It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Film jadul rekomendasi bro @wing dan setelah berminggu2 singgah di laptop akhirnya semalam ane tonton juga ini film.
TCAF ini dirilis film maker asal Uni Soviet pada tahun 1960. (yah tau lah film tahun segitu masih memiliki banyak keterbatasan teknis) Ceritanya sendiri cukup sederhana dan mudah dicerna akal sehat, tentang penungguan seorang wanita terhadap kekasihnya yang berada di medan perang semacam "extended version" film Atonement lah.
Jujur, ane sih masih bisa bertoleransi thdp black and white visualization tapi pemakaian voice dubbing di seluruh scene cukup mengganggu yang dimana mengingatkan ane betapa "lame" nya seri telenovela. On a brightside, Film ini menyuguhkan teknik sinematografi dan editing yang luar biasa pada zamannya, terutama pada adegan Veronica berlari disamping rel kereta api dan berniat bunuh diri, tapi sangat disayangkan aktris dibalik karakter Veronica ini (Tatyana Samoilova) gave me a lackluster acting performance, padahal di akhir cerita ini, terdapat adegan kunci yang membutuhkan penuangan emosi yang menyayat hati.
Kesimpulannya, film ini termasuk bagus di zamannya, mungkin akan lebih cantik lagi kalo ada film remake-nya yang diproduseri filmmaker asal hollywood dan dibintangin aktor dan aktris british dan alhasil voila menang oscar di best picture deh, kemudian ada yang komplain :P (no pun intended)
Poster:
Gadis di poster itu adalah Melanie Laurent, pemeran utama di film ini dan berperan sebagai Lili. Film Perancis bergenre drama ini cukup asik untuk diikuti karena ada misteri yang menunggu untuk dipecahkan diakhir cerita
Sinopsis:
Saat pulang dari Barcelona untuk studi tour, Lili yang di jemput oleh ayah-ibunya diberitahu kalau Loic, saudara kembar lili kabur dari rumah karena bertengkar dengan sang ayah.
Karena kembar, Lili dan Loic sangat dekat. Lili awalnya yakin kalau Loic akan pulang dalam beberapa hari. Setelah bebrapa minggu, Loic tak kunjung pulang, Lili mulai depressi. Lili marah2 dengan ortunya yang terlihat tidak khawatir sama sekali, tidak konsentrasi belajar dan menolak untuk makan. Karena kondisi kesehatan Lili yang terus memburuk, Lili pun dirawat dirumah sakit.
Disaat kondisi Lili semakin melemah, tiba2 ortu Lili mendapat surat dari Loic, yg ditujukan khusus buat Lili. Merekapun memberikan surat tersebut ke Lili. Dalam suratnya Loic bercerita kalau dia baik2 saja, berkelana dari satu kota ke kota lainnya, sambil menjadi musisi jalanan. Lili lega mendengar kabar tersebut.
Kondisi Lili pun berangsur2 membaik. Surat dari Loic secara rutin diterima Lili, Loic tetap berpindah2 tempat. Walau kondisi kesehatan lili membaik, namun sebenarnya Lili masih sangat sedih karena loic yang tidak mau menemuinya, memberi kabar hanya lewat surat. Lili akhirnya berhenti kuliah dan menjadi kasir di swalayan. Lili pun akhirnya meninggalkan rumah ortunya dan mencoba mandiri. Kehidupan Lili sepertinya jalan ditempat setelah kepergian Loic.
Setahun berlalu, Lili akhirnya mencoba move on dan memiliki pacar. Saat berlibur dengan pacarnya dikota terakhir dimana Loic mengirimkan surat, Lili melihat seseorang sedang memasukkan sebuah surat ke kotak surat. Dan ternyata itu adalah ayahnya. Lili pun sadar kalau dari awal, ayahnya lah yang mengirimkan semua surat2 tersebut. Loic tidak pernah mengirim surat untuknya.
Ketika pulang kerumah ortunya, Lili terlihat murung. Dia mengajak ayahnya untuk bersepeda santai dan memberitahu apa yang dilihatnya. Ayahnya pun mengakui dan menyarankan lili untuk memberitahu ibunya apa yg dilihatnya. Dan lili pun memberi tahu ibunya. Akhirnya ketiganya pun saling berangkulan, mencoba untuk tetap bertahan.
So, kemanakah Loic?
:-?
Gw rate film ini: 7.7/10
Poster:
Serial ini dulu sempat tayang di TPI tahun 2010-am dan gw yang saat itu jobless sangat rutin mengikutinya. Serial ini adalah salah satu serial tergokil dan ter-absurd yang pernah gw tonton.
Background:
Phineas (ciri2: kepala bentuk segitiga, pendek, banyak ngoceh) dan Ferb (ciri2: Kepala lonjong, lebih tinggi dan sangat jarang sekali berbicara) adalah saudara tiri tapi sangat akur dan kompak. Mereka tinggal dengan ayah-ibu mereka, seorang kakak cewek berusia remaja bernama Candace (pemeran antagonis) dan hewan peliharaan mereka, seekor plathypus bernama Perry.
Phineas dan Ferb selalu melewati hari2 mereka dengan teman2 mereka dengan melakukan hal2 yang super duper absurd. Misal: menghabiskan musim panas ke planet Uranus, tamasya ke luar angkasa, menciptakan peralatan super duper canggih, berjalan di atas pelangi dan masih banyak hal-hal super duper absud lainnya. Karena orangtua Phineas dan Ferb yang super sibuk, mereka tidak mengetahui sepak terjang Phineas dan Ferb. Hanya Candace lah yang mengetahui sepak terjang keduanya.
Sementara itu, Candace adalah remaja putri yang normal dan kadang2 "jahat" terhadap Phineas dan Ferb. Candace menyukai seorang pria di sekolahnya yang sangat populer. Candace juga sering curhat ke teman2nya perihal Phineas dan Ferb, namun tak seorangpun menanggapinya dengan serius.
Tanpa mereka semua sadari, Perry adalah seorang agen rahasia yang bertugas menghalangi seorang ilmuan gila yang berusaha menghancurkan bumi ini.
What's the point?
Ada dua goal utama dari setiap episode Phineas and Ferb:
1. Candace berusaha memberi tahu ibunya tentang Phineas dan Ferb yang berhasil mencptakan alat super duper canggih.
2. Perry si Plathypus yang berusaha mati-matian mengalahkan si ilmuan gila.
Didetik2 ketika Candace hendak menunjukkan ibunya tentang alat ciptaan Phineas and Ferb, di detik itu pula alat tersebut hilang seketika. Kenapa bisa hilang? karena disaat itu sang ilmuan gila yang sedang bertempur dengan Perry si Plathypus selalu menembakkan sinar lasernya ke segala arah, dan secara kebetulan salah satu tembakan sinar laser ini selalu mengenai alat ciptaan Phineas dan Ferb, sehingga menyebabkan alat tersebut hilang seketika.
Candace pun selalu gagal membuka kedok Phineas dan Ferb di tiap episodenya.
Gw rate serial ini: 8/10 (karena super gokil)
1. Denmark: "Hævnen/In a Better World" (2010)
Film pemenang film berbahasa asing terbaik di ajang Oscar ini memiliki pesan moral yg sangat baik kalau kata gw, yaitu: "semua permasalahan didunia ini dapat diatasi tanpa kekerasan atau adu fisik". Bagus kan pesan moralnya, mungkin gara2 ini film ini menang oscar,
Sinopsis:
Di Denmark, ada sepasang suami istri yg memiliki 2 anak. Suami istri ini sudah pisah rumah dan akan bercerai. Sang suami menjadi relawan dokter di Afrika, sedangkan sang istri tetap di Denmark, tinggal dengan 2 anak mereka. Anak tertua mereka menjadi korban bullying di sekolah.
Suatu hari ada murid baru disekolah si anak tertua. Si murid baru ini punya masalah dengan ayahnya karena sang ibu baru saja meninggal. Si murid baru sepertinya dendam dengan seisi dunia gara2 sang ibu meninggal. Si murid baru mengetahui kalau anak tertua menjadi korban bullying dan keduanya dengan cepat mejadi akrab. Si murid baru mengajari sang anak tertua untuk berbalik melawan sang pem-bully dengan cara kekerasan. Terdengar menarik?
Gw rate film ini: 8/10 (karena gw nangkap banget pesan moralnya)
Poster:
2. Swedia: "Masjävlar/Dalecarlians" (2004)
Poster:
Judul yg terdengar aneh dan poster yg terlihat murahan? Tenang, film ini jauh dari kata murahan. Menonton film ini seakan membuka cakrawala gw tentang budaya masyarakat rural di Swedia. Tema yg ditawarkan juga menarik, masalah keluarga.
Sinopsis:
Mia adalah seorang wanita karir yg sukses di Stockholm dan sudah lumayan lama tidak pulang kerumah orang tuanya yg tinggal di kota kecil. Karena orang tuanya akan merayakan ulang tahun pernikhan mereka, Mia pun terpaksa pulang kerumahnya. Mia memiliki 2 kakak perempuan, yang satu berprofesi sebagai ibu rumah tangga biasa, sedangkan yg satunya lagi sering bergonta ganti suami dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Hubungan Mia dan kedua kakanya ini tidak begitu harmonis.
Konflik muncul ketika orang tua mia akan mewariskan sebidang tanah untuk Mia. Hal ini membuat kedua kakaknya cemburu, padahal Mia sendiri tidak menginginkan tanah tersebut. Makin mendekati hari ulang tahun pernikahan ortu Mia, kebobrokan masing2 karakter mulai terbongkar, termasuk Mia. Endingnya cukup menggigit.
Gw rate film ini: 7.8/10
3. Norwegia: "Oslo, 31. august/Oslo, August 31st" (2011)
Film dari negara yang sudah disalib oleh Denmark sebagai negara dengan standar hidup paling baik didunia ini, cukup depressing. Diawal film, sudah disuguhkan karakter utama yang bunuh diri.
Saat film ini dibuat, Norwegia masih mendapat predikat sebagai negara dengan standar hidup terbaik didunia. Yups, masyarakatnya hidup dengan makmur dan sangat bahagia, adil merata sampai ke pelosok negeri.
Tapi ternyata hal itu tidak berlaku bagi tokoh utama film ini. Tokoh utama di film ini adalah mantan pecandu narkoba yang dirawat di sebuah institusi ketergantungan. Karir dan percintaannya harus berakhir dan sepertinya sang tokoh utama ini tidak memiliki goal dalam hdupnya. Hal inikah yg membuatnya depresi dan bunuh diri?
Poster:
Gw rate film ini: 7.5/10
4. Finlandia: "Puhdistus/Purge" (2012)
Film yang menjadi wakil Finlandia diajang Oscar 2013 ini gagal masuk nominasi. Powerfull, itu kata gw setelah selesai nonton film ini. Gw bahkan terlupa dengan film-film dahsyat karya Aki Kaurismaki, salah satu sutradara kesukaan gw yg juga dari Finlandia.
Film hasil kerjasama Finlandia dan Estonia ini bersetting di Estonia. Ada dua cerita. Cerita pertama saat perang dunia kedua dan cerita kedua yang bersetting dimasa kini. Gak banyak yg bisa gw ceritain, tapi filmnya sangat dahsyat kalau kata gw,
Gw rate film ini: 8.8/10
Poster:
5. Islandia: "Mýrin/Jar City" (2006)
Film ini juga wakil Islandia di ajang Oscar 2007 dan gagal masuk nominasi. Film bergenre drama, thriller dan misteri ini cukup asyik dinikmati karena ada misteri yg menunggu untuk dipecahkan diakhir film.
Film ini bercerita tentang seorang detektif yang mencoba mengungkap kasus pembunuhan yang cukup membingungkan. Adegan paling berkesan dan gak bisa gw lupain adalah saat sang detektif mencoba mengejar si pembunuh didaerah padang rumput yang memiliki sebuah mercusuar. Saat itu angin lagi berhembus sangat kencang. Kamera yg nge-shoot adegan ini dari atas benar2 keren, =D>
Gw rate film ini: 7.5/10
Poster:
Kreuzweg adalah film yang "berat" secara materi karena merupakan film yang syarat akan ajaran Katholik. Jujur, bagi non-Katholik pasti akan sangat merasa bosan pada saat nonton film ini karena seperti sedang menonton film pelajaran agama katholik. Tetapi sebenarnya plot film ini sederhana: Kehidupan seorang anak yang taat kepada agamanya yang memiliki orang tua (baca: ibu) yang terlalu protektif dan galak terhadapnya. Jangan lupakan pengorbanan Maria demi menaati agama yang dianutnya. Di akhir film saya jadi bertanya-tanya: Apakah tujuan film ini dibuat untuk mengajarkan toleransi beragama ataukah untuk menyadarkan masyarakat (Jerman yang sekuler) akan kesadaran beragama? Tetapi sepertinya bukan keduanya. Faktanya film ini dirilis bulan Maret 2014 sebulan sebelum Paskah. Jadi pasti film ini memiliki semangat menyadarkan kembali penontonnya kembali kepada agama. Secara umum film ini kurang. Mengapa? Pertama cara pengambilan gambarnya yang "tidak biasa". Kamera diam di tempat tidak bergerak bebas sehingga penonton benar-benar menonton dengan "duduk manis!. Kedua adalah tema yang diangkat sangatlah tidak "mainstream" karena mengangkat pengorbanan seorang anak gadis berusia 14 tahun yang akhir masa hidupnya diibaratkan perjalanan Yesus saat disalib (itulah Maksud dari judul film ini).
Penilaian: 6/10
Hehe, keren brur review dari ente...
Review lagi dunk film2 yg udah lu tonton
Gw tunggu
Film ntn di TV: Kungfu Hustle
Film ntn di kompi: Die Hard 4.0
Film ntn di kelas rame2: Women In Black
Film ntn di rmh tetangga: (gak ada)
Film ntn di rmh sodara: Bioskop Trans TV
Film ntn di rumah bf: (gak ada)
Film ntn di rmh selingkuhan: (gak ada)
Film pake CD: (lupa)
Cerita tentang seorang sadistis bertemu dengan wanita labil. Nonton pas lagi jalan2 ke negara tetangga beberapa minggu lalu. Tidak sesuai dengan ekspetasi, ternyata itu film porno cap Hollywood.
Untunglah filmnya di banned di Indonesia.
*andai saja dekat bisa langsung copy*
Saya nonton ini dua minggu lalu.
Plot
Seorang siswa SMP yang buta berteman dengan Giovanni yang setiap hari mengantarkannya pulang walaupun rumahnya sejauh dua blok. Persahabatan mereka akhirnya harus berakhir ketika Leo ingin ikut pertukaran pelajar dan Gi merasa Leo tidak peduli lagi padanya. Keadaan ini diperparah dengan kecemburuan Gi terhadap teman sekelas baru mereka yang bernama Gabriel setelah Leo dan Gabriel pergi ke bioskop tapi tidak mengajak Gi. Tetapi akhirnya mereka bersahabat lagi.
Ulasan
Saya tidak mengerti apa yang menyebabkan film ini mendapatkan penghargaan di Berlinale kategori film Panorma. Apakah karena temanya yang mengangkat isu LGBT dan sedikit tentang bullyng? Tidak tahu pasti tetapi yang jelas jalan cerita film ini mengalir begitu saja dengan datarnya dan biasa kita temukan disajikan di ftv Indonesia (tanpa adegan laga atau berubah menjadi makhluk mistis campuran manusia dan siluman hewan). Dan semua kejadian di film ini bisa dengan mudah ditebak. Bukan berarti film ini buruk tetapi kamu butuh subtitle pada saat menonton film ini karena ini adalah film Brazil berbahas Portugis. Faktanya film ini adalah versi diperpanjang dari film pendek berdurasi 17 menit berjudul Eu Não Quero Voltar Sozinho/I don't Want to Go Back Alone[i/] karya sutradara yang sama dan menggunakan pemain yang sama.
Penilaian[i/]: 3/5
Saya nonton ini dua minggu lalu.
Plot
Seorang siswa SMP yang buta berteman dengan Giovanni yang setiap hari mengantarkannya pulang walaupun rumahnya sejauh dua blok. Persahabatan mereka akhirnya harus berakhir ketika Leo ingin ikut pertukaran pelajar dan Gi merasa Leo tidak peduli lagi padanya. Keadaan ini diperparah dengan kecemburuan Gi terhadap teman sekelas baru mereka yang bernama Gabriel setelah Leo dan Gabriel pergi ke bioskop tapi tidak mengajak Gi. Tetapi akhirnya mereka bersahabat lagi.
Ulasan
Saya tidak mengerti apa yang menyebabkan film ini mendapatkan penghargaan di Berlinale kategori film Panorma. Apakah karena temanya yang mengangkat isu LGBT dan sedikit tentang bullyng? Tidak tahu pasti tetapi yang jelas jalan cerita film ini mengalir begitu saja dengan datarnya dan biasa kita temukan disajikan di ftv Indonesia (tanpa adegan laga atau berubah menjadi makhluk mistis campuran manusia dan siluman hewan). Dan semua kejadian di film ini bisa dengan mudah ditebak. Bukan berarti film ini buruk tetapi kamu butuh subtitle pada saat menonton film ini karena ini adalah film Brazil berbahas Portugis. Faktanya film ini adalah versi diperpanjang dari film pendek berdurasi 17 menit berjudul Eu Não Quero Voltar Sozinho/I don't Want to Go Back Alone[i/] karya sutradara yang sama dan menggunakan pemain yang sama.
Penilaian[i/]: 3/5
Saya menonton film sebagai pendamping karena membaca novel yang jd sumber cerita filmnya. Jadi, review-nya saya split jadi dua di topik ini dan topik membaca novel, hehe.
Sebenarnya saya sudah menonton film lain yg diadptasi dr novel sama, yakni film Mother (Mark Donskoy, 1956) Mother (Gleb Panfilov, 1990). Tetapi, saya menonton film berbeda karena ada nama Pudovkin di kursi sutradara.
Pudovkin, hampir sama legendarisnya dg Sergei Eisenstein, sutradara film bisu legendaris asal Rusia yang terkenal karena mengembangkan teknik awal montase dalam pembuatan film. Kedua sutradara ini, mengembangkan teknik montase saat film bisu, yang akan membuat kita nyengir malu, karena sinteron kita yg dibikin di era milenium ketiga ini, tidak menggunakan teknik ini dan kelihatan lebih jadul ketimbang film lawas yg berusia hampir seabad sebelumnya.
Dan sama seperti film Battleship Potempkin-nya Eisenstein yg legendaris, film ini juga menggambarkan teknik awal montase yang solid dan kuat, adegan Sang Ibu saat melakukan pembelaan thp anak-anaknya secara teknik hampir sulit dicari tandingannya di film-film bisu di eranya.
Dan seperti Battleship Potempkin juga, Mother diniatkan sbg sebuah film propaganda pemerintahan Soviet untuk mendukung revolusi Bolshevik, sehangga kesan lebayness saat menggambarkan kekejaman tentara tsar terasa sebagai sebuah hal yang tidak perlu.
Sisanya, film ini tetap menjadi sebuah mahakarya.
3.5/5
Mantep brur. Keep it up ya brur
Ditunggu review2 jujur dari ente selanjutnya...
Mari kita hidupkan kembali trit ini
@wing
Ijin nyimak brur...
Brur wing ini emang paling maestro diantara para maestro,
Ane terus terang gak kuat nonton film 20-60an
Terlalu banyak lebayness nya brur, terutama dari segi akting