It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Iyaah, jangan dipikirin dulu. Nanti lanjutannya ane jelasin.
Siippp gan. Nanti ane mention lanjutannya ke ente.
Tetep mampir disini yak gan. Nanti ane lanjutin untuk lebih jelasnya.
Maap kalo ceritanya diperpanjang dengan konflik yg lebih rumit. Maap buat pembaca jadi tambah mumet. Ane akan jelaskan di episod berikutnya. Ane harap pembaca tetep mampir disini ya, ane jelaskan nanti di episod yg berikut2nya.
Terima kasih buat para agan2 yg extra ganteng lah pokoknya yg masih dan dah baca story ane nih.
makasih gan, ente nyemangatin nih
Aku berlari sekencang-kencangnya, namun tidak kutemukan tangga dimana aku turun dari lantai dua. Aku seolah berlari di tempat karena sekencang aku berlari dengan waktu yang tidak sebentar dengan luas rumahku yang tidak terlalu besar, tapi aku masih berada dalam koridor yang gelap. Hingga akhirnya aku lelah berlari. Kemudian aku mendengar suara wanita berteriak kesal. Karena aku tidak menemukan tangga tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk mencari sumber teriakan yang ternyata berada di sebuah ruangan, namun aku tak tahu ruangan apa itu. Keadaannya gelap, dan aku tidak mengerti ini ada di koridor mana. Karena yang ku lihat ke depan, atau berbalik ke belakang hanyalah koridor yang penuh dengan pintu-pintu disetiap kiri kanannya, tanpa akhir dari koridor yang jelas.
Sepertinya aku tersesat sehingga masuk ke dalam alam para hantu. Semenjak pertemuanku dengan hantu di Camp Motel ternyata memiliki kisah lanjutan, dimana aku bertemu hantu-hantu lainnya yang dimulai dari rumahku sendiri. Seperti ada pintu menuju alam mereka, sehingga sekarang aku masuk ke dalamnya. Aku tidak tahu apa yang mereka inginkan. Aku ingin kabur dan kembali ke kamarku, tapi aku tidak tahu kemana aku harus pergi. Jika aku hanya menunggu saja, sampai kapan aku harus menunggu hingga aku bisa kembali ke kamarku.
Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu sumber dari teriakan wanita yang kesal itu. Suaranya berasal dari koridor di depanku. Aku berjalan perlahan, pintu demi pintu aku dengarkan. Semakin aku ke depan, semakin keras suara wanita kesal itu. Dan akhirnya, aku temukan sumber suara tersebut. aku membuka pintu dengan perlahan sehingga engsel pintu tak berbunyi. Aku melihat wanita itu yang duduk di dalam cermin. Karena letaknya agak jauh dan dari belakang, aku tidak dapat melihat sosok wanita itu dengan jelas. Akhirnya aku memasukkan kepalaku ke dalam ruangan untuk mencari tempat aku sembunyi agar aku bisa memvideokannya. Di sisi kiri wanita itu, di pojok ruangan ada meja yang dikolongnya terdapat tumpukkan kardus yang tidak memenuhi kolong meja tersebut. ada sebagian space untuk aku bersembunyi di kolong meja yang ditutupi tumpukkan kardus sehingga aku tidak terlihat. Namun aku belum mengetahui bagaimana aku dapat berada di kolong meja itu.
Tak lama terdapat barang seperti piring keramik jatuh disebelah kanan wanita itu. Aku bisa menebak itu karena dari bunyinya sangat terdengar jelas. Dan wanita itu langsung melihat ke arah kanan dimana barang tersebut jatuh. Tanpa pikir panjang, aku langsung secepatnya masuk ke dalam ruangan dengan keadaan merangkak menuju kolong meja itu. Karena aku yang tergesa-gesa, pintu pun terbuka agak kasar sehingga terdengan engsel pintu terbuka. Aku pun sampai di kolong meja tersebut. dan wanita itu membalikan arahnya ke pintu yang terbuka.
Aku dapat melihat barang yang pecah itu adalah vas bunga. Dan penyebab dari jatuhnya vas Bunga tersebut hingga pecah adalah tikus yang kemudian keluar melalui pintu. wanita itu berdiri dan langsung menutup pintunya. Aku masih belum dapat melihatnya, karena saat aku sampai di meja, posisi pengelihatanku ke wanita tersebut adalah bagian belakangnya. Kulitnya seputih susu, menggunakan pakaian tangan panjang merah dan memiliki rambut panjang sepinggang, sangat rapih dan hitam pekat. Aku pun langsung mengatur ponselku untuk memvideokan wanita itu dengan mode infrared.
Wanita itu pun akhirnya berbalik dan aku dapat melihat wajahnya. Jika dilihat dari wajahnya, umur dari wanita itu sekitar berumur 20an, mungkin 27 atau 28 tahun yang jelas diatas 25 tahun. Dan wanita itu mirip seperti wanita tua di ruangan sebelumnya. Menurut penilaianku dari 1 sampai 10 tentang kecantikan, aku akan memberikan penilaian di angka 8. Wajahnya yang putih dan mulus, bulu mata yang lentik, bola matanya berwarna coklat dan rambut yang disisir kebelakang terurai panjang tersebut membuat penampilannya hampir sempurna. Aku dapat memvideokan wanita itu dengan jelas dari kolong meja ini. wanita itu pun duduk dan kembali bercermin dan menyisir rambutnya. Ia kembali berteriak dengan kesal, dan memukul meja di cermin tersebut. aku sangat kaget dan gemetaran, namun aku tetap memvideokan aksinya.
Aku tidak mengetahui dengan pasti kenapa wanita tersebut sangat kesal setelah ia bercermin. Ia pun akhirnya membuka laci lalu mengambil sebuah cairan yang terdapat di dalam botol kecil yang tertutup. Ia membuka botol kecil tersebut dan meminum cairan didalamnya, kemudian membuang botol bersama dengan tutupnya ke depan kardus yang aku gunakan untuk bersembunyi. Aku mengalihkan kamera ponselku untuk video ke cairan tersebut, yang mana di depan kardusku terdapat 3 botol kosong beserta dengan tutupnya. Aku kembali mengarahkan kamera ponselku ke wanita itu. Ia kembali menyisir dan terus menyisir rambutnya sambil melihat ke cermin. Sisiran yang ia lakukan semakin lama semakin kasar membuat rambutnya rontok. Dan ia berteriak “Tidaaaaaaakkkkk”, lalu membanting sisirnya ke depan kardusku lagi. Ia memberantaki dan menjatuhkan semua barang-barang kosmetik menurutku ke lantai, sebelah kiri dan kanannya. Banyak barang-barang jatuh di lantai, terutama di depan kardusku. Aku memvideokan semua aksi wanita itu dan semua barang-barang yang ada di depan kardusku.
Aku sangat penasaran tentang apa yang telah ia lakukan. Ia menangis di depan cermin, mengelus-elus cermin, lalu duduk termenung memegang-megang wajahnya sambil bercermin. Menurutku, tidak ada masalah apapun di wajahnya, tapi mungkin ada sesuatu yang salah pada cerminnya. Hal ini aku tebak karena dalam dongeng Inggris tentang Snowhite yang dibuang ke hutan, sang Ratu atau Ibunda Tiri Snowhite sangat tertekan ketika hasil poling wanita tercantik yang ia tanyakan ke cermin ajaib jatuh kepada Snowhite, buka dirinya. Bisa jadi terjadi dalam dunia hantu ini.
Aku langsung keluar dari kolong meja dan pergi ke samping meja. Aku yakin wanita itu tidak akan melihatku, karena wanita itu sedang stress dengan apa yang terjadi pada dirinya. Sesampainya di sisi samping meja, aku bisa melihat apa yang dipantulkan dari cermin. Dan aku sangat amat terkejut melihatnya.
“Astaga! Cermin penghancur. Aku melihat apa yang dipantulkan cermin itu berbeda jauh dengan kenyataan pada wanita itu. Dalam cermin, wanita itu terlihat lebih tua dari kenyataannya.
Rambutnya yang acak-acakan, matanya kirinya yang juling, pipinya yang bulat, bibirnya yang sumbing yang menempel ke hidung dan kulit wajahnya yang berbeda dengan kulit leher seakan luka karena pernah tersiram air panas. Tangan kiriku menutup lubang hidung dan mulut agar tidak berisik karena terkejut, dan tangan kananku masih memvideokan wanita itu dari belakang, sehingga terekam apa yang ada di cermin.
Tak lama seorang anak wanita berteriak, suaranya berasal dari luar pintu. “Mommy, Mommy”. Wanita itu langsung mengelap air matanya dan langsung menjawab panggilan dari anak tersebut. sepertinya itu adalah anaknya. Wanita itu pun berdiri sementara itu aku langsung kembali ke posisiku yaitu dikolong meja yang ditutupi oleh kardus. Wanita itu langsung bergegas kepintu lalu pergi keluar dan menutup kembali pintunya. Dengan cepat aku langsung keluar dari kolong meja dan berdiri, merekam semua yang sudah terjadi pada ruangan itu. Karena aku sangat amat penasaran dengan cermin penghancur itu, aku langsung pergi ke depan cermin dan aku melihat diriku yang sesuai dengan kenyataannya. Aku langsung selfie, merekam diriku sendiri dan merekam pantulan yang dipancarkan dari cermin. Aku langsung menuju pintu dan keluar dari kamar itu.
Aku langsung menutup kembali pintu tersebut. dan ketika aku berbalik, ternyata diluar pintu itu bukanlah sebuah koridor sebelumnya melainkan masuk ke dalam ruangan lain. Aku berjalan masuk ke dalam, dan aku melihat seorang pria yang sedang bercermin. Karena kaget dicampur panik, aku langsung pergi ke sebuah lemari dibelakang pria itu hingga membuat lemari itu bergetar. Untungnya video masih merekam, jadi tanpa sengaja aku sudah memvideokan apa yang terjadi denganku tadi. Aku kembali mengintip ke arah pria tersebut bercermin. Meskipun posisi aku memvideokan dirinya dari belakang, namun aku dapat melihat wajahnya yang terpantul dari cermin. Ternyata dia adalah pria duplikasi diriku, namun ia terlihat lebih muda. Mungkin umurnya adalah sekitar 18 – 20 tahun. Ia menggunakan pakaian sekolah.
Aku yang gemetaran dan hanya terfokus pada video, membuat lemari tempatku bersembunyi pun bersuara. Pria itu melihat ke arahku dari cerminnya dan kemudian menengok ke arahku. Sebelum iya sampai melihatku, aku langsung menarik kepala, tangan dan ponselku ke belakang lemari tersebut. aku menutup mulut dan hidungku yang mengeluarkan suara karena nafasku terengah-engah. Kemudian terdengar suara pijakan kaki seperti seseorang berjalan. Jantungku berdetak tambah kencang. lalu terdengar suara ponselku yang menandakan “Low Battery”. Aku langsung buru-buru mengesave apa yang aku videokan tersebut. Suara pijakan kaki berjalan semakin jelas terdengar. Aku semakin panik. Aku sudah sangat sulit bernafas dengan normal, jantungku semakin berdebar, hatiku berteriak dengan penuh harapan untuk pertolongan, air mataku tak sengaja turun karena takutnya aku dan …
“Aaaahhhh …”, teriakku terbangun dari baringanku bersembunyi lalu mendorong pria itu sampai jatuh. Aku langsung membuka pintu ruangan itu dan ku lihat didepanku adalah wanita muda yang mirip seperti wanita muda yang berada di ruangan pertama tadi, namun dengan umur yang lebih muda dan menggunakan pakaian sekolah. Kedua orang itu berwajah sangat amat pucat, bibirnya yang kering dan pecah-pecah dan mata tanpa pupil. Aku pun juga mendorong wanita tersebut dan aku berada di koridor yang gelap, berlari entah kemana karena aku tidak menemukan ujung dari koridor ini. dan akupun terduduk dan menangis.
“Tidaaaaakkk … dimana aku? Kumohon jangan ganggu aku. Apa yang kalian inginkan dariku? Mengapa kalian terus menggangguku, apa salahku? Aku hanya ingin kembali ke kamarku. Kumohon”, teriak aku sambil menangis.
Tak lama aku melihat sebuah cahaya kelap-kelip di depanku. Tanpa pikir panjang, aku langsung berdiri dan menuju cahaya tersebut. aku semakin mendekat. Kemudian dari tembok yang ditutupi oleh meja kecil dan sebuah piala, aku mengintip akan sumber cahaya itu. Ternyata ada seorang pria yang sangat mirip dengan Ario namun terlihat lebih tua sedang menangis menonton sesuatu di TV yang aku tidak mengetahui apa yang ia tonton. Tangisannya begitu hebat. Tak lama, sesuatu menyentuhku dari sisi lain. Aku terkaget, dan menjatuhkan piala yang berdiri diatas meja kecil tersebut. aku langsung membalikkan badanku. Ternyata ada anak kecil yang sangat amat lucu mengulurkan kedua tangannya seperti meminta aku menggendongnya. tapi, anak ini berbeda dengan hantu lainnya. Anak ini sama sekali tidak terlihat menyeramkan seperti di ketiga ruangan sebelumnya yang aku datangi. Tak lama datanglah seorang wanita cantik yang berada di ruangan kedua tadi yang memiliki wajah berbeda di cermin sedang menggendong anak bayi. Dia menarik anak yang terlihat meminta gendong tersebut dan membawanya pergi lalu menghilang begitu saja.
Kemudian aku membalikkan diriku untuk melihat seorang pria yang sangat mirip dengan Ario yang sedang menonton televisi hingga ia menangis hebat, namun saat aku berbalik aku melihat pria itu sedang jongkok sambil merapihkan pialanya dan mengembalikannya ke meja lagi, lalu menangis sangat hebat lagi dengan kepala yang tertunduk. Kemudian ia meneggakkan kepalanya dan membuatku sangat terkejut. Pria yang memperbaiki piala yang tadi jatuh dari meja dan mengembalikannya kembali ke meja adalah pria yang menangis di depan televisi tadi. Dan perlahan wajahnya berubah menjadi Ario, seorang pacarku. Ia menatapku dan memanggilku “Ocky”. Aku langsung memeluknya sambil berteriak “Ariooo…”, namun saat aku memeluknya semuanya hanyalah sebuah ilusi. Aku kembali berada dalam koridor gelap tanpa cahaya sedikitpun. Aku kemudian bersandar ke tembok terdekat, dan kembali terduduk dengan penuh harapan kepada Sang Penguasa :
“Aku ingin kembali. Aku yakin semua yang aku lihat disini tidak nyata, walaupun aku sangat merasakan sebuah kenyataan karena aku bisa memvideokan semua kejadian. Bantulah aku untuk menjadi diriku dalam kenyataan dengan semua yang terhubung adalah hal yang nyata, bukan hantu, bukan kondisi alam hantu dan sejenisnya”.
Tak lama dari sebelah kananku terdapat cahaya yang sangat amat terang. Semakin lama cahaya tersebut semakin dekat dan dekat kepadaku. menurutku sang Penguasa mendengarkan apa yang aku harapkan dalam kata yang berasal dari hati. Aku langsung memejamkan mata karena silaunya cahaya itu dan terus penuh pengharapan yang terbaik. Cahaya itu semakin mendekatiku dan aku mendapatkan cahaya itu dan … Nyalalah semua lampu di rumahku. Dan aku membuka mata perlahan untuk melihat keadaan setelah cahaya datang. Ternyata aku terduduk bersandar di depan dinding, di ruangan TV. Dan aku kembali ke dalam rumahku. Tangisanku sangat nyata, aku bersandar di dinding juga sangat nyata. Dan ponsel dalam aksiku tadi juga ada di genggaman tanganku dalam keadaan mati. Aku bekeyakinan bahwa aku tidak dalam mimpi atau halusinasi atas apa yang telah terjadi.
Episod ini masih lanjutan dari episod sebelumnya dimana menurut Rico yang terjebak dalam alam hantu. silahkan disimak agan-agan.
invitation for :
@adamy @Tsunami @sinjai @kristal_air @haha5 @lulu_75 @elul @hananta @balaka @3ll0 @d_cetya @polos @cute_inuyasha @Aji_DrV
Di dalam apa di depan ya? Tolong di Cek. Cerita seperti ini mirip dengan cerita setelah bangun tidur karena mimpi buruk. Lumayan suka bagian ini.
aku makin binguuung.
rico apa rocky ayoooo. tees salah nih, wkwkwk
Makasih reviewny gan. Ente detail skali. Ya, mksdny duduk di depan crmin, tp rico lihatny dr pantulan crmin tuh. Mksh bgt gan komen mmbngunny sm dah suka bag ni. Hehe. Tar ane lnjut lg.
Mksh reviewny gan. Memang sbgian trinspirasi dr Insidious tp bkn pas di alam hantu, tp pas wanita di cermin. 2 episod trakhir emg agak spam si, tp ane cb jlasin tp msh agk pnjang.
Mksh reviewny gan. Maap ya, memang sengaja dibuat berelit2 agan. Tetep stay dimari yaa.
Hehe. Mksh reviewny gan. Nnti ane jelaskan di episod depan, tp msh agak jauh. Haha. Mmpir2 lg yaa
Ooh iya. Nma aku disitu Rico (baca Riko). Klo dibalik kan bacany Okir. Jd, pnggilan syang Ario ke Rico itu Ocky (baca : Oki). Mksdny itu. Hehe
oke, happy writing
Thnk you