It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@cansetya_s , @arieat , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee @haha5 , @3ll0, @pradithya69 , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @rasdidin
huuuffff ..... Apa lagi ini ? Anak SMA ganjen ! Muat apa dedek besar dan tegang dalam lobang surgamu ? Pakek SMS segala : "AA Kristo, aku butuh bantuan"
umpat dari hatiku ketika membaca SMS dari Rudi.
Rebahan aku di ranjang yang sepi ...........
Ohhhh Liburan kuliah ga berasa gini, di Jakarta ga betah lama-lama dekat dengan mama,
di Bandung bengong,
teman-teman dah pada balik ke daerah masing-masing,
Teddi ga ada kabar lagi, ... resah gelisah
Masuk Lagi SMS
"AA, aku dah hampir nyampe di sd-serang"
Apa ???
Anak SMA ini mau apa sih ?
Tak lama setelah itu aku mendengar suara mobil dan pintu pagar digedor seseorang
Munculah sebuah suara : "AA Kristo, Tolong...."
waduuhhh, si Rudi kenapa ? kasihan juga dengar suara minta tolongnya
"Eh kamu ? Ada apa nih ?" aku berlari membukakan pagar
"Ada anak SMK sebelah ngejar-ngejar aku" kata Rudi
"Kamu buat kesalahan ?" tanyaku
"Semua yang kami kerjakan akan salah bagi mereka AA" info dari Rudi
Si Rudi ini siswa SMA 1 Bandung, ga terkenal sih hehehe, tapi masih cluster I di kota Bandung. Di sebelah sekolahnya ada SMK, kasihaaaaannnn nasibmu nak hahaha.
SMA favorit lainnya sebelah menyebelah sama-sama SMA favorit, ya... itu tu SMA 3 heheh sebelahnya juga SMA favorit
"Sudah lapor polisi ?" tanyaku lebih lanjut
"Sudah dari 3 hari yang lalu AA" jawab Rudi
"Hehh sudah dari 3 hari ? belum selesai ?" komenku heran
"Panjang AA ceritanya, aku ada mentoran di ITB, tapi anak SMA ga boleh parkir mobil" kata Rudi
"Loh mentoran kan biasanya sekitar Salman, parkir aja di bawah pohon taman itu" aku surprise dengan jawaban Rudi
"AA sotoy, kami dikejar sama satpam tukang parkir itu, dikatain heh anak SMA ga boleh bawa mobil makin bikin macet Bandung, padahal yang bikin macet Bandung kan orang Jakarta" Rudi begitu polosnya
"Eh hahaha aku kan orang jakarta, kurang ajar kamu" kataku hahaha
"maaf AA, maaf" kata Rudi
"Ya ! terus apa masalahnya ?" tanyaku lebih lanjut
"Ini AA, kami harus jalan menuju Ganesha, ga jauh sih tapi sering ketemu sama anak-anak SMK itu" sekarang mulai jelas info dari Rudi
"oh gitu, ya santai saja, jangan grogi, dan jangan pula panik, lawan dong, sama-sama cowok juga" saranku sama Rudi
"uh...AA, ga semudah itu ! tolonglah aku AA" Rudi memelas
"Tolong apa sih? Aku masih ngantuk nih" aku mulai jengah dengan urusan Rudi
"Ada 2 kardus dokumen yang kami perbanyak di saiyo fotokopi di DU, ayolah temanin aku kesana" pinta Rudi
"oo gitu, bilang dong dari tadi" kataku yang kali ini bersedia membantu Rudi
Sewaktu mau keluar dari pintu pagar dan aku kunci biasanya pagar rumah kontrakan ini, aku melihat dua orang anak SMK berlari ketakutan dan kembali naik motornya.
"Yang ngejar pake motor ya ?" tanyaku
"Iya AA" jawab Rudi
"Tadi aku lihat mereka, rasanya aku kenal wajah mereka" info dariku
"Oh iya AA ? baguslah kalau begitu, makasih ya AA telah begitu baik menolongku" kaliamat dari Rudi
"Iya dah aman, ayo jalan ! hati-hati ini jam pulang kerja ! macet hingga ke simpang Dago sana" kataku
"Iya AA, dimana-mana sekarang juga macet, ga hanya di simpang Dago" komen Rudi
Melajulah mobil yang di setir Rudi terseok-seok menurut irama macet hahaha, lepas Gapura Tubagus Ismail, jalanan terasa berhenti, padahal belum juga pasar simpang
Aku memejamkan mata, dan Rudi mengerti bahwa aku ngantuk
Saat mata aku buka, terlihat Rudi masih konsentrasi menyetir, wehhhh masih terhenti di lampu merah simpang Dago
"Macet parah ya" komenku
"Iya AA, lumayan sekitar 12 menit AA tertidur" kata Rudi
Demikianlah, mobil berbelok ke kiri masuk DU, kami ga ngirauin macet lagi yang terus berlangsung dari depan Unikom ini, pertigaan sekeloa, dan akhirnya tiba di depan pusat fotokopi-fotokopian di DU ini.
Terlihat teman Rudi melambaikan tangan, lalu kami parkir, dan keluar dari dalam mobil
"eleh... ganti baju kamu ? aing lupa bawa baju ganti" kata si Rudi
"aman dengan baju ganti" balas temannya
"Oh iya, kenalkan ini AA aku, namanya AA Kristo" kata Rudi
"Oh AA Kristo namanya, Aku Dani" salam perkenalan dari teman Rudi
"iya" jawabku
"satu kardus masuk mobilmu ya, satu kardus lagi aku yang bawa" perintah Rudi
"OK setuju" jawab temannya
Aku masuk ke dalam ruangan pusat fotokopi itu, membatu menyusun ke dalam kardus. Lagi asik-asik begitu ada dua orang anak SMK mengetok-ngetok meja kaca itu dengan kunci motornya
"Apa kamu ? ayo satu lawan satu kalo berani" tantang Rudi
"eee...ee...e, kalian masih ngikutin ? kalian sering mangkal di warung pak de wawan kan ?" kuperangkap juga mereka dengan nama orang yang ditakuti di sd-serang
"oh maaf AA, yang punya rumah tadi AA ya ? aduh maaf AA" kata mereka
"Iya, kenalin ini sepupu AA ! namanya Rudi ! jangan diganggu begini" ancamku
Mereka berjabatan tangan. Rudi masih tampak sangat menahan rasa benci sampai ke ubun-ubun. Akhirnya mereka berdua itu berlalu begitu saja dengan motornya.
Setelah itu suasana sangat menyenangkan sore itu di warung es shianghai samping pusat fotokopi ini. Tersedia juga aneka jus buah serta goreng pisang Pontianak katanya. Semua menu ini adalah kesukaanku
"Hahaha dekat AA saja dia berani berkata ayo satu lawan satu kalo berani" hinaan dari teman Rudi
"hehe ya begitulah" balasku
"ga pa juga sih sesekali" Rudi menanggapi datar
Mengingat hari dah semakin sore, Dani bergegas minta izin pulang dan kamipun juga balik ke rumah kontrakkanku.
Syukurlah, jelang magrib ini ga semacet parah jam 4 sore tadi, bisa dibilang agak tersendat saja bahkan di depan gapura Tubagus, aku sempat minta turun sebentar untuk membeli Rambutan yang diikat-ikat lengkap dengan daunnya, menarik sekali.
"Kamu masih takut ?" tanyaku
"Lumayan sih" jawabnya
"Kalo gitu aku iringin hingga rumahmu, kebetulan aku mau keluar mau ketemu teman" alasanku
"Ya boleh, asalkan itu bukan modus untuk cari tahu dimana alamat rumahku" candaan dari Rudi
"serah kamu deh" jawabku
OO deket rumah si Rudi ini, setelah RRI dan museum itu kan ada pintu perumahan, masuk
"kalau masuk, cari rumah nomor 2, pagarnya biru muda" SMS Rudi yang langsung membelokkan mobilnya ke kiri, sedangkan aku...
Aku terus melaju ke arah kampus, dimana masih ada tersisa kakak-kakak kelasku yang sibuk dengan skripsinya. Nah aku malam ini berniat sekedar membantu mencek print dan koreksi eror spelling.
Larut malam seusai kegiatan itu, aku coba SMS pak dosen kere
"Enakan mana kampus situ atau kampus lama ?" pancingku
langsung terbalas..... woh dia belom tidur ternyata
"Belum tahu, karena belum beraktivitas, ini OTW Bandung dari Cengkareng" balasnya
"emang dari mana ?" tanyaku
"dari kampung" jawabnya
OMG dari kampung ? sudah dinikah pakasa dong ????? secepat kilat aku pancing dengan telponan
kriiiingggg dan ciklik.... dijawab
"iya" katanya
"banyak oleh-oleh dong" pancingku
"sedikit" jawabnya datar
"ada yang untuk aku ga ?" makin dalam bertanya
"ada, ga pasti juga apa kamu suka" jawabnya
"aku suka oleh-oleh barang hidup" kenaaaa....
"ga ada yang gituan, itu stoknya banyak di Bandung" informasi darinya
"Alhamdulilaaahh" jawabku
Cikliiikkkkk sambungan diputusnya ! eh belum tentu juga sih ! dalam mobil di KM 70 nuju Bandung kan sering hilang sinyal HP
hmmmm sukurlah, ternyata dia tidak membawa seseorang dari Kampungnya, berarti dia tidak dinikahi paksa. Tapi kenapa aku bersyukur ya ?
POV Pak Dosen
Ini hari pertama saya beraktivitas lagi di Bandung tercinta. Tiba jam 2 malam dirumah ini, saya langsung tidur dan terbangun untuk sholat subuh, tidur lagi, dan terbangun oleh ketukan pintu
"waalaikum salam, silahkan masuk" saya persilahkan
"bapak tambah rapi kalau kelihatan kurusan gini" kata Kristo
"jam tidur saya tidak teratur di Bengkulu sana" ...
"Bagi foto-foto alamnya dong pak" pinta Kristo
"Tuh ada di desktip, filenya Bengkulu" ...
Dia mengambil file itu dan memasukkan dalam iPad nya hmmm tambah kinclong deh tampilan foto-foto Curup dan Pantai Menunggu dengan pasir putih dan masih exotis.
"bagus Pak" puji dia
"kamu bisa kesana kalau mau" saran saya
"kebetulan aku ga mau, kalau ga ada body guard" jawabnya
"saya ga mau jadi bodyguard mu, malu euy dihina terus-terusan sama Teddi, cukuplah" saya utarakan kenyataan sebenarnya.
"kenapa ? kan bapak emang pantas untuk dihina" jawab Kristo begitu yakin.
"ya pantas, tapi menghina itu bukanlah perbuatan yang dicotohkan Rasulullah, dan saya juga ga pernah ngajarin kamu untuk menghina orang lain" saya selalu sabar untuk anak seistimewa Kristo ini.
Serta merta dia berdiri dan siap-siap untuk pulang sambil mengambil bungkusan kecil berisi oleh-oleh dari Bengkulu yang kusiapkan untuk dia.
Alhamdulillah, akhirnya Kristo pergi dalam suasana riil yang tidak ada permusuhan tetapi tidak ada juga tercipta kembali rasa yang dilarang antara dosen dan mahasiswa.
Sayapun kembali bersiap menyongsong sisa umur untuk berbuat yang baik dan menjadi seseorang yang lebih baik.
selamat tinggal Kristo !
BERSAMBUNG ...
Dear Kawan baik semua,
Itu adegan + nya sudah aku edit, duuh ga begitu tahu perkembangan aturan di boyzstories
Hahahah tapi prinsipnya aku ga berbakat bikin cerita esek-esek, jangan khawatir kawan !
tapi kalau adegan bikin pembaca sebel masuk bener ke hati, aku mahir. Seperti mas @Tsu-no-yan-yan mohon temani aku lagi untuk menuangkan pemikiran di forum kita bersama ini. Jangan terlalu marah sama Daya yang juga sekarang tidak senang hidupnya di Jerman sana. Suatu hari mas @Tsu-no-yan-yan akan mengerti Daya layak untuk kita maafkan.
Untuk kawan sejati semua yang telah menyuport dengan beragam komen akan kuperhatikan selalu dan akan kurealisasikan dalam kisah yang mengalir.
Terima Kasiiiiih ..... LOVE U ALL
Perkuliahan telah dimulai kembali dan artinya pola hidup yang sibuk akan segera hadir. Selamat Menikmati, adeeeh apa pula ini ! mirip tulisan kue kotak acara promo kampus "SELAMAT MENIKMATI" gitu tulisannya di kotak kue ini hihihi. Promo kampus aku ini mengambil kesempatan di sepanjang jalan yang ditetapkan sebagai car free day. Kalo aku nilai sih car free nya untuk meluaskan bisnis kuliner hmmm dan masih ada seribu cara lain dari pemkot Bandung untuk meraup pundi-pundi rupiah dari orang-orang Jakarta dan Sumatra, belum tau ya Si Rudi nih mengompori teman-temannya dari SMA 1 yang rame berjejel mengepung stan kami, aku ga ikut-ikut sih.
Didin, Tika, Erick, dan Rahman dari angkatan kami serta beberapa kakak kelas yang jadi panitianya. Aku kesini bentuk partisipasi dan kebetulan disertai oleh Rudi.
Saat kesempatan bertemu dengan panitia itu, aduh maaaa mulut ini kok jadi ikut ajaran si Teddi dan ketularan bawel berkata :
"yaelaaaah, jangan sering-sering pake laptop kere itu, kalian semua ketularan kere loh" kataku maksudnya menyapa mereka.
Ada api di mata mereka
Plaaaaakkkk
Sebuah tamparan mendarat di wajahku
"kamu berani adu jotos sama cewek ? ayo sini ! Dah untung pak Ahrul mau ngasih laptop ! Kamu yang banyak uang serta dosen-dosen yang makmur apa pernah mau menyumbang untuk himpunan?" kalimat Tika berapi setelah tangannya sukses menampar wajahku
Didin dan Erick tak kalah siapnya, akan ada aksi lain dari mereka jika aku berani lagi mengucapkan kalimat
Terasa sebuah tangan di bahuku
"Silahkan kamu pergi dari sini, kami ga butuh orang sepertimu" kata seniorku yang mendampingi mereka
Aku beringsut ke belakang seraya berkata sekedar menghilangakn rasa panas di wajah kena tampar
"Simpatisan dosen kere" umpatku
"Ga apa lagi kere, tapi ada gelar dosen, dari pada kamu dengan gelar mahasiswa pemalas. Selama kamu menganggap orang lain kere, maka barisan simpatisan ini akan menghadang kamu" Tika terus mencecar sikapku yang mungkin agak berlebihan pagi ini.
"kenapa ya ? dulu dia tidak begitu !" kata Rahman yang tidak kupedulikan, aku lebih memimilih berjalan ke arah Kartika Sari, arah sana lebih rame, ada anak-anak yang nongkrong dengan sepeda kelas internasional lagi, bagus-bagus modelnya
Tadi kulihat Rudi terpana oleh sikapku, dan Rudi juga termenung oleh kalimat yang diucapkan Tika. Tapi Rudi masih betah di sana bersama teman-temannya.
Sepertinya teman-teman Rudi terhipnotis oleh kemampuan panitia menyebar informasi-informasi baru yang mereka cari.
Setelah beberapa lama aku SMS si Rudi,
"aku mau pulang nih ! tolong cepat dilokasi mobilmu terparkir" ...
"Iya" balasan SMS dari Rudi
"5 menit ga lebih" ....
"Iya bawel amat !" tulisan dari Rudi
Saat berhadapan dia berucap :
"Hari gini masih menganggap diri yang hebat" kata Rudi
"Biarin" balasku
Kemudian Rudi membukakan pintu mobilnya. Ketika aku sudah masuk, diapun masuk dan berhati-hati memutar mobil untuk keluar dari area parkir yang sangat padat ini.
Mobilpun melaju
Aku mencoba tenang duduk dengan kaki terkulai
"AA mau makan apa ?" tanya Rudi
"Kita ke lontong sayur dekat Damri depan monumen yuk" aku ajak Rugi
"Monumen dekat Unpad DU ?" tanya Rudi
"Iya" jawabku
"adeuhhh... harus mutar ke samping Boromeus harusnya !" kata Rudi
"yaelaaahhh, mundur aja napa ! ga akan menabrak orang" saranku
"AA turun ya jagain aku mundur, aku ngeri mundur serame begini" pinta Rudi
"emang AA tukang parkir ! tuh ada mamang parkir, santai men" jawabku
"ok.... naahh aman, sekarang kita tuju tuh tenda !!!! aku lapar" teriak Rudi
"yoi men" balasku
"masih sakit ya AA ditampar teteh tadi ?" tanya Rudi secara pelan. Anak ini perhatian sekali dan cukup dewasa ga seperti kebanyakan anak SMA lain yang suka nongkrong di jalan
Aku diam ...
"AA tau ga papaku juga dosen, tentunya dulu papa juga kere" bagai petir disiang bolong sambar-menyambar aku dengar kalimat si Rudi ini
"maaf ya dek ! AA ga bermaksud seperti itu" kalimatku tercekal
"ga apa kok, jadi diri AA sendiri aja, jangan terpengaruh omongan orang lain" hibur dari Rudi
ohhhh siapa sebenarnya Rudi ini ? seorang anak kesepian
"Ayo kita turun ke warung itu, lihat AA rame pisan, sepertinya populer" komen Rudi
"Yoi, ini kan daerah tongkrongan AA" balasku
Iya Banyak yang membungkus, banyak yang ngos-ngosan habis olah raga, macam-macem deh. Ada berbincang-bincang dengan pelayannya yang cukup banyak, lama juga mereka berbincang, pake bahasa daerah Sumatra sepertinya hahah mengingatkan aku pada seseorang, benaran ...
Aku langsung saja mencari bangku di pojok sehingga terlihat monumen itu yang sudah penuh oleh pedagang dan para pencinta oleh raga
"mokasih yo" kata sebuah suara kemudian dia menuju ke luar dimana Rudi masih bengong-bengong lihat-lihat menu yang ditata di atas gerobak mau pilih makan apa
"eehhhh om Ahrul, apa kabar ?" teriak Rudi
"eeeit kamu Rudi ? benaran Rudi ? wah sudah besar kamu sekarang ! apa kabar Om Hendro mu ?" terdengar sebuah suara yang terekam di dasar gendang telinga ku
"baik Om, lagi sibuk dengan pergantian boss sepertinya" jawan Rudi
"Ya salam untuk om Hendro ya. Assalamualikum" kata suara itu
"Waalaikumsalam" balas Rudi
Dengan bahagia, Rudi menuju tempat duduk dipojok tepat di depanku. Hatiku dag dig dug, sambil berhati-hati sekali seraya bertanya
"siapa dia itu Rudi ?" tanyaku pelas
"Itu Om Ahrul, yang membantu perkomputeran Om Hendro di st-Bandung" jawab Rudi
"Siapa itu om Hendro ?" tanyaku lagi dan Rudi dengan bersemangat bercerita
"ya adik papa, orang yang rumahnya kutumpangi dan mobilnya ku pakai" kata Rudi
"hahaha bisa saja kamu ! katanya tadi papamu dosen ? terus ? agak bingung AA" kataku
"dosen di Surabaya, ini Bandung AA, makanya tanya dulu ! main potong saja" komentar Rudi
"hahah iya maaf" balasku
"dari SMP aku pindah ke Bandung, sering diajakin Om Sabtu dan Minggu ke kantor"...
"st-Bandung ?" tanyaku
"Iya" ...
"heheh bilang aja kamu mau cuci mata" balasku
"Idiihhh... masih SMP keles AA" Rudi protes dengan gaya yang baru kali ini aku akui menarik heheheh modus nih.
Sambil melahap lontong sayur-telur gulai, plus hidangan penutup goreng pisang padang, hahaha enak loh ! setahuku yang enak itu hanya goreng pisang pontianak, ternyata oh ternyata.
"Rudi, antar AA ke Perum Pasir Heunjak dong" pintaku
"Ngapain AA kesana ?" tanya Rudi
"Rumah teman" kataku
"Ooo Baiklah" persetujuan Rudi
Sesampainya di sana, aku minta Rudi langsung pulang, tanpa menunggu. Dia heran dan ga sampai hati, karena hari ini kami makai mobil Rudi, mobilku terparkir manis di rumah kontrakan.
"Benaran nih AA ditinggal ?" pemastian dari Rudi
"Iya" jawabku
"sampai ketemu lagi AA" perpisahan dari Rudi yang mata menggambarkan pertanyaan besar, ini rumah siapa ???? ini teman atau teman ????? Silahkan Rudi, suatu waktu kamu akan tahu sendiri, saat itulah kamu masih mau nempel-nempel dengan aku, atau jijik sekalian melihat wajahku.
Kemudian aku ketuk pintu rumah itu, lama juga, ga keluar ....
Mungkin dia lagi di belakang membersihkan gudang reparasi komputer
"Assalamualaikum Pak......Pak.......Pak" kataku berulang-ulang
aduuhhhh kemana orangnya
"Waalaikumsalam" keluar juga
"Oh maaf, saya berhanduk gini, baru selesai mandi ! lama kamu mengetuk pintu ?" kata si dia
"Ga kok pak ! masih boleh saya masuk ?" pemastian saja
"Masih lah Kristo, siapapun boleh datang kesini ! karena saya bukan orang hebat. Tapi agak surprise saja ada orang hebat datang kesini" sindir pak Ahrul
Rasanya aku mau menangis, tapi gengsi saja di hadapan orang ini, weeeeek
"Pak, tadi saya ditampar Tika" kataku dengan tidak bersemangat
"Apa ? ada apa ya sama anak-anak saya ? mirip koboy ! yang satu jadi suka menghina, yang satu jadi suka menampar !" isak hati pak Ahrul
"santai pak ! serius amat" saranku
"santai apa ? tuh lihat pipimu, mau jadi apa generasi sekarang ?" guman pak Ahrul
"Pak aku mau mandi juga ya ! gerah nih habis kena tampar" pintaku memelas iya tubuh terasa lengket semua ! kalau tidak malu sudah ku tampar juga itu si Tika tadi.
"iya silahkan, tuh ada pakaian bersih kamu di lemari" jawab pak Ahrul
Aku segera melangkah ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu aku berpakaian di kamar pak Ahrul, lalu aku menuju ruang makan. Sudah ada disana pak Ahrul menata hidangan
"Kamu lapar kan ? sudah tersedia semua, silahkan ! aku bisa nunggu di luar kalau kamu risih ada aku di meja makan" saran pak Ahrul
hmmmm aku lihat ada lontong sayur yang dibelinya tadi, tapi gulainya sungguh spesial, gulai pakis...... cool, kalo di jakarta kita harus ke Ciputat dulu untuk dapat gulai pakis yang sangat enak itu.
"Ga pak, temani aku makan !" ....
Namun setelah itu, selesai makan aku berniat pulang untuk diantar pak Ahrul naik sepeda motornya, dia benaran menolak
"Untuk yang ini saya tidak bisa ! Saya ga mau lagi dipermalukan orang ! Saya mau menata hidup" permintaan dari dia.
Dengan menelpon taxi, persoalanpun teratasi.
Pak Ahrul benaran tidak mau lagi jika orang lain melihat kebersamaan kami.
Mengapa ?
Berarti dia benaran memendam suatu rasa !
Apa salahnya bapak membonceng anak ?
heummmm seharusnya pak Ahrul bersyukur, coba ayo kapan aku pernah naik motor ? Aduuhh ntar kawan semua di boyzstories benaran menilai aku sombong, bukan begitu kawan, ada yang tidak terceritakan pada kisah ini.
BERSAMBUNG ...
@cansetya_s , @arieat , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee @haha5 , @3ll0, @pradithya69 , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @rasdidin