It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ini Semua Upah Untukmu
Cipinang Jakarta, 12 Agustus 2014. Tadi pagi, seorang bapak resmi bertempat tinggal di penjara Cipinang. Bapak inilah yang menyimpan rapat teka-teki pembunuhan di surabaya terhadap seorang mahasiwa Jakarta dari perguruan tinggi swasta yang terkenal. Sekarang mahasiswa itu telah tidur damai dalam pusaranya di Surabaya tidak jauh dari lokasi pembunuhan.
Begitu panjang perjalanan yang telah kulewati
Mulai dari dua tahun yang lalu hingga aku tergerak untuk berangkat ke Batam demi sebuah perasaan ingin tahu.
Kawan semua, perkenalkan namaku Etona Mulyakusuma, seorang peliput berita dari salah satu tabloit yang tidak begitu terkenal di Jakarta ini.
Di rumah, aku dipanggil Ona oleh mama sebagai panggilan kesayangan. Sama teman-teman sepermainan aku dipanggil Oon ...
Semasa SMP dan SMA serta kuliah, aku dipanggil Ton kira-kira seperti ini, Eeeee_toni ..... elu kemana aja ? Kotakhijau artinya kira-kira kotak yang berisi pesan damai, sedangkan kotak hitam artinya kotak berisi data kecelakaan pesawat
Kalau aku menulis, nama yang kutarok di bawah tulisan adalah Surya Kelana.
Menurut teman-temanku, aku itu orangnya serba perfek, tidak betah berlama-lama, dan jalannya cepat. Sehingga teman-teman tidak ada yang berani minta ditemani shoping
Tubuhku 176 cm dengan berat 62 kg, agak kurus ! dan lumayan susah untuk menaikkan berat badan mengingat pekerjaanku yang sering berada di luar rumah. Untuk penampilan, aku mengikuti standar profesi sebagai peliput berita, ikut standar saja ! ga lebih.
Sehingga aku ga pernah ikut-ikut gym atau berenang seperti yang sering dilakukan oleh teman-temanku dari komplek elit cibubur dan sekitarnya. Teman-temanku yang di cibubur, sedangkan rumahku di area rakyat jelata sekitar Cempaka Mas.
Kita masuk pada hal-hal yang serius ya kawan.
Di Surabaya sebenarnya telah terjadi kasus pembunuhan, korbanya adalah seorang mhs dari Jakarta itu, dan salah satunya lagi adalah almarhum mas Tamam namanya.
Aku kenal dengan almarhum mas Tamam karena rumahku berdekatan dengan rumahnya.
Orang yang di dalam penjara ini namanya Pak Imam, aku ga begitu kenal dengan Pak Imam pada awalnya. Aku hanya sering melihat Pak Imam dan almarhum mas Tamam jalan berdua.
Dua tahun yang lalu, bulan Agustus 2012
Saat itu adalah pagi di hari Minggu saat aku pulang bertugas. Ada rintik-rintik hujan dan aku terpaksa bergegas masuk rumah. Aku sekilas menyaksikan seorang mas-mas yang baru memasukkan perabotan pada rumah nomor A24. Dia dibantu oleh banyak pekerja ataupun agen yang mengurus pindah rumah.
Siangnya, setelah aku istirahat melepas penat, aku mengalihkan pandangan mata ke rumah yang berisi tetangga baru.
Ternyata sudah sepi
Mereka pergi begitu saja
Tiga hari setelahnya, tepatnya sore hari, aku kembali melihat keramaian dalam rangka pindah-pindah barang
"kok ga selesai-selesai ya ? rumah RSS saja berasa elit ! barang apaan yang mau dipindah ? yang benarnya renovasi tuh rumah, baru masukkan barang yang banyak" kata hatiku
setelah selesai, kembali mereka pergi begitu saja, tidak ada tegur sapa pada tetangga sebelah-menyebelah etika seorang pendatang baru seperti apa ya
Ya seminggu setelah itu, benaran dia memperbesar rumah pada tanah belakangnya, hmmmm namun semua barangnya yang banyak masih bertumpuk. Orang itu mengawasi sekenanya saja, dia hanya lihat-lihat dari kejauhan. Karena tanahnya ga begitu luas, dalam tiga hari selesai itu bangunan belakang rumah, kira--kira dua kamarlah karena ukuran tanahnya sama dengan rumah mamaku.
Selanjutnya, aku ga memperhatikan dia. Kita saja yang perhatian, dia tidak ada itikat baik untuk bertetangga.
Bulan September 2012, tetangga baru itu sudah kelihatan menghuni itu rumah.
Kadang malam, sepintas aku melihat ada lampu dari dalam rumah itu.
Esok harinya sebelum berangkat kerja, aku mendengar deru suara mobil parkir di depan rumah itu.
"hmmmm dia punya mobil ! " bathinku menyimpulkan itu
Dari bulan kemaren hujannya rintik-rintik melulu, bulan September ini hujan sudah mulai deras meski sebentar, terutama sore jelang magrib. Itupun sudah mampu membuat Jakarta banjir
Selesai hujan, biasanya aku di bawah instruksi mama, akan membetulkan genteng yang bergeser oleh hujan.
Kalau tidak diperbaiki posisinya, maka ketika esok turun hujan, rumah kami tergenang oleh air yang menetes ke dalam rumah.
Waktu membetulkan genteng itulah aku memergoki wajah si tetangg baru itu
mas-mas berumuran sekitar 36 tahun, bibirnya hitam oleh rokok, pandangan matanya tidak fokus, sambil bicarapun, matanya mendelik kemana-kemana
wajah yang tidak menarik ! itu menurutku, siapa tahu mbok tukang sayur suka dengan wajah seperti ini, hahaha
Pendapatku betul, mamaku pun tidak nyaman melihat wajahnya
"oh selamat sore mas, saya namanya Toni, ini mama saya" kataku sambil mengajak berkenalan secara resmi, ga apalah, kalau ga begini mana mau dia berkenalan dengan tetangga
"saya Tamam" wajahnya datar dan dia berkata seadanya tidak ingin diganggu sepertinya, siapa pula yang mau ganggu kamu.
mama diam saja, tidak senyum, tidak juga tersinggung
"istri saya di Jawa, saya sendiri di Jakarta. Sudah ya, saya sibuk" dia bergegas masuk rumah
wkwkwk hahahah yang mau diajak kenalan dia, malah yang dijawab tentang istrinya ! tidak kefikiran pula untuk menanya istrinya, apa iya ada istri atau tidak.
Mamaku terpingkal-pingkal, tetapi tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut mama
Waktu yang berlalu ternyata bisa membuat mama benaran tidak mau tau tentang tetangga yang sudah tidak bisa dibilang baru itu karena dah hampir dua bulan, hahah
Kalau terperangkap oleh hujan, yang membuat aku tidak bisa pergi ke cibubur, aku sesekali menolehkan kepala ke rumah tetangga itu heheh, dan biasanya mama berkata
"Ona, jangan gitu ah, ntar dia tahu loh kalau profesi kamu itu si pencari berita" kalimat canda dari mama
"hahah mama, siapa tau dia belum makan karena terkurung hujan ? mati deh ! apa mama ga kasihan ? dia dari Jawa loh ma, bukan penduduk asli" aku juga menjawab canda mama
"bagaimana ya caranya untuk mendapat simpati tetangga tua, agar gorengan hangat tetap ada meski terkurung hujan ! itu yang harus dipelajari" sindiran mama
"hahaha tetangga tua ! weleh mama ngomong aja langsung ke dia, hindari cara sindiran" kataku lagi
"sindir menyindir juga termasuk karya sastra loh ! dan murni warisan leluhur di nusantara" keterangan mama
aku merenung, sindir menyindir, orang jakarta mana mempan disindir ? ditabok juga ga ngaruh, hahahah
Demikianlah hingga suatu hari, si tengga itu berani berdiri di depan rumah mama
Saat itu habis sholat Jum'at, aku kaget sepertinya dia baru bangun tidur
"sholat jum'at dimana ?" tanyaku sedikit menyindir, ciri khas mama hahaha
"ga itu, saya ketiduran, ada majikan saya di dalam habis ngantar dia berbisnis ke bogor" kata dia
"oh karyawan ya ? di perusahaan apa?" tanyaku
"saya supir" kata dia
"oh supir" balasku
"iya supir, kamu kaget ?" dia mengulangi statementnya
"tidak, tidak kaget kok" aku juga membalas ucapannya
"saya perlu pertolongan kalau kamu berkenan" permintaanya
"pertolongan apa ?" tanyaku
"saya mau tugas luar kota 3 hari, tolong dilihat-lihat rumah saya" pintanya
"ajak aja istri kesini, jadi ga ngerepotin orang lain ! toh istri ditingaal di Jawa. Lihat-lihat rumah orang besar resikonya mas ! ini Jakarta loh" aku menolak, dia juga yang mulai ga butuh bertetangga
"oh terima kasih kalau begitu ! saya minta tolong sama yang lain" katanya
"silahkan" akupun menarik diri dari hadapannya
Esok pagi harinya, sekitar jam 7 pagi, aku ke warung komplek membeli gula, kopi, dan teh untuk persediaan di musim hujan
Aku dapati teman sepermainanku dari SD, SMP, dan SMA namanya si Choyke
Choyke anaknya periang, mudah ketawa, suka goyang, semua deh yang berbau kemeriahan adalah hobbinya
"wadoh ada si Oon, kemane aje lo ?" sapaan resmi teman sepermainan hehehe
"gue kerja ! kagak tau aja elu gue ini sibuk" balasku
"heemm Oon lo tau ga, gue juga mulai sibuk, dapet orderan jaga rumah !" kata si Choyke
"rumah nomor A24 ? gue juga ditawarin tapi gue ogah" balasku
"ya iyalah, elu kan ada kerjaan yang lebih baik" jawab dia
"ga juga ! tapi ga gampang loh jaga rumah orang" saranku
"tiga hari doang, ok lah, tapi itu loh Oon, si dia itu gueeedheeeekkk" gembira sekali dia
"ha???? gede ? apanya yang gede ?" agak kaget dengan otak mesum Choyke, itu mah yang dia suka
"pokonya gueeeedheeekkkk, gue senang aja" balas dia
Hahah apa ya yang gede ? gajinya atau pentungan nya ? duh rasain deh Choyke, elu bakalan semaput ditusuk pentungan gede
Menurutku itu imbang, gajinya harus gede karena pentungannya juga gede
Tapi kok aku ga penah melirik ke arah pentungannya ? boro-boro, lihat wajahnya aja aku neg.......
Bersambung ....
Selamat pagi kawan baik semua. Kita buka lembaran baru ya kawan, sebuah lembaran tentang pertanyaan yang besar
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1 @bianagustine , @Wooyoung , @marioALDI , @Fistjump
Tetangga yang bijak Ђέђέђέ«{^⌣^}»ђέђέђέ
Sabar Bu'
)
Dua hari berjalan, aku pulang ke rumah lepas magrib. Hari itu tugasku lumayan padat berkenaan dengan penulisan berita perselingkuhan yang dianggap komersil. Perusahaan ini mengerti sekali mana yang komersil dan mana yang tidak. Kadang berita bagus sekalipun belum tentu dikategorikan komersil.
Aku kemudian duduk di samping mama yang masih menggunakan pakaian sholat ketika pintu diketok seseorang
"assalaamu'alaikum Ibu" ......
"waalaikumsalam, masuk saja" kata mama
"silahkan masuk" aku lebih menegaskan
Tidak ada yang masuk........................, kenapa ya ??
Mama berdiri dan mencoba membukakan pintu
"maksih bu" .... jawab seseorang
"sialan elu Choyke ! gue kira tamu asing" kata mama
"maaf ibu" jawabnya penuh sipu dan malu
wkwkwk
"hoyyyyy elu cari gara-gara aja ! badan gue lagi gerah neh ! jangan macam-macam deh" aku protes sejadi-jadinya pada Choyke yang bermaksud ngajak lenong
"hahah.... sesekali napa ! bolehkan gue bikin elu kesel ?" jawab Choyke
"kkkkkkk, gue kira emang tamu asing, ternyata si kunyuk" bales mama
"tau nih ! biasanya main slonong" kataku
"wahahahaha... jadi elu kesel ? asik lah" Choyke puas berhasil memancing emosiku
"anak monyet !" kataku kesel
"belon tau elu monyet itu nenek moyang elu ! Ibu masak apa ni hari ?" kata dia selanjutnya mematahkan kekesalanku
"nenek moyang elu, kalo gue sih nenek moyangnya nabi Adam dan garis keturunan gue dari nabi Ismail" kataku
"ya sudah ! sana Ona mandi gih ...... bau amat !! tuh tadi gue masak semur ayam, elu mau choyke ?" kalimat mama
aku ga menanggapi si dia ini, badanku terlalu gerah melihat candanya
"ohhhh... semur jengkol, ibu tahu banget yang gue suka" kata si dia
"kepala elu semur jengkol, gue bilang semur ayam !!!!" kata mama
Selagi aku mandi, choyke asik menghabiskan makanan, ga apa juga lah, tadi gue dah makan besar rame-rame di kantor sebelum usai kerja.
Setelah berpakaian aku nimbrung pada mereka berdua, entah apa yang mereka gosipkan
"hoy... anak monyet ! kalo jadi satpam, jadi satpam aja, jangan jadi tamu di rumah orang" kataku
"sudah seharian gue jaga ntu rumah ! malam ini gue mau jadi rakyat biasa" kata si dia
"jaga rumah itu malam ! begitu yang bener" saranku
"tenang, dari sini juga kelihatan kok rumahnya" kata mama
semangat dah si choyke dibelain mamaku
..............
Dia kembali berkata
"masa dia kayak gitu bu ? kalo tahu gitu gue juga ogah nolong dia" kata choyke
"ya... sekarang ga bisa nolak, karena elu dah menerima pekerjaan ini" kataku
"hmmmm.... harusnya elu minta 1/2 upah" nasehat mama
"kenapa ma ?" tanyaku
"kalau dia ingkar janji bayar upah, lumayankan 1/2 upah sudah di kantong choyke" kata mama
"oh... masuk akal juga ya" si dia mengiyakan kalimat mama
5 hari berikutnya, waktu ya.... begitu-begitu saja, makin cepat dan makin cepat terasa, tanda-tanda kiamat sudah di depan mata.
Begini ini kejadiannya :
Aku pulangnya masih lepas magrib kalau lagi sibuk, padahal sebelumnya boro-boro tugas, dipanggil datang ke kantor juga tidak karena tidak ada yang mau ditulis, hahahh beginilah kalau tabloit yang ga terkenal, rugi mulu perusahaannya, ga ada yang mau baca, hahaha
Aku dapati magrib itu ada dua orang tamu
mamaku diam saja, namun beliau juga tidak menampakkan wajah kesal karena salah tamu tamu adalah choyke, sahabatku, teman se RT, teman sepermainan, teman sekolah, hahahahah
tamu yang lain, ya ini, tetangga arogan, hufffffff
"kamu sok ganteng baget ya" kata si arogan mulut aneh
"kenapa ? masalah ya ?" kata choyke heran
aku lebih heran .........
"sombong !!! ga mau main ke rumahku" kata dia lagi
"aku sibuk " balasku sekenanya, aku akan berlalu saja nuju kamar mandi, geraaahhhhh.....
mama lebih heran dan takjub juga, si tetanga arogan ngomong apa ya ? wahahh
"asal kamu tahu ya, anak majikanku lebih ganteng dari kamu ! dan teman anak majikanku itu super..., super ganteng dan pintar" kata si arogan lagi
hemmmm....
"aku ga kenal !" balasku
"terus kalo ganteng, apa hubungannya dengan elu ???" choyke jadi bingung
"8 bulan yang lalu aku masih leluasa di rumah majikan itu, entah kenapa sekarang dia jadi betaaaaaaah di rumah" kata tetangga yang ajaib ini
"loh, gue sih setuju kalau anak kudu begitu, ga harus kelayapan kemana-mana" mama sekarang mulai menyuarakan kebenaran. Untuk didikan bagiku dan choyke maksudnya
"setuju sih setuju bu, tapi lihat nasib ku sekarang, harus berumah sendiri" kata si dia
"apa ga ada kamar untuk elu ?" tanya si choyke
"ada, tapi itu tadi seperti yang aku bilang, tidak leluasa saja" balas si dia yang sangat-sangat tidak masuk akal
"sudah lah ! di rumah orang mana bisa elu leluasa ! emang elu siapa ??????" mama mulai marah
si tetangga diam
tiba-tiba dia berkata
"Ini gara-gara temannya nih !" kata si dia lagi
"loh pengaruh baik, kok dibilang gara-gara ?" tanya choyke kemudian
"suka-suka aku dong" jawab si tetangga
"ya suka-suka kamu ga harus ganggu tetangga juga kan ? ayo sudah mau sholat isya nih ! Ona ayo segera sholat" kata mama sekedar mengusir mereka secara baik-baik
huffffff orang aneh ...... ga kenal sama dia, sekarang dia menceritakan kejelekan orang lain
Setelah itu mereka masih saja ketawa ketiwi
kok ga pulang ya ?
Mamaku, ya mamaku ! kasar juga, tapi hatinya baik, ga tegaan
Sekarang mama malah menghidangkan makan malam untuk mereka,
anaknya sendiri ga terfikirkan, hehehe lanjutlah, karena aku tadi juga sudah makan di kantor.
Pernah suatu hari, waktu berangkat ke kantor pagi hari aku mendapatan tetangga itu, lagi membukakan pintu mobil untuk seseorang
Duuuggg
seorang om-om yang tinggi, langsing, putih.......
sepertinya sangat tergantung sama servis supirnya, siapa lagi kalau bukan si tetangga ini.
hmmmm..... kalo om ini ganteng, wajar anaknya juga ganteng
Tapi mengapa ya si tetangga ini menyebut aku sombong ? karena jarang tegur sapa mungkin.
....aku ga seperti itu sebenarnya kalau bukan kamu yang mulai...... batinku meracau
kali ini tetangga itu sudah mulai senyum, aku balas dengan senyum canggung
sambil berlalu dengan motorku menuju tempat kerja
Tidak sedikitpun aku memasukkan si Tamam ini dalam proiritas otakku
Waktuku bergulir seperti biasa
Pepatah yang mngatakan sedikit jual mahal akan meningkatkan daya jual, mungkin berlaku pada kasus ini, sekarang si tetangga itu yang keseringan datang ke rumah, rutin kalau dia sudah mengantar majikannya bisnis luar kota, pasti setelah itu mereka malas-malasan di rumah sempit ini.
Mengapa ya ?
Melihat mobilnya, dan ke cakepan wajah si om itu, pastilah dia orang kaya berumah mewah, kok betah bermalas-malas di rumah yang sempit
atau hanya alasan sedang bisnis luar kota ??????
"Bu tumis kangkung nya aku habisin ya"...... hmmmm aku terpaku melihat si Tamam ini menghabiskan makanan mamaku
"iya silahkan, si Ona ga doyan makan malam" kata mama
"si Daya juga ga doyan makan malam, apa lagi setelah temannya pindah ke Surabaya, tambah deh ga doyan makan" kata si dia
"oh siapa si Daya ?" tanyaku
"Itu nama anak majikanku ! kesel aku" kata dia
"kok kesel ? " tanya mama
"ya kesel aku, uring-uringan saja bawaannya sejak temannya pindah ke Surabaya, padahal sekarang dia sudah ada cewek" kata dia lagi
"ah sudah lah ! hati seseorang siapa yang bisa mengukur ? itu bukan keahlian elu" aku potong informasi dari mulutnya
"ya sudah, sana kamu ! aku makan dan ngobrol dengan mamamu, napa kamu yang sewot ?" kata dia
"bukan sewot, hanya nyaranin untuk berusaha menerima orang apa adanya, elukan dapat gaji dari papanya !" kataku
"Iya Tamam, santai aja ! anak majikan pasti erat kaitannya dengan majikan" saran mama
"bulan depan gue tagih ya uang elu, seenaknya saja elu makan gratis di rumah orang" kataku
"Iya bulan depan aku kasih uang sama Ibu" janji si dia
"apaan lu ! honor si choyke sudah elu kasih ????" tanyaku dengan penuh rasa tanda tanya
"sudah dong, plus bonus lagi !!! makanya kalo kamu mau nolongin kamu akan dapat bonus yang lebih" kata dia
kening mama berkerut tanda tidak setuju
"gue tuh ada kerjaan yang lebih baik dari pada tukang jaga rumah orang" kataku
"bodo !!!! eh bu aku kok ga pernah lihat suami ibu ?" tanya si Tamam bagai geledek menyambar
"ada, papa Ona berdagang di Cikupa" kata mama
"dekat tuh jakarta cikupa" kata dia lagi
"nenek Ona lagi sakit aja ! biasanya juga kesini" kata mama
"oh begitu" meluncur kaliamt penuh pertanyaan dari dirinya
"kenapa ?" tanyaku
"aku pengen lihat anak yang patuh pada kata papanya" kata dia
"kalo papanya salah masa harus patuh ????" balas mama
"tuh dengar, sok tahu elu" aku menimpali wkkkkk
Kesempatan selanjutnya di Hari Minggu pagi, saat teman-teman cibubur berkumpul dengan menu kacang ijo Cempaka Mas, aku melihat tatapan mata majikan si Tamam
Tatapan mata yang hampa melihat gerombolan yang memenuhi rumah mama
Mengapa dia menatap begitu ????
Apa anaknya ga pernah membawa teman-teman ke rumahnya ????
Ini Jakarta loh !!!!
Siang hari ketika teman-temanku sudah kabur bur bur .... si Tamam datang dengan langkah ceklik--- ceklik --- ceklik ----
"asaalamualaikum" katanya
"waalaikum salam" kataku
"Ibu mana ? aku juga ingin makanan pesta" kata dia
"minta ???? atau mau beli ???" tanyaku
"minta" jawabnya
"uang makan saja belum elu setor ke mama gue" alasanku
"loh mama kamu ga minta" katanya
"kan elu yang sepakat dan deal mau ngasih mama bulan ini" kataku
"wah mama kamu banyak uang, suaminya saja saudagar cikupa" kata dia
"hahaha bisa aja elu ngeles" aku ga habis fikir orang macam apa si Tamam ini
"ayo buruan, mana makanan pestanya ? eh sebenarnya tadi pak Imam mau minta juga" kata dia
"hmmmm pak Imam, siapa itu ? majikan elu ?" tanyaku
"iya" balasnya
"kenapa ?" tanyaku lagi
"lagi kangen kali sama anaknya yang lagi liburan ke Surabaya" informasi dari Tamam
"dalam rangka apa ? hari sekolah kok libur ?" tanyaku heran
"temu kangen. si Daya minggu kemaren sakit, dia maksa terus minta ijin ke Surabaya" kata si Tamam lagi
"hmmmm spesial sekali ya" aku berusaha menyimpulkan
"kalo kamu ketemu anaknya woh dulu dia yang ngajar Daya beberapa pelajaran, baik hati, ganteng, tapi kurang beruntung dia miskin, ngontrak di samping comberan, mobil aku saja tidak bisa masuk" kata si Tamam berapi-api
"kalau dah tau dia baik, pinter, ganteng, apa masalahnya elu ga suka dia ??" desakku
"ya itu, dia miskin.... aku juga miskin ga bisa dong" jawaban dari mulut yang tidak berperikemanusian dari Tamam
"gue juga miskin ! ngapain elu dekat-dekat gue ?" tanyaku heran
"miskin dari hongkong ? kamu dah kerja gini"balasnya
"Elu jangan pandang orang dari hartanya, tapi gue harap elu rasakan sendiri lah di kemudian hari kalo sikap elu seperti ini !!!" saranku
"bodo ! mana makanannya !" hardik si Tamam
"kok gue yang elu hardik ? masak saja sendiri, kalo elu bisa masak" kataku sambil mengunci pintu, cukuplah ! aku sungguh tidak mau lagi berurusan dengan orang yang tidak punya perasaan seperti ini.
Aku saja yang bisa dipalaknya sempat dihardik begini, apa lagi teman anak majikannya itu yang katanya miskin
Emang orang miskin hanya untuk dihardik-hardik ??????
Dunia seenak perutmu !
Bersambung ....