap membuat aku deg degAn.
feelnya kerasa banget
sichris maksudnya apa coba? menyebalkan sekali!
@anohito makasih ya say mmuuuaaacchh :-*
wah cerita ini ringan n feelnya terasa bnget.... semoga chrz n koko berjodoh
Gue juga begini )