It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ambil sesajen... panggil bang @balaka ^^
danke paan udah mention @reyhanza
lupa? ya iyalah pasti orang udah lama gak ngobrol lagi
“Buntu!” tukasnya. “Eh, Daily Mail!” mata Luis jadi berkilat-kilat melihat link yang bertuliskan “www.dailymail...”. “Kenapa Daily Mail sampai hati memuat berita ini?” kata Luis sambil mengklik link tersebut.
Munculah halaman Daily Mail yang khas. Dan di bagian atas, terdapat tulisan bercetak tebal, “Yellowant Alice : Promoting Deal-Man Agency akan menjadi perusahaan yang mengubah segalanya!”. Kening Luis kembali berkerut. “Yellowant Alice.” Luis tersenyum. “Jadi itu nama aslimu ya?”
“Sedang apa kau, Luis.” Kata North yang tiba-tiba saja berada di ruangan itu. Sontak Luis kaget karenanya.
“Hanya mencari informasi tentang perusahaan yang disebut oleh Mrs. Alice. Dan sekarang aku malah menemukan informasi yang cukup menarik!” kata Luis bersemangat. North mendekatinya.
“Apa informasi menarik itu?” kata North ikut tertarik.
“Mrs. Alice, nama asli Yellowant Alice.” Katanya tegas sambil menurunkan halaman yang terbuka. “Pemilik dari perusahaan tambang batu permata, Yellowant Shine. Perusahaan itu dulunya milik ayahnya, Fred Yellowant. Tapi, perusahaan itu menjadi miliknya ketika ayahnya meninggal dunia 6 bulan yang lalu. Dan sekarang ia membeli perusahaan periklanan yang bernama Promoting Deal-Man Agency. Dan sehari atau tepatnya 21 jam setelah ia membeli perusahaan periklanan itu, Daily Mail memuat beritanya. Hanya Daily Mail saja.” Kata Luis sambil memandang ke arah North.
“Cari tahu dari mana Mrs. Alice itu!” pinta North.
“Oke!” kata Luis bersemangat. Setelah menunggu beberapa saat, halaman yang memuat profil diri Mrs. Alice sudah muncul. “Yellowant Alice. Lahir di Pinzanee, 22 oktober 1979. Lulus di salah satu univeristas di Bedford. Dan menetap di kota Worcester bersama sang suami Kevin Proluga. Pindah ke Carlisle 2 bulan yang lalu tanpa bersama sang suami. Sang suami, Kevin Proluga tetap tinggal dirumahnya di Worcester dan bekerja sebagai direktur salah satu perusahaan lokal disana.” Luis berhenti membacakan kalimat yang masih tersisa. “Bagaimana menurutmu?” tanya Luis pada kakaknya yang saat itu tengah
“Orang itu cukup misterius. Datang kemari hanya untuk membeli sebuah perusahaan periklanan yang bangkrut dan tiba-tiba saja beritanya dimuat oleh Daily Mail.” Kata North sambil melangkah menuju tangga.
“Perlukah kita menyelidiki orang ini, kak?” tanya Luis sambil memutar badan.
“Tidak perlu!” jawab North singkat. “Lagipula dia tidak melakukan tindak kejahatan. Kita tidak memiliki alasan untuk melakukan penyelidikkan terhadapnya.” Lanjutnya. Di menatap sebentar adiknya itu. Terlihat Luis tersenyum.
“Bagaimana ya? Soalnya firasatku mengatakan kalau kita harus menyelidiki sosok wanita misterius ini. Tapi, sudahlah. Tak ada gunanya, sebaiknya lihat kedepannya saja.” Kata Luis dengan senyuman lebar. Dia kembali mengarahkan badannya menghadap layar monitor yang sedari tadi masih menyala. North berhenti menatapnya. Lalu pergi dari ruangan bawah tanah yang mereka sebut “Jantung Pedang”.
North berjalan menuju serambi rumah. Dia duduk disalah satu bangku yang sengaja di letakkan untuk menikmati pemandangan danau serta hutan yang masih asri. Dia lalu memejamkan matanya.
“Yellowant Shine.” “Perusahaan batu permata yang menambang di salah satu kawasan perbukitan dekat kota Shefield. Dan dicabut izin menambangnya oleh pemerintah disana.” Tiba-tiba mata North berkilat-kilat. Seolah ia menemukan sesuatu yang mengganjal dalam lubuk hatinya. “Benar! Karena izin menambangnya dicabut. Maka, perusahaan itu berhenti beroperasi dan terancam bangkrut. Maka dari itu, dia membeli sebuah perusahaan dengan harga murah dengan harapan bisa berkembang dan dia tidak akan bangkrut.” Kali ini North tersenyum puas. “Jadi, begitu ya.” North kembali memejamkan matanya.
“Se~la~ma~t pa~gi~.” Kata Luis membangunkan North. North bangkit dari posisi awalnya dan dia melihat adiknya itu tengah memegang alat pancing serta sebuah kotak.
“Mau memancing ya?" tanya North
“Tidak!” jawab Luis singkat. “Aku mau berselancar!” kata Luis bercanda. North membalas dengan senyuman. “Ayah tidak akan lama lagi tiba di rumah. Jadi, aku minta padamu katakan pada ayah kalau aku akan pergi memancing di seberang sana.” Kata Luis seraya menuding tempat yang ingin ia tuju.
“Ya, akan ku katakan.” Kata Norh manyanggupi. Luis tersenyum menanggapi respon baik dari kakaknya.
“Terima kasih!” kata Luis. Dia mulai berjalan menuju tempat yang ingin ia tuju. “Aku akan pulang sebelum matahari terbenam!” katanya dari jarak yang lumayan jauh. “Semoga sore mu menyenangkan!!~” lanjut Luis dari kejauhan sambil melambaikan tangan kanannya. North tersenyum.
“Ada-ada saja anak itu. Sampai-sampai mengatakan ‘semoga sore mu menyenangkan’. Yang ia maksud itu aku atau dirinya sendiri?” north termenung sejenak. Tidak lama kemudian ia kembali menutup mata.
Tak lama berselang, terdengar deru mobil dari arah depan. “Pasti ayah.” Kata North. Ia lalu beranjak dari bangku itu kemudian berjalan menuju rumah. Dilihatnya ayahnya, Mr. William tengah asik menikmati secangkir teh hangat di dapur. Di tatapnya Mr. William kemudian mengatakan pesan dari Luis.
“Wah, kalau begitu kamu akan bekerja keras petang ini, North.” Kata Mr. William sambil tersenyum lebar.
“Maksud ayah, apa?” North bingung karena perkataan ayahnya. Mr. William kemudian mengajaknya pergi keluar, ke depan rumah. Disana terparkir sebuah truk kecil yang Mr. William pinjam dari salah seorang temannya. Di bagian belakang truk itu, terdapat banyak tanaman hias.
Mata North terbelalak melihat semua tanaman hias itu. Jumlahnya lebih kurang 15 buah. North tidak sanggup membayangkan dirinya seorang diri mengangkat ke sekian tanaman hias itu dari truk.
“Jadi!” kata Mr. William sambil menepuk pundak North. “Kamu harus mengangkat semua tanaman hias itu dari truk, menuju taman belakang rumah, mengerti?” kata Mr. William sambil menyeringai. “Maaf kalau ayah tidak bisa membantu. Sebab, ayah sudah vapek sekali sehabis bekerja.”
“Baiklah.” Kata North lesu.
“Seharusnya kamu mencegat adikmu agar tidak kemana-mana sore ini. Soalnya kamukan sudah tahu kalau ayah akan datang membawa banyak tanaman hias untuk mempercantik taman kita.” Kata Mr. William. North jadi kaget karenanya.
“Maksud ayah?” tanya North.
“Tadi pagikan sudah ayah beri tahu!” kata Mr. William, sontak North jadi teringat percakapan mereka tadi pagi.
“Sialan kau!!! Luis!!!!!” teriak North.
Teriakkan North menggema selingkungan danau itu. Bahkan Luis bisa mendengarnya.
“Hahaha.” Luis tertawa mendengar suara kakaknya itu. “Syukurlah ia lupa. Kalau hari ini ayah akan pulang membawa satu truk tanaman hias. Jadi, aku tidak perlu repot mengangkatnya.” Kata Luis disertai senyuman puas.
@3ll0 @balaka @Tsunami @arifinselalusial @ReyhanZa @lulu_75 @congcong @elul
@d_cetya :-*
w baca nanti ya te es
@d_cetya :-*
thx @d_cetya