It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yg bner apa sich
kak @yuzz kembali menjadi perbincangan...
#abaikan
Kalau bisa di ganti sich pengennya ganti.. Tapi gimana caranya.. Hehehe
Kak pian tampaknya tidak menyadari kehadiranku. Dia tetap berdiri membelakangiku sambil mencangkul tanah.
"Kak pian" panggilku lagi agak sedikit teriak.
Kak pian tetap meneruskan mencangkul tanpa menengok sedikit pun.
Dalam hatiku berkata "Ini orang tidak mendengar apa pura pura tidak mendengar ucapanku".
Ku coba memanggilnya sekali lagi.
"Kak pian apa yang harus aku kerjakan" tanyaku lagi agak keras sambil mendekatinya.
Baru dia menengok sedikit ke arahku tapi setelahnya kembali mencangkul seolah olah tidak peduli denganku.
"Sial gua di cuekin" bisikku dalam hati..
Sungguh menyebalkan sekali tingkah orang ini hanya membuat emosi saja.
"Kak pian, kalo cuma diam saja lebih baik gua balik ke kamar saja" sahutku mulai kasar karena jengah dengan sikapnya.
Sejenak dia menghentikan pekerjaannya dan berbalik menghadapku.
"Kok kamu jadi sewot sama saya" kata kak pian sambil menatap tajam ke arahku.
"Ya habisnya dari tadi gua ngomong gak di dengerin sama sekali" blsku agak sewot.
"Emang kamu sudah siap melaksanakan tugas dari saya atas keasalahan yang kamu perbuat" timpal kak pian dengan tegas sekali.
"Kalo belum siap ngapain gua kesini" jawabku sekenanya.
"Tugas yang akan saya berikan sangat mudah sekali, kamu cukup diam di situ jangan banyak omong dan gak boleh kemana mana sebelum kami selesai menanam singkong," jawabnya.
"Cuman itu...???" kataku setengah tidak percaya.
"Tadi saya sudah bilang jangan banyak omong, sudah jalani saja " bentaknya.
Aku diam saja mengiyakan. Ini jauh sekali dari perkiraanku, tadinya aku pikir bakal di suruh nyangkul atau paling tidak di kasih pekerjaan yang paling berat. Kalau cuma begini doang mah dengan senang hati ku jalani..
Sejam sudah berlalu aku hanya berdiri di tempat semula. Kalau sudah terasa pegal kadang duduk terus berdiri lagi sambil melihat mereka bekerja. Awalnya tidak ada masalah tapi lama kelamaan bosen juga begini terus.
Sebenarnya apa sih yang di inginkan kak pian...????
Mau minta penjelasan dari dia. peraturannya di larang banyak omong..
Mau berdiri sambil nyanyi takut malah di bentak..
Kak pian benar benar menyebalkan. Sungguh aneh.
"Teman teman sebentar lagi solat ashar, kita lanjutkan besok aja kerjaannya. Tolong bereskan alat alat yang tadi di pakai simpan lagi pada tempat semula" teriak kak pian
Akhirnya penderitaanku berakhir. lega rasanya.
Bayangkan saja sehabis solat dzuhur sampai menjelang solat ashar hanya diam di situ. Masih mending ikutan kerja di banding diam saja gak jelas tujuannya.
Mereka semua bubar meninggalkan halaman belakang pondok. Begitu melewatiku sebagian dari mereka ada yang cekikikan menertawakan. Sialaaaaaaaaaan..
Ku lihat kak pian menghampiriku.
"Gimana hukumannya, berat gak..??" Tanya kak pian.
"Biasa aja" kataku singkat padahal dalam hati berkata ini sangat membosankan.
"Apakah kamu sudah mengerti mengapa saya menghukum seperti ini" tanyanya lagi.,
"Sama sekali gua gak ngerti dan gak penting" blsku ketus..
Kak pian hanya menggelengkan kepala,,
"Sekarang saya mau tanya, gimana rasanya ketika kamu datang terus manggil manggil saya tapi di cuekin" kak pian bertanya lagi.
Dalam hatiku berkata "apaan sih ini gak penting banget"
Tapi aku mencoba menjawab.
"Ya kesal kak" jwbku.
"Pasti kesal dan pengen marah kan" timpal kak pian
"Nah sekarang coba kamu pikirkan ketika suara adzan subuh berkumandang tapi tidak kamu hiraukan dan malah tidur lagi. Suara adzan adalah panggilan dari ALLAH untuk melaksanakan solat dan kamu malah cuek tidur lagi.
Apakah kamu tidak takut ALLAH akan marah dan kesal seperti yang kamu rasakan tadi" kak pian menjelaskan.
"Ada panggilan telepon masuk kamu tanggap.
Ada panggilan pekerjaan kamu tanggap.
Bahkan panggilan tukang bakso lewat pun kamu tanggap.
Tapi kalau mendengar panggilan dari ALLAH kamu tidak tanggapi.." Tambah kak pian.
Aku ternganga mendengarnya dan sekarang aku mengerti maksud dari hukumannya.
"Iya kak aku paham" ujarku sambil tertunduk.
"Ya sudah sekarang kembali ke kamar bersiap buat solat ashar" kata kak pian
"Aku pamit dulu ya kak" jwbku sambil pergi pamit.
Ku langkahkan kakiku menuju kamar dan bergegas pergi solat ashar tapi sepanjang perjalanan pikiranku terus teringat apa yang dikatakan kak pian.
Aku mendapatkan pelajaran yang luar biasa hari ini.
Mudah mudahan para pembaca yang beragama muslim tidak seperti dani ya.. Hehehehehe..
di sebelah judul itu ada gambar gear, klik nanti muncul tanda edit. edit dan simpan
mang TS, ini cerita asli kan ya? kalau iya, alangkah beruntungnya dirmu...
masih kerasa sedihnya pas baca part ini...
Makasih banget infonya..
Uda jangan sedih nanti aku kasih permen.. Kejadianya asli tapi yang nyeramahin pak kyai bukan kakak kelas yang aku idolain.. Hehehe.. Semua santri pasti akan kena tegur apabila berleha leha ketika mendengar adzan.. Apalagi kalo ketauan gak solat pasti kena pukul pake sapu lidi.. Jadi kangen masa masa itu..
Uda jangan sedih nanti aku kasih permen.. Kejadianya asli tapi yang nyeramahin pak kyai bukan kakak kelas yang aku idolain.. Hehehe.. Semua santri pasti akan kena tegur apabila berleha leha ketika mendengar adzan.. Apalagi kalo ketauan gak solat pasti kena pukul pake sapu lidi.. Jadi kangen masa masa itu..
Oke
Mksdnya apa'an om.. Hahaha