It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Poster:
Plot:
Film bergenre horror ini terdiri dari kumpulan 3 cerita. Cerita pertama tentang genk kriminal bermotor, dimana setelah ketua genk tersebut meninggal karena kecelakaan, anggota genk yang lain sibuk mencari2 uang hasil kejahatan yang disimpan oleh sang ketua genk. Namun arwah sang ketua genk gentayangan, dan menghabisi seluruh anggota genk. Cerita kedua tentang cinta segitiga di sebuah sekolah berasrama khusus perempuan. Sedangkan cerita ketiga bercerita tentang pemilik toko yang menjual barang2 khusus untuk orang yang sudah meninggal, beserta karyawannya yang mengalami kejadian2 aneh.
Komentar:
Gw udah nonton yang part 1 dan gw sama sekali gak terkesan. Gw coba buat nonton yg part 2 ini karena ada Sinjai Plengpanich, yg menurut gw aktingnya ok banget di film2nya terdahulu. Well, akting Sinjai tetap ok di film ini, namun filmnya gak banget. Bukannya serem, gw malah ngakak guling2. Bukan ngakak karena lucu, tapi karena filmnya yg super garing, 11-12 sama horror lokal menurut gw.
Gw rate film ini: 5/10
MY MISTRESS (2014)
Poster:
Plot:
Seorang remaja berusia 16 tahun baru saja ditinggal oleh sang ayah, yang tewas bunuh diri. Dihari pemakaman sang ayah, si remaja ini menemukan fakta bahwa sang ibu berselingkuh dengan salah seorang teman sang ayah. Dalam kemarahannya, si remaja berkenalan dengan seorang wanita paruh baya asal Perancis, yang ternyata adalah seorang mistress dan memberi layanan BDSM kepada pria hidung belang. Si remaja langsung jatuh hati dengan sang mistress ini dan bersedia melakukan apa saja untuk sang mistress.
Komentar:
Mmm, film ini kurang berkesan bagi gw. Walaupun akting dan cerita lumayan Ok, namun gw gak ngerasa terhubung dengan karakter di film ini.
Gw rate film ini: 6/10
THE DEAD LANDS (2014)
Poster:
Plot:
Seorang anak kepala suku yang baru berusia 16 tahun berniat membalas dendam atas kematian sang ayah yang tewas dibunuh oleh gerombolan suku lain. Sang anak kepala suku mengejar gerombolan pembunuh hingga ke "tanah kematian", yang menurut legenda terdapat "monster" yang akan membunuh siapa saja yang melintasi daerah tersebut. Namun karena sebab tertentu, setelah bertemu dengan sang monster penguasa tanah kematian, sang monster bersedia membantu anak kepala suku untuk membalas dendam kepada suku yang telah menghabisi nyawa sang ayah, yang kebetulan pada saat itu juga sedang melintasi tanah kematian.
Komentar:
Action dan Epic bukanlah genre favorit gw, namun ternyata film yang merupakan perwakilan Selandia Baru di ajang Oscar 2015 untuk kategori Film berbahasa asing terbaik ini cukup melebihi harapan gw. Gw cukup menikmatinya.
Gw rate film ini: 7/10
WILD TALES (2014)
Poster:
Plot:
Film ini terdiri atas 6 cerita yang berdiri sendiri2, tidak terkait satu sama lainnya. Cerita pembuka di film ini sangat menarik. Menceritakan seorang wanita yang berprofesi sebagai model, sedang dalam perjalanan naik pesawat terbang. Di pesawat, sang wanita tersebut berkenalan dengan salah seorang penumpang yg duduk di sebelahnya, yg ternyata adalah seorang kritikus musik. Sang wanita mulai bercerita bahwa mantan pacarnya, yg bernama PASTERNAK adalah seorang musisi yang pada saat masih berpacaran dengannya sedang mencoba peruntungan di industri musik. Ternyata sang kritikus musik juga mengenal Pasternak, karena dulunya sang kritikus pernah memberikan kritik super pedas kepada Pasetrnak yang dinilai tidak berbakat. Pembicaraan mereka didengar oleh seorang wanita tua, yg ternyata juga mengenal Pasternak. Sang wanita tua adalah guru Pasternak di universitas, di mana menurut wanita tersebut, Paternak memiliki masalah kejiwaan. Ternyata ada seorang penumpang yang mengenal wanita tua tersebut dan penumpang tersebut adalah teman Pasternak di universitas. Sang kritikus musik mulai curiga dan menanyai seluruh penumpang yang ternyata kesemuanya mengenal Pasternak. Suasana mulai menegang saat sang pramugari mengatakan bahwa pasternak adalah temannya di sekolah penerbangan dan sepertinya Pasternak merencanakan untuk menjatuhkan pesawat dan membunuh seluruh penumpang.
Komentar:
Walaupun cerita2 difilm ini terkesan serius, namun disetiap cerita terdapat unsur komedi yang benar2 bikin ngakak. Gw ngerasa kalau film ini memberikan gambaran ketidakpuasan rakyat Argentina terhadap pemerintahan di negara tersebut. Dan ada si Manly, Ricardo Darin di film ini. Setelah nonton "The Secret in their Eyes" yang menurut gw super fenomenal, gw jadi suka banget sama Ricardo Darin. Film ini adalah salah satu dari 5 nominasi film berbahasa asing terbaik di ajang Oscar 2015.
Gw rate film ini: 8/10
FIFTY SHADES OF GREY (2015)
Poster:
Plot:
Seorang gadis muda yang polos, lugu dan masih perawan tiba2 berkenalan dengan seorang milyarder muda yang tampan, yang mengajarkan sang gadis muda tentang sex dan BDSM. Hubungan mereka tidak berjalan mulus, Sang gadis menginginkan cinta, namun sang milyarder muda cuma menginginkan sang gadis buat memenuhi hasratnya. Lama kelamaan, sepertinya sang milyarder muda luluh dan mulai mencintai sang gadis polos.
Komentar:
Film adalah film yang dibenci oleh sejuta umat. Gw gak pernah menemukan review bermuatan positif tentang film ini. Semua review yg gw baca, baik di website asing maupun lokal, semua berisi tentang makian dan cercaan terhadap film ini. Mungkin gara2 semua review negatif itu, yg bikin orang penasaran dan berlomba2 ke bioskop untuk menyaksikan film ini hingga membuat film ini memuncaki daftar Box Office di masanya. Gw pribadi cenderung netral. Menurut gw, filmnya gak seburuk itu. Cerita dan akting emang cheesy dan bikin ngakak, tapi banyak yg jauh lebih buruk.
Gw rate film ini: 6.5/10
Film horror sekuel, ada empat judul. Saran aja, kalo mau nonton film ini sebisa mungkin nonton dari film pertama. Soalnya ntar bingung macem aku yang langsung nonton film keempatnya )
Adegan dibuka sama Buppah yang ada di perpus. Jadi ceritanya si Buppah ini mahasiswi kedokteran yang kuliahnya dapet beasiswa. Hampir semua waktunya abis buat belajar. Sampe ada satu geng cowok yang penasaran, kira-kira si Buppah ini bisa nggak ditidurin. akhirnya salah satu dari cowok ini ngedeketin Buppah untuk imbalan sebotol whisky. Akhirnya si Buppah luluh, trus jadi deh mereka kelonan ;;)
Nah, taunya dari kelonan ini keduanya baper. Tapi si cowok ini sebisa mungkin nggak ngelibatin perasaan sampe suatu ketika si Buppah ngehubungin si cowok dan bilang kalo dia bunting. Si cowok bilang bakalan tanggung jawab, tapi emaknya si cowok nyuruh Buppah buat aborsi. Aku lupa si Buppah akhirnya aborsi apa nggak, tapi dia kesian harus nanggung itu semua sementara si cowok pamit pergi ke Inggris buat lanjutin kuliahnya.
Di satu adegan, Buppah pendarahan di kamar mandi trus mokat. Semenjak itu kamar flatnya jadi haunted room. Sebenernya si Buppah ini bakalan baik aja nggak ganggu, tapi yang punya flat ngebet mau ngusir Buppah karena dia terus teriak tiap malem yang bikin penghuni lain ketakutan dan angkat kaki.
lanjutannya liat sendiri, ye :v
pokoknya di akhir cerita si cowok ini balik ke Thailand trus maen-maen ke kamar Buppah dan jadi kekasih happily forever aftah :v
ohiya. itu baru yang film pertama. kalo diceritain semua namanya bukan review tapi sopiler dan bakalan panjang banget
another picts
Poster film kedua
Pacarnya si Buppah
Poster film ketiga. ada Mario Maurer ><
Poster film keempat
komen:
filmnya bagus, sih. pertama kali ini bisa ngakak justru pas adegan hantunya muncul. aktingnya Laila Boonsyak juga bagus. ekspresi datarnya itu favorit. cuma yang aku nggak suka di film ini, untuk menghadirkan kelucuan, mereka pake cast tunagrahita dan si cast itu kena bully mulu entah verbal maupun fisik dari film pertama sampe keempat
kalo nilai 1-10 aku kasih 8.5
Gw udah nonton, cuman langsung ke part 3 dan 4 karena ada duet maut: Chermarn Boonyasak + Mario Maurer, yg menurut gw klop banget di The Love of Siam.
Akting keduanya bagus kok, cute2 gimana gitu di film ini. Cuman filmnya, Ya Owloh...
yep. filmnya agak sadis yang ketiga sama keempat ini. suka sama aktingnya Pla. tapi agak khawatir sama kejiwaan pemerannya ) @tiger4bella
Tukang haji naik bubur
Salah satu hal yang paling saya benci dalam hidup ini adalah stereotip. Dan serial ini sudah menimbun saya dg hal tsb bahkan sejak tokoh-tokohnya dimunculkan.
Kalau ada sekelompok orang muncul di layar kaca, maka harus ada tokoh utama kulit putih, sebagai pelengkap ada yg keturunan asia timur, india, amerika latin, dan kulit hitam. Tentu saja harus ada pasangan gay. Jika jumlahnya masih cukup banyak, ditambahkan pasangan lesbian. Klise, kuno, purba, sisa peninggalan cerita daur ulang abad ke-20.
Episode satu sebagai episode pengantar terasa begitu hambar. Episode kedua begitu buruk. Episode ketiga terasa menyedihkan. Dan episode keempat terlihat mengerikan. Dan sebelum saya jatuh sakit karena menonton episode 5, saya harus berani mengatakan, 'stop!'. Babel-esque dari serial tv Touch. Meh.
Jupiter Ascending bahkan Speed Racer aja bahkan lebih masih bisa diterima. Sorry, Wachowskis.
1/5
Hard to Be a God (Aleksei German, 2015, Russia)
Hybrid antara film Stalker, Holy Mountain, 2001 A Space Odyssey, Andrei Rublev, Monty Python and the Holy Grail, Marketa Lazarova bahkan Planet of the Apes.
Hasilnya, adalah film yang sepenuhnya absurd, sepenuhnya nekat, sepenuhnya jenius, sepenuhnya indah. Dan, seharusnya seperti inilah sebuah film harus dibuat.
5/5
i agree, Marketa Lazarova is incredible. If you like Marketa Lazarova, you'll probably like;
The Cremator (1969) A chilling war-time tale, which uses the German occupation of Czechoslovakia as backdrop to the increasing madness of a crematorium manager, who sees hastening death as kindness, and the greatest gift he can offer to mankind. It's very funny in a horrifying kind of way.
The Hourglass Asylum (1973) A Polish film for a change. And I am not going to attempt a plot summary, because I believe that would be totally impossible to achieve. In fact, I'm not sure there's a plot... Haha.
Valley of the Bees (1968), which is another film by Vlacil, the director of Marketa Lazarova. Vlacil uses very powerful lights to leave only highlights of the things on screen visible. There is one astounding scene where the lighting is so intense that we start from a pure white screen, and then see first the barest outlines and only then the details of characters emerge from the whiteness. And likewise, at the climactic moment, the hero dissolves into blackness. But, it's all done very naturally, so it doesn't look like artifice at all. That is genius.
Ah, okay. Stop. Haha. I thought, too many gemstones to be mentioned in the Central European New Wave. Good luck!
some like it hot
Tapi yah, menonton film jenis tersebut hanya saya lakukan di saat-saat tertentu saja. Saya lebih menyukai film-film macam Nobody Knows Le gamin au velo Departures atau Rashomon sih..