It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sebenarnya ane belum begitu banyak nonton film klasik (20-60an) brur, , beberapa judul yg udah ane tonton cuman yg populer , diantaranya All about Eve (1950), Roman Holiday (1953), Casablanca (1942), Rebecca (1940), The Great Dictator (1940) dan The Sound of Music (1965). Diantara itu yg paling wow menurut ane adalah The Sound of Music, disusul Roman Holiday dan All About Eve. Selebihnya, lebayness brur,
Kembali gw mau ngasi review beberapa film yg terakhir gw tonton:
Cannibal Holocaust (1980)
Poster:
Gw tertarik nonton film ini karena yg gw baca filmnya cukup disturbing. Yup, selama gw nonton film ini memang ada beberapa adegan yg bikin gw harus menutup mata, terutama adegan pembunuhan hewan. Gak tega gw liatnya. Meski demikian menurut gw, ada beberapa bagian dari film ini yg cukup enak untuk dinikmati, walau editingnya gak banget.
Satu hal yg sangat mengganggu buat gw adalah musik. Musik difilm ini sangat2 annoying kalau kata gw. Adegan pembukanya bikin gw agak bernostalgia. Entah kenapa, melihat adegan pembuka film ini, gw teringat acara2 di TVRI yg semaca kecil dulu selalu gw tonton. Atmosfirnya mirip2 gitu, :P
Gw rate film ini: 6.5/10 (karena ada adegan si ganteng Miguel yg bugil, )
Leviathan (2014)
Terus terang, gw gak tau leviathan itu apa, dan setelah gw googling, leviathan adalah moster air yg bentuknya seperti naga (koreksi kalau gw salah) yg disebutkan di kitab perjanjian lama.
Perhatikan poster filmnya:
Entah kenapa dari awal gw mengira kerangka di poster itu adalah leviathan, LOL )
Film Russia ini adalah perwakilan Russia untuk film berbahasa asing di ajang Oscar 2015. Masuk nominasi, tapi gagal menang. Pertama kali premiere di Cannes Film Festival 2014 dan langsung memenangkan kategori skenario terbaik. Film yang disutradarai oleh Andrey Zvyagintsev adalah film ketiga dari sutradara tersebut yg sudah gw tonton setelah "The Return" dan "Elena". 2 Film tersebut adalah masterpiece buat gw, dan dari awal gw udah yakin kalau Leviathan ini adalah another Masterpiece dari Zvyagintsev. Walau diawal gw dibikin bingung, untunglah kebingungan gw tidak berlanjut.
Film berdurasi hampir 2.5 jam ini sama sekali gak bikin gw ngantuk dan setelah menonton film ini gw lagi2 dihantui perasaan yang sama, seperti saat gw selesai menonton 2 film Zvyagintsev terdahulu. Yups, film ini bagus banget. Adegan paling berkesan adalah adegan saat piknik, saat si anak kecil dengan polosnya memberi tahu ibunya, apa yg terjadi antara Dima dan Lilya.
Gw rate film ini: 8.5/10
Ugly (2013)
Banyak yg bilang kalau film India ini sesuai dengan judulnya, ugly. Gw gak setuju tuh. Kata gw sih filmnya bagus, ketegangannya gw lumayan dapat walaupun banyak cliche di film Bollywood yg kita temui difilm ini. Dan gw setuju dengan salah satu review yg bilang kalau gak ada satu pun karakter difilm ini yang likeable.
Sinopsis:
Seorang anak perempuan berumur 10 tahun diculik saat sedang sendirian didalam mobil, menunggu ayahnya yang saat itu sedang dirumah temannya.
Dari awal hingga akhir, kita mengikuti bagaimana upaya para tokoh dalam menemukan anak ini
Gw rate film ini: 7.8/10
Poster:
Poster:
Film produksi Hongkong China ini dibintangi oleh Superstar asal Hongkong, Andi Lau. Di film ini Andi Lau berperan sebagai seorang sutradara yang merawat pembantu yang telah bekerja di keluarganya selama 60 tahun. Saat sang pembantu yang bernama Ah Tao terkena stroke dan memutuskan untuk tinggal di panti jompo, Andi Lau secara rutin mengunjunginya. Yup, film ini menceritakan hubungan yang sangat harmonis antara keluarga majikan dan pembantu setia di keluarga tersebut.
Gw gak pernah ngefans sama Andi Lau, namun di film ini aktingnya bagus banget kalau kata gw. Gw setuju dengan salah seorang reviewer di imdb yang bilang kalau film ini biasa banget alur ceritanya dan gak ada twistnya. Perasaan gw juga cukup campur aduk saat menontonnya. Entah kenapa ada bagian dari diri gw yang merasa terhubung dengan film ini. Tanpa ragu-ragu gw beri rating tinggi untuk film ini: 8.5/10
Edit: Adegan paling berkesan adalah adegan paling akhir difilm ini, saat Andi Lau kembali kerumah mereka sepulang pemakaman.
under the dome season 1 sd 2
revenge masih di season 1
antm cycle 20
film : lg ngumpuln n nonton karya nicholas spark..the notebook..message in the bottle etc
Film Chandor pertama yang saya tonton justru All is Lost. Film yang mengandalkan akting solo dr satu aktor saja (sama seperti Locke atau Buried), bedanya All is Lost lebih istimewa karena jika film-film sejenis mengandalkan monolog (atau dialog dg tokoh kasah mata) untuk menyampaikan konflik, All is Lost hampir seluruh filmnya senyap. Tanpa dialog, tapi kita bisa merasakan ketakutan nyata tokohnya.
A Most Violent Year adalah film ketiga Chandor. Bersetting di tahun 1980-an, film ini benar-benar mengambil gaya narasi ala film lama juga. Ini membuat filmnya terasa sangat spesial sekaligus nostalgic pada saat bersamaan. Mungkin, ini adalah film Jessica Chastain terbaik hingga saat ini. 4/5
Grizzly (David Hackl, 2015, USA)
Memasang nama-nama yg lumayan populer spt James Marsden dan Piper Perabo, film ini sebenenernya mengambil formula yg sangat klise: beruang grizzly yg mengamuk dan membantai org yg masuk ke hutan karena mereka mengusik habitatnya. Ganti kata 'beruang grizzly' dg gorilla, anakonda, buaya, piranha, dll maka kita punya ribuan film dg tema serupa. Film ini, baik opening, konflik, maupun ending sama persis dg film-film lawas tsb.
Dan yg bikin tambah senewen adalah karena film ini menggunakan beruang betulan sbg aktornya, banyak adegan pembunuhan yg dilakukan secara 'tambal sulam' dan manipulasi efek spt misalnya saat beruang menghancurkan kepala orang. Dan ini dilakukan dg software editor miscrosoft paint. Tahun 2015 gitu loh. 1.5/5
PK (Rajkumar Hirani, 2014, India)
Saya dijanjikan akan menyaksikan sebuah komedi lucu yg konon bakal bikin mikir ttg sistem pelabelan keyakinan dan fanatisme agama. Nyatanya, saya hanya bisa berpikir, kenapa orang-orang bisa merasa film ini begitu lucu? Dan bagaimana dg isu agamanya?
Beberapa komedi satir tajamnya memang bisa membuat saya tersenyum simpul. tapi itu bisa dihitung dg jari. Dan isu pelabelan agamanya, yang membuat saya menonton film ini, tampaknya tidak sehebat yg orang-orang puja-puji.
Bagian paling menarik dr film ini adalah konsep "salah nomor", sebuah sindiran dr film ini kepada agama-agama. Di balik nomor yang salah itu yang bersuara adalah kehausan manusia akan kuasa. Ini sindiran yang menarik meski eksekusinya sangat dipaksakan. Lebih sayangnya lagi, semakin ke akhir-akhir film, sindirannya menjadi semakin runcing dan kasar. Konsep komedi satir yg susah payah dibangun di setengah durasi awal film, dihancurkan oleh kisah melodrama berlebihan di sisa waktunya.
Lagian, film-film bertema India lain spt Life of Pi bahkan Slumdog Millionaire sudah mengangkat tema ini dg durasi yg lebih tangkas dan ringkas--inget adegan si Pi saat dia keluar masuk tempat ibadah di kota Pondicherry?
Berlebihan dalam hal durasi dan dramatugi, bahkan adegan telanjang Amir Khan terasa sebagai sebuah eksploitasi fisik yang hanya ditujukan untuk memuaskan imajinasi kering fans-fansnya belaka. 1/5
Aku cuma mikir nih film kok berani juga ya mengangkat pluralisme agama?! Kalau di indo mana berani?!
Iya aku setuju di bagian akhir agak di paksakan. Terutama ketika surat yang di kasih di gereja itu salah orang.
Zid
Film tentang misteri, konspirasi pembunuhan. Film nya gak jelek amat. Tapi sebagai film misteri, film ini "tell" mengarahkan penonton untuk berpikir demikian rupa. Bukan nya "describe", melukiskan dan penonton sendiri yang mencari tau. Jadi "clue" "misteri" nya terkesan di paksakan. Apalagi pesan film di sampaikan di bagian akhir. Sekaligus pesan yang gagal karena pesan nya harus di kasih ringkasan.
The way he looks
Film ini nyeritain leo, remaja buta, dan gay jatuh cinta dengan murid baru gabriel. Cerita nya sederhana, schoolboy jatuh cinta dengan classmate nya. Yang bikin beda adalah gay N buta. Jadi mikir, what if you're gay N disabled either?!
Seems hard.
Tentang PK, satir-satir tajamnya memang membangkitkan semangat bertanya, tetapi film ini juga menutup pertanyaan ini dg jawaban membulat, mencari aman untuk tak larut dalam kontroversi lebih lanjut. Ketika si PK membongkar dusta dalam personifikasi penerus sabda tuhan yg tambun pengepul harta umat (kita telah "salah nomor") sebenarnya ini menjadi sangat menarik. Tapi penyelesaiannya juga mencari cara aman. Sebelum konflik ini dituntaskan, malah keburu datang konflik surat pernikahan dadakan di gereja itu. Bagian ini justru yang dijadikan klimaks, satir ttg ajaran agama sebelumnya dilupakan begitu saja. Konsep merasionalkan imannya kering dan tak usai. Saya lebih suka ambiguitas rasionalisasi iman ala Life of Pi. Err.. bakal ngelantur gak jelas, jd saya stop aja deh. Haha.
Breaking Dawn (Mark Edwin Robinson, 2004, USA)
No, not the Twilight thing. It's a 2004 flick about a newbie psych student who is assigned a patient to diagnose and finds him a little too familiar with her past. Some weird plot inaccuracies that could have been revised out with one more rewrite, and nothing you haven't seen before, but it's not awful. 2/5
Lucu juga
Interstellar
Lumayan bagus
Ketika saya pertama kali menonton film dokumenter Grey Gardens (Albert/David Maysles, 1975, USA) saya hanya bisa bengong, 'whatt?! ada film seperti ini di dunia ini?. Ada banyak film yg jauh lebih aneh yg pernah saya tonton tentu saja, tapi narasi Maysles membuat Grey Garden sebagai film dokumenter paling nyentrik dan eksentrik yg pernah saya saksikan. Dan yang sulit dipercaya adalah ini kisah nyata.
Dan, saat saya mendengar kalau film dokumenter ajaib ini dibuat ulang saya sudah pesimis duluan. Buat apa me-rekaadegan dan menghadirkan aktris yg memerankan ulang padahal kita bisa menyaksikan langsung dokumenter tokoh aslinya? Tetapi, kemarin malam karena delay di bandara, akhirnya saya nekat menonton film remakenya. Dan sejujurnya, tidak sepenuhnya kecewa.
Buat yang belum pernah menonton dokumenter Grey Garden, saya berikan bocoran, film dokumenter ini menceritakan kehidupan ibu-anak Beales yang tinggal di mansion lapuk yang dijejali oleh kucing, rakun, dan kenangan masa lalu. Dihantui kejayaan masa lampau, membuat ibu-anak ini memiliki kehidupan yang berputar-berputar-berputar-berputar-berputar membentuk siklus yg aneh dan tiada duanya. Sulit mendeskripsikan dengan tepat, kecuali tonton lah dan saksikan sendiri mahakarya luar biasa ini.
Meski tentu saja jika diadu, versi orisinil menang di semua aspek, tapi versi remakenya bisa dikatakan di atas lumayan. Akting Jessica Lange sebagai Beales tua sangat meyakinkan. Dan akting gemerlap Drew Barrymore, mungkin di film ini dia menggapai puncak dalam kemampuannya seni akting.
3/5
.