It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Haaah Lama sekali ini sudah hampir sejam", dia menghembuskan nafasnya bosan lalu bersenadung kecil untuk mengusir bosan.
"Dyllou....", setelah melihat orang yang ditunggunya yang ternyata adalah Dyllou laki-laki itu langsung berdiri dan memeluk Dyllou.
"Kau lama sekali, aku hampir mati karena bosan", laki-laki itu tanpa peduli sekitar semakin mengeratkan pelukanya
"Carl lepaskan atau kau naik taksi", Dyllou menatap tajam pada Carl yang malah memamerkan senyumnya.
"Jangan segalak itu kita sudah lama tidak bertemu, Keanu saja tidak segalak itu", Carl melepaskan pelukanya, sekarang mereka berhadapan tinggi mereka sama sehingga Carl tidak perlu mengangkat kepala melihat Dyllou.
"Lihat aku setinggi dirimu sekarang", Carl tersenyum yang membuat Dyllou jengah padanya.
"Kau tidak berubah masih saja suka tersenyum seperti itu", mata Carl menyipit dan senyumanya semakin lebar.
"Senyum ku pasti sangat manis kau bahkan mengingatnya", Dyllou tertawa mendengar ucapan Carl yang terlihat bangga.
"Ayo pergi...", mereka mulai berjalan keluar dari bandara menuju parkiran.
"Carl senyum mu itu menakutkan", ucap Dyllou saat mereka sudah di mobil Dyllou dan mendengar ucapan itu Carl memukul lengan Dyllou lemah.
"Kau berfikir aku akan mengacau atau melakukan hal buruk?, ahaha apa kau takut?", Carl melihat keluar kaca mobil dengan kegirangan seperti baru melihat kota sejak mobil di jalankan, dia menatap Dyllou yang tidak menjawab perkataanya.
"Dyllou aku merindukan aku merindukan kalian", Carl memeluk pinggang Dyllou dan menyembunyikan wajahnya di perut Dyllou.
"Lepaskan...", perkataan dingin Dyllou dibalas seringai kecil Carl yang masih memeluk pinggang Dyllou.
"Hahahaha lihat dirimu kau menyedihkan Dyllou, kau bahkan membiarkan kekasih mu menikah dengan orang lain", Carl tertawa lepas setelah melepaskan pelukannya pada Dyllou, perkataan Carl sukses membuat Dyllou memaki di dalam otaknya betapa menyebalkanya Carl tapi Dyllou memilih diam.
"Apa mau mu?", Carl merapikan rambutnya tanpa peduli tatapan tajam Dyllou dan untuk sesaat hening hanya suara bising dan klakson yang terdengar karena mereka terjebak macet.
"Tidak ada, aku hanya rindu kesenangan saja, dan kurasa tinggal disini akan menyenangkan di tambah apa yang kudengar tentang Keanu menjadi boneka tanpa ada motif yang pasti dan tujuan yang jelas bahkan kau kekasihnya saja tidak tau", Carl berkata dengan nada serius lalu memamerkan senyum palsu hingga matanya menyipit membentuk garis melengkung.
"Ahahaha lihat dirimu kau terlihat tegang Dyllou ahaha itu lucu sekali, kau benar-benar menyambut ku dengan baik", Carl kembali tertawa lepas seolah perkataannya hanya lelucuan yang biasa membuat orang tertawa.
"Dyllou...anak itu tinggal dirumah mu kan?", berisik, itulah hal yang Dyllou benci dari Carl dan berbagai sifat buruknya di tambah Carl suka menjadi stalker dan kedatangannya adalah hal yang perlu diwaspadai Carl tau terlalu banyak.
"Adik Keanu apa dia setampan kau atau Keanu?", Carl memainkan ponselnya karena Dyllou terlalu lama menjawab pertanyaanya.
"Carl aku tau kau bisex tapi jangan menyentuhnya!!", Carl tertawa kecil mendengar ucapan dingin Dyllou yang terdengar mengancam.
"Dyllou kau menjadi penakut, kau takut pada apa yang akan ku lakukan?", Dyllou menatap mata Carl yang berwarna kuning sangat berbeda dengan mata hitamnya yang menghanyutkan, dia memang kesal terhadap Carl tapi beradu argumen tidak akan membuat Carl kalah.
"Ahh masih tidak berubah, kau masih tidak suka pada ku, ahhh Dyllou apa kau tau apa yang ku lihat di bandara paris? hal yang membuat ku bertanya-tanya", Dyllou memalingkan wajahnya dan tak berniat menatap Carl lagi atau menjawabnya.
♠♠♠
Aku sedang sibuk membuat cemilan karena tidak ada kegiatan apa pun hari ini meski aku tidak bisa masak tapi untuk membuat cemilan termasuk hal mudah bagiku karena kak Winona sudah mengajarkanya pada ku, bicara tentang kak Winona dan mama tidak akan dirumah beberapa hari kedepan. Mereka pergi menjadi relawan di Palestina dan kurasa itu bukan hal yang baik untuk mereka berdua dan kami tidak bisa mencegah kak Winona dan mama bahkan larangan Dyllou saja tidak di dengar dua wanita berprofesi dokter itu.
"Aku pulang, Darren kau dirumah?", terdengar suara berat Dyllou memanggilku.
Aku pergi menghampirinya dan kulihat dia pulang tidak sendiri dia bersama seorang laki-laki dia setinggi Dyllou rambutnya blonde kontras dengan kulit putihnya dia seperti model wajahnya tampan.
"D-dyllou... dia adik Keanu?", dia menatap ku dengan mata kuningnya yang berbinar dan tiba-tiba memeluk ku dengan kuat dia lebih tinggi dariku.
"Dyllou dia manis wajahnya mirip Keanu", dia berbicara dengan suara yang ceria, entah siapa dia tapi dia dan Dyllou terlihat sangat mengenal.
"Carl lepaskan dia atau kau tidur di garasi!!", laki-laki yang bernama Carl melepas pelukanya setelah mendengar ancaman Dyllou.
"Eh? apa itu", Carl menunjuk kearah ku dan memasang wajah bingung aku sadar apa yang dia maksud aku pun langsung merasa malu dan wajah ku terasa memanas.
"Itu apron bunga-bunga? ", aku mengangguk lemah dan lagi Carl memeluk ku lagi, dia suka sekali memeluk seenaknya.
"Dyllou dia manis sekali....apa boleh untuk ku?", ucap Carl antusias yang di balas tendangan keras yang membuat Carl tejatuh cukup keras setelah melepaskan pelukanya.
"Tidak ada Keanu disini, jadi menjaga Darren dari manusia bisexual mesum seperti mu adalah tugas ku", ucap Dyllou tegas dia juga menarik ku mendekat ke arahnya, apa-apaan ini rasanya Dyllou jadi lebih protective.
"Kak siapa dia", Dyllou melihat ku sebentar.
"Dia Carl Deviar anak tunggal bibi Anne", aku terkejut mendengar perkataan Dyllou karena ku fikir bibi Anne tidak punya anak.
"Kau pasti bingung, Carl anak kandung bibi Anne tapi dia terlalu bermasalah untuk di biarkan disini jadi 5 tahun yang lalu saat keluarga mu kembali tidak lama selangnya Carl di bawa ayahnya paman Charles ke perancis dan di didik oleh keluarga ayahnya", Carl terlihat ingin protes tapi Dyllou kembali bicara.
"Dia bisexual jadi Darren jangan terlalu dekat denganya karena dia akan tinggal dirumah ini sementara, Carl suka berbuat seenaknya jadi kemanapun dia pergi dia sering membuat masalah catatan kriminalnya juga banyak", Carl mendengus kasar lalu menatap ku.
"Ahh Dyllou kau membuat kesan buruk tentang ku pada adik Keanu, padahal aku tidak seburuk itu", aku hanya diam melihat Carl dan Dyllou beradu argumen tidak hanya Carl sebenarnya yang terus bicara tanpa henti dia berbicara terus menerus.
♠♠♠
Dyllou terlihat duduk di depan komputernya dengan tenang dan Carl berguling-guling di ranjang queen size milik Dyllou, mereka sekarang berada di kamar Dyllou yang luas dan minimalis hanya ada satu set meja komputer,lemari pakaian,tv led dan meja kecil di samping ranjang, ruangan yang terlalu luas untuknya dengan minim furniture.
"Dyllou ini sudah tiga jam lebih dan kau masih di depan benda mati itu? ", Carl berguling-guling mencoba mencari posisi berbaring yang nyaman.
"Diamlah...kau berisik ", Dyllou masih fokus pada monitor komputernya.
"Haaah...Dyllou...apa anak itu tau hubungan kalian? ", Carl membenarkan posisi berbaringnya bertumpu pada dadanya memperhatikan punggung bidang Dyllou yang sangan manly, 'siapa sangka pria manly sepertinya rela jadi bottom demi cinta',
"Kau berharap dia tau? ", Carl menatap kesal punggung Dyllou.
"Setidaknya dia harus tau kalian tidak normal", Carl masih setia dengan posisinya.
"Jangan bercanda...hanya akulah yang terlihat tidak normal, kau tau itu", Carl menatap tajam seolah menembus punggung bidang Dyllou.
"Menyedihkan...kau bahkan membiarkanya begitu saja...kau tau Dyllou? kau lemah dan menjijikan", Dyllou hanya diam tidak menyadari tatapan tajam pria blonde di belakanganya.
"Kau sudah melembut.. .aku bahkan tak bisa merebut Keanu darimu, dulu...tapi apa ini kau dengan mudahnya mengijinkan kekasihmu menikah dengan wanita", Dyllou menghembuskan nafasnya berat dia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna hitam sehitam mata dan rambutnya.
"Aku tak bisa membiarkan dia mengancamku akan melompat dari lantai 5 dan terus menelpon hingga ratusan kali dan... ", Carl melempar bantal yang mengenai kepala Dyllou mata kuningnya tidak mengalihkan pandangan sama sekali.
"Kau tau itu hanya ancaman", senyum itu mengembang dan menyembunyikan mata kuning milik Carl.
"Dan dia sukses membujuk ku dengan ancaman muarahan", Dyllou memijit pelipisnya kasar wajahnya nampak frustasi ada kerutan di dahinya dan Carl masih tersenyum meski hanya punggung Dyllou yang nampak Carl seperti bisa melihatnya.
"Hanya bila hatimu juga sudah mulai berpaling sebab lain ancaman murahanya berlaku ", Dyllou memutar kursinya dan kini menghadap Carl yang tepat disebarangnya di ranjang miliknya.
"Aku tak pernah berpaling", senyum itu tak menghilang sama sekali dari wajah tampan Carl.
" Ahh akhirnya, kau tau bicara dengan punggung tidak seru....Aku tau tapi anak itu Cukup kurasa....kau tau aku tidak bodoh", Dyllou mengerang kesal entah bagaimana Carl selalu berbahaya.
"Dyllou aku masih ingin mendengarnya...alasan kau melepasnya", Dyllou menatap Carl seksama.
"Jika dia tidak mengancam tidak menelpon ratusan kali tidak ngambek tidak sepucat dan sekacau itu....", Carl bangun dari posisi berbaringnya menuruni ranjang dan dengan gerakan cepat pistol dari sakunya yang entah sejak kapan disana ia arahkan keleher Dyllou.
"Jika kau mau aku akan persatukan kalian di alam yang berberbeda", Dyllou tetap terlihat tenang bahkan wajah frustasinya lenyap.
"Terimakasih hiburanya Carl", Carl menurunkan pistolnya .
"Aku punya tujuan lain kembali kesini Dyllou...", Seperkian detik saat Carl bicara mata kuningnya menatap tajam lalu kembali tersenyum saat Dyllou menatapnya mata tajamnya bersembunyi dibalik kelopak mata yang kembali membentuk garis melengkung karena senyum lebarnya.
"Carl kau tidur disini...biar aku tidur di kamar Darren bersamanya", Carl menyimpan pistolnya.
"Ada dua kamar kosong kenapa aku tidak di kamar bibi atau Winona lagi pula mereka tidak ada atau aku bersama Darren saja", Dyllou berdiri dan terlihat tidak peduli.
"Kau mesum dan aku tau apa mau mu", Carl mengerang kesal saat Dyllou sudah menghilang keluar dari kamar itu.
"Aku kembali untuk hal lain Dyllou untuk hal lain", Carl tersenyum seperti biasa hingga segaris mata dia menatap pintu dimana Dyllou keluar meninggalkan dirinya tadi.
@fuumareicchi , @dhika_smg ,
@Zhar12 , @duna , @caetsith
@Mangki36 , @TigerGirlz ,
@Wooyoung , @doodledeedum ,
@balaka , @WYATB , @rayarere ,
@Soni_Saja , , @zeva_21 ,
@JulianWisnu2 , @leviostorm ,
@mikaelkananta_cakep ,
@admmx01 ,
@4ndh0 , @nakashima , @ukhty ,
@dole_dole , @yo_sap89 , @rizal_
acank , @3ll0 , @ikmal_lapasila ,
@d_cetya , @adamy , @arieat ,
@arhies ,
ramadhani_
rizky , @abidoank , @sandalrusak ,
@tristandust , @tialawliet ,
@boezel , @lulu_75 , @cibro ,
@mustaja84465148 ,
@aldino_13 , @dafiaditya ,
@danze , @cute_inuyasha ,
@yudha19 , @steve_hendra ,
@edelwis , @wita , @egosantoso
@Tsunami @faisalrayhan
@akina_kenji @cute_inuyasha
maaf ya kalo alurnya lambat banget aku ga bisa langsung gitu aja bikin ceritanya dan maaf baru bisa update buat yang udah baca makasih banyak oh ia sorri kalo banyak typo
Bagus banget kata-katanya,,,
Semangat ya,,,?